• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmadi A. 2007. Psikologi sosial. Jakarta [ID]: Rineka Cipta

Amanah S. 2005. Pengembangan masyarakat pesisir berdasarkan kearifan lokal di pesisir Kabupaten Buleleng di Provinsi Bali. [Disertasi]. Bogor [ID]:

Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor

Angell R.B. 1964. Reasoning analogic. New York [ID]: Appleton Century Craft.

Apter, David E. 1996. Pengantar analisa politik. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Arikunto S. 2000. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta[ID]: Rineka Cipta.

Arnstein S. 1969. A ladder of citizen participation. JAIP [Internet]. [Diunduh 2012-09-20]. Volume 35 no. 4 hlm 216-224: Tersedia di http://lithgow- schmidt.dk/sherry-arnstein/ladder-of-citizen-participation_en.pdf Badan Pusat Statistik Pasaman Barat. 2012. Sasak ranah pasisie dalam angka

Sasak ranah pasisie in figure”. [Internet]. [Diunduh 2013 Agustus 13]. Tersedia di http://bappeda.pasamanbaratkab.go.id/images/pdf/pdf_kda_ pbda2012/sasak.pdf

BNPB. 2007. Undang-undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. [Internet]. [Diunduh pada 2013 Maret 19]. Tersedia di http://www.bnpb.go.id/uploads/pubs/3.pdf

Chambers R. 1983. Beginningfromtherear. Jakarta: LP3ES.

Cohen J, Uphoff N. 1977. Rural development participation : concept and measures for project design implementation and evaluation. New York : Rural Development Commite- Cornel University

Dahuri R, Ginting S. 2001. Pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan secara terpadu. Jakarta [ID]: PT Paradya Paramitha

Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2008. PTO PNPM mandiri perdesaan. [Internet]. [Diunduh 2013 Februari 25]. Tersedia di: http://www.pnpm-mandiri.org

Kartasasmita G. 1996. Power and empowermant: sebuah telaah mengenal konsep pemberdayaan masyarakat. Jakarta [ID]: Badan Perencanaan Pembangunan Koentjaraningrat. 1984. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta [ID]:

Djambatan.

Kusnadi. 2006. Pemberdayaan nelayan dalam upaya mengurangi kemiskinan di kalangan nelayan Indonesia. [Terhubung tidak berkala][Internet]. [Diunduh pada 2012 September 16]: Tersedia di http://resources.unpad.ac.id/unpad- content/uploads/publikasi_dosen/Pemberdayaan%20Nelayan.pdf

Kutani P, Wiryawan B, Nuraini T.W. 2011. Analisa kelembagaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) di Kec. Tobelo, Kab. HalmaheraUtara. [Tesis]. Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. [Diunduh pada tanggal 16 September 2012]. Tersedia di http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53882.

Loewenberg F.1972. Social work, social welfare, and social intervention. Itacha [ID]: FE Peacock Publisher Inc.

Mahkamah Konstitusi. 2007. Undang Undang nomor 51 tahun 2007 tentang pembangunan kawasan pedesaan berbasis masyarakat. [Internet]. [Diunduh pada tanggal 19 Maret 2013]. Tersedia di:

98

http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/mg58ufsc89hrsg/Dagri_No_5 1_2007.pdf

Mahler G, Malcniss D. 2002. Comparative politics: an institutional and cross- nation approach. Toronto [ID]: Prentice Hall.

Mardikanto T. 1993. Penyuluhan pembangunan pertanian. Surakarta [ID]: Sebelas Maret University Press.

Masyuri A, Herdikiagung D. 2010. Model pengembangan kemandirian

masyarakat “ sebuah pendekatan pembudayaan IPTEK”. Yogyakarta [ID]: Total Media

Mukhlis F. 2009. Analisis komunikasi partisipatif dalam program pemberdayaan masyarakat (studi kasus pada implementasi musyawarah dalam PNPM mandiri perdesaan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari). [Disertasi]. Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institur Pertanian Bogor.

Ostrom E. 1985. Formulating the elements of institutional analysis. Paper presented to conference on institutional analysis and development. Washington D.C. May 21-22.

Uphoff N. 1986. Local institutional development: an analytical sourcebook with cases. Cornell: Kumarian Press

Presiden RI. 2005. Undang-undang nomor 72 tahun 2005 tentang desa. [internet]. [Diunduh pada 2013 Maret 19]. Tersedia di:

http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/151.pdf

Reigeluth C. 1983. Instruction design theories and models, an overview of their current statues. Hillsdal: Lawrence Errlaun Association

Robbins S. 1998. Organizational behavior: Concepts, Controversies, applications. Edisi ke-8. New Jersey: Prentice-Hall

Satria A. 2009. Pesisir dan laut untuk rakyat. Bogor [ID]: IPB Press

Sastropoetro. 1988. Dasar-dasar penelitian dalam rangka pengembangan ilmu. Bandung [ID]: Fakultas Pascasarjana Universitas Padjajaran

Shurter R, Pierce J. 1996. Criticalt thinking: its expression inargument. New York [ID]: McGraw-Hill Inc.

Sidu D. 2006. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan Hutan Lindung Jompi Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. [Disertasi]. Bogor [ID]: Sekolah Pasca Sarjana. Institur Pertanian Bogor.

Singarimbun M, Effendi S. 1987. Metode penelitian survei. Yogyakarta [ID]: LP3ES.

Slamet. 1993. Pembangunan masyarakat berwawasan partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University press.

Soekanto S. 1990. Sosiologisuatupengantar. Jakarta: Rajawali Pers Soetrisno L. 1995. Menujupartisipasimasyarakat.Yogyakarta: Kanisius

Sumardjo. 1999. Transformasi model penyuluhan pertanian menuju kemandirian petani: kasus di Propinsi Jawa Barat. [Disertasi]. Bogor [ID]: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

Zamzami L. 2011. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Nagari Ampiang Perak, Sumatera Barat. Mimbar [Internet]. [Diunduh pada 2012

September16]. Volume XXVII no. 1: Tersedia di

http://mimbar.lppm.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/download/172/14 8. Hlm 113-125

99 LAMPIRAN

Lampiran 1 Persiapan Sosialisasi Tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Nagari

Ceklis Persiapan Pertemuan Sosialisasi

Tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Nagari

฀ Undangan (Minimal dua minggu sebelum pelaksanaan pertemuan. Isi undangan terdiri dari waktu, tempat dan tujuan pertemuan).

฀ Undangan ditandatangani oleh yang berhak mengundang (Di tingkat nagari dan kecamatan, dibuka peluang bagi masyarakat yang berminat hadir).

฀ Konfirmasi/pemberitahuan kehadiran peserta minimal dua hari sebelum pelaksanaan pertemuan.

฀ Tempat dan peralatan telah tersedia dan cukup memadai.

฀ Konsumsi sesuai perkiraan jumlah peserta.

฀ Materi dan bahan yang akan dibagikan terlah ttersedia sesuai dengan jumlah peserta

฀ Materi dan bahan untuk presentasi telah disiapkan dengan baik.

฀ Materi pendukung sosialisasi untuk ditempel di tempat/ruang pertemuan (poster, bulletin, dll) telah tersedia.

฀ Pengupayaan alat dokumentasi

฀ Adakan pertemuan dengan penyelenggara dan penyaji lainnya untuk membicarakan rincian pelaksanaan pertemuan dan perannya masing- masing.

฀ Jadwal acara.

100

Lampiran 2 Informasi PNPM Mandiri Perdesaan untuk disampaikan dalam pertemuan sosialisasi

Ceklis Informasi PNPM Mandiri Perdesaan Untuk Disampaikan dalam Pertemuan Sosialisasi

฀ Latar belakang, tujuan, keluaran, dan sasaran PNPM Mandiri Perdesaan

฀ Prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan

฀ Bertumpu pada pembangunan manusia ฀ Otonomi ฀ Desentralisasi ฀ Berorientasi pada masyarakat miskin ฀ Partisipasi ฀ Kesetaraan keadilan gender ฀ Demokratis ฀ Transparansi dan akuntabel ฀ Prioritas ฀ Keberlanjutan

฀ Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan

฀ Desa berpartisipasi

฀ Kriteria dan jenis kegiatan dalam PNPM Mandiri Perdesaan ฀ Jenis kegiatan yang dilarang dalam PNPM Mandiri Perdesaan ฀ Jumlah dan Mekanisme usulan kegiatan ฀ Swadaya ฀ Pelestarian kegiatan

฀ Kesetaraan dan keadilan gender

฀ Sanksi

฀ Peningkatan kapasitas masyarakat, lembaga, pemerintahan lokal

฀ Pendampingan masyarakat dan Pemerintahan lokal

฀ Pendanaan

฀ Sumber dan alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan

฀ Mekanisme pencairan dan penyaluran dana

฀ Sumber dan alokasi dana TPK, UPK, dan proses PNPM Mandiri Perdesaan

฀ Fungsi dan peran pelaku PNPM Mandiri Perdesaan

฀ Tahapan pelaksanaan program

฀ Perencanaan kegiatan ฀ Pelaksanaan kegiatan ฀ Pengendalian kegiatan ฀ Pemantauan ฀ Pelaporan ฀ Pelestarian kegiatan

101 Lampiran 3 Musyawarah dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Nagari

Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pesisir

Tabel 102 Musyawarah dalam Proses Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pesisir

Tahapan Tujuan Waktu Peserta

Musyawarah Antar Desa/Nagari (MAD/MAN) Sosialisasi Pemberitahuan tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan PNPM Mandiri

perdesaan. Selain itu, MAD/MAN ini juga bertujuan untuk menentukan

kesepakatan/kesepakatan antar desa atau nagari pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Sebelum pelaksanaan Musyawarah Desa/Nagari sosialisasi, selambat- lambatnya dua minggu setelah fasilitator pertama kali ditugaskan di kecamatan tersebut

Camat dan staf terkait, wakil dari seluruh instansi sektoral kecamatan (ISK), Kepala desa/Wali Nagari di lingkungan kecamatan. Badan Pembangunan Nagari (BPN), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), wakil RTM (Rumah Tangga Miskin) dar setiap desa/nagari, wakil perempuan dari setiap desa/nagari, komite sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Massa.

102

Lanjutan Tabel 104

Tahapan Tujuan Waktu Peserta

Musyawa- rah Desa/Na- gari Sosialisasi Memperkenalkan PNPM Mandiri Perdesaan pada BPD, aparat pemerintahan desa/nagari, tokoh masyarakat dan masyarakat umum di desa/nagari; memilih perangkat TPK sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di

desa/nagari; memilih dan

menetapkan dua orang KPM-D/N (Satu laki-laki dan satu

perempuan), menyepakati dan menetapkan jadwal musyawarah desa/nagari terkait hasil

MAD/MAN prioritas unggulan; dan menyepakati pembuatan dan lokasi pemasangan papan

informasi PNPM Mandiri Perdesaan dan media informasi lainnya. Setelah pelaksanaan MAD.MAN Sosialisasi Kepala desa/Wali nagari dan aparat desa/kenagaria n, LPM, wakil RTM desa/nagari, wakil perempuan, LSM/Ormas,to koh masyarakat,to koh agama, anggota masyarakat lainnya yang berminat hadir. Pertemu- an Kelompok untuk Penggali- an Gagasan Perencanaan kegiatan di

desa/nagari dimulai dengan tahap penggalian gagasan sampai dengan musyawarah desa/nagari perencanaan atau lebih dikenal dengan istilah Menggagas Masa Depan Desa/Nagari (MMDD/N). Pertemuan ini terdiri dari dua tahap yakni pertemuan

dusun/jorong untuk pembuatan peta sosial dan musyawarah penggalian gagasan itu sendiri. Kelompok peserta pertemuan terdiri dari Ikatan

Kemasyarakatan yang berlatar belakang wilayah (misalnya RW/RT/Dusun/Jorong /Kampung dll), kelompok-kelompok yang sudah ada (kelompok arisan, kelompok usaha bersama, kelompok keagamaan, dll) dan pengelompokkan masyarakat lainnya sesuai kondisi setempat.

Setelah pelaksanaan musyawara h desa/nagari sosialisas dan pelatihan KPMD (Kader Pemberdaya an Masyarakart Desa/Nagari ), Warga desa/nagari/ke lompok.

103 Lanjutan Tabel 104

Tahapan Tujuan Waktu Peserta

Musya- warah Khusus Perempu- an

Musyawarah khusus perempuan merupakan pertemuan di tingkat desa/nagari yang hanya dihadiri oleh perempuan. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas gagasan- gagasan yang berasal dari kelompok- kelompok perempuan yang ada.selain itu, pertemuan ini juga bertujuan menentukan prioritas kegiatan yang merupakan aspirasi perempuan, meliputi: kegiatan

pembangunan prasarana, kegiatan peningkatan kapasita skelompok usaha ekonomi produktif, kegiatan bidang

kesehatan dan kegiatan bidang pendidikan; menentukan usulan kegiatan simpan pinjam bagi kelompok simpan pinjam khusus perempuan yangmasih aktif dan berusia minimal satu tahun; memilih wakil

perempuan untuk hadir dalam MAD/MAN prioritas unggulan; dan memilih wakil perempuan yang akan terlibat dalam penulisan usulan. Setelah penggalia n gagasan di kelompok/ dusun/ jorong . Wakil- wakil perempuan dari dusun- dusun/joro ng , wakil- wakil dari kelompok perempuan yang ada di desa/nagar i dan perempuan desa/nagar i lainnya yang berminat hadir. Musya- warah Desa/Na- gari Perenca- naan

Musyawarah ini merupakan pertemuan masyarakat di desa/nagari. Musyawarah ini bertujuan untuk membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil dari proses penggalian gagasan di kelompok-

kelompok/dusun/jorong . Pada musyawarah ini, ditampilkan peta

desa/nagari hasil penggabungan semua peta dusun/jorong , rekap data RTM (Rumah Tangga Miskin) dusun/jorong , diagram venn kelembagaan, rekap gagasan semua dusun/jorong , rekap masalah semua dusun/jorong , dan usulan kelompok perempuan. Musyawarah perencanaan juga bertujuan untuk mengesahkan usulan- usulan kegiatan MKP dan menetapkan usulan kegiatan yang akan diajukan

desa/nagari ke MAD/MAN prioritas usulan; menetapkan enal wakil desa/nagari ke MAD/MAN prioritas usulan dan

MAD/MAN penetapan usulan; menetapkan TPU; menetapkan calon pengurus UPK; dan menetapkan calon pengamat proses MAD/MAN. Setelah pelaksa- naan musya- warah khusus perempu- an Wakil dari dusun/jo- rong/wakil dari berbagai kelompok di desa/naga- ri dan masyara- kay umum lainnya yang berminat hadir.

104

Lanjutan Tabel 104

Tahapan Tujuan Waktu Peserta

MAD/ MAN Priori- tas Usulan

MAD prioritas usulan adalah pertemuan di tingkat kecamatan yang bertujuan untuk membahas dan menyusun peringkat usulan kegiatan. Penyusunan peringkat didasarkan pada criteria

kelayakan sebagaimana yang digunakan oleh Tim Verifikasi dalam menilai usulan kegiatan. Penyusunan prioritas usulan- usulan Simpan Pinjam Perempuan dilakukan secara terpisah sebelum penyusunan prioritas usulan-usulan desa/nagari lainnya. Tujuan khusus dari MAD/MAN prioritas usulan ini adalah memilih dan menetapkan pengurus UPK; menyusun dan menetapkan peringkat usulan kegiatan dari tiap desa/nagari; menetapkan jadwal MAD penetapan usulan serta waktu penyelesaian pembuatan desain dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB); pertanggungjawaban penggunaan dana operasional kegiatan; mendapatkan umpan balik mengenai kualitas pelaku yang terlibat dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Setelah musya- warah desa/na gari peren- canaan, penuli- san usulan dan verifi- kasi seluruh usulan.

Camat dan staf terkait, instansi dinas terkait tingkat kecamatan, tim pengamat, enam orang wakil per desa/nagari: Wali nagari, ketua tim pelaksana, dan 4 orang wakil masyarakat, calon pengurus UPK, anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir

MAD/ MAN Pene- tapan Usulan

MAD/MAN penetapan usulan merupakan musyawarah untuk mengambil keputusan terhadap usulan yang didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Keputusan pendanaan mengacu pada peringkat usulan yang telah dibuat pada saat MAD prioritas usulan. Musyawarah ini

dilakukan setelah pembuatan dan pemeriksaan desain serta rancangan anggaran biaya.

Setelah pembu- atan dan peme- riksaan desain serta Ranca- ngan Ang- garan Biaya

Camat dan staf terkait, ketua dan sekretaris MAD/MAN, instansi dinas terkait tingkat kecamatan, tim pengamat, enam orang wakil perdesa; kepala desa/wali nagari, ketua tim pelaksana dan 4 orag wakil masyarakat, pengurus UPK, seluruh KPMD/N dan Pemandu Lapang dan anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

105 Lanjutan Tabel 104

Tahapan Tujuan Waktu Peserta

Mu- syawa- rah Desa Infor- masi Hasil MAD Menyosialisasikan kembali hasil penetapan aloksai dana PNPM Mandiri Perdesaan yang diputuskan dalam MAD/MAN penetapan usulan; bagi desa yang mendapatkan alokasi dana bertujuan untuk

menyepakati susunan TPK, besar insentif pekerja dan tata cara pembayarannya, jadwal pelaksanaan, sanksi- sanksi, mekanisme

pengadaan bahan dan alat, realisasi kontribusi, dan membentuk tim khusus yang akan memantau pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Setelah pelak-sanaan MAD penetapan usulan.

Wakil dari masing-

masing jorong, wakil dari berbagai kelompok di Nagari dan masyarakat umum lainnya yang berminat hadir. Mu- syawa- rah Desa “Per- tang- gung- jawa- ban” Melaporkan realisasi rencana kegiatan; mempertanggungjawabkan semua pengeluaran

keuangan yang digunakan untuk biaya bahan, upah, honor, pinjaman pada kelompok, operasional dan lain-lain; memperbaiki hal- hal yang kurang berjalan dengan baik; dan membuat persiapan pelaksanaan tahap berikutnya. Setelah tahap pencairan dana dari UPK ke TPK dan sebelum pencairan dana selanjutnya (minimal dilakukan dua kali sesuai tahap pencairan dana)

Wakil dari masing-

masing jorong, wakil dari berbagai kelompok di Nagari, tokoh

masyarakat, pelaku- pelaku yang pernah terlibat di dalam PNPM Mandiri Perdesaan dan masyarakat umum lainnya yang berminat hadir. Mu- syawa- rah Desa/ Nagari “Serah Terima ” Melaporkan realisasi rencana kegiatan, mempertanggungjawabkan semua pengeluaran yang digunakan untuk biaya bahan, upah, honor, pinjaman ke kelompok, operasional dan lain-lain, serta mengevaluasi hasil pekerjaan; dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada masyarakat.

Setelah pelaksanaan semua kegiatan.

Wakil dari masing-

masing jorong, wakil dari berbagai kelompok di Nagari, tokoh

masyarakat, pelaku- pelaku yang pernah dan/atau terlibat di dalam PNPM Mandiri

Perdesaan, Tim Pemantau dari masyarakat dan masyarakat umum.

106

Lampiran 4 Peta lokasi penelitian

Gambar 8 Peta Kabupaten Pasaman Barat

Lampiran 5 Dokumeentasi Lokassi Penelitiann

107

108

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Tanti Ningsih, dilahirkan di Pasaman Barat, Sumatera Barat pada tanggal 07 Agustus 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, pasangan Sadiyem dan Jumiran. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Mashythah, dilanjutkan di SLTPN 1 Pasaman Barat dan SMA N 1 Pasaman dan dilanjutkan di Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tahun 2009.

Selama di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah tergabung dalam lembaga struktural Bina Desa BEM KM IPB tahun 2010–2011 sebagai Penanggung jawab Taman Baca Rumah Pelangi, Koordinator Pengajar Sanggar Juara tahun 2010-2011, Wakil Ketua Sanggar Juara tahun 2011-2012, dan staff

CommunityDevelopment di Himpunan Mahasiswa Peminat Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) tahun 2011. Selain itu penulis juga aktif mengikuti organisasi ekstra kampus tingkat nasional yaitu Future Leader Summit 2011.

Dokumen terkait