• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Reality show “Uya Emang Kuya”

“Uya Emang Kuya” merupakan program reality show yang mengangkat tema sulap dan hipnotis yang ditayangkan di stasiun televisi swasta SCTV. Konsep sulap dan hipnotis yang diangkat tersebut bertujuan untuk menghibur penonton di rumah.

Dengan cara menghipnotis talent, kemudian melakukan interview agar talent dapat menjawab sejujur-jujurnya mengenai pertanyaan yang diberikan oleh Uya (biasanya seputar kehidupan pribadi). Program “Uya Emang Kuya” memiliki jam tayang yang cukup tinggi di televisi, hal ini terbukti dengan ditayangkannya program tersebut dari hari Senin sampai Minggu pukul 18.30 WIB (Rommy Rafael Master Hipnotis VS Uya Emang Kuya, 2011).

Program reality show ini dibagi dalam beberapa segmen. Pertama adalah stupid segmen, yang menggambarkan suatu trik sulap. Di ujung segmen, trik ini akan dibuka di hadapan penonton dengan akhir yang sangat menggelikan. Segmen kedua adalah street magic, yang menggambarkan suatu trik sulap on the spot atau langsung kepada audience. Ketiga adalah ilusi, yaitu segmen yang mengangkat trik sulap yang sangat mustahil. Segmen keempat adalah hipnosis, yaitu segmen yang menggambarkan trik di mana para audience dihipnotis dengan cara yang kocak maupun serius sesuai dengan kondisi. Dan sampailah pada segmen terakhir yaitu ngerjain orang. Di sinilah segmen yang penuh kekocakan saat host sengaja mengerjai para penonton melalui talent yang sedang di hipnotis. (SCM Multimedia Application Team, Surya Citra Televisi, Copyright 2000-2001).

Selain itu, KPI Pusat juga mengeluarkan pendapat mengenai program “Uya Emang Kuya”. Sasa Djuarsa Sendjaja selaku ketua KPI Pusat sangat menyesalkan tindakan seorang pembawa acara yang memberikan pertanyaan kepada seorang yang kondisinya tidak sadar untuk menceritakan pengalaman berciuman (salah satu segmen yang ada di acara “Uya Emang Kuya”). Selain itu, KPI Pusat juga meminta supaya SCTV memberikan dan memperhatikan perlindungan terhadap hak dan kepentingan anak-anak serta remaja. Menurut KPI tindakan tersebut sangat tidak pantas dan tidak layak disuguhkan atau ditayangkan. (Uya Memang Kuya, Paling Favorit Tapi Diharamkan, 2011).

(2)

Surya Utama atau yang dikenal dengan nama Uya Kuya tersebut lahir di Bandung, Jawa Barat tanggal 4 April 1975 dan sekaligus menjadi presenter serta produser dalam program “Uya Emang Kuya” yang ditayangkan di SCTV setiap hari.

Ia menikah dengan model cantik Astrid Margaretha pada tanggal 17 Mei 2003 dan pernikahan tersebut membuahkan seorang anak perempuan yaitu Cinta Rahmania Putri Khairusnisa pada yanggal 2 Februari 2004 dan Sydney Agusto Putra Utama.

(Uya Memang Kuya, Paling Favorit Tapi Diharamkan, 2011).

Uya Kuya adalah seorang penyanyi, presenter, pemain film, produser, pesulap, dan pengusaha dari Indonesia. Uya mulai dikenal oleh publik sejak menjadi personil group vokal Tofu. Pada 28 Februari 2003, Uya memilih meninggalkan grupnya untuk berkarier solo. Banyak sekali usaha yang dimiliki oleh Uya, antara lain bisnis showroom mobil, beternak ikan Louhan, usaha penangkaran kucing ras, dan juga usaha pisang goring Pontianak. Selain pintar berbisnis, uya juga pintar memainkan alat musik dan bermain sulap. (Uya Memang Kuya, Paling Favorit Tapi Diharamkan, 2011).

Berikut merupakan beberapa program acara yang dibawakan oleh Uya:

“Playboy Kabel”, “Ketok Pintu”, “Ngacir, Ekspresi Gaya Pelajar (EGP) SMU”, “Hari Yang Aneh” (2008), “Uya emang Kuya (2009 - sekarang), “Jebakan Betmen” (2011 - sekarang). (Uya Kuya, 2011).

Program “Uya Emang Kuya” merupakan program hiburan reality show dengan menghipnotis seorang talent agar dapat mengeluarkan unek-uneknya, biasanya yang diceritakan seputar kehidupan pribadi (hubungan dengan keluarga, teman, saudara, pekerjaan, dan asmara) tetapi, program ini mendapatkan protes dari FMPP (Forum Musyawarah Pondok Pesantren) se-Jawa Madura yang menganggap bahwa tayangan “Uya Emang Kuya” bertentangan dengan ajaran agama Islam yang melarang umatnya mengumbar aib.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala/

interval dengan interval lainnya. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainnya (Kriyantono, 2006). Pengukuran validitas dilakukan kepada 30 responden dengan menghitung koefiesien korelasi.

(3)

Simbol korelasi product moment ditulis dengan huruf “r”. Suatu item dikatakan valid jika nilai korelasi (r) > titik kritis yaitu 0.361 diperoleh dari r tabel, yakni n = 30 dan derajat = 0,05 dan jika nilai korelasi (r) < titik kritis, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Berikut ini hasil pengujian validitas untuk variabel Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).

Tabel 4.2.1.1 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Gratification Sought (GS) Kategori Item r hitung Titik Kritis Keterangan

Hiburan Tentang Realitas

1 0.866 0.361 Valid

2 0.714 0.361 Valid

3 0.504 0.361 Valid

4 0.411 0.361 Valid

5 0.627 0.361 Valid

6 0.568 0.361 Valid

Relaksasi

7 0.866 0.361 Valid

8 0.787 0.361 Valid

9 0.795 0.361 Valid

Kebiasaan Menghabiskan Waktu

10 0.844 0.361 Valid

11 0.633 0.361 Valid

12 0.789 0.361 Valid

Persahabatan 13 0.869 0.361 Valid

14 0.866 0.361 Valid

Interaksi Sosial

15 0.802 0.361 Valid

16 0.740 0.361 Valid

17 0.747 0.361 Valid

Voyeurism 18 0.855 0.361 Valid

19 0.845 0.361 Valid

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan tabel 4.2.1.1 di atas, diketahui bahwa nilai setiap item pernyataan untuk variabel gratification sought mempunyai r hitung di atas 0.361, sehingga setiap pertanyaan yang menyusun tiap variabel tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam proses analisis selanjutnya.

Tabel 4.2.1.2 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Gratification Obtained (GO) Kategori Item r hitung Titik Kritis Keterangan

Hiburan Tentang Realitas

1 0.436 0.361 Valid

2 0.811 0.361 Valid

3 0.572 0.361 Valid

4 0.610 0.361 Valid

5 0.489 0.361 Valid

(4)

6 0.594 0.361 Valid Relaksasi

7 0.813 0.361 Valid

8 0.810 0.361 Valid

9 0.748 0.361 Valid

Kebiasaan Menghabiskan Waktu

10 0.776 0.361 Valid

11 0.540 0.361 Valid

12 0.894 0.361 Valid

Persahabatan 13 0.842 0.361 Valid

14 0.858 0.361 Valid

Interaksi Sosial

15 0.597 0.361 Valid

16 0.832 0.361 Valid

17 0.832 0.361 Valid

Voyeurism 18 0.879 0.361 Valid

19 0.834 0.361 Valid

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan Tabel 4.2.1.2 di atas, diketahui bahwa nilai setiap item pernyataan untuk variabel gratification obtained mempunyai r hitung di atas 0.361, sehingga setiap pertanyaan yang menyusun tiap variabel tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam proses analisis selanjutnya.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan kestabilan instrument atau alat ukur, dimana hasil pengukurannya realatif konsisten apabila digunakan berulang kali. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara menghitung koefisien Alpha Cronbach (α) terhadap semua item dalam instrument yang valid. Kriteria alat ukur (instrument) dinyatakan reliabel jika alpha cronbach <0,6 dan jika alpha cronbach <0,6 maka dinyatakan tidak reliabel (Santoso, 2002, p.280). Berikut ini hasil pengujian reliabilitas untuk variabel Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).

Tabel 4.2.2.1 Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Kategori Alpha

Cronbach

Nilai

Kritis Ket.

Gratification Sought

Hiburan Tentang Realitas 0.685 0.6 Reliabel

Relaksasi 0.749 0.6 Reliabel

Kebiasaan Menghabiskan Waktu 0.629 0.6 Reliabel

Persahabatan 0.671 0.6 Reliabel

Interaksi Sosial 0.635 0.6 Reliabel

Voyeurism 0.614 0.6 Reliabel

Gratification Obtained

Hiburan Tentang Realitas 0.602 0.6 Reliabel

Relaksasi 0.686 0.6 Reliabel

Kebiasaan Menghabiskan Waktu 0.612 0.6 Reliabel

(5)

Persahabatan 0.616 0.6 Reliabel

Interaksi Sosial 0.611 0.6 Reliabel

Voyeurism 0.635 0.6 Reliabel

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan tabel 4.2.2.1 pengujian reliabilitas di atas, diketahui bahwa semua variabel memiliki alpha crobach lebih dari 0.6, sehingga dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam proses analisis selanjutnya.

4.3 Analisis Uji Korelasi GS dan GO

Pada penelitian ini dilakukan uji korelasi untuk mengetahui hubungan serta bagaimana kekuatan hubungannya antara gratifications sought dan gratifications obtained pada penonton program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura. Terdapat enam indikator dalam analisis uji korelasi ini, yaitu kategori hiburan tentang realitas, relaksasi, kebiasaan menghabiskan waktu, persahabatan, interaksi sosial, voyeurism dan secara keseluruhan. Dikatakan signifikan atau terdapat hubungan antara gratification sought dan gratification obtained, apabila nilai correlation di atas 0,197 dan nilai signifikansi di bawah 0,05. Hasil korelasi antara gratification sought dan gratification obtained adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3.1 Hasil Uji Korelasi

Kategori Correlation Sig. Keterangan

Hiburan Tentang Realitas 0.279 0.005 Hubungan

Relaksasi 0.211 0.035 Hubungan

Kebiasaaan Menghabiskan Waktu 0.295 0.003 Hubungan

Persahabatan 0.304 0.002 Hubungan

Interaksi Sosial 0.090 0.373 Tidak Hubungan

Voyeurism 0.155 0.124 Tidak Hubungan

Korelasi GS dan GO 0.476 0.000 Hubungan

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Dapat dilihat pada Tabel 4.3.1 bahwa kategori hiburan tentang realitas, relaksasi, kebiasaan menghabiskan waktu, persahabatan dan secara keseluruhan memiliki nilai signifikansi < 0.05 atau nilai correlation di atas 0,197, sehingga disimpulkan bahwa terdapat korelasi atau terdapat hubungan antara Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO) penonton program “Uya Emang

(6)

Kuya” di Bangkalan Madura berdasarkan kategori hiburan tentang realitas, relaksasi, kebiasaan menghabiskan waktu, persahabatan dan secara keseluruhan.

Namun, untuk kategori interaksi sosial dan voyeurism memiliki nilai signifikansi > 0.05 atau nilai correlation di bawah 0,197 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan antara Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO) penonton program “Uya Emang Kuya” di Madura berdasarkan kategori interaksi sosial dan voyeurism.

Tidak terdapat hubungan atau korelasi dalam sub indikator interaksi sosial dan voyeurism, karena karakter masyarakat Madura itu sendiri yang ekspresif, spontan, dan terbuka dalam arti lain adalah lebih realistik dalam menjalani hidupnya (Karakter Etnis Madura dan Kebiasaan Carok, 2011). Mereka tidak dengan sengaja menonton program “Uya Emang Kuya” agar bisa memiliki bahan pembicaraan dengan orang lain atau agar bisa menemukan berbagai karakter dari talent yang menarik, karena itu interaksi sosial dan voyeurism akan dianggap nyata pada saat mereka benar-benar berada di tengah masyarakat, dan menganggap media hanya sebagai tontonan untuk hiburan, relaksasi, menghabiskan waktu, dan persahabatan.

Dalam penelitian tentang motif menonton reality show, seorang Ph.D University of Texas di Austin bernama Zizi Papacharissi bersama dengan rekannya yang bernama Andrew L. Mandelson seorang Ph.D University of Missouri mengungkapkan hasil penelitian mereka bahwa motif yang paling menonjol untuk menonton reality show adalah kebiasaan untuk menghabiskan waktu dan hiburan tentang realitas, dan analisis tambahan menunjukan bahwa mereka yang menikmati reality show hanya untuk hiburan dan relaksasi (Journal of Broadcating & Electronic Media, 2007).

4.4 Uji T Sampel Berpasangan

Pada penelitian ini paired sample t test digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO) penonton program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura. Jika paired sample t test menghasilkan t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel (df=n-1, α/2=0,025) atau nilai signifikansi < 0,05 (α=5%), maka disimpulkan terdapat perbedaan tetapi belum tentu signifikan antara Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO) penonton program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura. Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.0.

(7)

Derajat signifikansi pada populasi dan sampel adalah 0,10 kemudian menjadi 0,05 karena Uji T yang dilakukan bersifat two tailed, menguji motif dan kepuasan.

Dapat dilihat dari T hitung, apabila nilainya positif maka ada perbedaan signifikan dan sebaliknya apabila t hitungnya negatif maka ada perbedaan tetapi tidak signifikan.

Tabel 4.4.1.Hasil Uji Beda

Kategori t

hitung t tabel Sig. Keterangan Hiburan Tentang Realitas 2.299 1.984 0.024 Perbedaan

Relaksasi 5.585 1.984 0.000 Perbedaan

Kebiasaaan Menghabiskan Waktu -3.492 -1.984 0.001 Perbedaan

Persahabatan 3.552 1.984 0.001 Perbedaan

Interaksi Sosial -1.123 -1.984 0.264 Tidak Perbedaan

Voyeurism 2.655 1.984 0.009 Perbedaan

Keseluruhan 3.074 1.984 0.003 Perbedaan

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Diketahui bahwa tidak semua nilai Sig < 0,05 pada setiap kategori di tabel hasil uji beda memiliki perbedaan yang signifikan. Pada kategori hiburan tentang realitas, relaksasi, kebiasaan menghabiskan waktu, persahabatan, voyeurism dan secara keseluruhan terdapat perbedaan antara gratifications sought dan gratifications obtained pada responden program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura, karena nilai t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel dan nilai signifikansi < 0.05, sedangkan berdasarkan kategori interaksi sosial, nilai -t hitung > -t tabel dan nilai signifikansi >

0.05, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO) responden program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura. Tetapi, jika ditilik dari nilai total GS dan GO, maka perbedaan total motif dan kepuasannya signifikan karena nilai t hitung > t tabel atau – t hitung < -t tabel dan nilai signifikansi < 0.05.

Dalam Uji T Sampel berpasangan, bila dilihat pada kategori interaksi sosial tampak tidak ada perbedaan, karena masyarakat Madura lebih mudah bersosialisasi secara nyata daripada menggunakan media. Hal ini diperkuat dengan pendapat yang ada di Jawa Pos mengenai karateristik masyarakat Madura itu sendiri yang lebih realistik (Karakter Etnis Madura dan Kebiasaan Carok, 2011) dengan menganggap bahwa interaksi sosial yang sebenarnya terjadi saat mereka berada di tengah-tengah masyarakat dan media hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Hal tersebut

(8)

menjadikan responden pada saat menonton acara ini hanya untuk memenuhi kebutuhan hiburan, relaksasi, kebiasaan menghabiskan waktu, persahabatan, dan voyeurism semata tanpa menggunakan tayangan ini agar dapat menjadi bahan diskusi dengan sesama mengenai isi tayangan program “Uya Emang Kuya” yang telah ditonton (Islam dan Budaya Madura, 2010).

Melalui Uji Korelasi dan Uji T Sampel Berpasangan yang telah dilakukan, hanya terlihat bagaimana hubungan dan perbedaan antara masing-masing indikator gratifications sought dan gratifications obtained. Dari kedua uji tersebut diketahui bahwa ada hubungan dan ada perbedaan antara GS dan GO. Artinya, sesuai dengan teori uses and gratifications yang dipaparkan oleh Palmgreen (1984) mengatakan bahwa khalayak menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, dan tidak berhenti sampai di sana, tetapi dilanjutkan dengan bagaimana kepuasan khalayak dalam menggunakan media tersebut (Kriyantono, 2006). Kepuasan itu berhubungan, bahkan dapat dibentuk oleh motif, terbukti dari hasil uji korelasi dan uji T dalam penelitian ini yang menunjukan adanya hubungan dan adanya perbedaan antara GS dan GO. Untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai motif dan kepuasan apa yang dihasilkan, peneliti akan menggunakan analisis deskriptif pada sub bab berikutnya.

4.5 Deskripsi Profil Responden

Jumlah total responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden tanpa ada range batasan usia dalam pembagian kuesionernya, karena program “Uya Emang Kuya” dapat dinikmati oleh masyarakat dari berbagai usia mulai dari anak kecil sampai orang dewasa.

Diketahui responden penelitian ini adalah masyarakat Bangkalan Madura yang telah menonton tayangan “Uya Emang Kuya” dalam jangka waktu satu bulan terakhir (1 Juli 2011 – 31 Juli 2011). Madura dipilih sebagai tempat penyebaran kuesioner karena protes yang disampaikan oleh FMPP mencakup wilayah se Jawa-Madura, suku Madura juga dikenal memiliki tradisi Islam yang kuat. Selain itu, Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an.

Bangkalan merupakan daerah yang mudah dijangkau dari Surabaya, dengan demikian Bangkalan berperan menjadi daerah suburban (pinggiran kota) bagi para penglaju ke Surabaya. (Madura: Negara Orang Berkarakter, 2010).

Berbagai karateristik unik dari masyarakat Madura mulai dari tradisi, sifat, gaya bicara, keyakinan pada agama yang cukup kuat dan keadaan demografisnya membuat

(9)

penelitian yang dilakukan oleh peneliti menjadi cukup menarik, karena penelitian ini meneliti tentang kepuasan masyarakat Madura menonton tayangan “Uya Emang Kuya”

di SCTV, dan telah dijelaskan di latar belakang bahwa tayangan “Uya Emang Kuya”

yang menjadi pemenang program reality show terfavorit 2011 pada Panasonic Gobel Award dianggap sebagai tayangan yang bertentangan dengan hukum Islam oleh FMPP se Jawa-Madura. Karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana kepuasan yang diperoleh oleh masyarakat Madura yang dikenal sebagai masyarakat dengan tradisi Islam yang kuat setelah menonton program “Uya Emang Kuya” yang dianggap bertentangan dengan hukum Islam oleh beberapa pihak tersebut.

Berikut adalah deskripsi demografis responden berdasar pada jenis kelamin, usia, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Dengan mengetahui profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan dapat memudahkan peneliti dalam menganalisis dan menjelaskan data yang didapat, misalnya apakah dengan adanya perbedaan usia, status, atau pekerjaan ada perbedaan kepuasan yang diperoleh. Berikut ini adalah penjelasan mengenai profil responden:

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.5.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 47 47.0

Perempuan 53 53.0

Total 100 100.0

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan tabel 4.5.1 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden penelitian yaitu 100 penonton program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura sebanyak 53 orang (53%) responden berjenis kelamin perempuan, sedangkan sebanyak 47 orang (47%) responden berjenis kelamin laki-laki. Jadi, menurut jenis kelamin, responden pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam hal jumlah.

b. Usia

Tabel 4.5.2 Profil Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%)

12 – 23 tahun 26 26.0

24 – 35 tahun 48 48.0

36 – 47 tahun 26 26.0

(10)

Total 100 100.0 Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden penelitian yaitu 100 penonton program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura berusia antara 24-35 tahun yaitu sebanyak 48 orang (48%), sedangkan responden yang berusia 12 hingga 23 tahun hanya 26 orang (26%), demikian pula responden berusia 36 hingga 47 tahun hanya 26 orang (26%).

Penggolongan indeks usia ini berasal dari usia responden paling tua (47 tahun) dikurangi dengan usia responden paling muda (12 tahun), yaitu 47 - 12 = 33. Karena akan dibagi menjadi tiga kelas (anak-anak, remaja, dewasa) maka selisih 33 tersebut dibagi menjadi 3 kelas menjadi 11. Maka, usia responden paling muda 12 tahun ditambah 11 menjadi 23, dan seterusnya. Dari penggolongan ini juga terlihat bahwa anak-anak pun juga menonton tayangan “Uya Emang Kuya”.

c. Status Pernikahan

Tabel 4.5.3 Profil Responden Berdasarkan Status Status Frekuensi Persentase (%)

Menikah 65 65.0

Belum Menikah 29 29.0

Duda/Janda 6 6.0

Total 100 100.0

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan tabel 4.5.3 di atas, responden “Uya Emang Kuya” kebanyakan telah menikah yaitu sebanyak 65 orang (65%). Responden yang belum menikah sebanyak 29 orang (29%) dan ada 6 orang (6%) responden yang berstatus duda/janda.

Terdapat 65 orang atau 65% yang berstatus menikah. Hal ini disebabkan responden kebanyakan berusia 21-45 tahun dan usia tersebut merupakan usia cukup umur bagi orang-orang untuk menikah.

d. Pekerjaan

Tabel 4.3.4 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

(11)

Pelajar/Mahasiswa 25 25.0

Pegawai 35 35.0

Wiraswasta 23 23.0

Lainnya 17 17.0

Total 100 100.0

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan Tabel 4.5.4 di atas, dapat diketahui bahwa kebanyakan responden dalam penelitian ini berprofesi sebagai pegawai sebanyak 35 orang (35%). Responden yang merupakan pelajar/mahasiswa sebanyak 25 orang (25%), responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 23 orang (23%) dan ada 17 orang (17%) yang memiliki pekerjaan selain pekerjaan di atas, misalnya ibu rumah tangga dan lain-lain. Program “Uya Emang Kuya” merupakan program reality show hiburan, maka tidak heran bila yang menonton adalah pegawai untuk memenuhi kebutuhan hiburan setelah seharian bekerja.

e. Pendidikan

Tabel 4.5.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 0 0.0

SMP 36 36.0

SMA 48 48.0

D3 0 0.0

S1 16 16.0

Total 100 100.0

Sumber : Olahan Peneliti, 2011

Berdasarkan Tabel 4.5.5 di atas, diketahui responden penelitian ini beragam dengan mayoritas responden berpendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 48 orang (48%). Responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP sebanyak 36 orang (36%) dan ada 16 orang (16%) responden yang berpendidikan terakhir S1. Berbagai tingkat pendidikan yang ada di tabel di atas menunjukan bahwa program “Uya Emang Kuya”

dapat dinikmati oleh masyarakat dari berbagai macam tingkat pendidikan, dengan konsep acaranya yang menghibur serta ringan tidak memerlukan orang yang berwawasan luas untuk mencerna isi pesan yang disampaikan.

(12)

4.6 Analisis Deskripsi GS (Kepuasan yang dicari atau Motif) dan GO (Kepuasan yang diperoleh)

Dalam sub bab ini, peneliti akan memaparkan lebih detail tentang deskripsi kepuasan per-indikator dan detail kesenjangan antara masing-masing variabel gratifications sought dan gratifications obtained. Masing-masing variabel memiliki enam indikator (hiburan tentang realitas, relaksasi, kebiasaan menghabiskan waktu, persahabatan, interaksi sosial, voyeurism) yang nantinya akan dijabarkan lagi agar lebih detail. Untuk menggambarkan kesenjangan antara GS dan GO dalam menonton tayangan “Uya Emang Kuya”, maka disajikan bentuk statistik deskriptif rata-rata tingkat kepuasan.

4.6.1 Deskripsi Gratification Sought

Gratification sought adalah motif individu menggunakan media massa (Kriyantono, 2006), terdiri dari enam indikator, yaitu indikator hiburan tentang realitas, indikator kebiasaan menghabiskan waktu, indikator persahabatan, indikator interaksi sosial, dan indikator voyeurism.

Untuk mengetahui tanggapan responden atas gratification sought dari 100 penonton program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura, maka dilakukan pengkategorian nilai rata-rata tanggapan responden (mean) pada masing-masing kategori dan secara keseluruhan. Berikut adalah perhitungan interval kelas:

Interval Kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 - 1 = 2 Jumlah Kelas 2

Dengan interval kelas 2 kemudian disusun kriteria jawaban responden yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6.1 Kategori Tinggi Rendahnya Gratification Sought

Interval Kategori

3.00 < a ≤ 5.00 Tinggi

1.00 ≤ a ≤ 3.00 Rendah

Sebelum melakukan analisis, peneliti akan melakukan pembacaan tabel statistik deskriptif tentang ke-enam sub indikator Gratification Sought.

(13)

4.6.1.1 Deskripsi Gratification Sought Indikator Hiburan tentang Realitas

Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori hiburan tentang realitas dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Tabel 4.6.1.1 Deskripsi Gratification Sought Indikator Hiburan tentang Realitas Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Motif Kategori Hiburan

Tentang Realitas 1

30 1.00 5.00 3.4000 1.19193

Motif Kategori Hiburan Tentang Realitas 2

30 1.00 5.00 3.8333 1.23409

Motif Kategori Hiburan Tentang Realitas 3

30 2.00 5.00 3.7000 .79438

Motif Kategori Hiburan Tentang Realitas 4

30 3.00 5.00 4.1000 .48066

Motif Kategori Hiburan Tentang Realitas 5

30 3.00 5.00 4.1333 .68145

Motif Kategori Hiburan Tentang Realitas 6

30 2.00 5.00 3.8667 .62881

Total Motif Kategori Hiburan Tentang Realitas

30 15.00 27.00 23.0333 3.29559

Rata-rata mean total 30 3,83

Pada tabel deskripsi gratification sought indikator hiburan tentang realitas dapat dilihat bahwa terdapat enam sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: motif kategori hiburan tentang realitas 1 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena adanya karakter pemain yang menyenangkan dari pada program fiksi (sinetron atau film) memiliki nilai mean sebesar 3,40 yang berarti keinginan responden menonton dalam sub indikator yang pertama ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori hiburan tentang realitas 2 adalah ingin menonton program “Uya Emang Kuya”, karena dapat menghibur dibanding dengan program fiksi (sinetron atau film) memiliki nilai mean sebesar 3,83 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang kedua ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori hiburan

(14)

tentang realitas 3 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena responden suka dengan programnya memiliki nilai mean sebesar 3,70 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang ketiga ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori hiburan tentang realitas 4 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena program ”Uya Emang Kuya” menarik perhatian memiliki nilai mean sebesar 4,10 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang keempat ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori hiburan tentang realitas 5 adalah ingin menonton program

”Uya Emang Kuya”, karena menghibur responden memiliki nilai mean sebesar 4,13 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang kelima ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori hiburan tentang realitas 6 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena menyenangkan responden memiliki nilai mean sebesar 3,86 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang keenam ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00.

4.6.1.2 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori relaksasi dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori relaksasi dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Tabel 4.6.1.2 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori relaksasi.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Motif Kategori

Relaksasi 1

30 2.00 5.00 3.7000 .91539

Motif Kategori Relaksasi 2

30 2.00 5.00 3.9000 .84486

Motif Kategori Relaksasi 3

30 2.00 5.00 3.9333 .94443

Total Motif Kategori Relaksasi

30 6.00 15.00 11.5333 2.20866

Rata-rata mean total 30 3,84

(15)

Pada tabel deskripsi gratification sought indikator relaksasi dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: motif kategori relaksasi 1 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena dapat membuat responden rileks memiliki nilai mean sebesar 3,70 yang berarti keinginan responden menonton dalam sub indikator yang pertama ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori relaksasi 2 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena memungkinkan responden untuk melepas penat atau lelah memiliki nilai mean sebesar 3,90 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang kedua ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori relaksasi 3 adalah ingin menonton program

”Uya Emang Kuya”, karena dapat menemani responden beristirahat dengan nyaman dan menyenangkan memiliki nilai mean sebesar 3,93 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang ketiga ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00.

4.6.1.3 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori kebiasaan menghabiskan waktu dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini:

Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori kebiasaan menghabiskan waktu dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Tabel 4.6.1.3 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori kebiasaan menghabiskan waktu.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Motif Kategori

Kebiasaan

Menghabiskan Waktu 1

30 1.00 5.00 2.7000 1.31700

Motif Kategori Kebiasaan

Menghabiskan Waktu 2

30 1.00 3.00 2.2000 .80516

(16)

Motif Kategori Kebiasaan

Menghabiskan Waktu 3

30 1.00 5.00 3.0333 1.06620

Total Motif Kategori Kebiasaan

Menghabiskan Waktu

30 3.00 12.00 7.9333 2.46259

Rata-rata mean total 30 2,64

Pada tabel deskripsi gratification sought indikator kebiasaan menghabiskan waktu dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: motif kategori kebiasaan menghabiskan waktu 1 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya” secara intens (terus menerus/setiap hari) memiliki nilai mean sebesar 2,70 yang berarti keinginan responden menonton dalam sub indikator yang pertama ini rendah karena nilai meannya dibawah 3.00. Nilai motif kategori kebiasaan menghabiskan waktu 2 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya” untuk mengisi waktu keseharian memiliki nilai mean sebesar 2,20 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang kedua ini rendah karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori kebiasaan menghabiskan waktu 3 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena merupakan kegiatan terbaik untuk dilakukan memiliki nilai mean sebesar 3,03 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang ketiga ini rendah karena nilai meannya diatas 3.00.

4.6.1.4 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori persahabatan dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini:

Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori persahabatan dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Tabel 4.6.1.4 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori kebiasaan menghabiskan waktu

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Motif Kategori

Persahabatan 1

30 2.00 4.00 3.4000 .85501

(17)

Motif Kategori Persahabatan 2

30 2.00 4.00 3.2000 .84690

Total Motif Kategori Persahabatan

30 4.00 8.00 6.6000 1.47625

Rata-rata mean total 30 3,30

Pada tabel deskripsi gratification sought indikator persahabatan dapat dilihat bahwa terdapat dua sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: motif kategori persahabatan 1 adalah ingin menonton program

”Uya Emang Kuya”, karena dapat menghilangkan rasa kesepian responden memiliki nilai mean sebesar 3,40 yang berarti keinginan responden menonton dalam sub indikator yang pertama ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori persahabatan 2 adalah walaupun banyak teman, responden tetap ingin menonton program ”Uya Emang Kuya” memiliki nilai mean sebesar 3,20 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang kedua ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00

4.6.1.5 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori interaksi sosial dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori persahabatan dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini:

Tabel 4.6.1.5 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori kebiasaan menghabiskan waktu

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Motif Kategori Interaksi

Sosial 1

30 1.00 4.00 3.5667 1.00630

Motif Kategori Interaksi Sosial 2

30 2.00 5.00 3.0333 .92786

Motif Kategori Interaksi Sosial 3

30 1.00 4.00 2.7667 1.13512

Total Motif Kategori Interaksi Sosial

30 4.00 12.00 9.3667 2.34128

(18)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Motif Kategori Interaksi

Sosial 1

30 1.00 4.00 3.5667 1.00630

Motif Kategori Interaksi Sosial 2

30 2.00 5.00 3.0333 .92786

Motif Kategori Interaksi Sosial 3

30 1.00 4.00 2.7667 1.13512

Total Motif Kategori Interaksi Sosial

30 4.00 12.00 9.3667 2.34128

Rata-rata mean total 30 3,12

Pada tabel deskripsi gratification sought indikator interaksi sosial dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: motif kategori interaksi sosial 1 adalah ingin menonton program Uya Emang Kuya, agar dapat merasakan kebersamaan dengan keluarga atau teman memiliki nilai mean sebesar 3,56 yang berarti keinginan responden menonton dalam sub indikator yang pertama ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori interaksi sosial 2 adalah ingin menonton program ”Uya Emang Kuya”, karena dapat ditonton saat bersama dengan teman-teman memiliki nilai mean sebesar 3,03 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang kedua ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori interaksi sosial 3 adalah ingin menonton program Uya Emang Kuya, agar responden bisa memiliki bahan pembicaraan dengan orang lain tentang tayangan tv memiliki nilai mean sebesar 2,76 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang ketiga ini rendah karena nilai meannya dibawah 3.00.

4.6.1.6 Deskripsi responden mengenai gratification sought berdasarkan kategori voyeurism dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Motif Kategori

Voyeurism 1

30 2.00 5.00 3.3333 .99424

(19)

Motif Kategori Voyeurism 2

30 1.00 5.00 2.3667 .96431

Total Motif Kategori Voyeurism

30 3.00 10.00 5.7000 1.66402

Rata-rata mean total 30 2,85

Pada tabel deskripsi gratification sought indikator voyeurism dapat dilihat bahwa terdapat dua sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: motif kategori voyeurism 1 adalah ingin menonton program Uya Emang Kuya, karena saat menonton responden dapat menemukan berbagai karakter dari pemain yang menarik memiliki nilai mean sebesar 3,33 yang berarti keinginan responden menonton dalam sub indikator yang pertama ini tinggi karena nilai meannya diatas 3.00. Nilai motif kategori voyeurism 2 adalah ingin menonton program Uya Emang Kuya, karena program ini memiliki daya tarik sexual memiliki nilai mean sebesar 2,36 yang berarti motif responden untuk menonton dalam sub indikator yang kedua ini rendah karena nilai meannya dibawah 3.00.

Gambar berikut ini akan menampilkan nilai total mean rata-rata pada masing- masing indikator untuk membaca motif yang paling menonjol dan motif yang paling tidak menonjol.

Gambar 4.1 Gambar motif menonton program “Uya Emang Kuya”

Dalam gambar mean rata-rata gratifications sought, dapat dilihat motif tertinggi responden menonton program “Uya Emang Kuya” adalah motif relaksasi

(20)

dengan nilai mean rata-rata sebesar 3,84 dan motif terendah responden menonton program “Uya Emang Kuya” adalah motif kebiasaan menghabiskan waktu dengan nilai mean rata-rata sebesar 2,64. Relaksasi memiliki mean rata-rata paling tinggi diantara indikator lainnya dapat dikarenakan mayoritas repondennya adalah berprofesi menjadi pegawai, pelajar dan wiraswasta yang menjadikan reponden membutuhkan waktu istirahat yang nyaman dan menyenangkan serta dapat melepas lelah setelah seharian beraktivitas.

Hal ini sesuai dengan teori uses and gratifications mengenai lima macam kebutuhan khalayak yang salah satunya adalah kebutuhan hiburan berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Bisa juga motif untuk pelepasan, pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan hiburan apabila mereka dapat bersantai melepaskan diri dari masalah dan mengisi waktu luang setelah menonton sebuah tayangan (Nurudin, 2007). Program “Uya Emang Kuya” itu sendiri adalah program reality show hiburan yang menyajikan beberapa talent yang akan menampilkan berbagai cerita lucu dan menarik seputar kehidupan masyarakat yang berbeda-beda setiap episodenya, dengan berbagai cerita yang lucu dan menarik setiap episodenya memungkinkan responden untuk memenuhi kebutuhan relaksasi untuk melepas penat. Dalam beberapa kuesioner yang dibagikan terdapat beberapa responden, seperti Sri Wachjuningsih berusia 43 tahun seorang pegawai, Hurul seorang pegawai, dan Rohmah berusia 22 tahun seorang ibu rumah tangga yang menonton program “Uya Emang Kuya” saat bersantai dan beristirahat di rumah setelah seharian melakukan beraktivitas.

Dalam Journal of Broadcasting & Electronic Media, 2007, analisis tambahan menunjukan bahwa mereka yang menikmati reality tv hanya untuk hiburan dan relaksasi. Secara bersamaan, mereka yang memiliki mobilitas rendah dan interaksi interpersonal yang juga rendah tingkatnya, biasanya suka menonton program televisi tentang realitas untuk memenuhi kebutuhan voyeuristic dan persahabatan Artinya, pada masyarakat dengan karakter tertentu, kebutuhan untuk relaksasi pun berbeda.

Untuk responden Madura, relaksasi menjadi motif yang paling penting, karena mayoritas responden berprofesi sebagai pegawai, pelajar dan wiraswasta. Hal tersebut memungkinkan bagi responden untuk membutuhkan waktu relaksasi atau istirahat yang menyenangkan agar bisa melepas penat atau lelah setelah seharian melakukan aktivitas di luar.

(21)

Tetapi, untuk indikator menghabiskan waktu luang dengan menonton program

”Uya Emang Kuya” mendapat nilai mean rata-rata sebesar 2,64 artinya motif untuk menghabiskan waktu luang dengan menonton tayangan “Uya Emang Kuya” rendah.

Hal ini terkait dengan teori dari uses and gratifications yang menyebutkan bahwa audience merupakan audience aktif, pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2007). Dalam indikator menghabiskan waktu luang, responden Madura bukan hanya menonton pada saat sedang tayang, tetapi mereka memang ingin menonton karena kebutuhan tertentu, misalnya untuk relaksasi.

Selain itu, responden Madura sebenarnya mempunyai banyak kegiatan dalam kesehariannya dapat dilihat dari profesi responden yang mayoritas adalah pegawai, pelajar, dan wiraswasta maka dari itu mereka menonton pogram “Uya Emang Kuya”

bukan karena tidak punya kegiatan yang lebih baik untuk dilakukan, juga bukan untuk mengisi waktu keseharian. Jadi, karena karakteristik responden yang kebanyakan beraktivitas dalam kesehariannya maka kegiatan menghabiskan waktu luang ini rendah.

Untuk indikator lainnya hiburan tentang realitas, persahabatan, dan interaksi sosial responden Madura juga memiliki kebutuhan tersebut, tetapi kebutuhan tersebut rata-rata, yang artinya bukan kebutuhan yang menempati posisi tertinggi. Untuk indikator voyeurism, responden Madura tidak memiliki motif yang tinggi diprediksi karena mereka memiliki keyakinan yang kuat pada agama yang dianutnya yaitu agama Islam, yang melarang umatnya untuk menjauhi zina, menjauhi pergaulan bebas karena haram, dan melihat jenis lain dengan bersyahwat (menjaga pandangan terhadap lawan jenis) (Halal dan Haram dalam Islam, 1993). Oleh karena ajaran- ajaran agama Islam yang kuat, menyebabkan motif menonton program ”Uya Emang Kuya” untuk memenuhi daya tarik seksual ini rendah.

4.6.2 Analisis Gratification Obtained

Gratification obtained adalah kepuasan individu setelah menggunakan media massa (Kriyantono, 2006), itu terdiri dari enam indikator, yaitu indikator hiburan tentang realitas, indikator kebiasaan menghabiskan waktu, indikator persahabatan, indikator interaksi sosial, dan indikator voyeurism.

Untuk mengetahui tanggapan responden atas gratification obtained dari 100 penonton program “Uya Emang Kuya” di Bangkalan Madura, maka dilakukan

(22)

pengkategorian nilai rata-rata tanggapan responden (mean) pada masing-masing kategori dan secara keseluruhan. Berikut adalah perhitungan interval kelas:

Interval Kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 - 1 = 2 Jumlah Kelas 2

Dengan interval kelas 2 kemudian disusun kriteria jawaban responden yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 49. Kategori Tanggapan

Interval Kategori

3.00 < a ≤ 5.00 Puas

1.00 ≤ a ≤ 3.00 Tidak Puas

4.6.2.1 Deskripsi responden mengenai gratification obtained berdasarkan kategori hiburan tentang realitas dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Kepuasan Kategori

Hiburan Tentang Realitas 1

30 1.00 5.00 3.3000 1.08755

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 2

30 1.00 5.00 3.3333 1.34762

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 3

30 2.00 5.00 3.6667 .84418

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 4

30 1.00 4.00 3.6000 .85501

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 5

30 3.00 5.00 4.1000 .40258

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 6

30 2.00 5.00 3.8333 .79148

Total Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas

30 14.00 27.00 21.8333 3.23860

(23)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Kepuasan Kategori

Hiburan Tentang Realitas 1

30 1.00 5.00 3.3000 1.08755

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 2

30 1.00 5.00 3.3333 1.34762

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 3

30 2.00 5.00 3.6667 .84418

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 4

30 1.00 4.00 3.6000 .85501

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 5

30 3.00 5.00 4.1000 .40258

Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas 6

30 2.00 5.00 3.8333 .79148

Total Kepuasan Kategori Hiburan Tentang Realitas

30 14.00 27.00 21.8333 3.23860

Rata-rata mean total 30 3,64

Pada tabel deskripsi gratification obtained indikator hiburan tentang realitas dapat dilihat bahwa terdapat enam sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: kepuasan kategori hiburan tentang realitas 1 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya” membuat responden menjadi senang, karena menampilkan karakter dari pada menonton program fiksi (sinetron atau film) memiliki nilai mean sebesar 3,30 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori hiburan tentang realitas 2 adalah menonton program

”Uya Emang Kuya”, membuat responden terhibur dibanding dengan menonton program fiksi (sinetron atau film) memiliki nilai mean sebesar 3,33 yang berarti

(24)

responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori hiburan tentang realitas 3 adalah menonton program

”Uya Emang Kuya”, membuat responden menjadi suka untuk menonton ”Uya Emang Kuya” memiliki nilai mean sebesar 3,66 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori hiburan tentang realitas 4 adalah menonton program

”Uya Emang Kuya”, membuat responden menjadi tertarik untuk menonton ”Uya Emang Kuya” memiliki nilai mean sebesar 3,60 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori hiburan tentang realitas 5 adalah menonton program

”Uya Emang Kuya”, membuat responden menjadi terhibur memiliki nilai mean sebesar 4,10 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori hiburan tentang realitas 6 adalah menonton program

”Uya Emang Kuya”, membuat responden menjadi senang memiliki nilai mean sebesar 3,83 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

4.6.2.2 Deskripsi responden mengenai gratification obtained berdasarkan kategori relaksasi dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Kepuasan Kategori

Relaksasi 1

30 1.00 4.00 3.6333 .85029

Kepuasan Kategori Relaksasi 2

30 1.00 4.00 3.5667 .72793

Kepuasan Kategori Relaksasi 3

30 1.00 4.00 2.8667 .93710

Total Kepuasan Kategori Relaksasi

30 3.00 12.00 10.0667 1.98152

Rata-rata mean total 30 3,36

(25)

Pada tabel deskripsi gratification obtained indikator relaksasi dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: kepuasan kategori relaksasi 1 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden menjadi rileks memiliki nilai mean sebesar 3,63 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori relaksasi 2 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat penat atau lelah responden menjadi hilang memiliki nilai mean sebesar 3,56 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang kedua ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori relaksasi 3 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat waktu istirahat responden menjadi lebih nyaman dan menyenangkan memiliki nilai mean sebesar 2,86 yang berarti responden tidak puas menonton dalam sub indikator yang ketiga ini karena nilai meannya dibawah 3.00.

4.6.2.3 Deskripsi responden mengenai gratification obtained berdasarkan kategori kebiasaan menghabiskan waktu dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini:

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Kepuasan Kategori

Kebiasaan

Menghabiskan Waktu 1

30 1.00 4.00 2.6333 1.21721

Kepuasan Kategori Kebiasaan

Menghabiskan Waktu 2

30 2.00 5.00 3.5333 .93710

Kepuasan Kategori Kebiasaan

Menghabiskan Waktu 3

30 1.00 5.00 2.4333 1.38174

Total Kepuasan Kategori Kebiasaan Menghabiskan Waktu

30 4.00 14.00 8.6000 2.68585

Rata-rata mean total 30 2,87

(26)

Pada tabel deskripsi gratification obtained indikator kebiasaan menghabiskan waktu dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: kepuasan kategori kebiasaan menghabiskan waktu 1 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden puas dalam menghabiskan waktu memiliki nilai mean sebesar 2,63 yang berarti responden tidak puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya dibawah 3.00.

Nilai kepuasan kategori kebiasaan menghabiskan waktu 2 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden puas dalam menghabiskan waktu memiliki nilai mean sebesar 3,53 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang kedua ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori kebiasaan menghabiskan waktu 3 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden puas dalam menghabiskan waktu memiliki nilai mean sebesar 2,43 yang berarti responden tidak puas menonton dalam sub indikator yang ketiga ini karena nilai meannya dibawah 3.00.

4.6.2.4 Deskripsi responden mengenai gratification obtained berdasarkan kategori persahabatan dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Kepuasan Kategori

Persahabatan 1

30 1.00 5.00 3.0333 1.15917

Kepuasan Kategori Persahabatan 2

30 1.00 5.00 2.8000 1.21485

Total Kepuasan Kategori Persahabatan

30 2.00 9.00 5.8333 2.01859

Rata-rata mean total 30 2,91

Pada tabel deskripsi gratification obtained indikator persahabatan dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: kepuasan kategori persahabatan 1 adalah menonton program

”Uya Emang Kuya”, membuat rasa kesepian responden hilang memiliki nilai mean sebesar 3,03 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

(27)

Nilai kepuasan kategori persahabatan 2 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden merasa punya teman memiliki nilai mean sebesar 2,80 yang berarti responden tidak puas menonton dalam sub indikator yang kedua ini karena nilai meannya dibawah 3.00.

4.6.2.5 Deskripsi responden mengenai gratification obtained berdasarkan kategori interaksi sosial dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Kepuasan Kategori

Interaksi Sosial 1

30 1.00 5.00 3.4667 1.16658

Kepuasan Kategori Interaksi Sosial 2

30 1.00 5.00 3.1333 1.04166

Kepuasan Kategori Interaksi Sosial 3

30 1.00 5.00 3.0667 1.43679

Total Kepuasan Kategori Interaksi Sosial

30 5.00 13.00 9.6667 2.75848

Rata-rata mean total 30 3,22

Pada tabel deskripsi gratification obtained indikator interaksi sosial dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: kepuasan kategori interaksi sosial 1 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden merasakan kebersamaan dengan keluarga atau teman memiliki nilai mean sebesar 3,46 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori interaksi sosial 2 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden dan teman-teman senang meluangkan waktu untuk menonton program tersebut memiliki nilai mean sebesar 3,13 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang kedua ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori interaksi sosial 3 adalah Menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden memiliki bahan pembicaraan dengan orang lain

(28)

mengenai apa yang ditayangkan memiliki nilai mean sebesar 3,07 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang ketiga ini karena nilai meannya diatas 3.00.

4.6.2.6 Deskripsi responden mengenai gratification obtained berdasarkan kategori voyeurism dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Kepuasan Kategori

Voyeurism 1

30 1.00 5.00 3.0667 1.14269

Kepuasan Kategori Voyeurism 2

30 1.00 5.00 2.3000 .98786

Total Kepuasan Kategori Voyeurism

30 2.00 9.00 5.3667 1.82857

Rata-rata mean total 30 2,67

Pada tabel deskripsi gratification obtained indikator voyeurism dapat dilihat bahwa terdapat tiga sub indikator yang masing-masing memiliki nilai mean yang akan dijelaskan berikut ini: kepuasan voyeurism 1 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat rasa kesepian responden hilang memiliki nilai mean sebesar 3,06 yang berarti responden puas menonton dalam sub indikator yang pertama ini karena nilai meannya diatas 3.00.

Nilai kepuasan kategori voyeurism 2 adalah menonton program ”Uya Emang Kuya”, membuat responden merasa punya teman memiliki nilai mean sebesar 2,30 yang berarti responden tidak puas menonton dalam sub indikator yang kedua ini karena nilai meannya dibawah 3.00.

Gambar berikut ini akan menampilkan nilai total mean rata-rata pada masing- masing indikator untuk membaca kepuasan yang paling menonjol dan kepuasan yang paling tidak menonjol.

(29)

Gambar 4.2 Grafik kepuasan menonton program “Uya Emang Kuya”

Dalam gambar mean rata-rata gratifications obtained, dapat dilihat kepuasan tertinggi ada pada indikator hiburan tentang realitas dengan nilai mean rata-rata sebesar 3,64 dan kepuasan terendah ada pada indikator voyeurism dengan nilai mean rata-rata sebesar 2,67. Hal ini sesuai dengan teori kepuasan menonton reality show dari Zizi Papacharissi dan Andrew L. Mandelson yang menyebutkan bahwa motif paling menonjol adalah motif untuk memenuhi kebutuhan salah satunya adalah hiburan tentang realitas. Dalam program “Uya Emang Kuya” ditampilkan berbagai cerita atau konflik yang unik dan menarik oleh beberapa talent setiap episodenya.

Cerita tersebut diangkat dari kehidupan masyarakat pada umumnya, biasanya tentang asmara, hubungan dengan keluarga atau teman. Karakter yang ditampilkan oleh talent tersebut biasanya terkesan nyata dan memungkinkan responden untuk hanyut dalam cerita yang diangkat (Rommy Rafael Master Hipnotis VS Uya Emang Kuya, 2011).

Terdapat beberapa responden dalam kuesioner yang menyebutkan bahwa pada saat menonton mereka tertawa oleh karakter-karakter dan juga cerita lucu yang ditampilkan. Kepuasan Voyeurism menjadi kepuasan yang terendah, karena keyakinan yang kuat masyarakat Madura dengan agama Islam yang mengajarkan umatnya untuk menjauhi zina, menjauhi pergaulan bebas karena haram, dan melihat jenis lain dengan bersyahwat (menjaga pandangan terhadap lawan jenis) (Halal dan Haram dalam Islam, 1993). Selain itu, dapat dilihat dari tabel gratifications sought, motif voyeurism responden untuk menonton juga menempati posisi yang rendah, maka apabila motif yang dimiliki responden pada awalnya rendah, akan berhubungan dengan kepuasan yang mereka dapat.

(30)

4.7 Kepuasan masyarakat Madura menonton program “Uya Emang Kuya”

di SCTV.

Berikut ini adalah tabel Gratifications Sought dan Gratifications Obtained untuk melihat kesenjangan Mean antara GS dan GO untuk mendapatkan kepuasan secara umum.

Indikator GS GO Selisih GS & GO

Hiburan tentang realitas 3,83 3,64 0,19

Relaksasi 3,84 3,36 0,48

Kebiasaan menghabiskan waktu 2,64 2,87 -0,23

Persahabatan 3,30 2,91 0,39

Interaksi sosial 3,12 3,22 -0,10

Voyeurism 2,85 2,67 -0,18

Table 4.7 Kesenjangan Mean antara GS dan GO

Pada tabel diatas, tampak bahwa kepuasan secara umum dalam program “Uya Emang Kuya” ini adalah pada indikator relaksasi. Responden Madura yang mayoritas berprofesi sebagai pegawai, pelajar, dan wiraswasta menyebabkan saat mengkonsumsi media, mereka butuh untuk memenuhi kebutuhan relaksasi agar mendapatkan waktu istirahat dan bersantai yang menyenangkan untuk melepaskan penat dan lelah setelah melakukan kegiatan sehari-hari. Motif relaksasi tersebut terpenuhi dalam program “Uya Emang Kuya” karena tayangan ini dikemas secara unik dengan konsep menghipnotis seorang talent yang akan menyajikan berbagai cerita yang lucu dan menarik seputar kehidupan yang ada di masyarakat, seperti mengeluarkan unek-unek seputar kehidupan asmara, keluarga, pertemanan. Hal tersebut sesuai dengan teori uses and gratifications dengan kebutuhan pelepasan, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Dimana pengguna dikatakan mendapatkan kepuasan hiburan apabila mereka dapat bersantai melepaskan diri dari masalah (Nurudin, 2007).

Selain kepuasan relaksasi, masyarakat Madura juga mendapatkan kepuasan dalam indikator persahabatan dan indikator hiburan tentang realitas. Hal tersebut berkaitan dengan mayoritas responden yang adalah seorang pegawai, pelajar, dan

(31)

wiraswasta yang memungkinkan mereka mengkonsumsi media untuk mendapatkan kebutuhan hiburan, relaksasi, dan persahabatan setelah melakukan aktivitas, dengan menonton program “Uya Emang Kuya” respoden menjadi terhibur, membuat waktu istirahat responden menjadi lebih nyaman dan menyenangkan, dan membuat rasa kesepian responden hilang karena terhibur dengan cerita-cerita yang diceritakan oleh talent. Responden Madura tidak mendapatkan kepuasan dalam indikator interaksi sosial karena karateristik masyarakatnya yang realistik (Karakter Etnis Madura dan Kebiasaan Carok, 2011) memungkinkan masyarakat Madura menganggap bahwa interaksi sosial yang sebenarnya terjadi saat mereka berada di tengah-tengah masyarakat dan media hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Selain indikator interaksi sosial, pada indikator voyeurism masyarakat Madura juga tidak mendapatkan kepuasan, hal ini diprediksi karena keyakinan masyarakat Madura pada agama Islam yang mengajarkan umatnya untuk menjauhi zina, menjauhi pergaulan bebas karena haram, dan melihat jenis lain dengan bersyahwat (menjaga pandangan terhadap lawan jenis) (Halal dan Haram dalam Islam, 1993). Yang terakhir adalah indikator kebiasaan menghabiskan waktu luang, pada indikator ini responden Madura juga tidak mendapatkan kepuasan, hal ini terkait dengan responden masyarakat Madura yang mayoritas berprofesi sebagai pegawai, pelajar, dan wiraswasta dengan kesibukannya untuk beraktivitas yang menyebabkan mereka menonton “Uya Emang Kuya” bukan untuk menghabiskan waktu luang, tetapi untuk mendapatkan waktu istirahat yang menyenangkan setelah melakukan aktivitasnya masing-masing.

Ternyata ada kepuasan yang didapat oleh masyarakat Madura dalam mengkonsumsi program “Uya Emang Kuya” di SCTV, padahal tayangan reality show tersebut merupakan program acara kontroversial yang oleh FMPP se-Jawa Madura dianggap isi acaranya yang menyuruh seorang talent bercerita tentang kehidupan pribadinya itu melanggar hukum Islam yang melarang umatnya untuk mengumbar aib. Sebenarnya kontroversi ini juga berasal dari Madura, tetapi setelah dilakukan penelitian terhadap kepuasan masyarakat Madura itu sendiri, ternyata terdapat kepuasan setelah menonton program “Uya Emang Kuya”. Hal ini sesuai dengan teori uses and gratifications yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki kepercayaan dalam hidupnya, dan mereka akan mengevaluasi setiap pencarian kepuasan dengan mengkonsumsi media yang sesuai dengan keyakinannya, setelah itu barulah kepuasan akan didapat (Kriyantono, 2006), sama halnya dengan tiap audiens yang memiliki motif untuk memenuhi kebutuhannya, dengan cara menyeleksi atau memilih media

(32)

atau program mana yang sesuai dengan kebutuhannya dan dalam penelitian ini terdapat enam indikator motif dan kepuasan yang menunjukan ada indikator yang puas dan ada indikator yang tidak puas. Terbukti bahwa kepuasan masyarakat Madura terdapat pada beberapa indikator tertentu yaitu indikator relaksasi, hiburan tentang realitas, dan persahabatan, kepuasan yang diperoleh masyarakat Madura mungkin tidak seperti yang dpikirkan oleh FMPP yang mengatakan bahwa program “Uya Emang Kuya” mengumbar aib, tetapi mereka menonton karena memiliki motif tertentu. Kepuasan yang didapat adalah kepuasan relaksasi, karena masyarakat Madura itu sendiri yang karateristiknya lebih realistik dengan menganggap bahwa media adalah untuk hiburan semata dan mayoritas responden adalah pegawai, pelajar, dan wiraswasta yang memiliki berbagai kegiatan dalam kesehariannya dan membutuhkan media untuk mencari program yang dapat memenuhi kebutuhan relaksasinya agar bisa beristirahat dengan menyenangkan, dapat melepas penat atau lelah, dan dapat membuat responden menjadi lebih rileks.

Gambar

Tabel 4.2.1.1 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Gratification Sought (GS)  Kategori  Item  r hitung  Titik Kritis  Keterangan
Tabel 4.2.2.1 Hasil Pengujian Reliabilitas
Tabel 4.3.1 Hasil Uji Korelasi
Tabel 4.4.1.Hasil Uji Beda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 4.12 tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator product quality/reliability temperatur atau suhu makanan sesuai dengan syarat penyajian memiliki nilai

Tabel 23 Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Identitas

Dari hasil analisis dilihat dari segi waktu dan biaya, untuk perbedaan antara sheet pile baja dan sheet pile beton dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :.

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa indikator dari dimensi informative memiliki nilai mean yang cukup tinggi, yang berarti responden setuju bahwa konten yang diberikan oleh

Dilihat dari hasil analisa deskriptif didapati nilai mean tertinggi untuk variabel brand resonance adalah pada indikator dengan pernyataan “Melakukan segalanya untuk dapat

Melalui tabel 4.26 dapat dilihat bahwa indikator atau factor yang paling mempengaruhi strategic alliance adalah pada pernyataan perusahaan melakukan evaluasi

Dengan melihat nilai mean pada indikator pertama yaitu 3,91, karyawan telah ditempatkan sesuai dengan skill yang mereka miliki sehingga mereka puas dalam bekerja

Tabel di atas juga menjelaskan masing – masing indikator, yakni indikator yang pertama adalah karyawan bersedia tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jam kerja