• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terbentuknya Radio Budaya Karo

Dalam dokumen Radio Budaya Karo (1983-1997) (Halaman 43-49)

Sejarah Berdirinya Radio Budaya Karo

3.1 Terbentuknya Radio Budaya Karo

Seperti yang telah disebutkan terdahulu bahwa perkembangan radio swasta di Medan pada tahun 1980 sudah mencapai 17 stasiun radio. DI Kabanjahe keberadaan radio swasta dimulai pada tahun 1983, dan radio swasta pertama bernama Radio Budaya Karo. Awal radio ini berdiri hanya sekedar hobi saja. Barulah pada tanggal 3 Mei 1983 Radio Budaya Karo resmi didirikan oleh Hendri Bangun, Rahmat Bangun, dan Makmur Bangun, dengan menggunakan AM (Amplitudo Modulation). Peresmian Radio Budaya Karo tanggal 3 Mei 1983. Pada hari selasa mereka menghadap kepada Raskami Sembiring, Serjana Hukum, Notaris di Medan, dengan dihadiri para saksi. Adapun yang berkepentingan membuat akte ini adalah

1. Tuan Hendry Bangun, partikulir, bertempat tinggal di Kabanjahe, Jl Veteran, Gang Kembang No 6

2. Tuan Rahmat Bangun, partikulir, bertempat tinggal Kabanjahe, Jl Veteran, Gang Kembang No 6

3. Tuan Makmur Bangun, partikulir, bertempat tinggal di Medan, Jl Kapiten Pattimura No 595-A

Akte itu menerangkan bahwa mereka secara bersama-sama mendirikan suatu perseroan terbatas. Perseroan ini diberi nama “P.T. Radio Budaya Karo”, berkedudukan dan berkantor pusat di Kabanjahe, Jl Veteran, Gang Kembang nomor 6. Maksud dan tujuan pendirian perseroan ini adalah menjalankan usaha penyelenggaraan radio siaran (pancaran radio) non pemerintah bersifat komersial, antara lain mengangkat radio siaran untuk

usaha-usaha penerangan, pendidikan, hiburan dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam peraturan pemerintah nomor 55 Tahun 1970 dan surat keputusan Menteri Penerangan nomor 39/KEP/MEMPEN/1971.

Modal perseroan ini berjumlah Rp 5.000.000, (lima juta rupian), terbagi atas 100 (seratus) saham, masing-masing atas permohonan direksi. Semua saham dikeluarkan atas nama pemiliknya. Nama pemiliknya dicatat pada surat-surat saham oleh direksi.

Radio ini didirikan untuk memperkenalkan budaya karo dan menghibur masyarakat. Pada awal Radio Budaya Karo didirikan dengan peralatannya masih sangat minim dan sederhana, karena pada saat itu, peran media lain sangat terbatas dari jangkauan berbagai lapisan masyarakat. Peralatan yang hanya ada pada waktu itu adalah mikrofon dan kabel antenna sebagai pemancar radio. pada saat itu. Sebagai radio swasta pertama di Kabajahe, radio ini menjadi pilihan karena dalam siarannya Radio Budaya Karo kerap nenampilkan lagu-lagu karo, informasi seputar Taneh Karo dan membahas tentang kebudayaan karo, sehingga radio ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pendengar setianya.17

Sebagai radio siaran swasta yang baru lahir dan radio ini didirikan dari sekedar hobi ke 3 pendiri. Radio ini belum memiliki manajemen dan struktur organisasi yang baik. Dalam hal ini para pendiri dapat bertindak sebagai penyiar, artinya rekrutmen penyiar termasuk penggajian belum dilakukan oleh Radio Budaya Karo. Bila ketiga pendiri berhalangan, mereka mempercayakan penyiaran radio kepada keluarga atau teman yang mereka kenal dan memiliki hobi yang sama untuk menyiar di Radio Budaya Karo. Dengan demikian, pada masa itu jadwal siaran di Radio Budaya Karo pun belum teratur. Disamping itu sumber

17

Wawancara , Soliana Tarigan, Pimpinan PT. Radio Budaya Karo di Kabanjahe, jumat 15 Februari 2013

materi siaran masih tertumpu pada fungsi tunggal yaitu untuk hiburan saja, dengan pendengar tampa batas umur/ mencakup semua usia..

Pada tanggal 1 Desember 1984 Hendry Bangun dan Makmur Bangun mengundurkan diri dan berhenti sebagai para pesero maupun dalam jabatan mereka sebagai direktur utama dan komisaris dari perseroan terbatas tersebut. Pengunduran diri Hendy Bangun dan Makmur Bangun disebabkan karena mereka merasa dengan usaha radio tersebut tidak mendapatkan keuntungan yang banyak.

Dengan keluarnya Hendry Bangun dan Makmur Bangun maka sebagai penerus perseroan terbatas tersebut adalah Djauhari Bangun, Andri Yansen Bangun dan Rahmat Bangun. Terhitung sejak 1 Desember 1984.

Pada tanggal 29 Mei 1991 Djauhari Bangun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Ada pun alasan Djauhari Bangun mengundurkan diri karena faktor kesehatan. Sejak tanggal 29 Mei 1991 Direktur utama di PT Radio Budaya Karo adalah Andri Yansen Bangun hingga saat ini18

Semenjak Andri Yansen Bangun menjadi direktur utama di PT Radio Budaya Karo, Radio Budaya Karo mengalami perubahan secara berarti. Radio Budaya Karo mulai mempunyai struktur organisasi, manajemen, dan mempunyai visi misi serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena Radio Budaya Karo mulai menyadari dengan semakin banyak muncul radio-radio swasta lainnya di kabupaten Karo, seperti radio PT. Radio Turang, PT. Radio Bayu, Radio Ersena FM, dan PT. Radio Gray FM. Untuk menghadapi persaingan inilah Radio Budaya Karo melakukan berbagai cara dan strategi agar dapat menarik perhatian para pendengar.

.

18 Ibid.

Secara bertahap Radio Budaya Karo memasuki babak baru dengan ciri profesional menuju indusrti media radio. Bila sebelumnya radio siaran bertumpu pada fungsi tunggal yaitu hiburan kini mulai mengkristalkan, berfungsi untuk hiburan, informasi, penerangan, pendidikan dan komersial. Era industry radio ini dikenal sebagai paradigm baru radio-radio siaran.

Adapun visi dan misi Radio Budaya Karo adalah sebagai berikut: Visi Radio Budaya Karo

1. Menyampaikan informasi kepada pendengar tentang perkembangan yang berkaitan dengan lokal, nasional, internasional secara positif.

2. Ikut menjaga/ melestarikan dan mewujudkan budaya nasional.

3. Informasi bisnis dan perkembangan perekonomian daerah khususnya daerah Sumatera Utara.

Misi Radio Budaya Karo:

1. Memberikan alternatif kepada pendengar dalam bentuk hiburan, edukasi, dan informasi secara positif dalam bentuk audio yang sesuai dengan perkembangan tehnologi.

2. Menjadikan radio sebagai sarana promosi bagi produk secara profesional dengan program-program yang berkualitas dan layak juan.

3. Menciptakan lapangan pekerjaan

4. Bersaing sehat secara bisnis sehingga mampu memberikan pelayanan dengan semangat, bertanggungjawab dan profesional.

5. Tetap menjadi diri sendiri agar tetap menjadi radio terkemuka dan terdepan dalam tehnologi dan pengelolaan penyiaran.

Disamping itu Radio Budaya Karo berusaha semaksimal mungkin memenuhi tugasnya sesuai dengan ketetapan dari pemerintah tentang peraturan pemerintah mengenai radio siaran non pemerintah, yaitu:

Pada dasal 1, yang dimaksudkan dalam peraturan pemerintah ini adalah:

a. Radio siaran adalah pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.

b. Penyelenggaraan radio siaran non-pemerintah adalah suatu badan hukum yang memiliki perangkat tehnis elektronika yang lazimnya disebut sebagai pemancar radio.

Fungsi dan peran, hak, kewajiban, dan tanggungjawab radio siaran Pasal 2

a. Radio siaran harus berfungsi sosial yaitu sebagai alat pendidik, alat penerangan, dan alat hiburan.

b. Radio siaran tidak dipergunakan sebagai alat untuk kegiatan politik.

c. Setiap Warga Negara Republik Indonesia dapat mengadakan usaha radio siaran dengan mendirikan badan penyelenggara Radio Siaran yang berbentuk badan hukum.

d. Anggaran dasar badan penyelenggara radio siaran harus mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman, setelah mendengarkan pertimbangan dari Departemen Penerangan.

e. Dalam menjalankan fungsi sosialnya badan penyelenggara Radio Siaran berkrwajiban untuk:

1. Membela, mendukung dan menegakkan pancasila serta Undang- Undang Dasar 1945.

2. Memperjuangkan pendapat yang dihayati oleh moral dan etika pancasila. f. Badan penyelenggara Radio Siaran bertanggungjawab atas:

1. Segala isi siaran-siarannya

2. Pematuhan dan penyelenggaraan dari ketentuan-ketentuan yang tercantup dalam peraturan pemerintah ini19

Berangkat dari kondisi radio siaran swasta yang kurang menguntungkan akibat kebijakan politis masa lalu, kini radio siaran swasta menyadari kelemahannya dan berupaya untuk bangkit dan berkembang mengatasi ketertinggalan.

.

19

BAB IV

Dalam dokumen Radio Budaya Karo (1983-1997) (Halaman 43-49)

Dokumen terkait