BAB III: STRATEGI PEMBELAJARAN
B. Macam-macam Metode Pembelajaran Pendidikan
7. Reading Aloud (Membaca dengan keras)
Menurut bahasa reading aloud artinya membaca dengan keras. Reading aloud adalah salah satu metode pembelajaran yang penerapannya dengan cara membaca dengan keras, baik oleh guru ataupun anak didik atas kebijakan guru.
Metode reading aloud merupakan salah satu metode yang dalam implementasinya dimaksudkan untuk mengaktifkan individu (anak didik) secara umum. Dengan reading aloud yang bisa diartikan dengan penekanan khusus pada teks-teks tertentu, diharapkan akan lebih memusatkan perhatian anak didik pada materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sedang diajarkan oleh guru Pendidikan Agama Islam dan memotivasi anak didik untuk bertanya dan mendiskusikannya.
Pada dasarnya metode reading aloud sama sebagaimana metode lainnya, sebagai salah satu metode yang diterapkan dalam rangka memotivasi dan mengkondisikan peran aktif anak didik dalam aktivitas pembelajaran. Anak didik akan belajar secara aktif kalau rancangan pembelajaran yang disusun guru mengharuskan anak didik, baik secara sukarela maupun terpaksa, menuntut
anak didik melakukan aktivitas belajar. Sebab belajar yang efektif adalah belajar dengan berbuat, berpikir, mendiskusikan, bertanya, dan melakukan rangkaian aktivitas lain yang dapat mengantarkan kepada pemahaman.
Secara khusus, tujuan metode reading aloud
sebagai berikut: (a) Dengan membatasi sebagian teks dibaca dengan keras, dimaksudkan agar perhatian anak didik terpusat pada teks atau materi yang sedang diajarkan sehingga pemahamannya akan lebih mendalam; (b) Dengan memberikan teks pada anak didik, anak didik termotivasi untuk belajar secara aktif dengan memikirkan, memahami, dan mendiskusikan atau menanyakan poin-poin yang masih belum dimengerti; (c) Dengan membagi teks dengan paragraf tertentu, dimaksudkan agar anak didik lebih terfokus pada teks itu sehingga pemahamannya akan lebih komprehensif dan
spesiik; (d) dengan menghentikan bacaan pada
teks-teks tertentu memberikankesempatan bagi anak didik untuk memberikan penjelasan, pemahaman, dan atau tanggapan setelah guru memberikan kesempatan atau memberikan penekanan atau contoh bahasan tertentu; dan (e) Dengan guru bertanya pada anak didik, anak didik terinspirasi untuk bisa mendeskripsikan dan atau menyimpulkan materi Pendidikan Agama Islam yang dipresentasikan.
Agar metode reading aloud bisa efektif, guru Pendidikan Agama Islam harus memperhatikan
langkah-langkah atau prosedur pelaksanaan yang tepat dan proporsional. Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam metode ini:
a. Guru Pendidikan Agama Islam memilih teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras.
b. Guru Pendidikan Agama Islam memberikan kopian teks kepada anak didik, diberi tanda poin-poin atau isu-isu teks yang menarik untuk didiskusikan.
c. Undang beberapa anak didik untuk membaca bagian-bagian teks yang berbeda-beda.
d. Ketika bacaan sedang berlangsung, berhentilah pada beberapa tempat untuk menekankan arti penting poin-poin tertentu, untuk bertanya, atau sekadar memberi contoh. Beri anak didik waktu untuk berdiskusi jika mereka menunjukkan ketertarikan terhadap poin tersebut.
e. Akhiri proses dengan bertanya kepada anak didik apa yang ada di dalam teks yang mereka baca.
Dari langkah-langkah di atas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam aktivitas pembelajaran, dengan menyiapkan dan memberikan teks kepada sejumlah anak didik sebagai bahan pelajaran. Untuk lebih efektif, teks-teks yang direncanakan akan dibaca dengan keras harus dibatasi, yang menurut Melvin L Silberman (2006: 39), teks dimaksud berisi
kurang dari 500 kata.
Guru Pendidikan Agama Islam juga harus membe rikan kesempatan, rangsangan, dan perta- nyaan pada teks yang dibaca untuk mengaktifkan anak didik dalam memahami teks yang telah
tersedia. Standar efektiitas dalam metode ini adalah
peran aktif anak didik dalam belajar dan bukan benar atau salah dalam memberikan tanggapan atau jawaban. Selanjutnya guru Pendidikan Agama Islam harus bisa memancing anak didik untuk bertanya, mendiskusikan dengan temannya, dengan memberikan kesempatan kepada sebagian anak didik untuk membacakan teks yang berbeda (berbeda teksnya antara anak didik yang satu dengan anak didik yang lainnya).
Adapun variasi yang perlu diterapkan dalam penerapan reading aloud adalah: (a) Pembacaan teks dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam sendiri, jika seorang guru merasa hal ini akan meningkatkan cara penyajian teks, atau seorang guru Pendidikan Agama Islam meragukan kemampuan baca anak didiknya; dan (b) Perintahkan pasangan anak didik untuk membacakan satu sama lain,
hentikan klariikasi dan diskusi bila itu dirasa perlu.
Adapun keunggulan metode reading aloud: (a) Reading aloud mempunyai trik khusus dalam memfokuskan atau memusatkan perhatian anak didik pada materi yang sedang diajarkan, sehingga mengarah pada pemahaman yang lebih komprehensif; (b) Reading aloud memberikan
motivasi dan ruang kreatiitas anak didik yang lebih
untuk bisa memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih lanjut; (c) Reading aloud leksibel dan
solutif untuk mengkondisikan suasana pembelajaran di kelas, terutama bila dilakukan pada suasana pembelajaran yang tidak kondusif; (d) Reading aloud memungkinkan suasana pembelajaran yang menyenangkan karena di samping sebagai metode belajar mengajar juga sebagai variasi pembelajaran.
Sedangkan kelemahan metode reading aloud: (a) Reading aloud tidak bisa digunakan dalam keseluruhan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, dalam setiap materi dan pembahasan, terutama materi yang tergolong banyak. (b) Fokus
reading aloud tidak bisa mewakili keseluruhan materi yang membutuhkan penjelasan yang panjang dan
bercabang; (c) Efektiitas reading aloud lebih terfokus pada upaya mengaktifkan individu dan bersifat umum, sehingga terkesan tidak melahirkan daya saing anak didik; dan (d) Reading aloud menuntut guru Pendidikan Agama Islam untuk kreatif untuk
memberikan klasiikasi dan stressing pada materi- materi tertentu supaya anak didik bisa fokus pada materi-materi tersebut.