• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIO KEUANGAN PENTING

(dalam persentase)

Keterangan 30 November 31 Desember

2011

(11 bulan) (1 tahun) 2010 (1 tahun) 2009 (1 tahun) 2008 (1 tahun) 2007 (1 tahun) 2006 Rasio Pertumbuhan (%)

Pendapatan Bersih 13,66% 26,60% 11,33% 77,82% 61,79% n.a

Beban Pokok Pendapatan 11,16% 24,75% 9,73% 82,73% 58,24% n.a

Laba Kotor 21,18% 32,49% 16,76% 62,97% 73,55% n.a

Laba Usaha 43,14% 138,12% -11,52% -433,69% 22,78% n.a

Laba Bersih Komprehensif 38,90% 61,52% 29,26% -286,00% 73,73% n.a

Jumlah Aset 30,36% 58,49% 35,94% 14,37% 111,53% n.a

Jumlah Liabilitas 2,10% 71,81% 20,16% 1,25% 132,53% n.a

Jumlah Ekuitas 124,63% 25,92% 100,23% 142,32% 12,46% n.a

Rasio Keuangan (x)

Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset 0,60 0,77 0,71 0,80 0,91 0,83

Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas 1,52 3,34 2,45 4,07 9,75 4,72

Jumlah Aset lancar/Jumlah Liabilitas Lancar 1,24 0,94 0,96 0,80 0,86 1,11

Rasio Operasional (%)

Laba Usaha/ Pendapatan Bersih 3,76% 2,99% 1,59% 2,00% -1,06% -1,40%

Laba Bersih/ Pendapatan Bersih 2,38% 1,94% 1,52% 1,31% -1,25% -1,17%

Laba Usaha/ Jumlah Aset 7,09% 6,46% 4,30% 6,60% -2,26% -3,90%

Laba Bersih/ Jumlah Aset 4,48% 4,20% 4,12% 4,34% -2,67% -3,25%

Laba Usaha/ Jumlah Ekuitas 17,84% 27,99% 14,80% 33,50% -24,33% -22,28%

Laba Bersih/ Jumlah Ekuitas 11,27% 18,22% 14,21% 22,01% -28,67-% -18,56%

Sebagaimana dicantumkan dalam surat waiver dari PT Bank CIMB Niaga Tbk No.005/SK/HECB-JKT1/120/I/2012, Perseroan diwajibkan menjaga rasio leverage (jumlah liabilitas/jumlah ekuitas) di bawah 3x, rasio Loan to EBITDA di bawah 5x dan laba bersih positif. Pada tanggal 30 November 2011, Perseroan telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan tersebut.

XI. EKUITAS

Tabel dibawah ini menyajikan perubahan ekuitas Perseroan pada tanggal yang berakhir pada 30 November 2011 yang diambil dari laporan keuangan Perseroan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo dan Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan sehubungan dengan penerapan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 diambil dari laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Budiman, Wawan, Pamudji dan Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2007 dan 2006 yang diambil dari laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja, Robert Yogi, Suhartono dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

(dalam jutaan Rupiah)

30

November 31 Desember

2011 2010 2009 2008 2007 2006

Modal Saham

Modal Dasar

Modal Ditempatkan dan disetor penuh 125.159 50.159 22.000 22.000 11.000 6.000

Tambahan modal disetor - - 21.501 - - 5.000

Saldo Laba (rugi)

Telah ditentukan penggunaannya - - - -

Belum ditentukan penggunaannya 44.477 25.360 9.908 2.293 (3.553) (2.451)

Selisih penilaian kembali aset tetap - - - 2.442

KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 1 0,8 6.565 5.660 4.914 -

Jumlah Ekuitas 169.637 75.519 59.975 29.953 12.361 10.991

2006 dan 2007

Berdasarkan keputusan diluar Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 17 November 2006 yang dibuat dibawah tangan, para pemegang saham telah menyetujui untuk meningkatkan modal dasar Perseroan dari sebesar Rp.8.800.000.000 menjadi Rp.44.000.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar Rp.6.000.000.000 menjadi Rp.11.000.000.000. Peningkatan modal disetor tersebut dicatat sebagai tambahan modal disetor pada tanggal 31 Desember 2006.

Keputusan diluar Rapat Umum Pemegang Saham tersebut telah diaktakan oleh Akta Notaris Eko Gunarto, S.H., No. 4 tanggal 22 Januari 2007 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. W-00730 HT.01.04-TH.2007 tanggal 28 Maret 2007

2008 dan 2009

Berdasarkan Pernyataan keputusan Para Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 6 Agustus 2008 dan telah diaktakan oleh Notaris Eko Gunarto, S.H., No. 2 tanggal 8 Agustus 2008, para pemegang saham telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:

Peningkatan modal disetor semula Rp.11.000.000.000 menjadi Rp.22.000.000.000 atau sebesar Rp.11.000.000.000 diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai oleh masing-masing pemegang saham Perseroan secara proporsional dengan rincian sebagai berikut:

x PT Wijaya Sumber Sejahtera sejumlah 4.015 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.4.015.000.000.

x PT Prima Rasa Inti sejumlah 2.860 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.2.860.000.000.

x PT Gunaprima Karyapersada sejumlah 2.310 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.2.310.000.000.

x PT Ekaputri Mandiri sejumlah 1.155 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.1.155.000.000.

x Dr David Kusumodjojo sejumlah 660 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.660.000.000.

Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat No. AHU– 72303.AH.01.02Th. 2008 tanggal 10 Oktober 2008

2010

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 30 Desember 2010 dan telah diaktakan oleh Notaris Eko Gunarto, S.H., No. 38 tanggal 30 Desember 2010, para pemegang saham telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:

Peningkatan modal disetor semula Rp.22.000.000.000 menjadi Rp.50.159.000.000 atau sebesar Rp.28.159.000.000 diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai oleh masing-masing pemegang saham Perseroan secara proporsional dengan rincian sebagai berikut:

x PT Wijaya Sumber Sejahtera sejumlah 10.278 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.10.278.000.000.

x PT Prima Rasa Inti sejumlah 7.321 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.7.321.000.000.

x PT Gunaprima Karyapersada sejumlah 5.912 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.5.912.000.000.

x PT Ekaputri Mandiri sejumlah 2.957 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.2.957.000.000.

x Dr. David Kusumodjojo sejumlah 1.691 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.1.691.000.000.

Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat No. AHU– 07768. AH.01.02 Th.2011 tanggal 16 Februari 2011

2011

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 23 September 2011 dan telah diaktakan oleh Notaris Tjong Trisnawati, S.H., No. 7 tanggal 23 September 2011, para pemegang saham menyetujui hal-hal sebagai berikut:

Peningkatan modal disetor semula Rp.50.159.000.000 menjadi Rp.125.159.000.000 atau sebesar Rp.75.000.000.000 diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai oleh masing-masing pemegang saham Perseroan secara proporsional dengan rincian sebagai berikut:

x PT Wijaya Sumber Sejahtera sejumlah 27.375 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.27.375.000.000.

x PT Prima Rasa Inti sejumlah 19.500 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.19.500.000.000.

x PT Gunaprima Karyapersada sejumlah 15.750 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.15.750.000.000.

x PT Ekaputri Mandiri sejumlah 7.875 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.7.875.000.000.

x Dr. David Kusumodjojo sejumlah 7.511 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.7.511.000.000.

Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat olehMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-32865 tanggal 13 Oktober 2011

Tidak terdapat perubahan struktur permodalan Perseroan yang terjadi setelah tanggal 30 November 2011. Tabel Proforma Ekuitas

Apabila perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum saham kepada Masyarakat sejumlah 312.897.500 (tiga ratus dua belas juta delapan ratus sembilan puluh tujuh ribu lima ratus) lembar Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp.100,- (seratus Rupiah) setiap saham dengan Harga Penawaran Rp.500,- (lima ratus Rupiah) terjadi pada tanggal 30 November 2011, maka susunan proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL PROFORMA EKUITAS pada tanggal 30 November 2011

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian Modal Ditempatkan dan disetor penuh Agio Saham

Saldo Laba Kepentingan

Non pengendali

Jumlah Ekuitas Telah Ditentukan

Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Posisi ekuitas menurut Laporan Keuangan pada tanggal 30 November 2011 125.159 - - 44.477 1 169.637 Proforma ekuitas pada tanggal 30 November 2011 jika diasumsikan telah terjadi pada tanggal tersebut :

Penawaran Umum saham sejumlah 312.897.500 lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan Harga Penawaran Rp500,- per saham 31.290 118.459 - - - 149.749 Posisi ekuitas menurut Laporan Keuangan pada tanggal 30 November 2011 setelah Penawaran Umum kepada pemegang saham dilaksanakan 156.449 118.459 - 44.477 1 319.386

XII. KEBIJAKAN DIVIDEN

Para pemegang saham baru yang berasal dari Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan pemegang saham lama Perseroan termasuk hak atas pembagian dividen sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dividen yang diterima oleh pemegang saham non Warga Negara Indonesia (WNI) akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Untuk definisi pemegang saham non WNI dan informasi mengenai perpajakan di Indonesia selanjutnya, dapat dilihat pada Bab XIII mengenai Perpajakan dalam prospektus ini. Dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen kas atau dalam bentuk uang kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Besarnya dividen yang akan dibagikan dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan.

Mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan seterusnya, Perseroan akan membagikan dividen kas atau dalam bentuk uang sebanyak-banyaknya:

Dividen *) Laba Bersih setelah Pajak

10% < Rp.25.000.000.000,-

15% Rp.25.000.000.000,- s/d Rp.50.0000.000.000,- 20% >Rp.50.000.000.000,-

*) % dividen dari laba bersih setelah pajak

Kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun.

XIII. PERPAJAKAN

Pajak Penghasilan atas dividen saham yang dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), selanjutnya disebut sebagai “UU PPh” pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen.

Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, Koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi:

1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

2. Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen minimal 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut.

Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti firma, perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan Objek Pajak Pasal 23 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan atau terutang oleh badan Pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan.

Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2c) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 111/PMK.03/2010.

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia, dengan memenuhi Peraturan Dirjen Pajak No. PER-61/PJ/2009 tanggal 5 November 2009, juncto Peraturan Dirjen Pajak No. PER-24/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Februari 1995, perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal :

Pelaksanaan pemungutan PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek), telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;

2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% ( nol koma lima persen) dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum Perdana. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham pada saat Penawaran Umum Perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh Perseroan (Perseroan) atas nama pemilik saham pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.

3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tariff umum Pasal 17 Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2008. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jendereal Pajak dan penyelenggaraan Bursa Efek.

CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI