• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKONFIRMASI/SOSI ALISASI RTRW KOTA

REVISI RTRW JICA DAN PU

REKONFIRMASI/SOSI ALISASI RTRW KOTA

BANDA ACEH HASIL REVISI

QONUN

QONUN

Organisasi pembahasan issue-issue strategis digambarkan sebagai berikut :

Model partisipasi masyarakat dalam perencanaan sektor publik dari waktu kewaktu terus mengalami perkembangan kualitas yang positif. Kalau pada mulanya model partisipasi masyarakat ini hanya sampai pada tingkatan “sosialisasi” yang diartikan sebagai perencanaan yang telah disusun oleh pemerintah sekedar hanya diinformasikan kepada masyarakat, pada tingkatan ini masyarakat tidak secara aktif terlibat, masyarakat terlibat pada posisi sangat pasif, hanya menerima saja perencanaan yang sudah jadi untuk “dipaksakan” pelaksanaannya. Pada fase yang lebih maju masyarakat diundang pada proses awal perencanaan, diminta masukan dan kritiknya, masukan dan kritik tersebut ditampung oleh pemerintah dan kemudian hasil analisis yang berupa rencana disampaikan kepada masyarakat untuk diimplementasikan, tetapi pada fase ini tidak ada penjelasan tentang hasil masukan dan kritik yang telah disampaikan masyarakat mana yang diterima, mana yang ditolak, dan mengapa masukan dan kritik tersebut diterima atau ditolak. Pada fase yang lebih maju lagi partisipasi masyarakat perencanaan sektor publik, khususnya pada perencanaan tata ruang, para anggota stakeholder yang seharusnya lebih dominan dalam proses perencanaan tata ruang, sedang unsur pemerintah sebagai bagian stakeholder lebih banyak pada posisi sebagai pihak yang memfasilitasi proses perencanaan yang dimotori oleh masyarakat dan anggota stakeholder lainnya. Apabila aktor utama dalam proses perencanaan tata ruang adalah masyarakat dan anggota stakeholder lainnya, maka segala konflik-konflik kepentingan dalam penataan ruang akan menjadi agenda pembahasan yang penting dalam proses perencanaan tata ruang untuk dicarikan kesepakatan solusinya dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip ketataruangan yang telah diterima secara umum, dan jika ini dapat dilaksanakan maka kita sedang mengimplementasikan konsep “consensus planning” yang diberi arti oleh Johan Woltjer sebagai “Consensus planning is proposed here not only to include process-related quality demands such as transparency and legitimacy, but also specifically to include, and not reject, substantive values and expert knowledge in planning”.

Untuk mengoperasikan konsep participatory planning atau consensus planning dalam mendorong peran serta masyarakat pada proses revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kota Banda Aceh, dimulai dengan membahas beberapa issue strategis akan dibahas dalam forum dialog publik, dimana para anggota stakakeholder membahas dan menyepakati setiap permasalahan pada setiap issue strategis dalam kelompok kerja

4

4.1.1..77 IZIZIINN MMEENNDDIIRRIIKKAANN BBAANNGGUUNNAANN

Dalam rangka pengaturan dan penataan tata ruang perkotaan yang serasi, seimbang dan berdaya guna, pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada orang perorang atau badan untuk mendirikan, memperluas dan merehab/memperbaiki bangunannya tetapi harus disesuaikan dengan perencanaan tata ruang kota, disamping itu tidak boleh mengesampingkan faktor keselamatan dan keamanan pengguna bangunan. Karena pengguna itulah yang akan menempati dan mempergunakan bangunan tersebut.

Dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan maka pengguna akan merasa tenang dan nyaman menempati bangunan. Tentunya bangunan tersebut harus sesuai dengan rencana tata ruang kota serta memenuhi persyaratan teknis, sehingga akan memudahkan pengaturan dan penambahan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan masyarakat maupun pengguna bangunan, dengan harapan terciptanya pola lingkungan yang nyaman, serasi serta aman bagi penghuninya.

Didalam pendirian bangunan untuk menunjang kelancaran dan ketertibannya pemerintah telah menetapkan syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh orang atau badan ketika hendak mendirikan sebuah bangunan.

Adapun syarat-syarat izin mendirikan bangunan adalah sebagai berikut : a. Syarat Administratif

1. Surat permohonan yang ditandatangani oleh pemohon di atas materai Rp. 6000,- dan diketahui Lurah/Geuchik setempat dimana lokasi bangunan akan dirikan. 2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon

3. Surat Rekomendasi dari Camat setempat di mana lokasi bangunan akan didirikan. 4. Fotocopy Sertifikat dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) yang

dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan (BPN) Kota Banda Aceh.

5. Dilampirkan surat bukti atas hak tanah lainnya yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, dan pemohon terlebih dahulu harus mendaftarkan tanahnya pada kantor Pertanahan Kota Banda Aceh untuk diterbitkan SKPT.

6. Fotocopy Surat Tanda Lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir. 7. Surat Pernyataan Pemohon bahwa tanah tidak dalam sengketa yang diketahui

oleh Lurah/Geuchik setempat (khusus bagi tanah yang belum bersertifikat atau telah berakhir haknya)

8. Surat Perjanjian atau Surat Kuasa yang disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu (bila pemohon bukan pemilik tanah)

9. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Pemilik Tanah terhadap tanah yang termasuk dalam bagian Garis Sempadan Bangunan (GSB)/Rencana Perluasan Jalan, khusus untuk bangunan dengan fungsi Usaha.

10. Fotocopy IMB lama beserta lampirannya (khusus untuk Rehabilitasi/ Renovasi/Penambahan bangunan).

b. Syarat Teknis

1. Advice Planning/Keterangan Rencana Peruntukan yang diterbitkan oleh Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Banda Aceh.

2. Gambar Rencana Bangunan (Site Plan dan Sistem Jaringan Drainase untuk pengolahan air limbah, Denah, Tampak, Potongan) dan Spesifikasi Teknis yang dibuat oleh perencana/konsultan

3. Perhitungan Struktur Konstruksi dan Gambar Detail

Adapun prosedur proses perizinan pendirian bangunan ada tahapan-tahapan yang harus dipatuhi oleh orang atau badan. Prosedur proses perizinan adalah sebagai berikut: 1. Pemohon mengajukan surat permohonan kepada Bagian Tata Usaha dengan

melampirkan fotocopy KTP dan Sertifikat Tanah

2. Bagian Tata Usaha membuat agenda pendaftaran kemudian diajukan ke Kepala Dinas 3. Kepala dinas membuat disposisi kemudian diserahkan ke Subdin Tata Ruang/Tata

Kota untuk diperiksa kelengkapan surat permohonan.

4. Subdin Tata Ruang/Tata Kota melakukan pemeriksaan atas kelengkapan dari surat permohonan bila belum lengkap dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan bila sudah lengkap dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas lahan yang akan dibangun

5. Dibuatkan Advice Planning/Surat Keterangan Rencana Peruntukan kemudian diserahkan kepada pemohon

6. Pemohon berkonsultasi dengan Perencana/Konsultan untuk pembuatan gambar Bangunan dan Persyaratan Teknis Lainya setelah sesuai

7. Kemudian mengajukan permohonan tentang Izin Mendirikan Bangunan ke Bagian Tata Usaha untuk membuat agenda/pendaftaran

9. Kemudian diserahkan ke Subdin Tata Ruang / Tata Kota dan Subdin Perizinan Bangunan untuk pembuatan peta situasi bangunan dan pemeriksaan kelengkapan permohonan.

10. Diserahkan ke bagian Administrasi untuk kelengkapan Administrasi

11. Setelah Administrasi lengkap dilakukan penelitian teknis dan penetapan biaya retribusi 12. Pemohon menyetorkan retribusi ke Bendaharawan kemudian disetorkan ke kas

Daerah

13. Setelah itu dibuatkan penyiapan SIMB

14. Walikota memberi persetujuan dan menandatangani SIMB

15. SIMB di serahkan ke Dinas Tata Kota dan Permukiman untuk regristasi dan penyerahan SIMB ke Pemohon

Bagan Alir Prosedur Izin Mendirikan Bangunan

PEMOHON

Permohonan Advice Planning (Melampirkan Fotocopy KTP

dan Sertifikat tanah)

BAGIAN TATA Agenda Pendaftaran KEPALA DINAS Diposisi SUBDIN TATA RUANG/TATA PERENCANA / KONSULTAN Pembuatan Gambar Bangunan danPersyaratan PERMOHONAN

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

BAGIAN TATA USAHA

Agenda Pendaftaran

KEPALA DINAS

Disposisi

SUBDIN TATA RUANG/ TATA KOTA

Pembuatan Peta Situasi Bangunan SUBDIN PERIZINAN BANGUNAN Pemeriksaan Kelengkapan Pemohonan Pengukuran Situasi Lapangan Advice Planning (Surat

Keterangan Rencana Peruntukan)

Pemohon

Penelitian Administrasi

Penelitian Teknis

Penetapan Biaya Retribusi

Penyiapan SIMB

WALIKOTA Persetujuan / penandatanganan SIMB

DINAS TATA KOTA DAN PERUKIMAN Regristrasi dan Penyerahan SIMB PEMOHON Penyetoran Retribusi BENDAHARAWAN Penerimaan Retribusi Penyetoran ke Kas Daerah

PEMOHON Pemeriksaan Kelengkapan Permohonan

A

D

V

I

C

E

P

L

A

N

N

I

N

G

I

Z

I

N

M

E

N

D

I

R

I

K

A

N

B

A

N

G

U

N

A

N

(IMB)

TABEL 4.2