• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Sasaran Penelitian

Pada bab ini, peneliti akan membahas berbagai hal. Hal-hal tersebut adalah sejarah perusahaan, visi dan misi, serta, penjelasan logo Hanwha Life Insurance dan lembaga Wahana Visi Indonesia. Karena kedua lembaga ini berkaitan langsung dengan program CSR “Youth Entrepreneurship by Hanwha Life” YEAH 2016.

4.1.1. Sejarah Sasaran Penelitian

Sebuah perusahaan asuransi milik Bangsa Korea didirikan pada tanggal 9 September 1946.Perusahaan tersebut merupakan awal sejarah Hanwa Life, yang dulu dikenal dengan nama Korea Life. Perusahaan Hanwha Life Insurance adalah salah satu perusahaan asuransi yang berasal dari Korea. Hanwha Life Insurance menjadi anggota Hanwha Group pada 12 Desember 2002 yang merupakan salah satu Grup usaha terbesar di Korea Selatan. Hanwha Life memiliki banyak bidang usaha seperti energi karena memproduksi alat Solar Cell di dunia, manufaktur, konstruksi, jasa hiburan dan pariwisata, serta finansial seperti asuransi. Hanwha Life telah membuktikan keberhasilannya menjadi salah satu perusahaan asuransi terbaik di Korea Selatan dengan slogannya yaitu Financial Solution for Tomorrow. Hanwha Life Korea juga merupakan salah satu dari 10 bisnis grup terbaik di Korea yang sudah berdiri sejak tahun 1952 dan berpusat di Korea Selatan. Hanwha Life mampu berkembang dengan berpijak pada nilai-nilai dasarnya, yaitu Challenge, Dedication, dan Integrity, perusahaan Hanwha Life Insurance merupakan salah satu perusahaan asal Korea yang berdomisili di Indonesia dan juga merupakan perusahaan asuransi pertama yang berasal dari Korea. Memasuki pasar Indonesia, pada 20 Desember 2012 Hanwha Life mengakuisisi PT Multicor Life dan mengubah namanya menjadi PT Hanwha Life Insurance Indonesia pada tanggal 23 juli 2013. Hanwha Life Insurance Indonesia secara resmi diluncurkan tanggal 24 Oktober 2013 untuk mencapai perkembangan yang berkelanjutan melalui kompetisi inovatif dalam bisnis asuransi di Indonesia. (Wawancara Andrew, Manager Distrik Hanwha Life Insurance Surabaya, 22 November 2016)

(2)

4.1.2. Logo Hanwha Life Insurance

Gambar 4.1. Logo Hanwha Life Insurance Sumber: www.hanwhalife.co.id/2017

Logo Hanwha, "TRIcircle," adalah kombinasi lingkaran dinamis dalam 3 warna yang berbeda. "TRIcircle" adalah elemen penting dari merek identitas korporat Hanwha untuk secara jelas mengekspresikan dan secara simbolis menggambarkan identitas merek korporatnya. Selain itu, dengan menyampaikan citra "Unlimited Growth" Melalui ekspresi energi yang dinamis, Hanwha memperoleh ekuitas visualnya dengan cara yang efektif.

Gambar 4.2. Komponen Logo Hanwha Life Insurance Sumber: www.Hanwhacompany.co.id/2017

Logo Hanwha Life Insurance dibentuk dari beberapa komponen. Setiap komponen memiliki arti tersendiri, berisi atas nilai dan dasar dari korporat perusahan Hanwha. Terdapat tiga komponen yang membentuk lingkaran logo Hanwha yaitu, komposisi (composition), arti (meaning), dan ekspresi (expression).

(3)

Dalam lingkaran tersebut terdapat komposisi yang menyatakan bahwa Hanwha terus menerus berkembang, berevolusi, memulai perubahan, dan selalu berinovasi. Arti tiga lingkaran dari logo tersebut adalah nilai dasar, visi-misi, bisnis-bisnis dibawah nauangan korporat. Logo tersebut juga memvisualisasi dimana Hanwha menjadi perusahaan korporat kelas dunia yang memberikan kontribusi kepada konsumen, masyarakat, bahkan umat manusia. Komponen ketiga merepresentasikan ekpresi harmonis yang terus berkembang dimana semangat tricircle terus berkembang.

4.1.3. Visi dan Misi Hanwha Life Insurance

Visi dari Hanwha Life Insurance Indonesia adalah “Menjadi perusahaan Asuransi Jiwa terkemuka di Indonesia.” Sedangkan misi-misi dari Hanwha Life Insurance Indonesia yaitu menyediakan produk yang inovatif, memberikan pelayanan prima dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan integritas, dan memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan.

4.1.4. Sejarah Wahana Visi

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan sejarah asal mula Wahana Visi dibentuk, bagaimana lembaga Wahana Visi memulai operasinya di Indonesia, serta bagaimana perkembangan yayasan Wahana Visi Indonesia. Selain sejarah Wahana Visi Indonesia, peneliti juga akan menjelaskan bagaimana yayasan WVI berkembang di kota Surabaya.

4.1.4.1. Awalnya Operasi World Vision di Indonesia

Berdirinya Yayasan Wahana Visi Indonesia tidak terlepas dari operasi World Vision di Indonesia. World Vision International (WVI) berdiri pada bulan Agustus 1950 dengan Nama awal adalah World Vision Incorporated. Di kemudian hari seiring dengan perkembangan dunia, Nama World Vision International disingkat menjadi hanya World Vision. Bob Pierce adalah tokoh yang mendirikan organisasi ini dan menjadi presiden World Vision yang pertama. Kegiata awal

(4)

World Vision yang cukup dikenal adalah sewaktu menyalurkan bantuan darurat ketika terjadinya perang saudara di Korea.

Pada tanggal 28 Oktober 1965, World Vision International secara resmi memulai operasinya di Indonesia. Pada tanggal tersebut didirikan sebuah organisasi lokal bernama Lepki untuk memayungi kegiatan-kegiatan yang dilakukan World Vision International di Indonesia. Kantor resmi pertama World Vision Indonesia (Lepki) adalah di Malang (Jalan Bromo 2).

Pada tahun 1970-an kegiatan World Vision Indonesia mulai mengayomi kegiatan pengembangan masyarakat. Dengan makin banyaknya dibutuhkan pengembang masyarakat (motivator) untuk berbagai wilayah di maka pada tahun 1980-an dibuka program National Development Training Center (NDTC). Pusat pelatihan para motivator ini dibuka di Jakarta dengan program pelatihan 4 bulan penuh bagi para calon motivator yang akan menjadi agen perubahan di berbagai wilayah.

Ternyata program pelatihan ini sangat diterima dan tingkat kepercayaan terhadap World Vision Indonesia semakin meningkat sehingga dibukalah beberapa cabang NDTC di berbagai tempat yaitu di NTT (Rote, Belu, dan Ende) serta di Kalimantan Barat (Samalantan dan Tebang Banua). Dengan mempertimbangkan jarak dan luasnya wilayah Indonesia, NDTC sendiri akhirnya dibuka juga di Sentani (Papua).

Salah satu program yang cukup dikenal masyarakat waktu itu adalah Program Pengembangan Keluarga. Melalui program yang diperkenalkan oleh para motivator lulusan NDTC ini, para keluarga di wilayah yang didampingi mendapat pembekalan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. Banyak keluarga dibantu untuk membuka warung kebutuhan sehari-hari, memproduksi barang-barang kebutuhan rumah tangga, menjahit, mengembangkan usaha kecil di bidang pertanian dan perkebunan dan berbagai usaha lain.

Sementara itu anak-anaknya dibantu kebutuhan sekolahnya sehingga orangtuanya dapat lebih berkonsentrasi mengembangkan sumber daya dan dana untuk mengembangkan usaha. Secara berkala, anak-anak ini juga dipantau melalui pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bekerjasama dengan Puskesmas dan dokter di wilayah setempat.

(5)

Untuk memastikan agar program bantuan dilaksanakan secara bertanggung-jawab, World Vision Indonesia memperkuat tim auditornya untuk melakukan verifikasi pemanfaatan dana bantuan di lapangan. Mereka secara ketat memeriksa apakah laporan pemanfaatan dana sesuai dengan apa yang terjadi pada masyarakat yang dilayani.

4.1.4.2. Awal Berdirinya Wahana Visi Indonesia Pelayanan pada tahun 1990-an diwarnai dengan meningkatnya kepercayaan pemerintah dan donor kepada World Vision untuk melaksanakan berbagai program di bidang kesehatan ataupun pendidikan. Itu sebabnya pada masa itu, selain hubungan yang sangat baik dengan Departemen Sosial sebagai mitra pelayanan World Vision, hubungan dengan Departemen Kesehatan dan dinas-dinas kesehatan di lapangan juga sangat baik. Sementara itu, di periode 1990-an tersebut juga, Indonesia mengalami kemajuan ekonomi yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya kelompok kelas menengah yang lebih kuat secara finansial.

Melihat perkembangan ini, sejumlah pimpinan World Vision Indonesia mulai memikirkan bagaimana agar masyarakat Indonesia juga dilibatkan dalam mendukung program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah yang masih sangat tertinggal. Langkah awal yang dilakukan adalah mengajak para staf dan keluarga untuk menjadi sponsor atau penyantun anak. Waktu itu, seratus anak yang berada di desa Patriot di Merauke Papua merasakan manfaat tersebut.

Inisiatif ini kemudian berkembang dengan baik seiring dengan semakin banyaknya anak-anak di Merauke Papua yang disantuni melalui program anak asuh/ penyantunan lokal tersebut. Oleh karena itu, pimpinan World Vision Indonesia kemudian mengambil inisiatif untuk menawarkan program penyantunan lokal ini kepada masyarakat yang lebih luas di luar staf yang ada.

Gambar 4.3. Pekerjaan WVI Untuk memberdayakan anak-anak Sumber: http://www.wahanavisi.org/id

(6)

Untuk mewadahi hal ini, maka pada tanggal 22 Maret 1995 didirikan Yayasan World Vision Indonesia – yang beberapa tahun kemudian (16 Februari 1999) direstrukturisasi menjadi Yayasan Wahana Visi Indonesia. Sejak saat itu Yayasan Wahana Visi Indonesia menjadi salah satu penyalur dana bantuan World Vision yang ada di Indonesia.

Program santunan anak tersebut dikenal juga dengan sebutan “program sponsorship lokal” karena donornya adalah perorangan yang merupakan warga negara Indonesia sendiri. Untuk itu, Yayasan Wahana Visi Indonesia secara rutin mengadakan sosialisasi untuk mengajak para donatur untuk berpartisipasi menanggulangi kemiskinan melalui program pemberdayaan masyarakat di berbagai wilayah pedalaman di Indonesia. Salah satu sosialisasi yang dilakukan saat itu adalah melalui pagelaran seni bertajuk “Gema Pantai Kasuari” di tahun 1999. Saat itu, sejumlah artis termasuk Henny Purwonegoro turut mengisi acara dan ikut mengambil bagian menjadi orang tua sponsor (donatur tetap) dengan menyantuni seorang anak di wilayah Pantai Kasuari Papua.

Dengan semakin banyaknya sponsor lokal, Yayasan Wahana Visi Indonesia mulai menyebar dan memiliki beberapa kantor perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia antara lain: Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, dan wilayah urban seperti di Jakarta dan Surabaya. Program-program yang dilakukan juga semakin berkembang menjadi 3 (tiga) besaran program yaitu: Pengembangan masyarakat (pengembangan transformatif), tanggap darurat (tanggap bencana), dan advokasi (bekerjasama dengan pemerintah setempat melalui pembuatan kebijakan yang berfokus pada anak).

Sejak saat itu pula, visi Yayasan Wahana Visi Indonesia disusun dan mulai diperkenalkan secara luas sejak tahun 2002 yaitu: “Visi kami untuk setiap anak hidup utuh sepenuhnya, doa kami untuk setiap hati, tekad untuk mewujudkannya”. Melalui visi ini, Yayasan Wahana Visi Indonesia dalam setiap programnya selalu identik dengan anak. Apapun program yang dirancang atau disusun bersama masyarakat selalu berfokus pada anak dan sebesar-besarnya memberikan manfaat bagi anak-anak.

(7)

4.1.4.3. Yayasan Wahana Visi Indonesia di Surabaya

Gambar 4.4. Pekerjaan WVI Untuk memberdayakan anak-anak Sumber: Dokumentasi Kegiatan Wahana Visi Surabaya, 2017

Diakses Tanggal 10 Mei 2017

Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia dengan keunikan dan permasalahannya sendiri. Di kota ini, Yayasan Wahana Visi Indonesia mengimplementasikan program-programnya selaku mitra kerja World Vision Indonesia sejak tahun 1999 melalui Surabaya Emergency OperationProgram. Program ini adalah program yang bersifat padat karya dengan lingkup pekerjaan antara lain: peningkatan sanitasi (MCK), perbaikan jalan, perbaikan sekolah, dan perbaikan balai pertemuan. Program ini dilakukan di wilayah kelurahan Kapasari, Embong Kaliasin, Wonorejo, Peneleh, dan Genteng. Program ini kemudian berakhir di tahun 2000 dan digantikan dengan program Surabaya Transition Activities Program yang berjalan dari tahun 2000 – 2004 dengan fokus program antara lain: penyuluhan kesehatan, perbaikan ekonomi keluarga, pelatihan keterampilan, dan beberapa perbaikan infrastruktur.

(8)

Seiring dengan berakhirnya program tersebut maka diimplementasikan pula program Surabaya Development Assistance Program/ Food Security and Nutrition Program dari tahun 2004 hingga 2007 dengan fokus kegiatan: pendampingan ibu hamil, Posyandu, pos baduta, dan kampanye kesehatan. Pada tahun yang sama, dilakukan juga program Surabaya Education Enhancement Project yang melakukan pendampingan sekolah di bidang MBS-PAKEM pada tahun 2005 – 2007. Kedua program tersebut dilakukan di wilayah: Kelurahan Gading, Ploso, Simolawang, Sidotopo Wetan, Banyu Urip, dan Putat Jaya. Selain program-program khusus dengan durasi yang singkat, Yayasan Wahana Visi Indonesia juga mengimplementasikan program jangka panjang dengan durasi 10 – 15 tahun yang disebut sebagai Area Development Program.

Area Development Program (ADP) adalah sebuah program pemberdayaan masyarakat jangka panjang yang meliputi upaya perbaikan gizi balita, menciptakan lingkungan yang aman bagi anak dan pengembangan ekonomi masyarakat. Di Surabaya, program ADP dilakukan di wilayah Kecamatan Genteng, Tegalsari, dan Sawahan. Di tiga wilayah ini program ADP berjalan sejak tahun 2001 hingga 2016. Pada tahun 2014, program ADP yang baru dibuka di Kecamatan Simokerto dengan wilayah dampingan di Kelurahan Sidodadi dan Simolawang.

Pada saat diimplementasikannya program jangka panjang tersebut, Yayasan Wahana Visi Indonesia juga melakukan program khusus yang melakukan studi tentang pendekatan terbaik di perkotaan melalui prinsip pengembangan masyarakat, partisipasi anak serta kemitraan melalui UHEALTH program yang di

Gambar 4.5. Anak-anak dampingan Wahana Visi dalam belajar

Sumber: http://www.wahanavisi.org/id Diakses Tanggal 10 Mei 2017

(9)

implementasikan dari tahun 2009 – 2014 di kelurahan Pegirian kecamatan Semampir.

4.1.5. Nilai Dasar Lembaga Wahana Visi

Lembaga Wahana Visimerupakan yayasan sosial kemanusiaan berbasis Kristen yang bekerja untuk membuat perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. WVI mendedikasikan diri untuk bekerja sama dengan masyarakat yang paling rentan tanpa membedakan agama,ras, etnis, dan gender. Yayasan Wahana Visi juga merupakan salah satu cabangdari lembaga sosial internasional World Vision. Dengan mengadopsi visi dan misi dari World Vision, Lembaga Wahana Visi Indonesia memiliki sebuah Core Values yaitu“We have identified certain values that are the fundamental principles that determine our commitment to each other and to the poor.”Core Values inilah yang menjadi bukti komitmen Wahana Visi dalam mewujudkan tujuan mereka.

Selain dari core values, lembaga sosial masyarakat ini juga memiliki beberapa nilai lainnya seperti we are Christian -- From the abundance of God's love, we find our call to ministry. We are committed to the poor -- We are called to relieve their suffering and to promote the transformation of their condition of life. We value people -- We regard all people as created and loved by God. We give priority to people before money, structure, and systems. We are stewards -- We are faithful to the purpose for which resources are given and manage them in a manner that brings maximum benefit to the poor. We are partners -- We are members of an international World Vision Partnership that transcends legal, structural, and cultural boundaries. We are responsive -- We are responsive to the life-threatening emergencies where our involvement is needed and appropriate.

4.1.6. Visi dan Misi Wahana Visi

Visi lembaga sosial Wahana Visi adalah“Untuk Setiap Anak Hidup Utuh Sepenuhnya.” Dan doa untuk publiknya adalah “Untuk Setiap Hati Tekad Untuk Mewujudkannya” Sedangkan Misi mereka adalah Tanggap bencana, pengembangan dan advokasi yang dilakukan Wahana Visi Indonesia didasarkan

(10)

atas visi dunia yang berkomitmen untuk kesejahteraan anak. Wahana Visi Indonesia berusaha untuk membangun masyarakat yang kuat di mana perdamaian dan keadilan akan merata serta keamanan, peluang dan kepuasan dapat dinikmati.

4.1.7. Logo dan Struktur Organisasi Wahana Visi Urban Surabaya

Gambar 4.6. Logo Wahana Visi Indonesia Sumber: http://indokasih.com/charities/wahana-visi, 2017

Struktur Organisasi Wahana Visi Urban Surabaya

Gambar 4.7. Struktur organisasi Wahana Visi Urban Surabaya Sumber: File HRD Wahana Visi Surabaya

(11)

4.1.8. Profil Lembaga Wahana Visi

Lembaga Wahana Visi Urban Surabaya merupakan salah satu cabang dari yayasan sosial wahana Visi Indonesia. Berlokasi di Jl. Margorejo Indah 3/C-116, Surabaya 60238. Informasi mengenai Kantor Urban Surabaya adalah nomor telepon Kantor 031-8471335, E-mail berbagi_kasih@wvi.or.id, dan facebook account Wahana Visi Indonesia. Mereka juga memiliki Instagram dan Twitter Account @wahanavisi id, dan youtube channel WahanaVisi. Dapat dilihat dari profil perusahaan ini, bahwa lembaga Wahana Visi aktif mempublikasi kegiatan sosial mereka. Media sosial teraktif yang mereka gunakan adalah youtube, email, dan facebook.

4.2.Program “Youth Entrepreneurship Academy by Hanwha Life” YEAH 4.2.1. Awal Terbentuknya Program YEAH

Awal mula terbentuknya program CSR ini, dimulai dari kesadaran dari pihak Wahana Visi Surabaya. Para staf WVI melihat bahwa program-program yang dilakukan di Surabaya hanya menargetkan anak-anak dan orang tua. Bidang yang difokuskan adalah kesehatan dan kesejaterahan anak-anak dan orang tuanya. WVI Surabaya juga tidak dapat melewatkan fakta bahwa di area bimbingan mereka, banyak sekali anak-anak muda yang putus sekolah. Melihat fakta tersebut, WVI Surabaya mencetuskan ide tentang sebuah program bimbingan untuk anak-anak muda (Youth Entrepreneur Program). Ide tersebut diberikan kepada project officer (PO) di WVI pusat di Jakarta. Saat di Jakarta ide program tersebut disebar dan disiarkan mencari ketertarikan pihak-pihak lain. Enam bulan kemudian, World Vision Korea menunjukan ketertarikan kepada program ini.

World Vision Korea pada saat itu bekerja sama dengan Hanwha Life Korea untuk melakukan program CSR. Dari situlah program Youth Entrepreneurship Academy by Hanwha Life dibentuk. Menurut hasil wawancara peneliti program ini dibentuk bedasarkan berbagai tujuan dari tiga institusi yang berbeda. Tujuan besar dan jangka panjang Hanwha Life Korea adalah branding, promosi, memberikan kontribusi kepada masyarakat Indonesia, dan memperoleh kerjasama dengan pemerintah Indonesia.

“Hanwha reason utama branding. Branding bahwa dia tidak cuma

perusahaan yang cari untung saja, tapi jua memperhatikan social life gitu. Memperhatikan pembangunan sosial dalam hal ini anak-anak muda.

(12)

semacamruang promsi juga gitu. Karena lewat YEAH ini ada banyak event-event yang sifatnya itu kota gitu kan. Ada pameran, ada kompetisi wirausaha, ada macam-macam gitu kan, ada kerjasama dengan

pihak-pihak pemerintah”(Wawancara Rachmat Willy Sitompul 15 Mei 2017)

Sedangkan World Vision Korea bertujuan untuk menambah project yang dilakukan di Indonesia. World Vision Korea memiliki beberapa project di Indonesia, namun semua itu berlokasi di rural area. Menurut program manager project YEAH, Melalui program ini WorldVision Korea dapat mengekspansi project mereka sampai ke perkotaan atau urban area.

“Project-project mereka sangat sedikit di Indonesia. Kalau Korea itu

kan kita hanya mungkin cuma 1. Cuma 1 wilayah yang dibiayai Korea.

Kalau ga salah itu di NTT ada 1. Jadi masih sangat sedikit ini mereka di Indonesia. Yang kedua mereka ingin menyasar wilayah atau daerah,

yang sifatnya itu urban. Urban itu perkotaan. Perkotaan gitu kan. Nah

jadi ketika program ini goal, mereka minta juga, program yang mirip-mirip tuh, bisa ga dilakukan di Jakarta gitu. Maka di Jakarta, munculah program namanya program SOBIPUR. Dan dapatlah mereka akhirnya

punya 3 site kan mereka punya site yang rural di NTT saya lupa entah

di Sumba atau dimana, dan mereka punya 2 site urban sekarang di Jakarta dan Surabaya. Ketika dia promote keluar, World Vision Koreanya bisa

ngomong tuh. Kami tidak hanya ada di rural, tapi kami juga ada di lingkup urban.”.(Wawancara Rachmat Willy Sitompul 15 Mei 2017)

Sedangkan Tujuan untuk Wahana Visi sendiri adalah mengimplementasi program baru yang menyasar Youth, serta membantu mengurangi anak muda yang putus sekolah.

“Karena ini wilayah kita gitu ya. Dan kebetulan di wilayah kita ini tidak

ada program sebelumnya yang menyasar ke youth itu kita terbantu disitu. Jadi benefit yang diterima oleh masyarakat, itu lebih banyak

jadinya”(Wawancara Rachmat Willy Sitompul 15 Mei 2017)

Dengan munculnya ketertarikan itu, ketiga institusi ini mulai bekerja sama untuk membuat sebuah program CSR. Konsep untuk programnya didasari dari ide awal Youth Entrepreneur program. Dibutuhkan waktu satu bulan untuk memantangkan konsep, perencanaan, dan kesepakatan untuk membuat program CSR ini. Akhir dari diskusi tersebut membentuk sebuah program dengan nama “Youth EntrepreneurshipAcademy by Hanwha Life”

(13)

4.2.2. Perencanaan Program CSR YEAH 2016

Proses perencanaan program YEAH sebagian besar dilaksanakan oleh lembaga Wahana Visi Indonesia dan Surabaya. Telah disepakati oleh ketiga pihak, bahwa program ini akan dijalankan di Surabaya dengan menyasar target peserta dari Area Development Program (ADP) WVI Surabaya. Target peserta harus berkisaran usia 17-24 tahun dan program ini akan berjalan selama tiga tahun. Dinyatakan tiga tahun karena menurut teori dan tim perencanaan WVI, bahwa membutuhkan waktu minimal tiga tahun untuk merubah suatu perilaku.

Untuk menjalankan special program ini, WVI Surabaya memutuskan untuk menggandeng beberapa organisasi lain untuk membantu menjalankannya. Alasannya dikarenakan keterbatasan tim pelaksana dan tidak bisa dikerjakan oleh WVI sendiri. Staf pelaksana dari WVI, tidak memiliki materi tentang kewirausahaan dan skill tentang entrepreneurship untuk mengkomunikasikan pesan program kepada peserta.

“Output-output tertentu yang memang kita tidak bisa kerjakan sendiri. Satu kan WVI tidak punya bukan berarti orang-orang WVI ini ahli dalam semua hal, kan engga. Pasti harus menggandeng banyak pihak gitu.”

Organisasi yang disasar adalah mereka yang memiliki visi yang sama dan tidak hanya sekedar mencari keuntungan. Organisasi yang dicari juga harus memiliki pengalaman dalam membimbing anak muda, mengerti tentang kewirausahaan, bagaimana proses pembuatan produksi, dan proses produksi itu sendiri. WVI akhirnya menentukan organisasi tersebut yaitu Universitas Widya Mandala untuk membantu menyeleksi peserta. Prestasi Junior Indonesia (PJI) yang bertanggungjawab mengajarkan tentang kewirausahaan, Yuyun Anwar Institute (YHI) yang mengajarkan bagaimana cara berproduksi, dan organisasi lainnya. Tujuan akhir yang diinginkan adalah terbentuknya satu perusahaan kecil atau student company yang bisa berlanjut meskipun program sudah berakhir.

Proses pembentukan kerjasama juga dilakukan semua oleh pihak WVI Surabaya, dengan izin dan persetujuan dari pihak Hanwha Life. Pihak pelaksana harus bisa memberikan alasan dan mengapa hal tersebut diperlukan, sehingga pihak perusahaan tetap dapat memonitoring perkembangan perencanaan program ini.

(14)

“Karena mereka menyerahkan sepenuhnya pada kita. Hanya mereka dari Koreanya meminta kita harus bisa menjelaskan ke Korea mengapa

kita memilih dia. Nah kita harus jelaskan latar belakangnya.”

Setelah semua disetujui, proses selanjutnya adalah membuat perjanjian kerja. Pada tahap ini, tim WVI Surabaya bertemu dengan perwakilan lembaga lainnya. Tim pelaksana memberikan surat penawaran atau proposal yang menjelaskan bagaimana garis besar program ini, dan apa saja yang ingin dicapai dari program ini. Kedua belah pihak membuat berbagai penawaran dan persetujuan yang juga disesuaikan dengan tujuan masing-masing lembaga. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu. Dengan perundingan sudah selesai, proses dilanjutkan dengan pembuatan kontrak kerja. Kontrak kerja ini merupakan hasil akhir dari pembuatan perjanjian kerja.

“Penawarannya kita pelajari kita diskusikan, dengan mereka tawar menawar dan sebagainya, akhirnya kemudian tercapailah kesepakatan, dan itu tertuang dalam perjanjian kerjasama, atau apa namanya ya? MOU kalau ga salah. Perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak.”

4.2.3. Prosedur Monitoring Program YEAH 2016

Karena program YEAH 2016 ini merupakan program hasil kerja sama dari tiga lembaga yaitu Hanwha Life Korea, World Vision Korea, dan Wahana Visi Indonesia. Maka dari itu, proses pengawasan yang dilakukan juga dilaksanakan dengan ketat dan terstruktur. Dalam pengawasannya, seorang program manajer akan bertanggung jawab penuh di program ini. Program manajer akan memonitor bagaimana kinerja tim kerja, pendamping lapangan, dan pendamping dari lembaga luar. Menerima berbagai laporan yang terjadi dilapangan, rencana keuangan, kendala yang terjadi dan bagaimana progress pendampingan peserta.

Jenis yang dilakukan ada tiga jenis yaitu yang pertama, sesi pembelajaran atau lesson learn yang dilakukan satu bulan sekali. Di sesi pelaporan ini, pihak pelaksana dan kader masyarakat membahas mengenai bagaimana menanggulangi kendala-kendala yang terjadi dilapangan. Contoh kendala tersebut adalah bagaimana cara membuat para peserta tetap termotivasi untuk menjalankan program ini. Untuk jenis pelaporan ini, program manajer akan berkumpul bersama dengan tim kerja dan pendamping lainnya untuk bersama-sama berdikusi menemukan solusi yang tepat.

(15)

Jenis pelaporan kedua, adalah pelaporan kepada stakeholder. Laporan jenis ini memberikan informasi ter-update untuk mereka yang mendukung program ini. Stakeholder yang dimaksud adalah tingkat kecamatan, pemerintah lokal, dan lainnya. Dilakukan tiga bulan sekali, memberikan bagaimana kabar anak-anak bimbingan, dan bagaimana progress program yang sedang berjalan. Dalam proses pelaporan ini juga dipakai pihak penyelenggara untuk bisa mendapat saran dan pendapat dari para stakeholder.

“Apa yang mau diperbaiki bulan depan. Itu ada pertemuan sebulan sekali

kader, ada pertemuan minimal 3 bulan sekali untuk stake holder. Jadi

kalau kader itu pasti sebulan sekali ketemu. Kalau stake holder, yang level

lurah camat itu, itu minimal 3 bulan sekali. Nah disitu mereka menyampaikan apa saja ga cuma proyek, tetapi soal yang lain juga, yang terkait dengan pendampingan anak visi di wilayah itu.”

Jenis pelaporan ketiga adalah kepada pihak sponsor Hanwha Life Korea dan World Vision Korea. Pelaporan jenis ini dilakukan secara rutin dengan berbagai waktu yang berbeda. Jangka waktunya terdapat satu bulan sekali, Quarter atau 3 bulan, 6 bulan atau laporan pertengahan, dan laporan akhir tahun atau annual report. Isi jenis laporan ini berisi mulai dari perkembangan peserta, pengelolahan budget, laporan situasi lapangan per ADP, dan kelancaran program. Demikian skema alur dan proses komunikasi antar lembaga Wahana Visi dan Perusahaan di Korea.

(16)

Alur komunikasi antara Lembaga Wahana Visi, World Vision Korea, dan Hanwha Life Korea:

Diagram 4.1. Alur sistem komunikasi Manajemen Program YEAH 2016 Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Alur komunikasi diatas menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan untuk menyampaikan laporan maupun memberikan update informasi. Ketua tim pelaksana dan program manajer menyampaikan informasi kepada project officer yang ada di Jakarta. Peran project officer (PO) disini sebagai pengawas, penyaring, dan jalur komunikasi antara WVI Surabaya ke WVI Jakarta. Setelah informasi sampai ke Jakarta, pihak Jakarta akan menyampaikan informasi tersebut kepada Hanwha Life Korea dan World Vision Korea. Pihak Korea akan membalas pesan atau informasi yang didapat juga melewati jalur yang sama. Media penyampaiannya melalui email dan sosial media seperti Whatsapp. Pada saat proses

Saling Berkoordinasi World Vision Korea Hanwha Life Korea Wahana Visi Indonesia Melapor Kepada/ memberi feedback Melapor Kepada Melapor Kepada/ memberi feedback Project Officer WVI Indonesia Saling berkoordinasi, melaporkan perkembangan di lap.

Melapor Kepada / memberi Feedback

Program Manajer Wahana Visi Sby

Tim Kerja Program YEAH Tim Monitoring dan Evaluasi WVI Surabaya Melapor Kepada

(17)

pembuatan, laporan harus masuk ke tim Monitoring dan evaluasi WVI Surabaya sendiri.

World Vision Korea bekerja sama dengan lembaga Wahana Visi Indonesia (WVI) dalam perencanaan dan pelaksanaan program CSR dari Hanwha Life ini. Selain itu, World Vision Korea berperan sebagai perantara komunikasi antara Hanwha Life Korea dengan WVI Indonesia. Mereka berperan sebagai pengawas program ini, dijelaskan pula bahwa mereka memberikan laporan rutin kepada pihak Hanwha Life Korea. Komunikasi WVI dengan world vision Korea dilakukan melalui berbagai media, seperti Skype Call, Line, Whatsapp, dan langsung datang secara langusng ke Indonesia. Pihak Korea tidak melakukan program ini secara langsung, namun mereka tetap berinteraksi dengan peserta YEAH. (Wawancara, Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016)

4.2.4. Kriteria Pemilihan Tim Kerja Program YEAH 2016

Program YEAH 2016 merupakan program CSR milik perusahaan Hanwha Life Insurance. Melihat pentingnya program ini, proses pembentukan organisasi dilaksanakan dengan cermat dan terstruktur. Untuk proses pembentukan organisasi pun tidak dilakukan dengan sembarangan. Untuk menjadi pendamping lapangan maupun ketua panitia pelaksana, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kriteria-Kriteria tersebut adalah paling tidak pernah mendampingi masyarakat, baik berprofesi maupun mengajarkan masyarakat. Syarat ini adalah syarat paling penting karena pihak sponsor maupun pihak WVI tidak akan melaksanakan program ini jika pengajar tersebut akan berhadapan dengan target peserta yang masih dalam usia muda dan mudah berubah pikiran. Pendamping akan terus berkomunikasi dengan peserta selama program berlangsung, maka dari itu tim seleksi akan benar-benar menunjuk orang yang tepat.

“Mereka harus ada background pernah mendampingi masyarakat, bisa di LSM. Pendampingan di masyarakat. Ya, punya pengalaman di situ.

Selain dari itu, mereka paling tidak harus berpendidikan S1 dengan jurusan yang berkaitan dengan bisnis seperti ekonomi, manajemen bisnis, Entrepreneurship, dan paling tidak memiliki pengalaman 2 tahun bekerja dalam manajemen tim. Untuk menjadi pendamping program ini, tidak ada batasan usia, ini dikarenakan

(18)

pihak WVI juga ingin melatih para staf lainnya untuk berpartisipasi dengan anak-anak di dalam usia lebih tua dibandingkan anak-anak-anak-anak dampingan WVI. Staf juga bisa mendapat pengalaman bekerja dalam “special program” WVI. Orang tersebut harus komunikatif dan dapat bekerja fleksibel. Hal ini dikarenakan sifat dari program CSR ini, yang mengharuskan untuk menyesuaikan dengan jadwal peserta. “Backgroundnya harus S1. Kalau bisa jurusan ekonomi atau enterpreuner atau lainnya. Kita juga lihat dia punya pengalaman. Paling tidak dua tahun untuk jadi

project coordinator, manajemen kelompok, manajemen tim.bisa komunikatif, trus dia bisa giat bekerja malam hari juga, kerjanya fleksibel”

Pemilihan panitia ini disesuaikan dengan budget yang didapat dari sponsor. Perlu disesuaikan agar manajemen dan tim kerja dapat bekerja dengan efisien, efektif, dan yang paling utama yaitu terkontrol. Terkontrol dalam arti lingkungan belajar peserta bisa tetap dipantau, dan tidak ada konflik antara pendamping dengan peserta. Syarat penting lainnya adalah penandatanganan form perlindungan anak. Melalui prosedur itu, pendamping berkomitmen untuk menjaga etika dan sikap selama program berjalan. Memastikan tidak ada tindakan kekerasan selama program berlangsung, serta meminimalisir konflik.

4.2.5. Prosedur Pemilihan Tim Kerja Program YEAH 2016

Jika semua syarat tersebut sudah terpenuhi, terdapat prosedur yang perlu diselesaikan. Dimulai dengan interview, dilanjutkan dengan psikotes, tes kesehatan, dan syarat-syarat administrasi lainnya. Pihak manajemen dan sponsor juga membuka kesempatan kepada tokoh-tokoh rekomendasi masyarakat ADP untuk berpartisipasi dengan melamar menjadi pendamping peserta selama program YEAH berlangsung.

“Ada lamaran, ada proses interview kita, psikotest, test kesehatan. Trus ada syarat-syarat administrasinya dan harus ditandatangani, minta rekomendasi dari tokoh agama, tokoh masyarakat.”

Proses seleksi tidak dilakukan dengan sembarangan pula. Dari pihak WVI Surabaya dan pusat membuat sebuah tim khusus untuk menyeleksi tim kerja yang akan menjadi pendamping peserta. Tim seleksi terdiri dari pihak manajemen WVI Surabaya dan pihak HRD dari WVI pusat. Terkhusus untuk jabatan project coordinator, terdapat interview dan seleksi khusus dari WVI pusat. Proses

(19)

memenuhi syarat-syarat dan seleksi berlangsung kurang lebih 1 bulan. Setelah tim kerja di bentuk, tim pengawas juga dibuat melalui proses pengawas harian lepas (PHL) untuk pembentukan tim ini membutuhkan waktu 1-3 bulan. Tugas dari tim pengawas adalah memonitor kinerja tim pelaksana serta memberikan hasil laporan tim kerja kepada pihak manajemen maupun sponsor.

4.2.6. Struktur Organisasi Tim Pelaksana YEAH 2016

Berikut ini struktur organisasi tim kerja panitia pelaksana YEAH 2016.

Diagram 4.2. Struktur organisasi tim kerja panitia pelaksana YEAH 2016. Sumber: Olahan Peneliti, 2017

Dengan terbentuknya tim kerja YEAH 2016, pihak manajemen dan pusat juga sudah memberikan job descriptions untuk para panitia pelaksana. Secara general, tim pelaksana harus memastikan terdapat jadwal bimbingan rutin dari para peserta dan memastikan proses pendampingan berjalan dengan lancar. Penyampaian materi melalui fasilitator luar juga sudah sesuai dengan apa yang ada di rencana kerja. Karena jika terjadi penyimpangan, baik dalam pemberian materi maupun pendampingan, maka pihak manajemen, tim pengawas memiliki hak untuk membenahi proses kegiatan tersebut. Tim kerja juga diberikan wewenang untuk mengelolah budget yang ada. Oleh karena itu setiap anggota pendamping rutin harus membuat perencanaan anggaran paling tidak seminggu sebelum kebutuhan.

WVI Pusat dan Sponsor

Melapor Kepada/ memberi feedback

Program Manager

Pendamping lapangan I Fasilitator

Luar Senior field facilitator (SSF)

Pendamping lapangan II Berkoordinasi

Kader dari Masyarakat Melapor Kepada/ memberi feedback

(20)

Memastikan bahwa budget tersebut digunakan dengan baik dan tidak untuk kepentingan pribadi.

Kegiatan wajib lainnya yang harus diikuti adalah ibadah Christian Commitment. Ibadah ini dilakukan setiap pagi di kantor sebelum bekerja. Dimulai pada pukul 8 pagi. Setiap anggota diwajibkan ikut untuk tetap bisa menjaga komitmen awal yang sudah diberikan, serta dapat saling memotivasi anggota lainnya. Alasan utama adanya kegiatan ini adalah untuk mengingatkan tujuan besar yang ingin dicapai melalui program ini. Semua prosedur pekerjaan maupun job description ini disusun oleh pihak HRD WVI pusat.

Selama pelaksanaan program, kinerja dan pelaksanaan kegiatan diawasi oleh pihak sponsor dan support office. Pada tiap akhir minggu, para pendamping lapangan diwajibkan mengumpulkan laporan mingguan tentang pelaksanaan kegiatan. Laporan tersebut berisi bagaimana penyampaian materi dilaksanakan, kendala apa saja yang terjadi, dan rencana penggunaan anggaran yang diperlukan untuk kedepannya. Laporan tersebut diberikan kepada senior project facilitator dan diteruskan kepada pihak manajemen dan sponsor. Melalui laporan tersebut, pihak manajemen dan sponsor dapat memberikan feedback, serta beberapa adjustment untuk meminimalisir adanya kendala. Kegiatan ini juga melibatkan WVI pusat, melalui Valentia Manoro sebagai wakil Jakarta dan juga pihak Korea. Tindakan pengawasan yang dilakukan adalah melihat perkembangan peserta, meminimalisir kendala, dan control budget.

4.2.7. Pengelolaan Budget Program YEAH 2016

Setiap pekerjaan pasti memiliki aturan yang wajib dilaksanakan. Bagi program YEAH, tata tertib tersebut tidak dibuat secara khusus. Tata tertib yang harus dilaksanakan berupa tata tertib yang bersifat umum, seperti menjadi contoh di masyarakat, dan bertindak sesuai etika.

Selain proses tata tertib, pelaporan, dan prosedur kerja, hal lain yang perlu diperhatikan yaitu proses pengelolahan anggaran. Program CSR YEAH ini memiliki Annual Operation Plan (AOP) yang berisi rencana kerja untuk keuangan. Terdapat juga Detail Implementation Program (DIP) yang berisi detail akan keperluan-keperluan apa saja yang akan diberi anggaran. Kedua dokumen ini dibuat

(21)

oleh pihak tim pelaksana dan diawasi bagian keuangan WVI untuk mengontrol proses keluarnya anggaran. Pengeluaran anggaran diberikan secara periodik dan sesuai kebutuhan, terdapat prosedur yang perlu dilaksanakan yaitu:

 Ada funding request: minimal harus diajukan 1 bulan sebelum pelaksanaan kegiatannya. Paling lambat H-10 sebelum anggaran tersebut dibutuhkan  Funding request disetujui: Disetujui oleh pihak sponsor, dan bagian

keuangan WVI

 Pembuatan proposal yang berisi rincian anggaran yang akan digunakan.  Membuat cash advance: Setelah proposal dibuat, panitia pelaksana

membuat cash advance untuk meminta dana  Pelaksanaan kegiatan YEAH

 Membuat laporan berupa Laporan pertanggung jawaban.

Proses diatas tetap diawasi oleh bagian Accounting, mereka juga tetap mengawasi penggunaan anggaran selama pelaksanaan kegiatan.

4.2.8. Proses Rekruitmen Peserta Program

Sebelum pelaksanan program YEAH terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh tim manajemen dan tim kerja. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah survei lokasi pendampingan. Telah disetujui pihak sponsor maupun manajemen bahwa peserta program YEAH akan diambil dari tiga Area Development Program (ADP). ADP yang dipakai adalah ADP 1 Putat Jaya, ADP 2 Embong Kaliasin, dan ADP 3 Simolawang kelurahan Simokerto.

Pada tahap ini selain pemilihan lokasi rekruitmen peserta, ada juga perkenalan WVI dan rencana program. Perkenalan dan pemaparan rencana kerja adalah pemberitahuan kepada masyarakat dan stakeholder mengenai program CSR ini. Stakeholder yang dimaksud adalah pemerintah seperti camat, kelurahan, kepala desa, kepala karang taruna, RW, LKMK, dan stakeholder terkait lainnya. Proses perkenalan ini dilakukan secara on the spot yaitu berupa kunjungan lapangan. Bahan-bahan yang digunakan berupa Materi publikasi WVI, seperti proposal, dan handout. Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan waktu kurang lebih 30-45 menit untuk masing-masing stakeholder.

Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan dimana pihak WVI melakukan presentasi kepada para stakeholder, berupa sesi presentasi, diskusi, dan sesi tanya

(22)

jawab. Di kegiatan ini, stakeholder yang dimaksud adalah camat, kepala desa, RT, RW, karang taruna, kader masyarakat (PKK, posyandu, pendidikan anak usia dini (PAUD), tokoh agama, tokoh masyarakat), ketua adat, orang tua calon peserta program, serta calon peserta program. Pada kegiatan ini WVI menjelaskan tujuan program, hal-hal yang akan dicapai, serta keuntungan yang didapat stakeholder dalam program ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti kegiatan pertama. Tujuan kegiatan ini untuk menerangkan kepada stakeholder dengan tujuan mempersuasi untuk memberi dukungan mereka untuk kelancaran program CSR ini, serta menyusun rencana program rekruitmen dengan para stakeholder. Sosialisasi ini dilakukan pada awal tahun setelah evaluasi program sebelumnya selesai. Dilakukan oleh tim kerja program CSR YEAH. Kegiatan ini memerlukan waktu 30-60 menit. Alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaannya seperti materi publikasi WVI, materi sosialisasi yang berisi tentang tujuan kegiatan, sasaran dan peserta, bentuk program, waktu pelaksanaan, dan testimony dari peserta-peserta sebelumnya.

Dengan selesainnya kegiatan sosialisasi, kegiatan selanjutnya adalah presentasi lisan. Dilakukan oleh masing-masing pendamping ADP bersama dengan senior field facilitator. Kegiatan ini terkesan lebih santai dibandingkan sosialiasi sebelumnya, karena pihak WVI akan berbincang-bincang dengan warga di ADP tersebut. Melalui kegiatan ini WVI dapat mengetahui bagaimana keadaan warga, situasi di daerah kelurahan, dan kebutuhan yang perlu dipenuhi di masyarakat tersebut. Dengan kegiatan ini pihak WVI dan Hanwha Life bisa merencanakan bagaimana pelaksanaan program akan berjalan nantinya. Pada saat ini, pihak WVI juga menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan terus berusaha mempersuasi masyarakat untuk mendukung program ini. Kegiatan presentasi lisan ini berlangsung kurang lebih 1-3 bulan karena setiap ADP memiliki timeline yang berbeda.

Dengan berakhirnya kegiatan perkenalan program hingga pendekatan lisan, pihak pelaksana akhirnya melakukan sosialisasi kepada orang tua dan calon peserta program. Target peserta kegiatan ini adalah para orang tua dan calon peserta program. Bertujuan untuk memperkenalkan WVI dan program CSR YEAH langsung kepada peserta. Untuk kegiatan ini, WVI menggunakan undangan resmi

(23)

yang dibuat bersama dengan kader masyarakat, RT, maupun RW. Maka dari itu target peserta akan berinisiatif untuk datang ke acara sosialisasi ini. Pihak WVI menerangkan berbagai hal dengan menggunakan presentasi power point, lembar hardcopy untuk para peserta, absensi, dan dokumentasi program sebelumnya. WVI juga menyiapkan lembar komitmen untuk orang tua dan juga formulir pendaftaran untuk anak, bagi mereka yang berminat berpartisipasi di program ini. Susunan acara ini dimulai dengan pembukaan dan doa oleh MC, sambutan stakeholder, sambutan WVI, presentasi WVI, diskusi dan tanya jawab, dilanjutkan dengan penutup, serta penyerahan lembar komitmen dan formulir pendaftaran. Waktu pelaksanaannya membutuhkan kurang lebih 60-120 menit, dan dilakukan di lembaga pemerintahan daerahnya.

Proses rekruitmen peserta dilakukan menggunakan 2 metode. Cara pertama, dilakukan melalui sosialisasi program kepada orang tua dan calon peserta program. Jika cara pertama kurang efektif, WVI akan melakukan proses rekruitmen door to door. Dilakukan dengan bekerja sama dengan stakeholder yang sudah memahami kegiatan ini. Melalui metode ini, WVI juga mempertimbangkan pendapat dan rekomendasi masyarakat untuk calon perserta yang pantas mengikuti program ini. Saat semua peserta sudah terkumpul, proses selanjutnya adalah tes untuk seleksi peserta.

Dengan berakhirnya proses seleksi, WVI akan mengumumkan peserta-peserta yang lolos seleksi dan secara resmi menjadi peserta-peserta program CSR YEAH 2016. Pengumuman mengenai siapa saja yang berhasil lolos seleksi dilakukan melalui surat tertutup. Surat tersebut akan ditujukan kepada peserta melalui orang tua masing-masing. Pengumuman diberikan kepada mereka yang lolos seleksi maupun tidak lolos seleksi. Terkhusus bagi mereka yang berhasil menjadi peserta, pada pengumuman tersebut, terdapat juga undangan untuk mengikuti pembukaan program. Acara dalam pembukaan program disusun sebagai berikut:

1. Ucapan selamat kepada peserta yang telah berhasil dalam seleksi

2. Seminar motivasi dengan menghadirkan pelaku usaha / entrepreneur muda yang telah berhasil dalam usahanya.

(24)

4.2.9. Pra Pelaksanaan Program YEAH 2016

Kegiatan pertama yang dilakukan dalam menyeleksi peserta adalah uji psikotes. Untuk psikotes, WVI bekerja sama dengan pihak luar yaitu program studi psikologi dari Universitas Widya Mandala. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan semua calon peserta di venue yang sudah ditentukan dan mengikuti psikotes. Setelah tes, pihak dari Universitas Widya Mandala memproses hasilnya selama kurang lebih 1-2 minggu. Hasil yang sudah keluar dapat dilihat dalam bentuk ranking. Setelah mengetahui potensi para calon peserta, pihak WVI menyeleksi anak-anak yang “pantas” dijadikan peserta YEAH, peserta yang diambil adalah anak-anak usia 17-24 tahun sebanyak 25 orang dari setiap ADP. (Wawancara, Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016)

Gambar 4.8. Kegiatan seleksi Psikotes di Universitas Widya Mandala Sumber: http://yeahprojects.com/index.php/events/batch-2/110-personality-test

Diakses tanggal 29 Oktober 2016

Kelanjutan proses seleksi program CSR ini adalah workshop. Setelah peserta sudah ditentukan, pihak WVI menyelenggarakan workshop untuk menginspirasi peserta untuk menjadi seorang entreprenuership. Panita pelaksana mendatangkan beberapa wirausahawan muda dari berbagai institusi. Pada tahun 2015, WVI mengundang pengusaha pemilik pentol gila dan raja abon, sedangkan pada tahun 2016 ini pembicaranya berasal dari perusahaan Bukalapak dan Hipme. Alasan mereka memilih perusahaan ini karena sudah memiliki hubungan baik dengan

(25)

pemiliknya. Untuk Bukalapak dan Hipmi, WVI memilih kedua perusahaan ini karena bisnis online sedang booming dan merupakan kesempatan baik untuk berwirausaha. Dilaksanakan pada bulan Mei di BG Junction. Selain para peserta, WVI juga mengundang para stakeholder program CSR ini. Dengan menggunakan undangan resmi, WVI mengundang pihak kelurahan, keluarga, WVI pusat sampai kepada pihak World vision Korea, dan Hanwha Life Korea. (Wawancara, Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016)

Setelah pelaksanaan kedua kegiatan ini, para peserta dikumpulkan di kelas untuk pertama kalinya, untuk jadwalnya disesuaikan dengan pembimbing dan ADP masing-masing. Hari pertama dimulai dengan brainstorming untuk menentukan produk apa yang ingin dibuat. Para peserta dibimbing oleh panitia pelaksana selama proses ini. Setelah menentukan produknya, para peserta mengikuti pelatihan mengenai proses productionhouse. Seluruh peserta program diajak ke perusahaan untuk melihat langsung. Perusahaan yang dipilih untuk production house tahun 2016 adalah pabrik Bogasari. Pada pelatihan ini, peserta belajar tentang apa saja yang diperlukan untuk membuat sebuah produk, pemilihan bahan baku, quality control, pemilihan rasa, dan masih banyak lagi. (Wawancara, Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016)

4.2.10. Pelaksanaan Program YEAH 2016

Dengan berakhirnya kegiatan-kegiatan tersebut, pendampingan rutin bersama panitia mulai berjalan. Sebelumnya panitia juga membeli alat-alat untuk proses produksi produk yang disetujui tim. Selain pendamping dari pihak panitia pelaksana, WVI juga bekerja sama dengan berbagai lembaga-lembaga untuk membantu membimbing para peserta untuk mendirikan badan usaha mereka sendiri. Lembaga seperti Prestasi Junior Indonesia (PJI), Yuyun Anwar Institute, dan Cartenz HRD. Stakeholder lainnya yang mendukung acara ini adalah kelurahan, orang tua, dan media-media seperti MNC TV dan Nusantara News.(Wawancara, Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016).

Selama proses bimbingan ini peserta diajari berbagai hal dalam membuat sebuah usaha. PJI sebagai fasilitator dengan materi-materi bagaimana seorang anak

(26)

muda bisa menjadi seorang wirausahawan. Salah satu materi yang diberikan adalah bagaimana membuat brand usaha mereka. Brand sudah termasuk logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur bisnis, dan bagaimana system perusahaan akan berjalan nantinya. Pemateri akan datang sesuai dengan jadwal para peserta, namun proses pendampingan biasanya dilakukan pada hari-hari weekend yakni, sabtu dan minggu. Pendamping dari PJI memiliki rencana kerja sendiri dalam bentuk modul yang berisi apa saja isi materi yang akan diberikan kepada peserta. Pada modul itu juga terdapat keterangan berapa lama sebuah topik materi akan diberikan. Topik-topik yang diberikan kepada peserta terdapat berbagai macam seperti, Mengembangkan inovasi serta menciptakan produk dan layanan yang unggul, karakter wirausaha sukses, Ayo jadi pengusaha, dan masih banyak lagi. (Modul Program YEAH 2015)

Proses bimbingan dilakukan dengan berbagai metode yang berbeda-beda. Metode yang sering dipakai adalah bentuk kelas atau seminar. Disini peserta diajari materi dengan system seperti di sebuah kelas. Pendamping akan memberikan materi pertemuan dengan membagikan handout dan menjelaskan kepada peserta seperti layaknya sebuah kelas. Pada awal bimbingan materi-materi yang diberikan masih bersifat ringan, karena selain memberikan materi, penting juga untuk memotivasi dan memberi semangat kepada peserta. Untuk melakukan hal tersebut pendamping, memakai games. Metode games dilakukan sebelum kelas dan setelah kelas berakhir. Contoh games yang dipakai adalah bermain “Ini yang saya inginkan”. Tujuannya untuk mengetahui arah minat dan bakat peserta. Pada permainan ini pendamping akan mengajak perserta untuk memilih sebuah kostum sesuai dengan profesi yang mereka inginkan. Kostum seperti dasi yang melambangakan seorang pegawai, topi yang melambangkan sesuatu yang bersifat outdoor, celemek yang melambangkan wirausahawan. Secara bergantian peserta akan memilih kostum tersebut, dan ditanya alasan memilih kostum tersebut. Contoh pertanyaannya: Profesi apa yang dia (peserta) pilih, Alasan memilih profesi tersebut, dan usaha apa yang akan dia lakukan untuk mencapai profesi itu? Setiap games memiliki tujuannya sendiri dan metode ini digunakan agar peserta tidak merasa bosan dan bisa mengetahui passion dan minat masing-masing peserta. (Modul Program YEAH 2015)

(27)

Setiap proses bimbingan memiliki tujuan untuk memandu para peserta untuk menjadi seorang wirausahawan. Dijelaskan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki pemikiran yang kritis, inovatif, berdedikasi, kreatif, dan pantang menyerah. Untuk mencapai hal ini, pendamping menggunakan metode group discussion. Melalui cara ini pendamping dapat mengajak peserta untuk brainstorming tentang bagaimana mereka akan membuat dan menjalankan usaha ini. Pendamping berperan sebagai inisiator, mengajak peserta untuk berpikir kritis dan mengembangkan inovasi baru dalam usaha ini. Inovasi seperti bagaimana inovasi produk unggulan, program kerja, businessplan usaha mereka nantinya. (Modul Program YEAH 2015)

Setelah menentukan apa yang ingin mereka gunakan sebagai produk, para peserta mulai proses percobaan produk. Pada tahap ini, pendamping dan peserta bersama-sama membuat sebuah produk yang unggul dan inovatif. Proses percobaan berlangsung kurang lebih selama satu bulan, melalui banyak trial and error. Setiap percobaan peserta akan belajar dan terus mencoba hal-hal baru untuk menyempurnakan produk mereka. Pembimbing disini berperan sebagai pengawas, pemberi motivasi dan saran untuk para peserta. Di tahap ini peserta akan belajar membuat standart operation procedure (SOP) untuk proses produksi. Seperti apa saja bahan dan alat yang diperlukan, kondisi ruangan, proses pengolahan dan masih banyak lagi (Modul program YEAH 2015)

Gambar 4.9. Proses produksi Produk Kriwols Tim Simolawang Sumber: Dokumentasi Peneliti, November 2016

(28)

Setelah beberapa berhasil menentukan produk mereka, peserta akan belajar bagaimana cara membuat pengemasan yang bagus. Untuk itu, pihak pendamping seperti WVI, YHI, dan PJI mengajak para peserta untuk ikut ke Mojokerto untuk kunjungan ke suatu usaha. Mereka akan belajar bagaimana cara pengemasan, quality control (QC) sebuah produk usaha. Ini mereka belajar secara langsung dengan melihat dari pabrik atau usaha yang dikunjungi. Melalui metode ini, peserta merasa termotivasi dan tidak bosan dengan materi-materi yang pernah disuguhkan.

Gambar 4.10. Kunjungan Sigquel ke Mojokerto Sumber: Instagram Sigquel Company, 2017

Diakses tanggal 20 Mei 2017

Untuk membuat suatu student company (SC) dibutuhkan berbagai macam factor seperti struktur organisasi, business plan, program, dll. Setelah produk sudah di tentukan, peserta akan diajak untuk menentukan divisi-divisi apa saja yang akan di perusahaan mereka. Setelah menentukan struktur, pendamping akan mengajarkan materi-materi spesifik. Materi seperti manajemen perusahaan, menangani finance, networking, membuat program setiap divisi. Materi pembuatan organisasi terdiri dari Pembentukan organisasi, Analisa ide bisnis, Rencana bisnis, persiapan launching dan kapitalisasi, Implementasi bisnis, pelaporan akhir dan likuidasi. Materi-materi ini bertujuan untuk melatih para remaja untuk peka terhadap kebutuhan lingkungannya dan menjadikannya sebagai peluang usaha yang dapat direalisasikan dalam wadah model perusahaan. Sebagai wadah pengembangan system usaha yang mandiri dan perkembangan skill masing-masing

(29)

peserta. (Modul program YEAH 2015) Berikut contoh struktur organisasi dari tim Putat Jaya:

Gambar 4.11. Stuktur Organisasi Tim SiQuel ADP Putat Jaya Sumber: Laporan Akhir SiQuel SC, 15 Mei 2017

Bimbingan lainnya adalah bagaimana cara membuat sebuah tim kerja yang solid. Peserta diajak dan dihimbau untuk bisa mengembangkan berbagai program untuk membentuk hal ini. Berikut ini adalah salah satu program HRD dari SiQuel demi membuat sebuah tim kerja yang solid.

“Program Kerja, Inovasi (system), tantangan dan solusi, serta pengembangan Program Kerja. Pada akhir bulan September kami melaksanakan kegiatan “Gathering & sharing with SIGQuEL SC” yang berupa kegiatan

refreshing motivasi melalui 2 games yang menarik. Kemudian pada akhir bulan

oktober tepatnya tanggal 23 oktober 2016 lalu kami mengadakan kegiatan

pelatihan dengan judul “Make dream come true” merupakan penggabungan dua kegiatan yaitu “Make it real” dan “make it right” dimana kegiatan ini mempunyai 3 sesi acara yaitu motivasi kerja, pelatihan pembukuan dan keuangan, serta pelatihan marketing. Dengan pemateri yang dibawakan oleh

anggota SIGQuEL SC sendiri yang merupakan Mahasiswi aktif UNESA dan peserta pelatihan yang diadakan oleh UNAIR.” (Laporan Akhir SiQuel SC, 15 Mei 2017)

Di program ini, peserta mempelajari berbagai materi untuk menjadi sebuah student company yang bisa beroperasi. Proses bimbingan berlangsung selama tiga

(30)

bulan, mulai dari Juni sampai Agustus. Pada bulan September setiap tim SC akan me-launching perusahaan mereka. Disini mereka menyiapkan berbagai hal untuk menarik perhatian para investor untuk memberikan dana kepada mereka. Pemberian dana dilakukan dengan menjual saham, yang kurang lebih seharga 10.000-50.000 rupiah. Investor yang dituju adalah berasal dari stakeholder seperti RT, RW, pemerintah lokal, camat, dan masih banyak lagi. Setelah dana masuk, peserta mulai mengembangkan usaha ini. Dilakukan melalui business plan, corporate social responsibility (CSR), dan penjualan produk melalui online maupun door to door. Salah satu kegiatan pengembangan tersebut adalah dari divisi PR:

“Public Relations memiliki dua program kerja yaitu kegiatan Public Relations

(PR) dan Corporate Social Responsibility (CSR). Rangkaian kegiatan keduanya telah dilaksanakan denganmengambil tema besar yaitu SIGQuEL SC Goes to School. Seperti tema yang diambil, keseluruhan program dirancang dengan

menyasar sekolah khususnya SMA/SMK di Surabaya. Pada kegiatan Public Relations terdapat enam program kerja yang telah dilaksanakan.” (Laporan Akhir SC Sigquel, 2017)

Gambar 4.12. Sigquel Goes to School Sumber: Instagram Sigquel Company, 2017

Diakses tanggal 20 Mei 2017

Pelaksanaan pengembangan perusahaan ini terus berjalan sampai bulan November akhir. Pada akhir tahun 2016, ketiga tim YEAH ini akan mengikuti proses liquidasi, dimana mereka akan memberikan presentasi kepada para

(31)

pendamping, investor, stakeholder, orang tua, bahkan pihak sponsor tentang apa saja yang sudah mereka capai selama program ini berlangsung. Mereka juga mengembalikan modal yang pernah diterima sebelumnya.

4.2.11. Pasca Pelaksanaan

Proses bimbingan rutin terus berjalan selama 3 bulan, setelah proses tersebut selesai. Peserta menyiapkan untuk pembuatan laporan akhir, berisi identitas perusahaan, laporan kegiatan yang sudah dilakukan, dan bagaimana hasilnya. Laporan tersebut dipakai oleh pihak penyelenggara sebagai indikator apakah perusahaan yang dibuat sudah sesuai dengan ekspetasi yang diinginkan. Setelah laporan akhir selesai, peserta akan mengikuti kompetisi YEAH. Kompetisi ini ingin melihat dan menguji hasil pendampingan yang sudah dilaksanakan sebelumnya dan bagaimanakah peserta yang sudah mengikutinya. Ketiga tim ADP tersebut diadu untuk melihat siapakah tim terbaik. Terdapat banyak kategori penilaian, dan jurinya terdiri dari perwakilan Hanwha Life, PJI, dan yang lainnya. Disini peserta juga berkesempatan menjual produk mereka di booth-booth yang sudah disediakan.

Gambar 4.13. Booth Sigquel

Sumber: Instagram Sigquel Company, 2017 Diakses tanggal 20 Mei 2017

Kompetisi YEAH 2016 merupakan acara akhir sekaligus penutupan program YEAH 2016. Dengan selesainya acara ini, pihak WVI membuat annual report kepada pihak Hanwha Life dan World Vision Korea. Annual report ini akan

(32)

menentukan apakah program YEAH ini tetap berlangsung ataupun berhenti sampai tahun 2016 saja. Tim pelaksana dan manajemen juga mengikuti evaluasi dari tim monitoring dan evaluasi dari WVI Surabaya dan Indonesia. Selain pemberian laporan, WVI tetap mendampingi peserta walaupun program sudah selesai. Peserta yang terus didampingi, paling tidak selama tiga bulan sampai bisa benar-benar mandiri dan bisa menjalankan usahanya sendiri.

4.3. Profil Informan

Wawancara dilaksanakan dengan 5 orang informan. Empat diantara orang-orang tersebut adalah informan utama yang dipakai peneliti sebagai sumber data. Sedangkan sisanya merupakan sumber untuk Triangulasi data.

4.3.1. Angela Slamet Saputri

Jabatan : Pendamping lapangan ADP Putat Jaya Usia : 26 tahun

Status : Belum Menikah

Informan pertama yang dipilih peneliti adalah pendamping lapangan ADP Putat Jaya atau tim SiQuel pada YEAH tahun 2016. Tim SiQuel adalah tim ADP Putat Jaya yang terdiri dari 18 orang dengan produk keripik kebab dengan berbagai rasa, seperti rasa balado, pedas, original, dan lain-lain. Nama informan adalah Angela Slamet Saputri tetapi lebih dikenal dengan panggilan Ella. Dia memulai pelayanannya di WVI pada bulan Maret tahun 2015 dan bekerja bersama sebagai pendamping ADP Simokerto WVI Surabaya , terutama di bidang kesehatan. Sebelum menjadi pendamping lapangan ADP Putat Jaya Tahun 2017 ini, keseharian mbak Ella adalah menjalin hubungan baik dengan masyarakat ADP WVI dan melihat bagaimana kondisi kesehatan anak-anak dampingan WVI. Melalui pekerjaan wanita usia 26 tahun ini, WVI Surabaya bisa membuat program yang sesuai dengan keperluan masyarakat dampingan tersebut. Program peningkatan gizi anak seperti mengajarkan

Ella memiliki passion di bidang kesehatan, hal itu dapat dilihat dari pendidikan dan pengalaman kerjanya selama ini. Wanita kelahiran Sidoarjo ini mengayomi pendidikannya di Universitas Brawijaya Malang. Jurusan yang diambil

(33)

Ella adalah ilmu gizi. Pada saat kuliah, dia mempelajari ilmu gizi terutama untuk ibu-ibu dan anak-anak. Pada akhir masa kuliahnya, dia juga banyak berpartisipasi dalam penelitian-penelitian bidang kesehatan, seperti:

 Tahun 2013: Penelitian DBD dengan pendekatan ekosistem dibawah Kementerian Kesehatan

 Tahun 2014: Penelitian SDT dibawah Kementerian Kesehatan  Tahun 2015: Penelitian dengan judul “Efektivitas penurunan angka

gizi buruk ibu dan anak” Dibawah lembaga PPKUI

Setelah mendapat pengalaman di bidang kesehatan, mbak Ella ingin bekerja di sebuah komunitas sebagai seorang ahli gizi. Karena ada dorongan dari teman, akhirnya wanita kelahiran tahun 1991 ini memutuskan untuk bekerja di lembaga WVI Surabaya. Pada tahun 2016, akhirnya mbak Ella memutuskan untuk berpartisipasi pada program YEAH 2016 sebagai pendamping lapangan ADP Putat Jaya.

4.3.2. Purwono Budi Rahmadi

Informan kedua yang dipilih peneliti bernama Purwono Budi Rahmadi. Lebih akrab dengan panggilan Pur, beliau adalah pendamping lapangan program YEAH 2016 ADP Simokerto tim Kriwols pada tahun 2016 dan kembali menjabat sebagai Project Coordinatorpada tahun 2017. Untuk tim Simokerto produk yang dibuat tim ini adalah keripik wortel dengan rasa pedas, balado, dan original. Pada awalnya pendamping ADP simokerto ini adalah Noval Arif Prabowo, namun karena terdapat kendala, Noval akhirnya digantikan oleh Pur.

Pria usia 35 tahun ini, mendalami pendidikannya di Universitas Widya Mandala mengambil jurusan psikologi. Sebelum bekerja di lembaga WVI, pria ayah 2 anak ini punya pengalaman kerja seperti:

 Tahun 2006-2008: Event Organizer dibawah Cliché Production  Tahun 2008-2010: Kepala toko PT. BPK Gunung Mulia Surabaya  Tahun 2010- sekarang: Staf lapangan dan Senior field facilitator

lembaga WVI Surabaya

Sebelum menjadi pendamping lapangan YEAH, pria lulusan Universitas Widya Mandala ini bekerja sebagai Project coordinator ekonomi di Singkalang dan

(34)

Sambas. Pekerjaan ini membantu masyarakat untuk mengelolah perekonomian mereka, dan bagaimana bisa menjalankan suatu usaha dengan baik. Pekerjaan ini dilakukannya dari tahun 2014-2016, tepat sebelum bergabung menjadi panitia pelaksana program YEAH 2016.

4.3.3. Rachmat Willy Sitompul

Informan ketiga yang dipilih peneliti bernama Rachmat Willy Sitompul. Lebih dikenal dengan panggilan Willy, beliau merupakan program manager yang bertanggungjawab menjalankan, mengawasi, dan memantau laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh tim pelaksana program YEAH. Pria berusia empat puluh tahun ini memiliki passion dalam bidang kesehatan. Willy menumbuhkan passion itu dengan mengemban pendidikan terakhirnya di Universitas Airlangga, di program S2 jurusan Kesehatan. Di WVI urban Surabaya, Willy menjabat sebagai program manager kantor urban Surabaya. Jabatan tersebut merupakan jabatan tertinggi di kantor WVI urban Surabaya. Dikarenakan beliau memegang tanggung jawab manajemen untuk semua program WVI yang dilaksanakan di Surabaya, mulai dari program jangka panjang seperti program pembinaan Area Development Program (ADP) sampai special program seperti program YEAH.

Sebelum berkecimpung di lembaga Wahana Visi, lebih tepatnya pada tahun 2002-2004, pria kelahiran tahun 1977 ini pernah bekerja sebagai kepala puskesmas di Kabupaten Alor NTT. Pada tahun 2004, pria kelahiran kota Pekanbaru ini mulai masuk dan bekerja di lembaga Wahana Visi. Perkembangan karir Willy di Wahana Visi adalah sebagai berikut:

 Tahun 2004-2006: Distrik coordinator di kabupaten Alor, provinsi NTT  Tahun 2006-2012: Project Manajer di Wamena, Papua

 Tahun 2012-2016: Program Manajer ADP Simokerto

 Tahun 2016-sekarang: Program Manajer kantor urban Surabaya

4.3.4 Setting Penelitian Informan 1 (Angela Slamet Saputri)

Hari Sabtu tanggal 23 April 2017, peneliti menemui para peserta tim SiQuel ADP Putat Jaya. Lokasi pertemuan tersebut ada di rumah produksi di jalan putat jaya gang lebar B/27, pada pukul 11.00 WIB. Peneliti tiba di lokasi rumah produksi

(35)

pada pukul 10.45 WIB, dan disambut oleh para peserta YEAH 2016. Peneliti berkenalan dengan seluruh peserta yang hadir saat proses produksi. Sempat bertanya-tanya dan berinteraksi, peneliti mulai mendekatkan diri dengan mereka. Untuk itu, peneliti juga ikut membantu proses produksi. Disana Kebetulan pada hari itu juga, informan hadir untuk membantu proses pembuatan produk. Peneliti membantu peserta dengan menggiling, memanggang, dan menggoreng produk.

Proses wawancara dilakukan setelah peneliti mendapat izin dari informan untuk bertanya-tanya tentang proses komunikasi saat menjadi pendamping lapangan tim SiQuel. Waktu menunjukan pukul 14.05, peneliti memulai proses wawancara. Sebelum itu, peneliti diminta untuk mengisi data hadir untuk pelaporan kepada WVI. Proses wawancara dilaksanakan di toko penjualan rumah produksi. Toko saat itu ditutup karena ada proses produksi. Suasana ruangan saat proses wawancara antara peneliti dan informan pada saat itu cukup ramai, karena suasana diluar cukup ramai. Namun walaupun suasananya ramai, proses wawancara berjalan dengan lancar. Peneliti memulai dengan menanyakan data informan, seperti pendidikan terakhir, usia, pengalaman, dan lain-lain. Proses wawancara berlangsung selama kurang lebih 1 jam, dari situ, peneliti dapat mengetahui bagaimana pendeketan, metode, dan solusi yang dipakai informan untuk menyampaikan pesan kepada peserta. Setelah wawancara selesai peneliti mengambil foto informan, berterima kasih, dan kembali membantu proses produksi.

4.3.5. Setting Penelitian Informan 2 (Purwono Budi Rahmadi)

Proses wawancara informan purwono, pertama-tama peneliti membuat janji H-2 sebelum pelaksanaan. Akhirnya informan memperbolehkan wawancara pada tanggal 27 April 2017, pukul 13.00 di kantor WVI Surabaya. Namun karena informan terkena kendala akhirnya lokasi wawancara diganti di rumah produksi tim SiQuel. Informan ada rapat di lokasi tersebut dengan dinas pertanian untuk rencana kerjasama dengan tim SiQuel kedepannya.

Pada pukul 12.00 peneliti berangkat dari kampus ke lokasi wawancara, dan tiba pada pukul 13.10. Disana peneliti ditunggu oleh salah satu anggota tim SiQuel dan pergi bersama ke rumah produksi. Setibanya di rumah produksi, rapat antara pendamping, peserta, dan dinas pertanian masih berlangsung. Akhirnya peneliti

(36)

menunggu rapat sampai selesai. Satu setengah jam kemudian, setelah rapat selesai, informan bersedia meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang dengan peneliti. Proses wawancara dimulai pada pukul 15.00, di ruang tunggu rumah produksi tim SiQuel. Suasana ruangan pada saat itu cukup sepi dan panas. Proses wawancara dimulai dengan peneliti menanyakan tentang latar belakang informan. Pertanyaan seperti pengalaman kerja, pendidikan terakhir, usia, dan masih banyak lagi. Informan sangatlah komunikatif dan membantu peneliti untuk bisa memahami bagaimana proses pembentukan organisasi program CSR YEAH. Proses wawancara berlangsung kurang lebih satu jam, setelah wawancara selesai, peneliti berterimakasih dan berpamitan kepada informan, peserta, dan pendamping.

4.3.6. Setting Penelitian Informan 3 (Rachmat Willy Sitompul)

Sebelum proses wawancara dilakukan, peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan informan. Pada tanggal 11 Mei, Peneliti membuat janji dengan berkunjung ke kantor WVI Surabaya. Tujuan peneliti berkunjung adalah untuk mendapatkan informasi tambahan dan untuk menyerahkan surat izin penelitian kepada pihak WVI Surabaya. Pada saat itu juga peneliti bertemu tatap muka dengan informan, dan bertanya apakah informan bisa meluangkan waktu untuk wawancara dengan peneliti. Informan mengatakan beliau bisa diwawancarai pada tanggal 12 Mei, pukul 15.00. Setelah mendapat konfirmasi tersebut peneliti berterima kasih dan berpamitan dengan informan dan staf-staf WVI lainnya.

Keesokan harinya, pada tanggal 12 Mei, peneliti sampai di kantor WVI Surabaya pada pukul 14.45. Sebelum bertemu dengan informan, peneliti bertemu dengan bapak satpam, menerangkan bertemu dengan siapa dan ada keperluan apa. Setelah peneliti menjelaskan, satpam menjelaskan bahwa informan bapak Willy sedang keluar, dan tidak diketahui kapan akan kembali ke kantor. Walaupun diberitahukan seperti itu, peneliti tetap menunggu informan. Sambil menunggu, peneliti bertemu dengan Pur dan berbincang-bincang sebentar. Dalam perbincangan tersebut, peneliti mendapat kontak informan, dan mulai berkomunikasi via Whatsapp. Lima belas menit kemudian, informan membalas dia tidak bisa diwawancarai hari ini, karena acara baru akan selesai malamnya. Setelah itu peneliti membuat janji lagi yaitu wawancara pada hari senin pukul 15.00.

Gambar

Gambar 4.3. Pekerjaan WVI Untuk  memberdayakan anak-anak  Sumber: http://www.wahanavisi.org/id
Gambar 4.4. Pekerjaan WVI Untuk memberdayakan anak-anak  Sumber: Dokumentasi Kegiatan Wahana Visi Surabaya, 2017
Gambar 4.5. Anak-anak dampingan Wahana  Visi dalam belajar
Gambar 4.6. Logo Wahana Visi Indonesia  Sumber:  http://indokasih.com/charities/wahana-visi , 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didukung oleh penelitian Razak, Nirwanto dan Triatmanto (2016) yang menunjukkan bahwa kualitas produk mempengaruhi kepuasan konsumen. Dalam hal kualitas produk,

Dalam mendukung program Quantum Leap 2015 serta implementasi dari Seven Driver yaitu “human capital right quantity and quality”, visi Human Capital Management

Narasumber tiga menambahkan pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada calon suksesor berupa job enlargement yaitu pemberian tugas-tugas lain diluar posisinya tetapi masing

Pada tabel deskripsi gratification obtained indikator kebiasaan menghabiskan waktu dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan

Substansi dari Program Kerja Pemerintah Kota Depok Tahun 2016 tersebut merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan program unggulan serta program andalan Kota Depok yang

Program dakwah yang dilakukan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Kendari pada dasarnya mengacu pada visi misi, tujuan dan program kerja secara umum yang

Ini berarti seluruh rangkaian kegiatan untuk mendukung program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya mulai dari penentuan

Program CSR Si Komo Pasir – Taman Pendidikan Mangrove merupakan inovasi program berkelanjutan dengan konsep konservasi lingkungan berbasis komunitas (conservation