• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

D. Quantum Teaching

1. Latar belakang dan pengertian quantum teaching

Munculnya quantum teaching yang diprakarsai oleh Bobby De Porter merupakan sebuah metode mengajar yang digunakan dalam sebuah program untuk remaja (super camp) dan dibuka pada tahun 1982.Untuk berhasil membuat metode ini De Porter belajar dengan

seorang bapak pembelajaran dipercepat (accelerated learning)

Dr.Georgi Lozanov. De Porter menerapkan seluruh metode belajar yang diajarkan dengan hasil yang memuaskan. Kemudian De Portermen dirikan sebuah Learning forum di Kalifornia, Kesuksesan di Super camp mendatangkan undangan guru dari berbagai sekolah dan wilayah untuk berlatih metode ini, dari hal inilah kemudian metode belajar yang diajarkan Dr.Georgi terus berkembang dan akhirnya berevolusi menjadi quantum teaching.

48

(De Porter 2007:5) mendifinisikan Quantum: Interaksi yang

mengubah energy menjadi cahaya. Quantum teaching dengan

demikian adalah penggubahan bermacam-macam kegiatan yang ada didalam dan disekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsure belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.Interkasi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

2. Model quantum teaching

Model quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni (De Porter, 2007:8). Simfoni diibaratkan sebagai simfoni dalam bermusik, didalamnya terdapat berbagai unsur alat musik dan segala perangkatnya sehingga mampu menghasilkan alunan lagu yang indah.

Analogi perangkat musik diruang kelas adalah segala media yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, kelengkapan dan kegiatan yang dirancang dan disajikan oleh guru sehingga mampu menghasilkan kegiatan belajar yang kondusif merupakan kegiatan yang sebenarnya dari gambaran dalam bermain musik.

Dalam quantum teaching ada dua simfoni yang menjadi model didalamnya yaitu :

a) Konteks

Konteks adalah latar untuk pengalaman anda. Konteks merupakan keakraban ruang orkestra musik itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor dan semangat para pemain

49

musiknya (suasana), keseimbangan instrumen dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan interprestasi sang maestro terhadap lembaran musik (rancangan) (De Porter, 2007:8).

Penjelasana diatas adalah gambaran kegiatan bermusik yang diwujudkan dalam kegiatan belajar dimana segala kondisi dalam ruang kelas memang telah dirancang dengan sesungguhnya. Rancangan inilah yang akan menghasilkan sebuah suasana kegiatan belajar yang harmonis dan dapat membawa seorang siswa menikmati kegiatan belajar mengajar dalam ruang kelas.

De Porter juga mengungkapkan didalam konteks guru akan menemukan semua bagian diatas untuk menggubah kemauan siswa dan suasana didalam kelas diantaranya berupa :

1) Suasana yang memberdayakan

2) Landasan yang kukuh

3) Lingkungan yang mendukung

4) Rancangan belajar yang dinamis b) Isi

Bagian ini berbeda dengan konteks. Anggaplah lembaran musik itu sendiri sebgai isi, not-not nyata pada sebuah halaman yang lebihdari not pada sebuah halaman. Unsur isi adalah begaimana setiap frase musik dimainkan (penyajian). Isi juga

50

memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen (De Porter 2007:8).

Paparan ini menjelaskan bahwa bagian isi juga menyangkut siswa dan guru. Guru bertugas untuk menyajikan pembelajaran dengan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan potensi siswa agar pembelajaran dapat berjalan dan tersampaikan. Hal yang ditemukan guru dalam tahap ini adalah keterampilan pengjaran dalam kurikulum dan materi apapun. De Porter menegaskan keterampilan yang dimaksud adalah penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar-untuk-mengajar dan keterampilan hidup.

3. Kerangka model quantum teaching

Dalam quantum teachingterdapat kerangka pengajaran yang menjadi acuan sebagai model pembelajaran aktif, unsur-unsur yang

ada didalam kerangka ini adalah TANDUR (tumbuhkan,

alami,namai,demonstrasikan, ulangi,rayakan).Unsur inilah yang

membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi quantum teaching.

a. Tumbuhkan

Unsur ini menjelaskan bahwa proses menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa dengan penyertaan untuk menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami (De Porter, 2007:89). penyertaan yang dimksud adalah pelubatan siswa

51

secara langsung dalam mata pelajaran sehingga siswa mampu memahami mata pelajaran dengan pengetahuan mereka sendiri.

Selain hal diatas tuntutan bagi guru untuk memunculkan "apa manfaatnya bagiku" atau AMBAK juga menjadi pengaruh dalam unsur ini. De Porter juga memberikan strateginya taitu dengan memberikan pertanyaan, pantomim, lakon pendek, cerita drama dan video.

b. Alami

Unsur ini memberikanpengalaman bagi siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah (De Porter 2007; 90). Pengalaman itu adalah sewaktu guru memanfaatkan pengetahuan dan keingintauan siswa agar mereka mampu mengeksplor kecerdasan dengan pemikiran alami siswa.

Tujuan dalam unsur ini adalah mengubah informasi yang diterima siswa yang bersifat abstrak menjadi sesuatu yang kongkret yang terdapat dalam setiap momen belajar.

Strategi yang diberikan De Porter yaitu dengan menggunakan

media belajar berupa permainan, simulasi dan pemberian

tugaskelompok serta kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

c. Namai

Penanaman merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran tempat dan sebagainya.Penamaan memberikan hasrat alami otak untuk memberikanidentitas, mengurutkan dan mendefinisikan. Penamaan

52

adalah saat untuk mengajarkan konsep, ketrampilan berfikir dan strategi belajar(De Porter 2007: 91). Prinsipnya guru harus mengajarkan kembali informasi yang diperoleh siswa dan membuat informasi itu diubah menjadi pengalaman untuk membuat pengetahuan tersebut benar-benar berarti.

d. Demonstrasikan

(De Porter, 2007:92) memberikan alasan bahwa demonstari harus dilakukan karena hal ini memberikan siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka kedalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka.

Proses demonstrasi juga diartikan sebagai tahap untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan bahwa siswa sudah tau terhadap apa yang mereka pelajari. Tugas seorang guru dalam tahap ini adalah memadukan antara pengalaman dan informasi yang diperoleh siswa dengan cara menunjukan dan melakukanya.

e. Ulangi

Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan rasa "aku tahu bahwa aku tau ini". Jadi pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multi kecerdasan, lebih baik dengan konteks yang berbeda dengan asalnya berupa permainan, pertunjukan drama, dan sebagainya (De Porter 2007 : 92).

Unsur ini menerangkan bahwa setelah siswa melakukan kegiatan belajar guru harus memastikan bahwa siswa sudah benar-benar

53

menguasainya, keyakinan seorang gurupun harus ada dan apabila guru masih ragu maka diperlukan satu tahapan lagi yaitu latihan agar pengetahuan dan keterampilan siswa dapat melekat secara permanen didalam otak siswa.Selain itu agar target "aku tahu bahwa aku tahu" dapat benar-benar terwujud dalam diri siswa.

f. Rayakan

Perayaan memberi rasa rampung dengan menghormati usaha,ketekunan dan kesuksesan. Jika layak dipelajari maka layak dirayakan (De Porter, 2007:93).

Ketika seorang siswa mampu menguasai pengetahuan dan aplikasinya maka guru juga masih di tuntut untuk menjadi pemantau agar hal itu memperkuat kesuksesan siswa sehingga dapat menjadi motifasi tersendiri agar siswa mau melakukan dan mencoba secara berulang-ulang. Strategi yang digunakan untuk merayakanya cukup sederhana yaitu dengan memberikan penghargaan berupa pujian, bernyanyi bersama dan tepukan tangan.

4. Asas quantum teaching

Quantum teaching bersandar pada konsep ini: “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita kedunia mereka”. Inilahasasutama, alasan dibalik segala strategi, model dan keyakinan quantum teaching. Segala yang dilakukan dalam kerangka quantum teaching, setiap interkasi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum dan setiap metode instruksional dibangun diatas prinsip bawalah dunia

54

mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita kedunia mereka (De Porter: 2007:6).

Dari uraian tersebut kita dapat mengetahui sekilah tentang asas quantum teaching, bagaiman pengaruhnya dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi belajar.

Belajar dari segalanya adalah kegiatan full-contact. Dengan kata lain belajar merupakan segala aspek kepribadian manusia mulai dari pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan ,sikap dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru.

Jadi masuki dulu dunia mereka. Mengapa? karena tindakan ini akan memberi anda izin untuk memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Bagaimana caranya? dengan mengaitkan apa yang anda ajarkan dengan sebuah peristiwa , pikiran ,atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik,musik seni, rekreasi atau akademis mereka.

Memasuki dunia siswa memang tidaklah mudah, jika kita bayangkan konsep memasuki dunia siswa adalah dengan memahami berbagai latar belakang siswa dari berbagai aspek, hal itu bisa dibenarkan, tetapi dalam quantum teaching memasuki dunia siswa

55

adalah alternatif yang digunakan guru untuk memudahkan dalammentransfer pengetahuan dengan mengaitkan pengalaman nyata siswa sebagai metode dalam kegiatan belajar.

Setelah hal itu terbentuk anda dapat membawa dunia mereka ke dunia anda, dan memberi mereka pemahaman anda mengenai dunia itu. Disinilah kosakata baru, model mental, rumus dan lain-lain dibeberkan (De Porter, 2007:7).

Dunia kita adalah sebuah pengetahuan yang luas, seiring dengan interaksi yang ada pengetahuan itu akan dikuasai siswa dengan lebih mendalam, pada tahap ini hal yang diharapkan adalah prestasi siswa yang telah mereka pelajari dan membawa kedunianya dan diaplikasikan pada situasi yang baru. Itulah asas quantum teaching.

56 BAB III

Dokumen terkait