• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1. Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SDN Patemon 01 pada Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. SDN Patemon 01 memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 12 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, 1 Pustakawan, dan 1 Penjaga Sekolah. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Patemon 01 mempunyai latar belakang pendidikan S1.

Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SDN Patemon 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 20 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Mata Pelajaran IPA di kelas 5 SDN Patemon 01 diampu oleh guru kelas 5 yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa

(2)

70

Inggris, dan PenjasOrkes. Bapak Jumar merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya tersebut.

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Kamis, 23 Januari 2014 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 5 di SDN Patemon 01. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.

Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Keadaan semacam ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses belajar mengajar. Dominasi guru di dalam kegiatan pembelajaran ini juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman menerapkan pembelajaran yang konvensional (ceramah) yang dianggap lebih praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk

(3)

71

menerima semua yang guru sampaikan. Selanjutnya pemanfaatan media pembelajaran juga sangat langka dilakukan oleh guru, sekolah memang sudah menyediakan beberapa media mengajar namun guru merasa penggunaan media dirasa tidak penting. Hal tersebut diketahui karena guru yang kurang memahami fungsi dari media, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep tentang materi syang dipelajari, hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN Patemon 01, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75). Batas nilai KKM ≥ 75 merupakan KKM dari SDN Patemon 01 yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 semester I tahun 2013/2014. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

(4)

72

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 37 - 47 3 15 % 2. 48 - 58 6 30 % 3. 59 - 69 3 15 % 4. 70 - 80 7 35 % 5. 81 - 91 1 5 % Jumlah Siswa 20 100 % Nilai Rata-rata 62,50 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 37

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM 75. Sebanyak 15 siswa dari total keseluruhan 20 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 5 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 75. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 37-47 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 48-58 sejumlah 6 siswa dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 59-69 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 70-80 sejumlah 7 siswa dengan persentase 35% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai 81-91 sejumlah 1 orang siswa dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 37 (Untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai kondisi awal).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

(5)

73

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas ≥ 75 5 25 2. Belum Tuntas < 75 15 75 Jumlah 20 100

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sejumlah 15 siswa atau 75% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 5 siswa dengan persentase 25% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil

(6)

74

mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 5 SDN Patemon 01 maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi empat kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.2.1.Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan

(7)

75

pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, ketiga dan pertemuan keempat, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dengan Kompetensi Dasar 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi komposisi bahan pembentuk tanah, (2) mendefinisikan pengertian tanah, (3) menyebutkan contoh batuan beku, (4) mengidentifikasi jenis batuan beku menurut cirinya, (5) mendeskripsikan proses terbentuknya jenis-jenis batuan beku. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui kegiatan pengamatan gambar dan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi komposisi bahan pembentuk tanah, (2) melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendefinisikan pengertian tanah, (3) melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh batuan beku, (4) melalui kegiatan pengamatan gambar siswa

(8)

76

dapat mengidentifikasi jenis-jenis batuan beku berdasarkan ciri-cirinya, (5) melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan macam-macam batuan beku. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang proses terbentuknya tanah, bahan penyusun tanah, dan jenis-jenis batuan beku. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa gambar-gambar bahan penyusun tanah (batu, kerikil, pasir, tanah lumpur, tanah liat, debu, humus) dan jenis-jenis batuan beku (batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan batu apung) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban berjumlah masing-masing sepuluh berisi materi tentang bahan penyusun tanah dan batuan beku), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan berupa stiker hebat dan handout materi pembelajaran tentang proses pembentukan tanah. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah mengenai batuan sedimen dan batuan malihan. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar. Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media

(9)

77

gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) menyebutkan contoh batuan sedimen, (2) mengidentifikasi jenis batuan sedimen menurut cirinya, (3) mendeskripsikan proses terbentuknya jenis-jenis batuan sedimen, (4) menyebutkan contoh batuan malihan, (5) mengidentifikasi jenis batuan malihan menurut ciri-cirinya, (6) mendeskripsikan proses terbentuknya jenis-jenis batuan malihan. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti dan guru kolaborator menyusun tujuan yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh batuan sedimen, (2) melalui pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi jenis batuan sedimen menurut cirinya, (3) melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan jenis-jenis batuan sedimen, (4) Melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh batuan malihan, (5) Melalui pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi jenis batuan malihan menurut cirinya, (6) Melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan jenis-jenis batuan malihan. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan media gambar yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini berupa gambar jenis-jenis batuan sedimen (batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur) dan jenis-jenis batuan malihan (batu genes, batu marmer, dan batu sabak) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban berjumlah masing-masing sepuluh berisi tentang materi batuan sedimen dan batuan malihan), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan berupa stiker hebat yang akan diberikan untuk siswa yang dapat melakukan tugas guru dengan baik. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas

(10)

78

5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pada pertemuan ketiga ini kegiatan awal yang dilakukan peneliti ialah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru kolaborator dengan materi pelapukan batuan. Peneliti dan guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD berdiskusi mengenai indikator dan tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga. Indikator pembelajaran pada pertemuan ketiga antara lain: (1) mendeskripsikan pelapukan batuan secara fisika, (2) mendeskripsikan pelapukan batuan secara biologi, (3) mendeskripsikan pelapukan batuan secara kimia, (4) menyebutkan contoh pelapukan batuan yang ada di lingkungan sekitar. Dilanjutkan dengan menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan ketiga. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan ketiga melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui eksplorasi sumber bacaan dan pengamatan gambar siswa dapat mendeskripsikan pelapukan batuan secara fisika, (2) melalui eksplorasi sumber bacaan dan pengamatan gambar siswa dapat mendeskripsikan pelapukan batuan secara biologi, (3) melalui eksplorasi sumber bacaan dan pengamatan gambar siswa dapat mendeskripsikan pelapukan batuan secara kimia, (4) melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh dari peristiwa pelapukan batuan yang ada dilingkungan sekitar. Dilanjutkan dengan menyiapkan media yang akan digunakan yaitu media gambar berupa gambar contoh-contoh peristiwa pelapukan batuan (gambar batu yang mengalami pengikisan karena cuaca, gelombang air laut, lumut, akar tanaman, dan reaksi zat kimia) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban masing-masing berjumlah sepuluh berisi pertanyaan dan jawaban mengenai pelapukan batuan), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan berupa stiker

(11)

79

hebat yang akan diberikan kepada siswa yang berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan disampaikan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

4) Pertemuan Keempat

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan keempat merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan keempat ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar pada siswa kelas 5 SDN Patemon 01. Materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mengenai komposisi bahan penyusun tanah, macam-macam batuan, dan pelapukan batuan. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Bapak Jumar, S. Pd. SD selaku guru kolaborator. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 41 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 41 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa, lembar jawab untuk 20 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 5 SDN Patemon 01. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang komposisi bahan penyusun tanah, jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.

4.1.2.2.Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan

(12)

80

tindakan siklus I dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan. pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita dan menunjukkan gambar orang yang sedang membangun rumah. Kemudian guru memberikan pertanyaan “jika akan membuat pondasi rumah, apa saja bahan yang digunakan untuk mendirikan pondasi rumah tersebut?”. Dari berbagai jawaban siswa misalnya semen, pasir, batu dan lain-lain guru memilih batu sebagai jawaban yang paling penting dalam pembuatan pondasi. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi komposisi bahan pembentuk tanah dan berbagai jenis batuan beku termasuk ciri-ciri dan proses terbentuknya batuan beku, dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi tanah dilanjutkan dengan tanya jawab bersama guru. Guru menggali pengetahuan siswa tentang komposisi bahan pembentuk tanah dan macam-macam batuan beku dengan menunjukkan gambar dan melakukan kegiatan tanya jawab. Guru menunjukkan gambar tanah sambil melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru

(13)

81

memberikan pertanyaan “Bagaimana tanah dapat terbentuk?” Siswa menjawab tanah dapat terbentuk melalui pelapukan batuan, kemudian guru memberikan pertanyaan selanjutnya “Apa saja komposisi bahan yang dapat membentuk tanah?”. Siswa diminta untuk memberi contoh bahan-bahan pembentuk tanah. Guru meminta seorang siswa maju ke depan untuk menuliskan salah satu komposisi bahan yang membentuk tanah, siswa tersebut menuliskan pasir. Kemudian ada beberapa siswa lain yang menyebutkan bahwa komposisi bahan pembentuk tanah yaitu kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, debu, dan humus. Setelah kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa kemudian dilanjutkan dengan penjelasan guru menggunakan media gambar, gambar tersebut merupakan gambar batuan beku (batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan batu apung). Guru melibatkan siswa melalui kegiatan tanya jawab mengenai ciri-ciri dan proses pembentukan batuan beku yang ada pada gambar. Guru meminta 5 orang siswa secara bergantian untuk menuliskan ciri-ciri batuan beku di papan tulis melalui pengamatan gambar batuan beku yang guru tunjukkan. Dengan bimbingan guru siswa tersebut mengidentifikasi ciri-ciri batuan beku melalui pengamatan gambar. 5 orang siswa yang lain mendeskripsikan proses terbentuknya batuan beku secara bergantian. Dilanjutkan dengan penjelasan singkat oleh guru mengenai ciri-ciri dan proses terbentuknya batuan beku sebagai penguatan atas jawaban siswa.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadap-hadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban), kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai permainan kartu yang akan dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran Make a Match. Guru menunjukkan kartu-kartu yang akan dibagikan kepada siswa, terdiri dari 2 macam kartu yaitu kartu soal dan kartu jawaban. Kartu soal dan kartu jawaban tersebut akan dipasangkan oleh siswa dan ditempelkan pada lembaran karton yang sudah guru siapkan di depan kelas sesuai dengan pasangannya. Selanjutnya guru membagikan kartu-kartu secara acak kepada siswa, kartu soal dan jawaban tersebut berisi materi tentang bahan penyusun tanah dan batuan beku (ciri-ciri, manfaat, dan proses

(14)

82

terbentuknya) masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu untuk kartu jawaban, setelah semua siswa menerima kartu kemudian siswa diberikan waktu untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka terima, siswa diberikan batasan waktu untuk berdiskusi mencari pasangan kartu dalam waktu kurang dari 20 detik. Kurang dari 15 detik sudah ada pasangan yang berhasil menemukan pasangan dari kartu yang diterima dan langsung maju ke depan untuk menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Tetapi sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh guru masih ada empat siswa yang kebingunan untuk mencari pasangan kartunya, kemudian guru memberikan arahan bagi siswa tersebut. Setelah waktu habis, guru membahas pasangan kartu mana yang paling tepat antara kartu soal dan kartu jawaban. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Tiga orang siswa berani menyampaikan tanggapan terhadap kartu yang telah dipasangkan di depan. Salah seorang siswa membenarkan pasangan kartu yang ternyata salah dipasangkan oleh kelompok lain. Guru memberikan poin tambahan terhadap tiga kelompok yang perwakilan dari kelompoknya berani menyampaikan gagasan. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi batuan beku yang telah dipelajari oleh siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi batuan beku yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi komposisi bahan pembentuk tanah dan batuan beku dengan bertanya jawab bersama siswa.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru memberikan stiker hebat kepada pasangan kelompok 1. Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang

(15)

83

akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang batuan sedimen dan batuan malihan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian melakukan kegiatan presensi. Dilanjutkan dengan guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan “siapa yang pernah jalan-jalan ke kota Blora, apa yang menarik ketika menempuh perjalanan ke kota Blora?” dari berbagai jawaban siswa misalnya banyak pohon jati, cuaca yang cerah, pemandangan yang bagus, banyak gunung kapur, dan lain-lain guru memilih banyak gunung kapur sebagai jawaban yang paling penting. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar batuan kapur yang ada di sepanjang perjalanan menuju kota Blora. Guru memberikan penjelasan bahwa “batuan kapur merupakan salah satu contoh dari batuan sedimen, batuan sedimen berasal dari pengendapan hasil pelapukan batuan. Batuan kapur merupakan batuan yang berasal dari endapan pelapukan tulang dan cangkang hewan”. Selanjutnya guru menunjukkan gambar jenis-jenis batuan sedimen dan malihan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi jenis-jenis batuan sedimen dan malihan berdasarkan ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi

(16)

84

batuan sedimen dan malihan yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan melakukan pengamatan pada gambar jenis-jenis batuan sedimen (batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur) dan malihan (batu genes, batu marmer, dan batu sabak) yang guru tunjukkan, selanjutnya guru bertanya jawab mengenai ciri-ciri batuan sedimen dan malihan terlihat melalui gambar, dari mulai bentuk, ukuran, dan warnanya. Kemudian siswa diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang ciri-ciri batuan, manfaat, proses terbentuknya batuan sedimen dan malihan. Lima orang siswa maju ke depan untuk menuliskan ciri-ciri dan manfaat batuan sedimen dan malihan di papan tulis. Tiga orang siswa yang lain menyampaikan ciri-ciri dan manfaat batuan malihan melalui pengamatan gambar yang dilakukan. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang proses terbentuknya batuan sedimen dan malihan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.

Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadap-hadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris sebelum menerima kartu-kartu yang akan guru bagikan, kartu-kartu yang akan dibagikan kepada siswa berisi tentang materi ciri-ciri, manfaat dan proses terbentuknya batuan sedimen dan batuan malihan masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu untuk kartu jawaban. Setelah siswa berjajar rapi guru memberikan penjelasan singkat tentang permainan kartu yang yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa paham dengan penjelasan guru, selanjutnya guru membagikan kartu-kartu tersebut secara acak kepada siswa, setelah semua siswa menerima kartu, siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka terima. Kurang dari 12 detik sudah ada siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu dan langsung maju ke depan untuk menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah waktu habis, guru segera membahas pasangan kartu mana yang paling tepat. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Empat orang siswa bersedia memberikan gagasannya dan

(17)

85

mencoba membetulkan pasangan kartu yang ternyata salah dipasangkan. Kartu yang salah dipasangkan ialah kartu milik kelompok 2, 4, 6, 8 Guru memberikan poin tambahan pada kelompok siswa yang telah berani menyampaikan gagasan tersebut yaitu kelompok 1, 3, 5, 7 sehingga total poin untuk kelompok mereka lebih unggul dibandingkan dengan perolehan kelompok yang lain. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi batuan sedimen dan malihan yang telah dipelajari oleh siswa, guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai jawaban yang siswa sampaikan. Setelah itu guru melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi batuan sedimen dan malihan. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi batuan sedimen dan malihan dengan melakukan tanya jawab bersama siswa mengenai hal-hal yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, perolehan poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match pertemuan kedua diraih oleh kelompok 9, guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat kepada anggota kelompok 9. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai pelapukan batuan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Pada awal pembelajaran guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket, dilanjutkan dengan guru melakukan kegiatan apersepsi, guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab kepada

(18)

86

siswa “mengapa batu karang yang besar di pantai lambat laun ukurannya semakin kecil jika terkena ombak terus-menerus?” dari berbagai jawaban siswa guru memberitahukan kepada siswa bahwa akibat mengecilnya batu tersebut karena terjadinya proses pelapukan, selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar peristiwa pelapukan batuan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi jenis-jenis pelapukan batuan berdasarkan penyebabnya dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi pelapukan batuan yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pengamatan pada gambar contoh-contoh pelapukan batuan, setelah melalukan pengamatan terhadap gambar selanjutnya siswa diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang sebab-sebab terjadinya pelapukan pada batuan yang ditunjukkan pada gambar. dua orang siswa mengacungkan tangan dan maju ke depan menuliskan sebab-sebab terjadinya pelapukan batuan di papan tulis. Siswa tersebut menuliskan bahwa pelapukan bataun dapat disebabkan karena faktor cuaca, aktivitas makhluk hidup, dan bisa disebabkan juga karena pengaruh zat kimia misalnya limbah pabrik. Setelah itu guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang dipelajari, guru bercerita tentang kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar yang menunjukkan peristiwa pelapukan batuan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.

Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadap-hadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban). Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model pembelajaran Make a Match sebelum kartu dibagikan. Selanjutnya guru membagikan kartu-kartu secara acak kepada siswa, kartu soal dan jawaban tersebut berisi materi peristiwa pelapukan batuan beserta sebab-sebabnya masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu

(19)

87

untuk kartu jawaban, setelah semua siswa menerima kartu, siswa diberi waktu satu menit untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang telah mereka terima. Setelah itu siswa mencari pasangan kartu yang mereka terima dalam waktu kurang dari 20 detik. Semua siswa bergegas mencari pasangan kartu sebelum batas waktu agar dapat menjadi kelompok yang tercepat dan segera maju ke depan untuk menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Kurang dari 10 detik sudah ada pasangan siswa yang telah menemukan kartu yang cocok dan segera menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah waktu habis, guru membahas pasangan kartu mana yang paling tepat antara kartu soal dan kartu jawaban. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Ada 2 orang siswa yang berani menyampaikan gagasan ketika ditemukan pasangan kartu yang salah, siswa tersebut maju ke depan dan membetulkan jawaban sehingga tersusun sepuluh pasangan kartu yang benar. Kelompok dari siswa yang berani menyampaikan gagasan tersebut memperoleh poin dari guru. Kelompok yang mendapatkan poin tersebut yaitu kelompok 3 dan 6. Sehingga perolehan poin kelompok 3 dan 6 lebih unggul dari kelompok lain. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi pelapukan batuan yang telah dipelajari siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelapukan batuan. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi pelapukan batuan yang telah dipelajari.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, penghargaan stiker hebat diberikan kepada kelompok 3 dan 6 yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi dalam kegiatan pasang kartu dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan

(20)

88

dilaksanakan tes evaluasi, guru meminta siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

4) Pertemuan Keempat

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Kegiatan pembelajaran pertemuan keempat ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar, hanya ada satu siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan sehingga memerlukan tambahan waktu untuk mengerjakan. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang lapisan-lapisan tanah. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun

(21)

89

aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 36 indikator aktivitas guru dan 25 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan

pembelajaran 1, 4 2, 3 14

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan 6 5, 7 11

Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi

8, 11 9, 10,

12, 13 16

Memanfaatkan media gambar 14,

15, 16 6

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 21, 23, 24 17, 18, 19, 20, 22, 25 24 Memberikan penghargaan kepada siswa 26, 27 28 10 Penggunaan Bahasa 31 29, 30 11

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi 34 32, 33 35, 36 16

(22)

90

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 9 item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 9 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 108. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 10 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi indikator terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 11 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 9, 10, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 17 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 6 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 21, 23, 24 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 17, 18, 19, 20, 22, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 24 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 3 sementara indikator nomor 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 29, 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 34 memperoleh skor 2, indikator nomor 32, 33 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 108 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

(23)

91

Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2 3, 4 10

Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru

6 5 7

Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran 7, 8, 9 6

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

11, 12 10, 13 10

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 14, 16, 17, 19, 21 15, 18, 20 19

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

22,

23, 24 25 10

TOTAL 15 8 2 62

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 15 item,

(24)

92

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 8 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 62 . Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 10 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7, 8, 9 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 6 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 11, 12 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 14, 16, 17, 19, 21 memperoleh skor 2 dan nomor indikator 15, 18, 20 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 19 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 22, 23, 24 memperoleh skor 2dan indikator nomor 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 62 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

(25)

93

Diagram 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran 1 2, 3, 4 15 Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan 6 5, 7 11

Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi 11 8, 9, 10, 12, 13 17

Memanfaatkan media gambar 15, 16 14 7

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 24 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 17 27

Memberikan penghargaan kepada

siswa 26, 27 28 10

Penggunaan Bahasa 29, 30,

31 12

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

32, 33,

34 35, 36 17

(26)

94

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 2 sebanyak 4 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 116. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 15 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran teridir dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 11 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 8, 9, 10, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 17 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15, 16 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 14 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 7 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 24 memperoleh skor 2, indikator nomor 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 27 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa seluruh terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 29, 30, 31 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 32, 33, 34 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 17 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah 116. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:

(27)

95

Diagram 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2 4 3 11

Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru

6 5 7

Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran 7, 9 8 7

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

11, 12 10, 13 10

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 17 16 14, 15, 18, 19, 20, 21 29

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi 24 22, 23 25 12

(28)

96

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 dan 3 sebanyak 8 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 9 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 76. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 2, indikator nomor 4 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 7 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan aspek nomor 5 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7, 9 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 8 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 7 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 11, 12 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 17 memperoleh skor 2, indikator nomor 16 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 14, 15, 18, 19, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 24 memperoleh skor 2, indikator nomor 22, 23 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua adalah 76 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini:

(29)

97

Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

3) Pertemuan Ketiga

Hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan

pembelajaran 1, 2, 3, 4 16

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan 5, 6, 7 12

Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi

8, 11, 12,

13 9, 10 20

Memanfaatkan media gambar 15, 16 14 10

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25 21, 22 29 Memberikan penghargaan kepada siswa 26, 27, 28 12 Penggunaan Bahasa 29, 30, 31 12

Membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi 32, 33

34, 35.

36 18

(30)

98

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 3 sebanyak 15 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 21 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 129. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 11, 12, 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9, 10 memperoleh skor 4 jumlah skor aspek tiga 20 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15, 16 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25 mendapat skor 3 dan indikator nomor 21, 23 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 mmperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 34, 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 18 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga adalah 129 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan III dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut ini:

(31)

99

Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan III

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2 3, 4 14

Melakukan eksplorasi sumber bacaan

dan memperhatikan penjelasan guru 6 5 7

Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran 7, 8, 9 9

Respon siswa dalam pemanfaatan

media pembelajaran 10, 13 11, 12 14

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

16, 18, 19 14, 15, 17, 20, 21 29 Membuat kesimpulan dan melakukan

kegiatan refleksi 22, 24 23, 25 14

TOTAL 13 12 87

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 12 item sehingga jumlah keseluruhan

(32)

100

skor yang diperoleh 87. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 7, 8, 9 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 9 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 11, 12 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 14 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 18, 19 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14, 15, 17, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 22, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 14 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan ketiga adalah 87 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan III dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:

(33)

101

4.1.2.4.Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Make a Match berbantuan media gambar, kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match berbantuan media gambar, evaluasi tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan kegiatan pasang kartu dalam Make a Match siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kegiatan pasang kartu menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara unik dan berbeda melalui permainan pasang kartu.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 9 item, skor 3 sebanyak 18 item, dan skor 4 sebanyak 9 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor

(34)

102

2 sebanyak 4 item, skor 3 sebanyak 18 item dan skor 4 sebanyak 14 item. Selanjutnya pada siklus I pertemuan ketiga tidak ada aktivitas guru yang memperoleh skor 2, perolahan skor 3 sebanyak 15 item dan jumlah indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 21 item. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada aspek ini guru sudah dapat mengarahkan siswa dalam pembelajaran Make a Match (17), guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar melalui kegiatan pasang kartu (21), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu (22), guru juga dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match (23). Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 36 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 75%, pertemuan kedua meningkat menjadi 80,56%, selanjutnya pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan hingga persentase 89,58%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, II, dan II sebagai berikut:

Diagram 4.9 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I, II, dan III

(35)

103

Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 15 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 2 item. Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 2 sebanyak 8 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 9 item. Pada pertemuan ketiga siklus I perolehan skor 3 sebanyak 13 item dan skor 4 sebanyak 12 item. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yaitu dalam aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dan melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada aspek aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah mau mencatat materi apa yang disampaikan oleh guru melalui media gambar (11), siswa juga sudah mulai antusias dalam menyimak materi yang guru sampaikan menggunakan media gambar (12). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) siswa sudah mempu membentuk kelompok sesuai dengan petunjuk guru (14), Siswa bersemangat dan antusias untuk mencari pasangan kartu (15), Siswa melakukan kegiatan pasang kartu sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan (17), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi hasil kegiatan pasang kartu (20), Siswa antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru (21). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai 62%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 76%, kemudian pada pertemuan ketiga persentase meningkat menjadi 87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I, II, dan II sebagai berikut:

(36)

104

Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I, II, dan III

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 70% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 75. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 1 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 62,50 menjadi 77,80 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 25% menjadi 70%.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar, kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:

1) Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa aspek yang sudah mengalami peningkatan walaupun peningkatan tersebut belum mencapai skor yang maksimal.

(37)

105

b. Kegiatan pembelajaran nampak lebih menarik, antusiasme siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar diketahui dari aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdapat indikator nomor 11 dan 12 yang mengalami peningkatan skor hasil observasi pada tiap pertemuannya.

c. Sebagian siswa sudah terarah dalam kegiatan kerjasama kelompok melalui bimbingan guru sesuai dengan ada beberapa indikator yang mengalami peningkatan pada aspek 4 melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu yaitu indikator nomor 14, 15, 17, 20, dan 21. d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam

pembelajaran berkurang terlihat dari peningkatan aspek guru dalam mengorganisasikan dalam kegiatan pasang kartu sehingga guru sudah tidak mendominasi pembelajaran dengan ceramah terus menerus tetapi pembelajaran lebih terarah kepada aktivitas siswa dalam Make a Match.

2) Kekurangan

a. Cara guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan masih kurang. Ketika kegiatan refleksi berlangsung siswa masih kebingungan dengan apa yang guru sampaikan diketahui dari perolehan skor indikator penilaian aktivitas guru nomor 13 yaitu guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan yang belum memperoleh Nilai Tertinggi. b. Penerapan pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar

belum terbiasa dilaksanakan oleh siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung siswa masih kebingungan dan merasa canggung di dalam proses pembelajaran diketahui dari masih banyak indikator yang memperoleh skor 2 dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama.

c. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam kegiatan pasang kartu sehingga diskusi dalam kegiatan pasang kartu belum berjalan dengan kondusif diketahui dari indikator nomor

Gambar

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
Diagram 4.2   Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
gambar  yang  akan  digunakan  di  dalam  proses  pembelajaran.  Indikator  pada  pertemuan  kedua  antara  lain  (1)  menyebutkan  contoh  batuan  sedimen,  (2)  mengidentifikasi  jenis  batuan  sedimen  menurut  cirinya,  (3)  mendeskripsikan  proses  te
Diagram 4.3  Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data terhadap unsur-unsur cerpen tersebut, maka peneliti dapat menarik kesimpulan antara lain; pertama , dalam cerpen Dalam Perjamuan Cinta

Evaluasi adalah tindakan dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan program berdasarkan penilaian dengan standar pengukuran pelaksanaan kegiatan yang telah

Ekstrak batang pepaya pada konsentrasi 1% memiliki aktivitas antibakteri paling efektif terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan diameter zona hambat sebesar 12 mm

industrijski ž ivot radnika bio u rukama njihovih predradnika.. Ona je stajala pored radnica i vrednovala kvalitetu “svako g artikla”. Sto g a je odnos s njima trebao biti

Dari sisi lain ditemukan bahwa dengan meningkatnya kosakata bahasa Indonesia anak Buruh Migran Indonesia di Sabah Malaysia dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia

Outcome Based Education KURIKULUM JALUR MINAT NARASI VISUAL MEDIA BARU (NEW MEDIA) PRODI DKV FSRD ITB JATINANGOR. Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi banyak nikmat dan karunia pada penulis sehingga proses penulisan skripsi yang berjudul “Masa Transisi

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi