• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refleksi Siklus I

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 33-39)

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Make a Match berbantuan media gambar, kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match berbantuan media gambar, evaluasi tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan kegiatan pasang kartu dalam Make a Match siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kegiatan pasang kartu menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara unik dan berbeda melalui permainan pasang kartu.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 9 item, skor 3 sebanyak 18 item, dan skor 4 sebanyak 9 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor

102

2 sebanyak 4 item, skor 3 sebanyak 18 item dan skor 4 sebanyak 14 item. Selanjutnya pada siklus I pertemuan ketiga tidak ada aktivitas guru yang memperoleh skor 2, perolahan skor 3 sebanyak 15 item dan jumlah indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 21 item. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada aspek ini guru sudah dapat mengarahkan siswa dalam pembelajaran Make a Match (17), guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar melalui kegiatan pasang kartu (21), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu (22), guru juga dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match (23). Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 36 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 75%, pertemuan kedua meningkat menjadi 80,56%, selanjutnya pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan hingga persentase 89,58%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, II, dan II sebagai berikut:

Diagram 4.9 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I, II, dan III

103

Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 15 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 2 item. Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 2 sebanyak 8 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 9 item. Pada pertemuan ketiga siklus I perolehan skor 3 sebanyak 13 item dan skor 4 sebanyak 12 item. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yaitu dalam aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dan melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada aspek aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah mau mencatat materi apa yang disampaikan oleh guru melalui media gambar (11), siswa juga sudah mulai antusias dalam menyimak materi yang guru sampaikan menggunakan media gambar (12). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) siswa sudah mempu membentuk kelompok sesuai dengan petunjuk guru (14), Siswa bersemangat dan antusias untuk mencari pasangan kartu (15), Siswa melakukan kegiatan pasang kartu sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan (17), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi hasil kegiatan pasang kartu (20), Siswa antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru (21). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai 62%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 76%, kemudian pada pertemuan ketiga persentase meningkat menjadi 87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I, II, dan II sebagai berikut:

104

Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I, II, dan III

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 70% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 75. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 1 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 62,50 menjadi 77,80 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 25% menjadi 70%.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar, kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:

1) Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa aspek yang sudah mengalami peningkatan walaupun peningkatan tersebut belum mencapai skor yang maksimal.

105

b. Kegiatan pembelajaran nampak lebih menarik, antusiasme siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar diketahui dari aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdapat indikator nomor 11 dan 12 yang mengalami peningkatan skor hasil observasi pada tiap pertemuannya.

c. Sebagian siswa sudah terarah dalam kegiatan kerjasama kelompok melalui bimbingan guru sesuai dengan ada beberapa indikator yang mengalami peningkatan pada aspek 4 melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu yaitu indikator nomor 14, 15, 17, 20, dan 21. d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam

pembelajaran berkurang terlihat dari peningkatan aspek guru dalam mengorganisasikan dalam kegiatan pasang kartu sehingga guru sudah tidak mendominasi pembelajaran dengan ceramah terus menerus tetapi pembelajaran lebih terarah kepada aktivitas siswa dalam Make a Match.

2) Kekurangan

a. Cara guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan masih kurang. Ketika kegiatan refleksi berlangsung siswa masih kebingungan dengan apa yang guru sampaikan diketahui dari perolehan skor indikator penilaian aktivitas guru nomor 13 yaitu guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan yang belum memperoleh Nilai Tertinggi. b. Penerapan pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar

belum terbiasa dilaksanakan oleh siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung siswa masih kebingungan dan merasa canggung di dalam proses pembelajaran diketahui dari masih banyak indikator yang memperoleh skor 2 dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama.

c. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam kegiatan pasang kartu sehingga diskusi dalam kegiatan pasang kartu belum berjalan dengan kondusif diketahui dari indikator nomor

106

16 pada penilaian aktivitas siswa masih belum memperoleh skor maksimal.

d. Beberapa siswa masih malu-malu dalam menyampaikan gagasan atau pendapat diketahui dari perolahan skor pada indikator nomor 18 yaitu siswa memberikan tanggapan terhadap kartu-kartu yang telah dipasangkan yang belum mendapatkan skor yang maksimal.

Dari berbagai kekurangan yang ditemui tersebut, maka peneliti melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 5 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II sebagai berikut:

1) Sebelum proses tindakan pembelajaran dilangsungkan sebaiknya dilakukan pengarahan dan diskusi bersama antara peneliti dan guru kolaborator mengenai langkah-langkah dari model pembelajaran Make a Match sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras. 2) Guru kolaborator harus menguasai materi pembelajaran dengan baik

supaya dapat melakukan kegiatan refleksi dengan baik pada akhir pembelajaran.

3) Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di dalam permainan pasang kartu agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

4) Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan kegiatan pasang kartu semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik.

5) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

107

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 33-39)

Dokumen terkait