C). Maksim Kemufakatan Data (1)
3. Relevanasi Kolom Cari Angin Sebagai Materi Ajar Menulis Esai Kelas XII SMA
Kolom Cari Angin Koran Tempo dikatakan relevan dan dapat digunakan sebagai materi ajar menulis esai di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya pada siswa kelas XII terutama pada Kompetensi Dasar (KD) 3.13 Menganalisis sistematika dan kebahasaan kritik dan esai. Relevansi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan siswa. Kemudian, relevansi juga diinterpretasikan melalui temuan nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam esai tersebut. Selain itu, juga direlevansikan dengan hasil penelitian khususnya dari segi pemakaian bahasa Indonesia.
Hasil wawancara dengan siswa dan guru, menunjukkan bahwa kolom Cari Angin Koran Tempo diidentifikasi sebagai materi ajar alternatif bagi guru dan siswa karena beberapa alasan yang bersifat pokok. Pertama, struktur kebahasaan yang ada pada esai tergolong mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari. Penggunaan bahasa sehari-hari tampak dalam percakapan kedua tokoh. Pemakaian bahasa sehari-hari yang digunakan terlihat pada gaya bicara antartokoh lazimnya masyarakat awam. Dengan demikian,
commit to user
kosa kata yang muncul dalam esai ini merupakan kosa kata yang bersifat populer sehingga mudah dipahami. Hal ini sejalan dengan pemahaman mengenai esai populer. Esai populer secara umum dimaknai dengan penggunaan bahasa populer atau bahasa sehari-hari. Pemakaian jenis bahasa ini, menunjukkan adanya kesamaan konsep antara kolom Cari Angin dengan esai populer.
Berikutnya, struktur penulisan esai yang menggunakan metode bercerita menjadikan esai tersebut, tergolong menarik dan tidak membosankan.
Penulisan esai Cari Angin menggunakan teknik bercerita yang amat menarik khususnya bagi guru dan siswa. Penulisan model bercerita dalam esai ini mirip dengan model cerita fiksi. Penggunaan model ini sekaligus membuat masalah yang dibahas cenderung menjadi terasa ringan dan mudah dipahami oleh pembaca. Hal inilah, yang merupakan sisi positif bagi guru dan siswa. Mereka dengan mudah dapat menginterpretasikan isi esai dengan baik. Ketiga, masalah yang diangkat dan dibahas penulis pada esai bersifat faktual.
Selanjutnya, adalah permasalahan yang faktual. Permasalahan yang faktual dalam esai ini sesuai dengan ciri-ciri esai populer, yaitu membahas permasalahan yang faktual. Hal ini membuat siswa dapat menginterpretasikan masalah yang terjadi atau faktual dengan baik. Dapat dikatakan demikian, sebab siswa menjadi lebih tahu tentang peranan dan fungsi esai khususnya dalam menelaah dan mengkritisi permasalahan sosial.
Selain itu, tokoh-tokoh dalam esai mewakili sudut pro dan kontra sehingga memberikan pemaparan yang mendalam tentang argumentasi secara objektif terhadap suatu peristiwa. Perbedaan sudut pandang ini merupakan hal yang amat positif khususnya bagi siswa dalam mempelajari esai populer. Aspek pro dan kontra dalam esai membuat paradigma pemikiran siswa menjadi lengkap sebab siswa menjadi memiliki gambaran secara holistik terkait dengan permasalahan yang ada sehingga pola pikir saat memberikan komentar terhadap suatu masalah menjadi lebih komprehensif.
Dengan demikian, ditinjau dari segai materi ajar esai populer kolom Cari Angin Koran Tempo, telah memenuhi kriteria sebagai esai
commit to user
populer. Hal tersebut, terlihat dari struktur penulisan esai kolom Cari Angin Koran Tempo, yang telah sesuai dengan ciri penanda esai populer, berisi pembahasan suatu permasalahan faktual menggunakan bahasa populer.
Bahkan, dalam esai Cari Angin juga terdapat kelebihan esai tersebut, yaitu menggunakan metode bercerita dan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami.
Selanjutnya, pengemasan esai Cari Angin Koran Tempo juga terdapat muatan nilai-nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ada pada esai tergolong positif karena berisikan tentang-tentang etika-etika dalam penyampaian kritik pada esai. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam esai tampak secara detail. Nilai pendidikan karakter yang pertama adalah nilai toleransi. Nilai toleransi muncul dalam penyampaian kritikan sekaligus tanggapan mengenai kemajemukan dan keberagaman yang ada. Hal ini terlihat tatkala maraknya masalah intoleransi khususnya terhadap etnis dan golongan minoritas tokoh Romo Imam dan tokoh Saya menyampaikan argumentasi dengan menggunakan contoh yang mengangkat sisi-sisi kemajemukan.
Begitupula, dalam menanggapi kemajemukan dalam ranah perbedaan agama.
Tokoh Romo Imam dan tokoh Saya, juga menyampaikan pesan untuk menghormati, dan mencari persamaan-persamaan dalam perbedaan yang beragam.
Selanjutnya, nilai pendidikan karakter yang adalah nilai demokratis. Nilai demokratis hampir dimunculkan pada tiap esai yang ada. Nilai demokratis, yang ada pada esai Cari Angin Koran Tempo terdapat pada sikap-sikap masing-masing tokoh yang digambarkan dalam esai tersebut. Sikap mengalah, memahami, dan sikap menghargai, sikap menahan diri ditampilkan dengan baik. Hal tersebut, tampak secara konkret dalam dialog yang diucapkan antartokoh.
Dialog yang diucapkan antartokoh secara tersirat maupun tersurat memberikan pelajaran berdemokrasi, khususnya dalam berpendapat entah pendapat yang bersifat pro entah berpendapat secara kontra. Sisi lain yang diajarkan adalah tentang cara menghormati lawan bicara yang berbeda
commit to user
pendapat. Hal ini terlihat jelas dalam batasan-batasan yang harus dipatuhi seperti cara memotong pembicaraan, cara menghindari konflik, cara mencari persamaan pendapat yang digambarkan oleh masing-masing tokoh. Maka dari itu, sisi demokrasi sebagai nilai pendidikan karakter tampak jelas dalam esai Cari Angin Koran Tempo.
Selanjutnya, nilai pendidikan karakter yang dimunculkan dalam esai Cari Angin adalah nilai peduli sosial. Nilai peduli sosial, yang amat tampak adalah nilai menghormati dalam interaksi dan komunikasi sosial khususnya dalam interaksi dan komunikasi dengan pihak yang lebih tua. Tokoh dalam esai ini yang terdiri dari dua tokoh yaitu tokoh orang tua dalam diri Romo Imam, dan tokoh orang yang lebih muda dalam diri tokoh Saya memberikan pembelajaran mengenai interaksi dan komunikasi yang baik khususnya menghadapi mitra tutur yang lebih tua. Selanjutnya, nilai yang terdapat dalam esai kali ini adalah nilai cinta damai. Secara tersurat, nilai cinta damai diwujudkan dengan adanya kesantunan berbahasa dalam menanggapi persoalan yang terjadi. Kesantunan berbahasa, menjadi peranti dalam penyampaian pendapat, kritik, dan juga saran yang memberikan batasan dalam berpendapat. Hal ini terlihat dari temuan-temuan pada esai kolom Cari Angin Koran Tempo.
Temuan-temuan nilai pendidikan karakter kali ini sesuai dengan rumusan Kemendikbud (2013). Kemendikbud memaparkan nilai-nilai pendidikan karakter diantaranya adalah nilai toleransi, nilai demokrasi, dan nilai cinta damai. Temuan hasil penelitian ini sejalan dengan rumusan yang disampaikan oleh Kemendikbud. Dengan demikian, hasil temuan secara kajian nilai pendidikan telah relevan dengan rumusan yang dibuat oleh pemerintah. Maka dari itu, letak relevansi kolom Cari Angin Koran Tempo, terdapat pada dua hal utama. Pertama, kolom Cari Angin Koran Tempo telah memenuhi kriteria materi esai populer. Kemudian, terdapat muatan-muatan nilai pendidikan karakter dalam esai tersebut sehingga dapat dikatakan sebagai bahan ajar yang baik.
Hal tersebut, sejalan dengan pendapat Abidin (2015) bahwa prasyarat bahan belajar atau materi ajar dalam pendidikan bahasa Indonesia adalah
commit to user
menempatkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam materi ajar. Dengan demikian, nilai-nilai pendidikan karakter yang termaktub dalam esai ini telah sejalan dengan prasayarat bahan ajar atau materi ajar yang baik dalam bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis esai.
Lebih lanjut, Setiawan (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa salah satu upaya menerapkan pendidikan karakter salah satu upayanya melalui aspek materi ajar. Selain itu, penelitian yang disampaikan oleh Karim dan Sri (2017) meyatakan bahwa nilai karakter dalam materi dan bahan ajar merupakan hal urgen sebab berdampak pada tingkat kreativitas dan berbahasa siswa. Berikutnya, penelitian Kuntarto (2016) juga menyatakan bahwa kesantunan berbahasa merupakan suatu kecerdasan, sehingga penerapan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran amatlah penting. Demikian pula, penelitian yang dilakukan Prayitno (2015), temuan penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan hal penting sebab di dalamnya terkandung kesatuan antara jiwa, akhlak dan budi pekerti sehingga pembelajarn yang baik harus terkandung unsur pendidikan karakter.
Oleh sebab itu, kriteria esai populer, dan unsur-unsur pendidikan karakter khususnya nilai kesantunan pada kolom Cari Angin Koran Tempo menunjukan bahwa kolom Cari Angin Koran Tempo, merupakan alternatif materi ajar pada pembelajaran menulis esai. Selain itu, dapat pula diterapkan indikator dalam pemilihan esai populer yang baik melalui kriteria bahan ajar esai tersebut, dan nilai pendidikan karakter yang termuat di dalamnya.
Maka dari itu, dapat diambil sebuah kesimpulan secara komprehensif tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan mengerucut pada tiga hail utama. Pertama, adanya unsur perluasaan peranan maksim kesantunana berbahasa yang lebih luas dari paparan teori yang ada. Penelitian-penelitian kesantunan berbahasa yang relevan yang dapat dijangkau peneliti sepert penelitian yang dilakukan Kusno (2015) hanya menjangkau pada penggunaan maksim kesantunan berbahasa tanpa ada perluasan teoretis. Kedua, ditemukan secara jelas bahwa kesantunan berbahasa
commit to user
seseorang dapat diidentifikasi secara cermat menggunakan kata fatis dalam percakapan atau tuturan.
Hal ini menjadi salah satu kelebihan penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Tarjana (2017) dan Amrullah (2016) mengenai peranan budaya dan status sosial hanya menjelaskan tentang peranan umum status dan sosial budaya yang berpengaruh pada kesantunan berbahasa. Adapun, sebutan fatis sebagai penanda status partisipan dalam kesantunan berbahasa belum sepenuhnya diinterpretasikan. Ketiga, relevansi kolom esai Cari Angin Koran Tempo, merupakan sebagai materi pembelajaran dapat dilihat dari beberapa indikator, khususnya pada model penulisan, nilai pendidikan karakter yang terdapat pada esai tersebut.
Oleh sebab itu, dari temuan-temuan di atas sekaligus menjadi kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian-penelitian kesantunan berbahasa yang sebelumnya sudah ada. Kelebihan yang paling utama, adalah ditemukannya perluasaan peranan maksim kesantunan berbahasa dalam penulisan esai kolom Cari Angin Koran Tempo. Berikutnya, adanya teknik analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesantunan berbahasa seseorang , yakni menggunakan teknik sapaan dalam kata fatis. Kemudian, hasil penelitian tidak semata-mata hanya mencari aspek teoretis, melainkan juga aspek praktis.
Adapun, aspek praktis yang didapatkan adalah mengenai hasil temuan yang dapat digunakan sebagai salah satu materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ada. Maka dari itu, ketiga hal tersebut merupakan kebaruan yang didapatkan dalam penelitian kali ini dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya. Dengan demikian, dalam penelitian kali ini terdapat dua hal penting secara garis besar dibandingkan dengan penelitian yang lain. Pertama, adanya secara teoretis melalui pendekatan pragmatik. Kedua, adanya aspek praktis yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan.
commit to user