• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja PT. Dirgantara Indonesia

B. Cabang Terkait Risk Assessment

2) Recommended Risk Controls LTA

Cabang dengan kode D11 ini mempertimbangkan kecukupan pengendalian yang direkomendasikan oleh penilaian risiko pekerjaan.

c) Clarity LTA

Cabang dengan kode E6 ini mempertimbangkan rekomendasi dari penilaian risiko pekerjaan cukup jelas untuk mengizinkan penggunaannya mudah dan paham.

d)Compatibility LTA

Cabang dengan kode E7 ini mempertimbangkan pengendalian yang direkomendasikan kompatibel dengan persyaratan yang ada.

e) Testing of Control LTA

Cabang dengan kode E8 ini mempertimbangkan pengendalian diuji untuk efektivitas sebelum diimplementasikan.

f) Directive LTA

Cabang dengan kode E9 ini mempertimbangkan arahan untuk penggunaan pengendalian yang direkomendasikan.

g) Availability LTA

Cabang dengan kode E10 ini mempertimbangkan pengendalian yang direkomendasikan tersedia untuk digunakan oleh personil yang terlibat.

h)Adaptability LTA

Cabang dengan kode E11 ini mempertimbangkan pengendalian yang direkomendasikan dirancang dengan cara yang memungkinkan mereka untuk secara memadai disesuaikan dengan situasi yang berbeda-beda.

i) Use Not Mandatory

Cabang dengan kode E12 ini mempertimbangkan penggunaan pengendalian yang direkomendasikan adalah wajib.

Berikut ini cabang Task Spesific Risk Assessment LTA: (NRI, 2009)

Bagan 2.3 Cabang Task Spesific Risk Assessment LTA

Task Spesific Risk Assessment LTA

Task Spesific Risk Analysis LTA Knowledge LTA Use of Workers' Suggestion and Input LTA Technical Informati on SystemS LTA Execution LTA

Time LTA Budget LTA

Scope

LTA Analytical Skill LTA

Hazard Selection LTA Hazard Identifica tion LTA Hazard Prioritisa tion LTA Recommended Risk Controls LTA Clarity LTA Compati

bility LTA Testing of Control

LTA

Directive

LTA Availability LTA Adaptability LTA

Use Not Mandatory

Berikut ini simbol dalam cabang Task Spesific Risk Assessment LTA: (NRI, 2009)

Berikut ini arti simbol-simbol dalam MORT: (NRI, 2009)

Tabel 2.2 Arti Simbol dalam MORT

Simbol Arti

Simbol ini digunakan untuk menyatakan suatu kegagalan atau kelalaian.

Simbol ini mendeskripsikan komponen dasar dari sebuah cabang.

Simbol ini menyatakan akhir dari sebuah rangkaian tanpa informasi dan solusi yang cukup. Cabang ini baru dapat dianalisis pada cabang Assumed Risk.

Gerbang DAN.

Gerbang ATAU.

Simbol yang digunakan untuk perpindahan ke lokasi lain.

Untuk meninjau proses lebih mudah menggunakan kode warna grafik: (NRI, 2009)

Tabel 2.3 Kode Warna dalam MORT

Warna Arti

Merah Dimana masalah ditemukan.

Hijau Dimana isu yang relevan dinilai telah memuaskan.

Biru

Menunjukan dimana anda pikir masalah relevan tetapi tidak memiliki informasi yang cukup untuk menilai itu benar

2.3.2 Metode SMORT

Safety Management and Organization Review Technique (SMORT) merupakan modifikasi sederhana dari MORT dikembangkan di Skandinavia. Teknik ini disusun dengan cara tingkat analisis dengan checklist terkait, sementara MORT didasarkan pada struktur pohon yang komprehensif. Karena proses analisis terstruktur, SMORT diklasifikasikan sebagai salah satu metodologi pohon berbasis (Tinmannsvik, 2003).

Analisis SMORT meliputi pengumpulan data berdasarkan daftar periksa dan pertanyaan yang terkait, selain evaluasi hasil. Informasi yang dapat dikumpulkan dari wawancara, studi dokumen dan penyelidikan. Teknik ini dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan rinci dari kecelakaan dan near miss. Hal ini juga dilayani dengan baik sebagai metode untuk audit keselamatan dan perencanaan langkah-langkah keamanan (Tinmannsvik, 2003).

SMORT terdiri dari evaluasi dengan menggunakan checklist dari dua jenis faktor (Tinmannsvik, 2003):

a. Safety spesific factors, faktor manajemen yang secara spesifik di desain untuk mempromosikan keselamatan dalam organisasi. Hal-hal yang termasuk Safety spesific factors yaitu sikap keselamatan, peralatan keselamatan, dan peralatan pelindung, kesiapsiagaan darurat, pertukaran pengalaman keselamatan, dan kegiatan program keselamatan (safety tujuan, organisasi keamanan,

perwakilan keselamatan, inspeksi, pertemuan keselamatan, investigasi kecelakaan dan rencana aksi keselamatan).

b. General management factors, faktor manajemen untuk memperbaiki sistem produksi dan organisasi pada umumnya. Hal-hal yang termasuk General management factors yaitu pendidikan dan pelatihan, mesin dan peralatan teknis, pemeliharaan, transportasi dan penyimpanan, prosedur rumah tangga dan kegiatan, komunikasi, kepemimpinan dan administrasi kerja.

41

3.1 Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab masalah dalam pelaksanaan risk assessment pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia tahun 2014. Proses penelitian ini berdasarkan temuan bahwa pelaksanaan risk assessment terdapat beberapa hal yang tidak tepat. Ketidaktepatan ini didapatkan dari hasil penelitian pendahuluan, yaitu tidak semua lokasi dilaksanakan risk assessment karena pelaksanaannya hanya berdasarkan proses, tidak ada aturan pelaksanaan risk assessment berdasarkan periode waktu, personil yang melaksanakan risk assessment tidak ditentukan, serta ketidaksesuaian penentuan kategori analisis risiko (konsekuensi dan kemungkinan) antara prosedur dengan form hasil risk assessment.

Berdasarkan temuan tersebut, peneliti melakukan proses analisis penyebab masalah pelaksanaan risk assessment dengan menggunakan teknik Management Oversight and Risk Tree (MORT). MORT sering digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi program keselamatan yang ada. Terdapat dua cabang yang fokus membahas terkait risk assessment yaitu cabang Task Spesific Risk Assessment Not Performed dan Task Spesific Risk Assessment LTA. Cabang Task Spesific Risk Assessment Not Performed membahas tidak

terlaksananya risk assessment. Sedangkan cabang Task Spesific Risk Assessment LTA membahas ketidaktepatan pelaksanaan risk assessment. Cabang Task Spesific Risk Assessment LTA ini yang menjadi fokus analisis karena pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia risk assessment dilaksanakan namun terdapat ketidaktepatan pelaksanaannya.

Peneliti akan mencari letak permasalahan dan mencari informasi lebih dalam tentang penyebabnya melalui observasi, wawancara dan telaah dokumen. Faktor yang menentukan cabang Task Spesific Risk Assessment LTA yaitu Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA.

Pada cabang Task Spesific Risk Analysis LTA, peneliti akan melihat status dari cabang-cabang yang terkait apakah memadai atau belum. Cabang yang tekait diantaranya cabang Knowledge LTA dan Execution LTA. Kemudian pada cabang Recommended Risk Controls LTA, peneliti juga akan melihat status dari cabang-cabang yang terkait apakah memadai atau belum. Cabang yang tekait diantaranya cabang Clarity LTA, Compatibility LTA, Testing of Control LTA, Directive LTA, Availability LTA, Adaptability LTA, dan Use Not Mandatory.

Dari hasil analisis tersebut akan didapatkan output yaitu penyebab masalah dalam pelaksanaan risk assessment. Penyebab masalah akan digambarkan melalui pohon MORT dan pembahasannya sehingga diketahui cabang-cabang mana yang kurang memadai dalam pelaksanaan risk assessment pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia tahun 2014.

Bagan 3.1. Kerangka Pikir

Gambaran Ketidaktepatan Ruang Lingkup Pelaksanaan

Risk Assessment:

a. Lokasi b. Waktu c. Pelaksana

d. Tahapan

Analisis Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment Berdasarkan Teknik MORT cabangTask Spesific Risk

Assessment LTA:

a. Task Spesific Risk Analysis LTA b. Recommended Risk Controls LTA

Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment

PROCESS