• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pulau Rimau Balak, Desa Sumur, Kab.Lampung Selatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.11 Pulau Rimau Balak, Desa Sumur, Kab.Lampung Selatan

a) Luas : 600 Ha b) Sejarah Pulau

Diyakini oleh tua-tua dusun pulau harimau, bahwasanya dahulu pulau harimau tersebut dihuni oleh dua ekor harimau jantan dan betina, di saat air laut surut kedua harimau tersebut mencari makan (ikan) di tepi pantai, ketika sedang memakan ikan kedua harimau itu terkena kimah (kerang

laut), malang buat si jantan akhirnya mati dan tinggalah harimau betina sendirian.

Setelah kejadian tersebut si harimau betina jarang menampakan diri, namun di yakini penduduk setempat, harimau betina masih ada dan berdiam di sebuah goa di puncak bukit pulau tersebut.

c) Batas Wilayah

l Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Dusun Sumur Induk Desa Sumur, Kecamatan Ketapang

l Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni

l Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Dusun Kramat, Desa Sumur, Kecamatan Ketapang

l Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, Kecamatan Selat Sunda

Gambar : Peta Pulau Rimau Balak

Gambar 19 pulau rimau Balak

117

d) Penguasaan dan Pemilikan

l HM perorangan seluas 12,8390 Ha e) Penguasaan

l Penguasaan 1 orang: 69,161 Ha

l Penguasaan 1 orang: 170 Ha

l Penguasaan 1 orang untuk perkebunan kelapa sawit: 40 Ha (20 ha mengelola dari luas 170 Ha)

l Penguasaan oleh Suku-suku dari/luar Provinsi Lampung sebanyak 309 jiwa atau 89 KK x 2 Ha/KK = 178 Ha, yang dihuni berbagai suku yang tersebar di beberapa kampung:

l Gosong Merak : suku Semendo, Sunda, Jawa dan lampung.

l Pelitaan: Bugis, Sunda, lampung dan Jawa

l Buak: Sunda dan jawa

l Suka maju: Semendo, Jawa dan lampung.

Jumlah penguasaan belum bersertipikat seluas: 437,161 ha.

f) Penggunaan dan Pemanfaatan

l Pemukiman penduduk: 30 Ha,

l Kebun pisang dan kelapa masyarakat: 148 Ha

l Sekolah SD dan Masjid : 1 Ha

l Hutan di perbukitan : 50 Ha

l Tambak : 20 Ha

l Kelapa sawit : 40 Ha

l Semak belukar sekitar 50 Ha

l Di pinggir pantai ditanami hutan mangrove yang dibudi dayakan masyarakat setempat.

g) Permasalahan

Apabila kita memperhatikan, bahwa penguasaan tanah sekitar 450 Ha=78% (sudah/

belum bersertipikat) = 75%dari luas pulau (600Ha). Mengingat tanah yang dikuasai sebagian besar belum bersertipikat, maka perlu kehati-hatian dan selektif oleh Pemda dalam memberikan ijin lokasi dan pemberian hak atas tanah oleh kantor pertanahan, terutama bagi penguasaan terbesar. Apalagi dengan adanya indikasi tanah yang dikuasai oleh masyarakat diperjual belikan kepada 3 orang tersebut di atas, maka pulau tersebut akan dikuasai oleh 3 (tiga) orang saja.

5.1.12 Pulau Nikoi, Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan a) Luas Wilayah : ± 140.217,9702 M² (14,02 Ha) b) Riwayat tanah

Pulau Nikoi sejak dahulu sudah ditempati/dihuni, dikuasai dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berkebun kelapa dan tanaman keras lainnya. Pulau Nikoi berjarak 8 Km dari pulau Bintan dan apabila naik speed boat lebih kurang 30 menit.

Pada tahun 1994 tanah masyarakat yang berada di Pulau Nikoi di bebaskan oleh PT.

Tong Bros Asean Palace Hotel.

118

c) Proses Hak

Pada tahun 1994 PT. Tong Bros Asean Palace Hotel, mengajukan permohonan Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 100.000 M2 = 10 Ha, di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Riau dan diteruskan ke Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Riau. Sehingga terbit Surat Keputusan Kakanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Riau Nomor SK.2482/550/24.06/1994 tanggal 15 Desember 1994 dengan nama Pemegang Hak PT. Tong Bros Asean Palace Hotel. SK Kakanwil tersebut didaftarkan dan diterbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 00001 Desa Teluk Bakau pada tanggal 01 Februari 1995 dengan jangka waktu 30 tahun dan berakhir pada tanggal 06 April 2024.

Tahun 2004 terjadi jual beli objek HGB 00001/Teluk Bakau antara PT. Tong Bros Asean Palace Hotel dengan PT. Pulau Nikoi, dengan dibuatkan Akta Jual Beli Nomor 410/2004 tanggal 02 Juli 2004 oleh PPAT Suryanto Eko Wahono, SH. Akta jual beli tersebut didaftarkan proses balik nama pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Riau, sehingga kepemilikan Sertipikat HGB 00001/Teluk Bakau beralih kepada PT. Pulau Nikoi seluas 10 hektar.

Saat ini pulau Nikoi merupakan objek wisata, disini terdapat resort, yang dikenal masyarakat internasional Nikoi Island Resort, yang berada di lepas pantai timur Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), yang dikelola dengan gaya tradisional salah satu daya tarik pariwisata di pantai tropis tersebut. Objek wisata dimiliki warga asing masing-masing orang Inggris, Australia, dan Amerika Serikat.

Untuk masuk ke sini per hari dikenai biaya 120 dolar Singapura, sudah termasuk makan atau 330 dolar jika menginap, di luar biaya makan 90 dollar. Terkadang tidak bisa melayani tamu yang datang, bila ada yang mem-booking pulau melalui sistem online karena pulau ini bersifat private,”. Nikoi Island membatasi orang yang masuk hanya 42 orang dalam sehari dan memiliki 15 kamar dengan tidak dilengkapi AC dan televisi.

Gambar 20 pulau Nikoi

119

Jadi, setiap orang yang datang, dikembalikan pada alam (back to nature). Dibuka untuk umum sejak 2007 dan konsep pertamanya untuk keluarga dari pemilik. Mengelilingi pulau ini dibutuhkan waktu 15 menit dengan berjalan kaki,”. Pada tanggal 16 Desember 2011 terdapat permohonan hak pertama kali yang diajukan oleh perorangan yang letak tanahnya di Pulau Nikoi bersempadan dengan HGB 00001/Teluk Bakau. Proses permohonan hak tersebut masih berjalan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bintan.

d) Penguasaan dan pemilikan tanah

l Kepemilikan Sertipikat HGB 00001/

Teluk Bakau atas nama PT. Pulau Nikoi seluas 10 hektar.

e) Penggunaan dan pemanfaatan tanah

l Penggunaannya diperuntukan untuk wisata berupa resort

l Saat ini pulau Nikoi merupakan objek wisata, disini terdapat resort, yang dikenal masyarakat internasional Nikoi Island Resort, yang berada di lepas pantai timur Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), yang dikelola dengan gaya tradisional salah satu daya tarik pariwisata di pantai tropis tersebut.

Pemanfaatan untuk Resort, resto, yang terbuat dari bahan alami (kayu), kolam renang di bangun

sekitar 20% dari luas penguasaan dan pemilikan (10 Ha)= 2 ha.

l Ruang terbuka hijau (hutan kecil) 80% X10Ha= 8 Ha. Nikoi Island membatasi orang yang masuk hanya 42 orang dalam sehari dan memiliki 15 kamar dengan tidak dilengkapi AC dan televisi. Jadi, setiap orang yang datang, dikembalikan pada alam (back to nature).

Di buka untuk umum sejak 2007 dan konsep pertamanya untuk keluarga dari pemilik.

l Sekitar perairan pulau munculnya bebatuan di laut sampai ke pantai.

l Pasir pantai yang berubah-ubah tempatnya pagi dan sore hari

l Tanaman hutan mangrove di pesisir pantai

l Semak belukar f) Permasalahan

Pulau ini penguasaan dan pemilikannya oleh 1 (satu) Badan Hukum yang berkedudukan di Indonesia, yakni PT. Nikoi Island, dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Apabila badan hukum ini akan memperpanjang, maka perlu merujuk pada Peraturan Pemerintah belum terbit berdasarkan PP 40 tahun 1996, pasal 60.

Gambar .. : Peta bidang tanah yang sudah bersertipikat di pulau Nikoi

Gambar : Peta pemanfaatan tanah

120