• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi Peneliti Untuk Program CSR YEAH 2016 1. Rekomendasi Aspek Manajemen

Dalam dokumen 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 85-88)

Berdasarkan temuan data dan analisis data diatas, peneliti menemukan beberapa titik rawan pada aspek manajemen. Titik rawan tersebut adalah manajemen Hanwha Life hanya berperan sebagai sponsor dan tidak terlibat langsung dalam proses komunikasi program YEAH itu sendiri. Hanwha Life Indonesia dan Surabaya tidak berperan aktif dalam mendukung program CSR ini, dan komunikasi antara publik target dengan korporat Hanwha Life kurang sekali.

Dapat dilihat dari titik rawan tersebut peneliti memberikan beberapa rekomendasi untuk program YEAH kedepannya:

1. Manajemen Hanwha Life Korea maupun dari Indonesia dan Surabaya turut berperan aktif dalam mendukung program YEAH ini, tidak hanya berlaku sebagai sponsor dan pengawas saja. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat suatu program dalam korporat Hanwha Life sendiri, bertujuan yaitu mendukung keaktifan personel Hanwha sendiri untuk aktif mendukung program CSR-nya.

2. Komunikasi dengan publiknya sendiri itu penting dilakukan, tidak hanya bergantung kepada mitra kerja sama WVI. Peneliti memberikan rekomendasi untuk pihak Hanwha Life bisa ikut kegiatan YEAH itu sendiri untuk bisa menjalin hubungan dengan peserta program, bahkan bisa belajar dari kegiatan ini. Bukan hanya hadir pada event besarnya saja seperti opening dan closing program

Kedua rekomendasi peneliti tentang keterlibatan manajemen Hanwha Life Surabaya dan Indonesia perlu dipertimbangkan. Dikarenakan hubungan antara sponsor dan Wahana Visi sepenuhnya dilaksanakan oleh Hanwha Korea, Wahana Visi tidak bisa menuntut untuk korporat Hanwha Indonesia dan Surabaya untuk aktif berpartisipasi. Karena hal tersebut diluar kuasa WVI, dan tergantung oleh kebijakan dari korporat Hanwha sendiri. Pada akhirnya Wahana Visi tetap hanya bisa memberikan undangan resmi kepada Hanwha Life, keterlibatan mereka tetap ditentukan oleh kebijakan mereka sendiri.

“Sebenarnya rekomendasi ini bagus, tapi kita WVI juga nggak punya kuasa untuk itu. Mereka mau ikut partisipasi atau nggaknya kan terserah mereka. Pokoknya mereka sudah kasih dana ya udah terserah mereka mau gimana selanjutnya. Kita nggak bisa maksa mereka ikut. Tapi paling nggak kita tetap minta partisipasi mereka lewat undangan misalnya.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul; program manajer YEAH 2016)

3. Untuk memperlancar proses komunikasi antara manajemen, organisasi dan pihak pelaksana, peneliti merekomendasikan adanya sistem komunikasi khusus untuk program CSR YEAH. Salah satu caranya adalah pembuatan server atau website khusus untuk pihak-pihak penyelenggara program YEAH, dimana pihak manajemen maupun organisasi bisa mengakses informasi maupun update terbaru dan aksesnya dan dipermudah.

Rekomendasi untuk sistem komunikasi ini dipertimbangkan oleh WVI karena memang ada faktor kebutuhan, namun tidak bisa semudah dikatakan saja, diperlukan tenaga ahli dan dana untuk membuat sistem komunikasi tersebut. Jika ada persetujuan dari pihak sponsor, rekomendasi ini bisa diimplementasikan.

“Rekomendasi ini bole juga, memang sepertinya kita butuh yang seperti ini, tapi ya nggak semudah itu juga mbuatnya. Butuh ahli IT terus dana juga, persetujuan sponsor juga tapi ya bisa digunakan sih ini.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul; program manajer YEAH 2016)

4.6.2. Rekomendasi Untuk Aspek Organisasi

Aspek Organisasi meruapakan salah aspek penting yang memastikan program berjalan dengan baik. Membahas tentang sistem kerja dan sumber daya manusia yang terlibat, komunikasi dalam organisasi sangatlah penting untuk dijalankan. Berdasarkan temuan dan analisis data yang peneliti lakukan, peneliti menemukan beberapa titik rawan dalam aspek organisasi. Titik rawan dalam organisasi terdapat beberapa seperti ketergantungan pihak WVI dengan pendamping lainnya dalam pemberian materi, tidak ada materi dari pihak WVI sendiri, dan tim pelaksana WVI tidak siap menjadi pemateri karena tidak ada

pemberkalan ataupun pelatihan untuk pengembangan karyawan. Sedangkan dalam komunikasi organisasi, terdapat titik rawan juga yaitu pertama, komunikasi antar pihak manajemen dan tim pelaksana cenderung lama karena terdapat birokrasi yang ketat. Kedua, tim pelaksana cenderung menyukai komunikasi informal dibandingkan komunikasi formal, karena komunikasi informal cenderung lebih santai dan bisa lebih terbuka dibandingkan komunikasi formal. Berdasarkan fakta yang terjadi, peneliti memberikan beberapa rekomendasi untuk aspek organisasi:

1. Diadakan pelatihan pembekalan tim pelaksana program. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia yang dipakai untuk program YEAH. Dapat berbentuk seminar atau sosialisasi dengan bantuan mitra kerja, dapat belajar mengenai materi kewirausahaan, serta jadi pemateri.

2. Pihak WVI paling tidak harus menyiapkan materi sendiri, tidak tergantung dengan apa yang disediakan oleh organisasi lain. Dapat dilakukan dengan cara research dan observasi, dan membuat materi sendiri dari contoh pemateri yang sudah dilihat sebelumnya.

3. Birokrasi komunikasi antar manajemen dan tim pelaksana dikurangi, karena menghambat komunikasi dikarenakan terdapat banyak langkah dan prosedur yang harus dilalui. Komunikasi paling tidak, lebih dibebaskan untuk meningkatkan efektivitas kerja.

Untuk rekomendasi peneliti yang pertama dan kedua, tentang punya materi tersendiri dan pendamping dari WVI yang bisa menjadi pemateri, sudah dilakukan. Pada tahun ketiga 2017, sekarang program YEAH tidak lagi bermitra kerja dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) untuk materi membuat student company. Pada tahun ketiga, perubahan yang tidak bisa dilakukan pada pada tahun 2016, diimplementasikan di tahun ini.

“ohh kalo rekomendasi yang ini sudah kita lakukan mbak. Dulunya kita 2 tahun pakai punyanya PJI, sekarang udah nggak lagi. Yang tahun ini udah kita tangani sendiri, dibantu sama para ahli lainnya gitu.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul; program manajer YEAH 2016)

4.6.3. Rekomendasi Untuk Aspek Komunikasi

Aspek komunikasi merupakan aspek terpenting, karena melibatkan public dan peserta program. Dari hasil temuan dan analisis data peneliti, aspek komunikasi sudah berjalan dengan baik, dengan sedikit titik rawan. Titik rawan yang ditemukan peneliti adalah sistem Feedback dari peserta tidak terlalu diterapkan dalam pengembangan untuk program batch selanjutnya, dan Kurang cepatnya adjustment datang dari pihak atasan, menyebabkan masalah terlambat untuk diselesaikan, kurangnya komunikasi dengan pihak luar seperti orang tua peserta. Dari titik-titik rawan diatas peneliti menyimpulkan rekomendasi yang diberikan adalah:

1. Organisasi seharusnya membuat sistem feedback yang baik, yang dapat memancing keterbukaan peserta program.Feedback peserta lebih diperhitungkan, dengan membuat kuisioner ataupun wawancara personal untuk mengetahui perasaan dan insight yang didapat peserta selama program, tidak hanya pre dan post test saja

2. Pentingnya dukungan dari orang tua, masyarakat sekitar dan stakeholder setempat menjadi sebuah kondisi yang cukup menentukan keberhasilan program ini. Untuk itu perlu melibatkan orang tua, masyarakat dan stakeholder sedari awal proyek sehingga orang tua mengetahui maksud kegiatan yang diadakan dan memberikan dukungan penuh. Pihak stakeholder ini seharusnya diberikan sosialisasi rutin untuk program ini.

Rekomendasi dari peneliti mengenai sistem feedback yang baik akan dipertimbangkan oleh tim monitor dan evaluasi (Monev). Menurut Ocha dari tim monev WVI Surabaya sebenarnya sistem feedback mereka sudah tidak bermasalah, namun rekomendasi peneliti dipertimbangkan. Sementara untuk terus berhubungan dengan stakeholder lainnya, hal tersebut memang perlu ditingkatkan, dan untuk tahun 2017 terdapat sosialisasi rutin untuk orang tua dan masyarakat lainnya.

“Boleh saja sih ada peningkatan untuk umpan balik, tapi kira-kira perlu nggak ya? Feedback kita nggak bermasalah sih selama ini, jadi ya bisa dipertimbangkan yaa. Untuk yang komunikasi sama orang tua, memang kita kurang rutin tapi sekarang kita mulai terus berinteraksi lewat sosialisasi biasanya” (Wawancara Ocha; Supervisor tim monitoring dan evaluasi WVI Surabaya)

Dalam dokumen 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 85-88)