• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera

5.3. (a) Proyeksi Produksi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2026

Proyeksi produksi kedelai Provinsi Sumatera Utara tahun 2017-2026 diperoleh dengan melakukan analisis Forecasting melalui Trend (Gerak Jangka Panjang) dengan menggunakan Least SquaresMethod (metode kuadrat terkecil) melalui program SPSS yang menggunakan Regresi Linier Sederhana, dengan menggunakan data produksi kedelai Provinsi Sumatera Utara tahun 1999-2013, diperoleh persamaan trend(lampiran 9):

Qi

Tahun

= 11.197,26 - 803,53 x

Dari persamaan yang diperoleh maka dapat diketahui produksi kedelai untuk tahun 2018-2027 dengan menggantikan nilai x di persamaan dengan nilai x yang telah di tentukan untuk tahun tersebut. Persamaan yang diperoleh menunjukkan adanya trend menurun, setiap tahun terjadi penurunan produksi kedelai sebesar 803,53 ton.

Tabel 5.3.Hasil Analisis Forecasting Produksi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2026

Lanjutan Tabel 5.3

2025 -4.069,81

2026 -4.873,34

Sumber: Lampiran 10

Berdasarkan Tabel 5.2 dari hasil proyeksi produksi kedelai pada tahun 2017-2026 setiap tahunnya mengalami penurunan sebesar 803,53 ton.

Dimana pada tahun 2017 proyeksi produksi kedelai diperkirakan yaitu sebesar 2.538,43 ton dan diperkirakan pada tahun 2026 yaitu sebesar -4.873,34 ton. Diperkirakan besarnya penurunan produksi dari tahun 2017-2026 adalah sebesar 7.411,77 ton.

Kondisi proyeksi produksi kedelai Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2. Grafik Proyeksi Produksi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2026

Berdasarkan Gambar 5.2 dapat diketahui bahwa proyeksi produksi kedelai untuk tahun 2017-2026 di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan grafik yang menurun. Garis trend untuk proyeksi produksi memiliki nilai negatif yang artinya Provinsi Sumatera Utara tidak lagi memiliki produksi kedelai. Hasil analisis forecasting produksi kedelai di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2017-2026

-6000

mengalami penurunan atau memiliki trend negatif yang berarti hipotesis 3 (a) diterima.

5.3.2 Proyeksi Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2026 Proyeksi konsumsi kedelai Provinsi Sumatera Utara tahun 2017-2026 diperoleh dengan menggunakan analisis Forecasting melalui Trend (Gerak Jangka Panjang) dengan menggunakan Least SquaresMethod (metode kuadrat terkecil) melalui program SPSS yang menggunakan Regresi Linier Sederhana, dengan menggunakan data konsumsi kedelai Provinsi Sumatera Utara tahun 1999-2013, diperoleh persamaan trend(lampiran 12):

Qj

Tahun

= 49.734,33 + 2.219,79 x

Dari persamaan yang diperoleh maka dapat diketahui konsumsi kedelai untuk tahun 2017-2026 dengan menggantikan nilai x di persamaan dengan nilai x yang telah di tentukan untuk tahun tersebut. Persamaan yang diperoleh menunjukkan adanya trend menaik, setiap tahun terjadi peningkatan konsumsi kedelai sebesar 2.219,79 ton.

Tabel 5.4. Hasil Analisis ForecastingKonsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2026

Berdasarkan Tabel 5.3 dari hasil proyeksi konsumsi kedelai pada tahun 2017-2026 setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 2.219,79 ton.

Dimana pada tahun 2017 proyeksi konsumsi kedelai yaitu sebesar 74.152,02 ton dan pada tahun 2026 yaitu sebesar 94.130,13 ton. Besarnya peningkatan konsumsi dari tahun 2017-2026 adalah sebesar 19.978,11 ton.

Kondisi proyeksi konsumsi kedelai Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3. Grafik Proyeksi Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2026

Berdasarkan Gambar 5.3 dapat diketahui bahwa proyeksi konsumsi kedelai untuk tahun 2017-2026 di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan grafik yang menaik. Hasil analisis forecasting konsumsi kedelai di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2017-2026 mengalami peningkatan atau memiliki trend positif yang berarti hipotesis 3 (b) diterima.

Untuk melihat kondisi proyeksi produksi dan konsumsi kedelai di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017-2026 dapat dilihat pada Gambar 5.4 dengan

0

menggabungkan grafik proyeksi produksi kedelai dengan grafik proyeksi konsumsi kedelai yang telah di dapat sebelumnya.

Gambar 5.4. Grafik Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2026

Berdasarkan Gambar 5.4 dapat diketahui bahwa pada tahun 2017-2026 proyeksi produksi kedelai Provinsi Sumatera Utara menunjukkan grafik yang menurun hingga negatif yang artinya tidak lagi memproduksi kedelai sedangkan proyeksi konsumsi kedelai mengalami grafik yang menaik. Akibat dari terjadinya penurunan produksi kedelai dan terjadinya peningkatan kedelai, kesenjangan antara produksi dan konsumsi sangat besar. Dengan demikian, kondisi ini harus diperhatikan guna memenuhi konsumsi kedelai yang sangat tinggi dibandingkan produksi kedelai yang sangat rendah bahkan pada proyeksi ini kedelai tidak lagi di produksi di Provinsi Sumatera Utara.

-20000 0 20000 40000 60000 80000 100000

Proyeksi Produksi Proyeksi Konsumsi

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. (a) Pada tahun 1999-2013 di Provinsi Sumatera Utara, produksi kedelai mengalami trend negatif.

(b) Pada tahun 1999-2013 di Provinsi Sumatera Utara, konsumsi kedelai mengalami trend positif.

2. Pada tahun 1999-2013 di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan konsumsi kedelai lebih besar dari produksi kedelai dengan perbandingan 1:4,44. Kedelai berada pada tingkat ketahanan pangan III yaitu rawan pangan.

3. (a) Untuk tahun 2017-2026 di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa proyeksi produksi kedelai mengalami trend negatif.

(b) Untuk tahun 2017-2026 di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa proyeksi konsumsi kedelai mengalami trend positif.

6.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan setelah dilakukkannya penelitian ini adalah:

1. Kepada pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait diharapkan agar membuat suatu kebijakan yang dapat meningkatkan produksi kedelai melalui peningkatan luas lahan penanaman kedelai dengan meningkatkan produktivitas dari setiap daerah yang memiliki potensi besar untuk produksi kedelai.

2. Diharapkan kepada petani kedelai agar bekerja sama dengan penyuluh pertanian dalam mengadopsi teknologi usahatani berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti bagaimana produksi dan konsumsi terhadap pangan lainnya seperti jagung pipilan, sagu, kentang, daging unggas, minyak kelapa, kemiri, kacang hijau, gula aren, sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, bumbu, dan lain sebagainya agar dapat diketahui bagaimana ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan Provinsi Sumatera Utara lebih lengkapnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, E. 2004. Ekonomi. Grafindo Media Pratama, Bandung.

Asrofi, I. 2014. Teori Bilangan: Persen, Rasio dan Proporsi. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STAIN. Ponorogo.

Atman. 2014. Produksi Kedelai: Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT. Graha Ilmu. Yogyakarta

Badan Ketahanan Pangan. 2016. Laporan Akhir Survey Pola Pangan Harapan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016. Medan.

Badan Ketahanan Pangan. 2016. Laporan Pemantauan Ketersediaan, Kebutuhan dan Cadangan Pangan Provinsi Sumatera Utara 2015. Medan

Baliwati, Y. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penerbit Penebar Swadaya.

Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2006. Sumatera Utara dalam Angka 2005. Medan.

Badan Pusat Statistik. 2010. Sumatera Utara dalam Angka 2009. Medan.

Badan Pusat Statistik. 2015. Profil Kependudukan Sumatera Utara Hasil SUPAS 2015. Medan.

Badan Pusat Statistik. 2015. Sumatera Utara dalam Angka 2014. Medan.

Badan Pusat Statistik. 2016. Sumatera Utara dalam Angka 2015. Medan.

Badan Pusat Statistik. 2016. Indonesia dalam Angka 2015. Jakarta.

Darwanto, D.H. 2005. Ketahanan Pangan Berbasis Produksi dan Kesejahteraan Petani. Dalam Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 12. No. 2.

Direktorat Pangan dan Pertanian. 2015. Rencana Strategis Kementrian Pertanian 2015-2019. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Djauhari, M.A. 1986. Buku Materi Pokok Metode Peramalan. Universitas Terbuka. Depdikbud.

Gardjito, M., dkk. 2013. Pangan Nusantara: Karakteristik dan Prospek Untuk Percepatan Diversifikasi Pangan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Ginting, E., dkk. 2009. Variates Unggul Kedelai Untuk Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Litbang Pertanian.

Ginting, R. 2000. Metode Peramalan. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.

Hasan, M.I. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferentif). Edisi Kedua. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hatimatunnisani, H. 2012.Semester Pendek Statistik Bisnis: Materi Ketujuh. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=

14&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjh88bdlOrRAhVGtY8KHWveD3YQFgg6MA0&

url=https%3A%2F%2Fsoekirman.files.wordpress.com%2F2012%2F03%2Fma_7.d oc&usg=AFQjCNFkQMo2PRKb5NzOPOboal6sl7-DFw&sig2=hzza-O8BMLE5Qx-rqV5jBQ (diunduh tanggal 02 Februari 2017 pukul 21.35 WIB).

Ibrahim, M.Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta.

Irwan A.W. 2006. BudidayaTanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Joesron, S dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta.

Karni, M.H. 2013.Analisis Time Series Produksi dan Konsumsi Pangan Ubi Kayu dan Ubi Jalar di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Koswara, S. 2006. Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu.

Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lubis, M.A.N.A. 2008. Analisis Time Series Konsumsi Beras dan Jagung Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Makridakis, dkk. 1998. Metodologi dan Aplikasi Peramalan. Jilid I. Terjemahan Ir. Hari Sumianto: John Wiley & ons, inc.

Manurung, A.H. 1990. Teknik Peramalan Bisnis dan Ekonomi. Rineka Cipta.

Oktaviani, R. 2002. Impor Kedelai: dan Dampaknya Terhadap Stabilitas Harga dan Permintaan Kedelai dalam Negeri. HKTI INKOPTI dan Direktorat Umbi-Umbian dan Kacang-Kacangan. Jakarta.

Pasaribu, A. 1981. Pengantar Statistik. Edisi Revisi. Ghalia Indonesia. Jakarta Timur.

Prasetyo, E. 2011. Fundamental Ekonomi. Yogyakarta.

Purwandari, A.W. 2010. Kecap. Ganeca. Jakarta.

Purwanto. 2010. Peran Pembangunan Ketahanan Pangan dalam Mengatasi Kemiskinan Petani. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Pusat Penelitan dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2005. Mutu Kedelai Nasional Lebih Baik dari Kedelai Impor. SiaranPers. Jakarta.

Putong, I. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rukmana, R. 2002. Kedelai dan Pengolahannya. Kanisius. Jakarta.

Rukmana, R dan Yuniarsih, Y. 2001. Kedelai: Budidaya Dan Pasca Panen.

Kanisius. Jakarta.

Salvatore, K. 2001. Ekonomi. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Setiawati, W. 2006. Analisis Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Industri Pengasapan Ikan di Kota Semarang. Program Pasca Sarjana.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Sharma, O.P. 2002. Plant Taxonomy. Mc-Graw-Hill Company Limited. New Delhi.

Simatupang, dkk. 2005. Industrialisasi Pertanian Sebagai Strategi Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi. Orasi Pengukuhan Ahli Penelitian Utama Pada Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Badan Penelitian dan Pembangunan Pertanian. Bogor.

Sudarman, A. 2004. Teori Ekonomi Mikro. Edisi Empat. BPFE UGM.

Yogyakarta.

Sudarman, J.H. 2013. Pembibitan Palawijaya dan Hortikultura. Bola Bintang.

Klaten.

Sudaryanto, dkk. 2001. Perspektif Pengembangan Ekonomi Kedelai di Indonesia.

Forum Agro Ekonomi.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Binsis dan Ekonomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiarto dan Harijono. 2000. Peramalan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Umum.

Jakarta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Alfabeta.

Bandung.

Sukirno, S. 2005. Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi Dua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Supranto, J. 1989. Metode Ramalan Kuantitatif untuk Perencanaan. Edisi 2. PT.

Gramedia.

Supriana, T. 2015. Metode Penelitian. Unversitas Sumatera Utara Press. Medan.

Todaro. 2002. Ekonomi Dalam Pandangan Modern. Terjemahan. Bina Aksara.

Jakarta.

Umar, S. 2012. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra). Kalimantan Selatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan.

Wagiman. 1994. Matematika Kelas 1 Sekolah Menengah Umum. Yudhistira.

Jakarta.

Wawan, A.I. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai. Fakultas Pertanian UNPAD.

Jatinangor.

Yanti, J. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Konsumsi Kedelai di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Zakaria,A.K. 2010. Program Pengembangan Agribisnis Kedelai dalam Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani. Jurnal Litbang Pertanian.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Produksi Kedelai Menurut Provinsi (Ton), 1999-2013

PROVINSI

PRODUKSI KEDELAI (TON)

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

ACEH 106.480 71.576 63.127 21.522 18.697 31.170 31.067 25.495 19.025 43.885 63.538 53.347 50.006 51.439 45.027 SUMATERA UTARA 28.817 12.881 10.719 10.197 10.466 12.333 15.793 7.042 4.345 11.647 14.206 9.439 11.426 5.419 3.229

SUMATERA BARAT 12.686 7.614 4.936 2.078 2.122 1.575 2.000 1.438 1.131 1.459 3.175 1.834 1.925 1.106 732

RIAU 3.795 3.100 2.289 2.307 1.438 1.825 2.923 4.205 2.419 4.689 5.298 5.830 7.100 4.182 2.211

JAMBI 14.966 4.233 2.359 3.772 3.992 2.532 2.863 3.443 4.316 5.969 9.132 5.320 5.668 3.516 2.372 SUMATERA

SELATAN 20.812 8.771 5.337 3.788 4.815 4.664 5.160 3.788 2.873 7.305 13.702 11.664 13.710 12.162 5.140 BENGKULU 4.617 3.059 1.395 1.919 2.083 3.053 2.522 1.341 1.747 2.316 5.323 2.719 3.458 2.316 3.987 LAMPUNG 53.848 22.457 12.391 6.032 4.360 5.388 4.699 3.594 3.396 6.678 16.153 7.325 10.984 7.993 6.156 KEP. BANGKA

BELITUNG - - 4 1 3 - - - - 8 1 52 1 1 -

KEP. RIAU - - - - - - - - - 2 2 6 7 15 18

DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - -

JAWA BARAT 85.988 55.075 34.603 29.790 19.822 29.090 23.845 24.495 17.438 32.921 60.257 55.823 56.166 47.426 51.172 JAWA TENGAH 233.725 204.064 151.178 117.068 142.315 113.852 167.107 132.261 123.209 167.345 175.156 187.992 112.273 152.416 99.318

Lanjutan Lampiran 1

DI YOGYAKARTA 80.756 68.102 50.202 50.981 35.562 35.729 34.670 39.545 29.692 34.998 40.278 38.244 32.795 36.033 31.677 JAWA TIMUR 485.878 385.212 349.188 300.184 287.205 318.929 335.106 320.205 252.027 277.281 355.260 339.491 366.999 361.986 329.461

BANTEN - - 1.996 4.568 3.245 4.601 2.497 1.919 262 6.452 15.888 11.662 5.885 5.780 10.326

BALI 18.799 14.326 11.852 10.251 7.834 11.131 11.225 10.844 8.417 9.323 13.521 5.554 8.503 8.210 7.433 NUSA TENGGARA

BARAT 117.471 70.771 72.111 59.994 76.333 91.495 106.682 10.864 68.419 95.106 95.846 93.122 88.099 74.156 91.065 NUSA TENGGARA

TIMUR 5.751 3.018 1.648 2.984 4.032 2.368 2.188 2.786 1.561 2.295 2.101 1.780 1.378 2.781 1.675

KALIMANTAN

BARAT 5.236 2.342 1.920 1.823 1.144 1.231 1.349 1.728 802 1.562 2.046 3.477 2.027 1.339 1.677

KALIMANTAN

TENGAH 7.293 4.606 3.479 2.036 1.544 1.162 792 682 784 1.860 2.136 2.764 2.823 1.700 1.684

KALIMANTAN

SELATAN 12.613 8.598 6.143 7.120 6.400 5.423 2.552 2.138 206 3.818 3.838 3.809 4.376 3.860 4.072 KALIMANTAN

TIMUR 6.355 2.313 2.172 2.068 2.357 2.157 2.629 2.783 2.008 2.578 2.255 2.204 2.281 1.364 1.402

KALIMANTAN

UTARA - - - - - - - - - - - - - - 84

SULAWESI UTARA 12.381 7.291 3.572 1.756 2.320 5.144 4.112 4.875 4.578 7.217 7.667 7.627 6.319 2.973 5.780

Lanjutan Lampiran 1

SULAWESI TENGAH 5.941 2.390 2.032 2.015 1.648 2.085 2.241 2.651 2.589 2.927 4.722 3.555 6.900 8.202 12.654 SULAWESI SELATAN 43.949 42.710 18.605 19.324 24.140 26.873 27.187 22.242 18.972 29.125 41.279 35.711 33.716 29.938 45.693 SULAWESI

TENGGARA 6.341 3.392 1.198 2.016 1.738 2.381 3.069 2.982 3.375 3.812 5.615 3.203 6.113 3.710 3.595

GORONTALO - - 2.173 1.849 542 1.283 4.039 6.734 5.694 2.514 5.527 3.403 2.156 3.451 4.411

SULAWESI BARAT - - - - - - 641 1.049 108 2.054 3.153 3.195 2.433 3.222 1.181

MALUKU 2.040 2.415 2.293 487 1.484 1.173 1.423 1.433 148 1.563 1.579 1.183 297 348 254

MALUKU UTARA - - - - 552 676 1.182 1.164 1.134 1.278 652 944 1.100 1.303 1.227

PAPUA BARAT - - - - - - 2.279 1.887 1.361 1.740 1.208 600 403 650 669

PAPUA 6.310 7.318 8.010 5.126 3.407 4.160 4.511 4.222 3.982 3.983 3.998 4.152 3.959 4.156 4.610

INDONESIA 1.382.848 1.017.634 826.932 673.056 671.600 723.483 808.353 747.611 592.534 775.710 974.512 907.031 851.286 843.153 779.992

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, 2016.

Lampiran 2. Produktivitas Kedelai Menurut Provinsi (Kwintal/Ha), 1999-2013

PROVINSI

PRODUKTIVITAS KEDELAI (Kw/Ha)

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ACEH 12,40 12,15 12,37 12,51 12,88 12,81 12,84 12,98 12,90 13,34 14,09 14,24 14,14 14,45 14,72 SUMATERA UTARA 10,61 10,63 10,72 10,51 10,56 10,54 11,45 11,16 11,60 12,14 12,36 12,10 10,01 9,90 10,33 SUMATERA BARAT 12,32 11,55 11,99 12,56 13,16 13,37 13,29 12,23 12,81 12,97 16,87 16,48 14,31 13,01 10,61 RIAU 9,58 9,97 11,41 10,05 10,11 10,25 10,33 10,53 10,68 10,86 10,80 11,10 11,05 11,35 11,34 JAMBI 10,38 9,84 10,87 10,90 13,71 13,95 13,07 13,06 12,67 12,47 12,62 12,54 12,42 12,52 12,64 SUMATERA SELATAN 10,63 11,23 11,21 11,61 12,11 13,18 13,59 13,86 14,44 13,65 14,95 15,49 15,76 15,68 14,42 BENGKULU 8,56 9,42 9,27 9,34 9,02 9,23 9,26 9,25 9,29 9,31 9,50 10,24 10,10 10,28 10,72 LAMPUNG 10,67 9,33 10,18 10,02 10,30 10,48 11,43 11,38 11,29 11,80 11,95 11,82 11,90 11,92 12,35

KEP. BANGKA BELITUNG - - 10 10 10 - - - - 10 9,86 9,81 10 10 -

KEP. RIAU - - - - - - - - - 10 10,12 10 10 10 10,59

DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - -

JAWA BARAT 12,63 12,17 12,12 13,12 13,24 13,85 13,30 13,70 14,03 13,83 14,42 15,21 15,74 15,63 14,34 JAWA TENGAH 13,45 13,85 13,52 13,15 14,50 14,31 14,48 14,49 14,65 14,99 15,91 16,48 13,69 15,69 15,21 DI YOGYAKARTA 12,57 12,55 11,06 11,87 9,79 10,65 10,41 11,83 10,75 10,76 12,72 11,39 11,31 12,62 13,60 JAWA TIMUR 12,18 12,58 12,44 12,61 12,91 12,92 13,12 12,99 12,63 12,79 13,42 13,75 14,52 16,39 15,64 BANTEN - - 12,03 11,55 13,23 13,41 13,63 13,04 12,84 12,97 13,03 13,95 12,47 11,09 13,02 BALI 13,20 13,72 14,04 13,42 13,59 13,99 14,03 14,32 14,63 14,69 14,42 11,51 12,33 12,94 13,26

Lanjutan Lampiran 2

NUSA TENGGARA BARAT 10,31 10,58 10,64 11,41 11,81 12,09 11,96 11,40 12,02 12,49 10,90 10,75 11,74 11,79 10,48 NUSA TENGGARA TIMUR 7,28 8,54 8,20 8,26 11,29 10,26 10,45 10,34 10,21 9,87 10,45 10,13 10,09 10,33 9,42 KALIMANTAN BARAT 10,12 10,42 10,76 11,15 11,22 11,58 11,30 11,41 11,57 11,72 11,64 13,68 13,50 13,42 13,94 KALIMANTAN TENGAH 10,34 10,41 10,37 10,82 10,80 10,86 10,46 10,91 10,90 11,25 11,31 11,53 11,56 11,74 11,92 KALIMANTAN SELATAN 11,35 11,70 11,89 12,27 12,66 12,38 12,05 11,62 11,41 11,71 11,47 12,08 13,05 13,41 13,40 KALIMANTAN TIMUR 10,85 10,73 10,86 11,28 11,29 10,40 12,93 12,93 13,20 12,03 12,01 13,13 12,43 13,09 14,56

KALIMANTAN UTARA - - - - - - - - - - - - - - 10

SULAWESI UTARA 11,90 11,96 12,04 11,82 12,19 12,29 12,93 14,68 17,20 13,81 13,57 13,29 13,31 13,32 13,36 SULAWESI TENGAH 10,32 10 9,98 10,59 11,25 10,89 10,68 10,86 11,26 12,39 13,05 12,76 14,90 14,59 16,56 SULAWESI SELATAN 13,28 13,06 12,86 13,34 14,21 14,94 16,63 1568 15,77 15,29 16 15,11 15,73 15 14,77 SULAWESI TENGGARA 9,97 9 7,30 8,70 8,33 8,30 8,57 8,52 9,08 9,30 8,36 12,04 10,51 9,59 9,63 GORONTALO - - 11,78 12,18 10,02 13,74 13,89 13,12 14,22 13,42 11,69 11,80 12,38 12,10 13,10

SULAWESI BARAT - - - - - - 14,34 13,40 13,62 13,71 15,19 15,34 13,79 15,94 12,54

MALUKU 11,18 11,65 12,02 11,94 12 12,01 11,92 12,03 12,06 12,08 12,08 11,97 12,02 12,79 12,51

MALUKU UTARA - - - - 11,92 11,74 11,94 11,71 11,74 12,21 12 11,99 13,02 13,32 12,21

PAPUA BARAT - - - - - - 10,66 10,51 10,62 10,71 10,50 10,51 10,75 10,78 10,84

PAPUA 10,31 10,32 10,55 10,31 10,23 10,57 10,67 10,98 11,06 10,89 11,03 11,03 11,16 11,14 12,29 INDONESIA 12,01 12,34 12,18 12,36 12,75 12,80 13,01 12,88 12,91 13,13 13,48 13,73 13,68 14,85 14,16 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, 2016.

Lampiran 3. Produksi Kacang Kedelai Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara (Ton), 1999-2013 Kabupaten/Kota

PRODUKSI KEDELAI (TON)

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007#) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kabupaten

N i a s 14 122 14 98 37 0 0 0 0 0 0 1 2 0

Mandailing Natal * 2.406 1.635 1.173 2.045 2.149 2.232 198 530 922 461 393 565 177 Tapanuli Selatan 4.528 1.376 1.166 800 1.141 1.539 1.428 1.142 1.194 435 866 507 693 297

Tapanuli Tengah 755 548 366 195 201 12 43 218 265 221 170 73 44 8

Tapanuli Utara 272 70 24 11 24 1 1 0 0 0 0 0 5 0

Toba Samosir * 112 33 0 47 22 0 0 0 0 0 1 0 2

Labuhanbatu 1.377 466 271 169 658 1.152 660 327 489 132 4 59 312 4

A s a h a n 1.454 760 770 465 179 228 634 291 467 402 22 66 65 9

Simalungun 2.314 1.059 1.024 500 1.670 60 31 38 245 758 466 327 407 48

D a i r i 699 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0

K a r o 482 58 0 0 0 0 0 69 144 0 0 0 0 0

Deli Serdang 5.453 1.800 2.515 3.675 2.133 5.288 4.034 1.467 2.644 3.305 1.562 1.763 1.241 790 L a n g k a t 10.536 3.656 2.329 2.918 2.277 1.842 3.018 2.282 3.333 3.932 1.751 856 877 676

Nias Selatan * * * * * 0 0 0 0 0 0 0 0 365

Lanjutan Lampiran 3 Humbang

Hasundutan * * * * * 2 1 0 1 5 8 8 7 4

Pakpak Bharat * * * * * 0 0 0 0 0 12 10 0 0

Samosir * * * * * * 63 41 34 20 5 2 39 20

Serdang Bedagai * * * * * * 3.468 643 1.922 2.415 2.812 6.174 319 317

Batu Bara * * * * * * * * 166 799 352 89 84 188

Padang Lawas

Utara * * * * * * * * * 204 53 127 160 11

Padang Lawas * * * * * * * * * 319 315 265 223 149

Labuhanbatu

Selatan * * * * * * * * * * 20 36 29 17

Labuhanbatu

Utara * * * * * * * * * * 348 384 307 64

Nias Utara * * * * * * * * * * 0 40 1 0

Nias Barat * * * * * * * * * * 0 0 2 0

Kota

S i b o l g a 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tanjungbalai 0 0 2 0 0 0 0 0 4 0 2 0 0 0

Lanjutan Lampiran 3

Pematangsiantar 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

Tebing Tinggi 40 33 18 21 10 3 6 3 3 2 0 0 27 0

M e d a n 25 6 9 5 19 2 10 10 9 8 0 0 0 0

B i n j a i 867 409 543 172 11 14 142 296 182 264 183 217 0 0

Padangsidimpuan * * * * 12 17 22 17 16 57 25 28 0 43

Gunungsitoli * * * * * * * * * * 0 0 13 39

Sumatera Utara 28.817 12.881 10.719 10.197 10.466 12.333 15.793 7.042 4.345 11.647 14.206 9.438 11.426 5.419 3.229 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, 2005, 2009, 2015, 2016.

Keterangan: *) Masih bergabung dengan Kabupaten Induk (Toba Samosir, Deli Serdang, Tapanuli Selatan, Asahan, Labuhan Batu)

#) Data tahun 2007 tidak tersedia.

Lampiran 4. Perkembangan/Penurunan Produksi Kedelai Provinsi Sumatera Utara dari Tahun Sebelumnya (%) dalam Kurun Waktu15 Tahun (1999-2013)

Tahun Produksi Kedelai

(Ton) Penyelesaian Hasil (%)

Sumber: Data Badan Pusat Statisti (BPS) diolah, 2017

Lampiran 5. Perkembangan/Penurunan Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara dari Tahun Sebelumnya (%) dalam Kurun Waktu15 Tahun (1999-2013)

Tahun Konsumsi Kedelai

(Ton) Penyelesaian Hasil (%)

Sumber: Data Badan Ketahanan Pangan (BKP) diolah, 2017

Lampiran 6. Perhitungan Surplus/Defisit (Ton) dari Produksi dan Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 1999-2013

Tahun Sumber: Data Badan Pusat Statisti (BPS) dan Badan Ketahanan Pangan (BKP)

diolah, 2017

Lampiran 7. Perhitungan Rasio Produksi dan Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 1999-2013

Tahun Sumber: Data Badan Pusat Statisti (BPS) dan Badan Ketahanan Pangan (BKP)

diolah, 2017

Lampiran 8. Data Produksi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 1999-2013

Tahun Notasi Tahun

(x)

Produksi Kedelai (Ton) (Qi)

1999 -7 28.817

2000 -6 12.881

2001 -5 10.719

2002 -4 10.197

2003 -3 10.466

2004 -2 12.333

2005 -1 15.793

2006 0 7.043

2007 1 4.345

2008 2 11.647

2009 3 14.206

2010 4 9.438

2011 5 11.426

2012 6 5.419

2013 7 3.229

Total 0 167.959

Rataan 0 11.197,26

Sumber: Data Badan Pusat Statisti (BPS) diolah, 2017

Lampiran 9. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Produksi Kedelai dengan Menggunakan Program SPSS Versi 20

Regression

a. Dependent Variable: Produksi Kedelai b. All requested variables entered.

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Notasi Tahun

ANOVA

Model

a

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 180785893,289 1 180785893,289 7,118 ,019b Residual 330173949,644 13 25397996,126

Total 510959842,933 14

a. Dependent Variable: Produksi Kedelai b. Predictors: (Constant), Notasi Tahun

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11197,267 1301,230 8,605 ,000

Notasi Tahun -803,532 301,176 -,595 -2,668 ,019

a. Dependent Variable: Produksi Kedelai

Qi* = 11.197,26 – 803,53 x*

Lampiran 10. Perhitungan Proyeksi Produksi Kedelai Provinsi Sumatera Utara untuk Tahun 2017-2026

Persamaan trend linier untuk produksi: Qi

Tahun

* = 11.197,26 – 803,53 x*

Notasi Tahun (x*)

Penyelesaian

Proyeksi Produksi Kedelai (Ton)

(Qi*)

2017 11 11.197,26 – 803,53 (11) 2.358,43

2018 12 11.197,26 – 803,53 (12) 1.554,9

2019 13 11.197,26 – 803,53 (13) 751,37

2020 14 11.197,26 – 803,53 (14) -52,16

2021 15 11.197,26 – 803,53 (15) -855,69

2022 16 11.197,26 – 803,53 (16) -1.659,22

2023 17 11.197,26 – 803,53 (17) -2.462,75

2024 18 11.197,26 – 803,53 (18) -3.266,28

2025 19 11.197,26 – 803,53 (19) -4.069,81

2026 20 11.197,26 – 803,53 (20) -4.873,34

Sumber: Data diolah dari hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Lampiran 11. Data Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara Tahun 1999-2013

Tahun

Notasi Tahun (x)

Konsumsi Kedelai (Ton) (Qj)

1999 -7 32.179

2000 -6 34.857

2001 -5 40.088

2002 -4 44.061

2003 -3 31.199

2004 -2 41.412

2005 -1 55.200

2006 0 56.580

2007 1 56.580

2008 2 57.314

2009 3 58.111

2010 4 56.613

2011 5 59.993

2012 6 60.512

2013 7 61.316

Total 0 746.015

Rataan 0 49.734,33

Sumber: Data Badan Ketahanan Pangan (BKP) diolah, 2017

Lampiran 12. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Konsumsi Kedelai dengan Menggunakan Program SPSS Versi 20

Regression

a. Dependent Variable: Konsumsi Kedelai b. All requested variables entered.

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Notasi Tahun

ANOVA Residual 341957661,319 13 26304435,486

Total 1721652153,33

3 14

a. Dependent Variable: Konsumsi Kedelai b. Predictors: (Constant), Notasi Tahun

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 49734,333 1324,247 37,557 ,000

Notasi Tahun 2219,793 306,504 ,895 7,242 ,000

a. Dependent Variable: Konsumsi Kedelai

Qj* = 49.734,33 + 2.219,79 x*

Lampiran 13. Perhitungan Proyeksi Konsumsi Kedelai Provinsi Sumatera Utara untuk Tahun 2017-2026

Persamaan trend linier untuk konsumsi: Qj Tahun

* = 49.734,33 + 2.219,79 x*

Notasi Tahun (x*)

Penyelesaian

Proyeksi Konsumsi Kedelai (Ton)

(Qj*)

2017 11 49.734,33 + 2.219,79 (11) 74.152,02

2018 12 49.734,33 + 2.219,79 (12) 76.371,81

2019 13 49.734,33 + 2.219,79 (13) 78.591,60

2020 14 49.734,33 + 2.219,79 (14) 80.811,39

2021 15 49.734,33 + 2.219,79 (15) 83.031,18

2022 16 49.734,33 + 2.219,79 (16) 85.250,97

2023 17 49.734,33 + 2.219,79 (17) 87.470,76

2024 18 49.734,33 + 2.219,79 (18) 89.690,55

2025 19 49.734,33 + 2.219,79 (19) 91.910,34

2026 20 49.734,33 + 2.219,79 (20) 94.130,13

Sumber: Data diolah dari hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Dokumen terkait