• Tidak ada hasil yang ditemukan

Radio Siaran Swasta dan Keunggulannya

Dalam dokumen Radio Budaya Karo (1983-1997) (Halaman 35-43)

GAMBARAN UMUM RADIO 2.1 Sejarah Radio

2.4 Radio Siaran Swasta dan Keunggulannya

Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan kegiatan RRI dimanapun juga. Sejak munculnya RRI Medan pada tahun 1950, kelompok-kelompok musik yang terdapat di Medan seperti Orkes Rayuan Kencana pimpinan lily Suheiry, Orkes Terang Bulan Pimpinan B.J. Supardi dan Orkes Rayuan Kesuma pimpinan T. Sahdan ikut aktif mengisi acara siaran music di RRI Medan.

Sejalan dengan perkembangan RRI Medan yang dilakukan pada tahun 1950-an, maka pada bulan Desember 1954 didirikan Orkes Studio Medan (OSM) di bawah pimpinan komponis Lily Suheiry. Puluhan musisi terkemuka di Medan ikut menjadi anggotanya, sehingga pada tahun 1950-an Orkes Studio Medan muncul sebagai salah satu kelompok musik atau orkes terkemuka di Indonesia. Untuk menjamin mutu musisi yang ikut menjadi anggota Orkes Studio Medan, dari Jakarta sengaja didatangkan komponis dan musisi nasional terkenal seperti Saiful Bahri, Iskandar Suwandi dan Gito Martoyo, untuk menguji para musisi yang akan menjadi anggota orkes tersebut.

2.4 Radio Siaran Swasta dan Keunggulannya

15

komunikasi tanpa maksud komersial. Selain itu para amatir radio menggunakan radio amatirisme sebagai wadah dengan tujuan pribadi tanpa mencari keuntungan keuangan serta mendapat izin untuk mengoperasikan pesawat amatir radio. Makna amatir itu adalah seseorang yang menekuni suatu hobi tanpa dibayar, ia tidak dibayar untuk melakukan komunikasi, mempelajari lebih dalam lagi di bidang itu, dan tidak dibayar demi kepuasan dan kesenangan hatinya sendiri.

Kegiatan radio amatir di Indonesia diwadahi oleh organisasi-organisasi seperti Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia berdiri pada 8 April 1968 dan berubah namanya pada kongres pada tahun 1975 menjadi Organisasi Amatir Radio Indonesia dengan singkatan sama yaitu ORARI . Pada tahun 1977 ORARI resmi menjadi anggota IARU. ORARI adalah salah satu organisasi amatir radio yang diakui oleh Republik Indonesia. Sejak tahun 1970-an ORARI berkembang karena semakin banyaknya penggemar radio amatir di Indonesia mengunakan radio sebagai alat berkomunikasi sehingga terjalin komunikasi antar perorangan atau komunitas radio amatir Selain ORARI pada akhir akhir ini muncul pula beberapa Organisasi yang Resmi maupun tidak resmi16

Semakin maraknya radio amatir milik warga Medan, membuat pemerintah mengeluarkan peraturan sebagai upaya penertiban dan mengkoordinasi radio-radio yang tidak memiliki izin resmi menyiar. Akhirnya, pada tahun 1970 dikeluarkan peraturan pemerintah untuk memisahkan radio Amatir dengan propesional yaitu PP No 55/1970. Pada tahun 1960an bermunculanlah radio- radio swasta di Medan. adanya radio swasta membuat

.

16

Alex Boby Irvanda Hutasoit, “Organisasi Amatir Radio Indonesia di Sumatera Utara (1968-1988)”, Skripsi, Fakultas Sastra Jurusan Sejarah, 2007, hal. 32-37

para pengusaha menyadari bahwa stasiun radio bisa menjadi lahan bisnis dan semakin banyaknya para pengusaha lain yang ingin bersaing di dunia penyiaran.

Secara historis radio siaran swasta telah melalui rangkaian perjalanan panjang penuh dinamika yang terlepas dari bagian sejarah perjalanan politik bangsa sejak berakhirnya pemerintahan orde lama. Pada awal kelahirannya, radio siaran swasta merupakan intensitas komunikasi bagi perjuangan mahasiswa dan pelajar ketika turut berperan melawan rezim orde lama. Pada masa itu radio siaran swasta masih disebut dan berstatus amatir bertebar dalam bentuk komunitas kampus. Sepanjang pemerintahan Orde Baru kehidupan Radio Siaran Swasta (RSS) walaupun berkembang tetapi penuh dengan keresahan karena sewaktu siaran sering ada razia penggerebekan dan dilarang mengudara karena dianggap mengganggu aktifitas penerbangan pesawat atau siaran Radio pemerintah dan tidak pernah mendapat perlindungan hukum karena undang-undang tentang penyiaran belum ada.

Radio siaran swasta nasional Indonesia tumbuh sebagai perkembangan profesionalisme radio amatir yang dimotori kaum muda diawal Orde Baru tahun 1966. Secara yudiris keberadaan radio siaran swasta akhirnya diakui, dengan persyaratan, penyelenggaraan ber-Badan hukum dan dapat menyesuaikan dan ketentuan Peraturan Pemerintah RI nomor 55 tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah, yang mengatur fungsi, hak, kewajiban dan tanggungjawab radio siaran, syarat-syarat penyelenggaraan, perizinan serta pengawasan. Stasiun radio mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan acara siaran unntuk disampaikan kepada pendengar. RSS pada masa lalunya hanya berdasarkan PP No. 55 tahun 1970, yang semula dimaksudkan hanya sebagai pengatur kesemrawutan penggunaan frekuensi radio. Pada masa Orde Baru, radio siaran swasta juga tampil memainkan peranan sebagai komunikator masyarakat.

Dari data tahun 1980 yang terdaftar dibalai monitor Ditjen Postel Kelas II Medan jumlah RSS di Sumatera Utara sekarang ini tercatat : 103 Stasiun (tidak termasuk RRI) dengan pertumbuhan sebagai berikut:

1. Tahun 1980 :Medan : 17 sts Dati II : 3 sts 2. Tahun 1990 :Medan : 19 sts Dati II : 23 sts 3. Tahun 2000 :Medan : 20 sts Dati II : 35 sts 4. Tahun 2003 : Medan :19 sts Dati II :73 sts

Sebagai media elektronika, radio mempunyai sifat yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Lambang komunikasi radio bersifat auditif, terbatas pada rangkaian suara/bunyi yang hanya menerpa indera telinga. Radio tidak menuntut khalayaknya untuk memiliki kemampuan membaca, tidak menuntut kemampuan melihat, melainkan sekedar kemampuan mendengar. Begitu sederhananya persyarakat yang dituntut radio. Dengan keterbatasan itu, radio memiliki keunggulan. Sejalan dengan kemajuan teknologi, generasi pesawat radio kini amat canggih. Banyak radio transitor berukuran kecil dengan kemampuan daya tangkap yang tinggi, serta harganya yang relative murah. Orang dapat membawanya kemana-mana. Jadi siapa saja, kapan saja, mengenai apa saja, orang bias mendengarkan acara siaran radio. Karenanya pemakaian radio telah memasyarakat, mulai dari kalangan paling bawah sampai kalangan paling atas.

Penggunaan radio amat peraktis, seseorang hanya menghidupkan pesawat radionya, lalu mendengarkan. Apabila tidak mengenai program yang didengar, ia tinggal mengatur dan menekan tuning pengubah gelombangdan mencari siaran yang memenuhiseleranya. Demikian banyaknya stasiun pemancar radio, apabila diperkotaan membuat kemudahan

untuk mencari program yang disukai. Ketika mendengar siaran radio, seseorang bisa sambil mengerjakan aktifitas lainya. Hal ini sulit dipenuhi oleh media lainnya. Sambil memasak, atau mengerjakan pekerjaan lain dirumah, ibu-ibu dapat mendengar radio. Saat bertugas di kantor, seorang karyawan bisa menyimak informasi atau menikmati hiburan melalui pesawat radio. Saat berjalan atau mengendarai kendaraan, radio banyak digunakan sebagai penghibur, atau sebagai penambah pengetahuan.

Sebagai media massa, radio siaran swasta mempunyai karakteristik yang tidak dipunyai oleh media lain yaitu:

1. Auditori, radio adalah suara, untuk didengar karena isi siarannya bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin menoleh kebelakang sebagaimana pembaca koran yang bisa kembali pada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan.

2. Transmisi, proses penyebarluasan atau penyampaian pesan kepada pendengar dengan melalui pemancar.

3. Mengandung gangguan, seperti timbul tenggelam dan gangguan tehnis “chanel noise factor”

4. Theater of mind, karena radio dapat menciptakan gambar dalam imajinasi

pendengar dengan kekuatan kata atau suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarannya sendiri.

5. Identik dengan musik, karena radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan music. Dalam hal musik, radio memiliki daya surprise seketika untuk member kejutan,

karena pendengar biasanya tidak tau lagu-lagu apa yang disajikan, berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.

6. Media siaran sangat fleksibel, murah dan tidak terbatas pada gerak, ruangan, serta waktu

7. Memiliki kecepatan dan ketepatan didalam mencapai khalayak.

8. Kemampuan yang tinggi di dalam menghimpun dan membentuk opini massa

9. Dapat dengan cepat menyesuikan format siaran menurut kondisi serta situasi.

10.Pendengar radio mencakup wilayah sangat luas dengan jumlah khalayak melampui media manapun.

Di samping itu radio siaran mempunyai peran dan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang:

1. Informasi

Dengan mendengar radio masyarakat dapat mengetahui informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai sumber informasi dengan keunggulannya yang cepat dan dengan daya jangkauannya yang mampu diperdengarkan terhadap masyarakat luas secara seksama. Informasi yang disampaikan selintas melalui radio menjadi pengetahuan tentang suatu kejadian atau peristiwa atau tentang pendapat seseorang, setidaknya tentang pokok-pokoknya.

2. Pendidikan

Radio tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan yang mana sangat berguna bagi masyarakat umum untuk menambah pengetahuan seperti siaran agama, bahasa, dan lain-lain. Fungsi pendidikan dapat didengarkan bisa dalam bentuk dialog, wawancara. Misalnya tentang bahaya narkoba, HIV, dan dapat dilakukan dengan sandiwara,

jadi disamping masyarakat dapat terhibur juga mendapat pengetahuan tentang bahaya Narkoba dan HIV.

3. Hiburan

Fungsi radio sebagai hiburan sudah sangat dirasakan oleh masyarakat dan ini merupakan fungsi yang lebih dominan yang dirasakan oleh masyarakat dari radio. Siaran radio menyajikan acara-acara berupa lagu-lagu, olah raga dan lain sebagainya, yang dapat didengarkan oleh siapa pun tanpa adanya klasifikasi.

Sebagai media komunikasi, radio juga memiliki keunggulan dibandingkan media komunikasi lainnya, yaitu:

1. Cepat dan langsung. Sarana cepat, lebih cepat dari koran ataupun tv, dalam menyampaikan informasi kepada publik tampa melalui proses yang rumit dan butuh waktu yang banyak seperti tv atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telefon, reporter radio dapat secaralangsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan.

2. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya sekali. Orang mendengarkan radio dalam secara berkelompok tetapi biasanya mendengarkannya sendirian, seperti di mobil, di dapur, di kamar tidur, dan sebagainya.

3. Dekat. Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengarnya. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi.

4. Hangat. Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan sering kali berpikir bahwa penyiar adalah seorang temen baik mereka.

5. Tanpa batas. Siaran radio menembus batas-batas geografi, demografis, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan kelas sosial. Hanya tunarunggu yang tak mampu mengkonsumsi atau menikmati radio.

6. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga media pesawat televise, pesawat radio relatif jauh lebih murah, pendengarpun tidak dipungut bayaran sepersenpun untuk mendengarkan radio.

7. Bisa mengulang. Radio memiliki kesementaraan alami sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat

8. Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar, dan membaca Koran atau buku.

BAB III

Dalam dokumen Radio Budaya Karo (1983-1997) (Halaman 35-43)

Dokumen terkait