• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Dinamis Guncangan Makroekonomi terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Hasil Estimasi Vector Error Correction

5.5.1.1. Respon Dinamis Guncangan Makroekonomi terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

Seperti terlihat seperti gambar 6, guncangan SBI sebesar satu standar deviasi terhadap NAB reksadana syariah belum memberikan pengaruh apapun pada bulan pertama, namun pada bulan kedua, guncangan SBI sebesar satu standar deviasi membuat NAB reksadana syariah mengalami penurunan sebesar 0,047683 persen. Guncangan SBI sebesar satu standar deviasi terus membuat penurunan pada NAB reksadana syariah hingga mencapai titik terendah pada bulan ke dua belas dengan penurunan sebesar 0,242479 persen. Kemudian guncangan SBI sebesar satu standar deviasi mencapai kestabilan pada bulan ke tiga belas dengan rata-rata penurunan 0,24 persen. Guncangan terhadap SBI sangat berpengaruh terhadap keputusan investor untuk berinvestasi atau tidak melalui reksadana syariah. SBI merupakan operasi moneter bank sentral yang memiliki dana serapan yang sangat besar. Sehingga pergerakannya akan berpengaruh terhadap pergerakan variabel makroekonomi lainnya, SBIS menjadi salah satunya. SBI dan SBIS memiliki pergerakan yang relatif

sama, maka ketika shock diberikan pada SBI, sehingga SBI menjadi sangat rendah, akan memberikan sinyal kepada investor bahwa SBIS akan mengalami penurunan yang sama. Dengan rendahnya SBI dan SBIS, maka investor akan mencari alternatif investasi lain yang lebih menguntungkan. Para investor akan menarik dana yang dimilikinya di dalam reksadana syariah, sehingga NAB reksadana syariah akan menurun.

Guncangan SBIS sebesar satu standar deviasi terhadap NAB reksadana syariah belum memberikan pengaruh apapun pada bulan pertama, namun pada bulan kedua, guncangan SBIS sebesar satu standar deviasi membuat NAB reksadana syariah mengalami penurunan sebesar 0,009761 persen. Guncangan SBIS sebesar satu standar deviasi terus membuat penurunan pada NAB reksadana syariah hingga mencapai puncaknya pada bulan ke sepuluh dengan penurunan sebesar 0,179831 persen. Penurunan NAB reksadana syariah sempat berkurang dari bulan ke sebelas hingga bulan ketujuh belas hingga sebesar 0,163673 persen. Guncangan SBIS sebesar satu standar deviasi membuat NAB reksadana syariah mencapai kestabilan pada bulan kedelapan dengan rata-rata penurunan sebesar 0,17 persen. Guncangan terhadap SBIS sangat berpengaruh terhadap keputusan investor untuk berinvestasi atau tidak melalui reksadana syariah. Ketika shock diberikan pada SBIS, sehingga SBIS menjadi sangat rendah, investor akan mencari alternatif investasi lain yang lebih menguntungkan. Para investor akan menarik dana yang dimilikinya di dalam reksadana syariah, sehingga NAB reksa dana syariah akan menurun.

Guncangan KURS sebesar satu standar deviasi terhadap NAB reksadana syariah belum memberikan pengaruh apapun pada bulan pertama, namun pada bulan kedua guncangan KURS sebesar satu standar deviasi membuat NAB reksadana syariah mengalami peningkatan sebesar 0,008528 persen. Kemudian guncangan KURS sebesar satu standar deviasi akan membuat peningkatan terhadap NAB reksadana syariah sebesar 0,023925 persen pada bulan ketiga dan mencapai kestabilan pada bulan kesembilan dengan peningkatan rata-rata sebesar 0,17 persen. Guncangan KURS akan membuat KURS terdepresiasi. Peningkatan (Depresiasi) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menandakan bahwa semakin murah harga rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar AS sehingga terjadi aliran modal masuk (capital inflow) ke Indonesia akibat meningkatnya permintaan akan rupiah. Capital Inflowkemudian akan meningkatkan NAB reksadana syariah.

Guncangan INF sebesar satu standar deviasi terhadap NAB reksadana syariah belum memberikan pengaruh apapun pada bulan pertama, namun pada bulan kedua guncangan INF sebesar satu standar deviasi membuat NAB reksadana syariah mengalami peningkatan sebesar 0,003579 persen. Kemudian guncangan INF sebesar satu standar deviasi akan membuat penurunan terhadap NAB reksadana syariah sebesar 0,016183 persen pada bulan ke tiga, guncangan INF sebesar satu standar deviasi terus membuat penurunan pada NAB reksadana syariah dan mencapai kestabilan pada bulan ke sembilan dengan penurunan rata-rata sebesar 0,17 persen. Guncangan inflasi pada awalnya akan direspon oleh para investor untuk menanamkan modalnya melalui reksadana syariah karena guncangan inflasi akan direspon oleh

bank sentral dengan menaikkan bonus untuk mengurangi jumlah uang beredar. Kenaikan bonus inilah yang menjadi insentif bagi para investor yang mengingkinkan return yang tinggi, sehingga NAB reksadana syariah akan meningkat. Namun guncangan inflasi yang tidak terkendali pada lagselanjutnya akan menurunkan NAB reksadana syariah. Hal ini dikarenakan inflasi yang terus terjadi tanpa kendali akan mempengaruhi nilai riil terhadap return yang diperoleh oleh para investor, daya beli para investor akan menurun sehingga akan mengurangi minat berinvestasi melalui reksadana syariah sehingga NAB reksadana syariah mengalami penurunan.

Guncangan IHSG sebesar satu standar deviasi terhadap NAB reksadana syariah belum memberikan pengaruh apapun pada bulan pertama, namun pada bulan kedua guncangan IHSG sebesar satu standar deviasi membuat NAB reksadana syariah mengalami peningkatan sebesar 0,030986 persen. guncangan IHSG sebesar satu standar deviasi terus membuat peningkatan pada NAB reksadana syariah hingga bulan ke enam sebesar 0,000334 persen. Kemudian guncangan IHSG sebesar satu standar deviasi akan membuat penurunan terhadap NAB reksadana syariah sebesar 0,014390 persen pada bulan ke tujuh, guncangan IHSG sebesar satu standar deviasi terus membuat penurunan pada NAB reksadana syariah dan mencapai kestabilan pada bulan kesepuluh dengan penurunan rata-rata sebesar 0,04 persen.

Guncangan JII sebesar satu standar deviasi terhadap NAB reksadana syariah belum memberikan pengaruh apapun pada bulan pertama, namun pada bulan kedua guncangan JII sebesar satu standar deviasi membuat NAB reksadana syariah mengalami peningkatan sebesar 0,001895 persen. guncangan JII sebesar satu standar

deviasi kemudian mengalami penurunan pada NAB reksadana syariah pada bulan ke tiga sebesar 0,018366 persen hingga bulan kelima sebesar 0,005959 persen. Kemudian guncangan JII sebesar satu standar deviasi membuat peningkatan kembali terhadap NAB reksadana syariah sebesar 0,000334 persen pada bulan keenam, guncangan JII sebesar satu standar deviasi terus membuat peningkatan pada NAB reksadana syariah dan mencapai kestabilan pada bulan kesembilan dengan peningkatan rata-rata sebesar 0,02 persen.

Berdasarkan hasil analisis impulse response tersebut, maka dapat dilihat bahwa inovasi atau guncangan dari variabel makroekonomi (SBI, SBIS, KURS, INF, IHSG, dan JII) memberikan dampak terhadap NAB reksadana syariah. Inovasi atau guncangan dari variabel makroekonomi dalam jangka panjang memengaruhi reksadana syariah berupa peningkatan atau penurunan NAB reksadana syariah dan mencapai kestabilan rata-rata setelah melewati periode kesepuluh.

Gambar 4. Respon NAB Reksadana Syariah terhadap Guncangan Variabel Makroekonomi

Sumber : Lampiran 7

5.4.2.Forecast Error Variance Decomposition(FEVD)

Dalam bab sebelumnya telah disebutkan bahwa penting untuk dapat mencirikan struktur dinamis antar variabel di dalam model VAR. hal ini dengan baik dapat dilakukan melalui Variance Decomposition (VD) dimana pola dari VD ini dapat mengindikasikan sifat dari kausalitas multivariat di antara variabel-variabel

-.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NABRDS to NABRDS

-.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NABRDS to JII

-.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NABRDS to IHSG

-.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NABRDS to SBI

-.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NABRDS to KURS

-.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NABRDS to INF

-.3 -.2 -.1 .0 .1 .2 .3 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NABRDS to SBIS

dalam model VAR. analisis VD juga dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan dari masing-masing variabel dalam memengaruhi variabel lainnya untuk kurun waktu yang panjang.

Hasil Variance Decompositionpada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 12 dan selengkapnya pada lampiran 8. Untuk model NAB reksadana syariah ini terlihat bahwa dalam interval peramalan periode pertama hingga periode kelima puluh, varians NAB reksa dana syariah sangat dipengaruhi oleh inovasi di dalam NAB reksa dana syariah itu sendiri, meskipun dengan tren yang terus menurun. Pada bulan pertama varians NAB reksadana syariah disebabkan oleh inovasi di dalam NAB reksadana syariah itu sendiri sebesar seratus 100 persen. Pada periode kedua hingga beberapa periode ke depan, pengaruh inovasi di dalam NAB reksadana syariah itu sendiri terhadap variansnya menurun cukup signifikan. Hingga periode kelima, NAB reksadana syariah dipengaruhi NAB reksadana syariah itu sendiri sebesar 77,65394 persen, kemudian SBI sebesar 8,526605 persen dan SBIS 7,999334 persen, kemudian disusul oleh pengaruh yang lebih kecil dari KURS sebesar 3,908254 persen, IHSG sebesar 0,913092 persen, INF sebesar 0,867361 persen, dan JII sebesar 0,131416 persen.

Pada periode sepuluh ke depan, NAB reksadana syariah masih dipengaruhi NAB reksadana syariah itu sendiri sebesar 52,05902 persen, kemudian SBI sebesar 18,33266 persen, kemudian disusul oleh pengaruh yang lebih kecil dari SBIS 14,8186 persen KURS sebesar 11,68346 persen, INF sebesar 2,246873 persen, IHSG sebesar 0,674325 persen, dan JII sebesar 0,185061 persen. Pada tahap selanjutnya, yaitu

tahap dua puluh ke depan, NAB reksadana syariah masih dipengaruhi oleh inovasi di dalam NAB reksadana syariah itu sendiri sebesar 42,20943 persen, kemudian SBI sebesar 25,591 persen, kemudian disusul oleh pengaruh yang lebih kecil dari SBIS 14,61114 persen KURS sebesar 13,54154 persen, INF sebesar 2,598131 persen, IHSG sebesar 1,066708 persen, dan JII sebesar 0,382061 persen. Hingga tahap lima puluh ke depan, inovasi masih dipengaruhi oleh NAB reksadana syariah itu sendiri sebesar 39,66644 persen. Namun, variabel lainnya menjadi lebih berpengaruh dibandingkan di tahap pertama. Pada tahap lima puluh ke depan, variabel lainnya cukup mempengaruhi NAB reksadana syariah walaupun pengaruhnya tidak sebesar pengaruh NAB reksadana syariah itu sendiri. Pada tahap ini, NAB reksadana syariah dipengaruhi juga oleh SBI sebesar 28,37409 persen, SBIS 14,08998 persen KURS sebesar 13,71141 persen, INF sebesar 2,640586 persen, IHSG sebesar 1,102229 persen, dan JII sebesar 0,415271 persen.

Tabel 12.Variance DecompositionModel NAB Reksadana Syariah Variance Decomposition of LOG_NAB

Period NABRDS JII IHSG SBI KURS INF SBIS

1 100 0 0 0 0 0 0 2 95,50201 0,004724 1,263457 2,991875 0,095706 0,016854 0,125378 3 91,04447 0,219697 1,29394 4,488888 0,415747 0,177018 2,360244 4 84,26101 0,178379 1,222881 6,444 2,03044 0,487169 5,376118 5 77,65394 0,131416 0,913092 8,526605 3,908254 0,867361 7,999334 10 52,05902 0,185061 0,674325 18,33266 11,68346 2,246873 14,8186 20 42,20943 0,382061 1,066708 25,591 13,54154 2,598131 14,61114 30 40,75183 0,400671 1,085062 27,22325 13,62624 2,620491 14,29246 40 40,05828 0,410008 1,096086 27,95718 13,68116 2,633409 14,16388 50 39,66644 0,415271 1,102229 28,37409 13,71141 2,640586 14,08998 Sumber : Lampiran 8

Hasil VD ini mengindikasikan bahwa inovasi di dalam NAB reksadana syariah sangat dipengaruhi oleh inovasi di dalam NAB reksadana syariah itu sendiri dan pengaruh yang lebih kecil dari variabel-variabel makroekonomi yang menjadi samplepenelitian. Namun di dalam jangka panjang, variabel-variabel makroekonomi tersebut memiliki pengaruh yang cukup signifikan walaupun tidak sebesar pengaruh inovasi di dalam NAB reksadana syariah itu sendiri. Inovasi pada suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (KURS) adalah inovasi yang memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Pengaruh SBI dan SBIS tentunya memberikan efek bagi para investor untuk menanamkan modalnya atau tidak. Sebab, pengaruh SBI yang sangat besar tentunya akan menjadi sinyal adanya pergerakan terhadap variabel makroekonomi lainnya, khususnya SBIS. Dengan pergerakan SBI dan SBIS yang relatif sama, ketika SBI dan SBIS meningkat maka pemerintah Indonesia akan berusaha untuk menekan angka inflasi dengan menurunkan jumlah uang beredar. Peningkatan suku bunga SBI dan SBIS inilah yang menjadi insentif bagi para investor untuk memperoleh return yang lebih tinggi. Dikarenakan berinvestasi langsung melalui SBIS memerlukan modal yang cukup besar, maka bagi para investor yang memiliki dana relatif lebih kecil akan memilih untuk berinvestasi melalui reksadana syariah. Sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan NAB reksadana syariah.

Variabel berikutnya yang memengaruhi NAB reksadana syariah adalah KURS. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sangat berpengaruh terhadap NAB reksadana syariah. Peningkatan (Depresiasi) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menandakan bahwa semakin murah harga rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar AS sehingga terjadi aliran modal masuk (capital inflow) ke Indonesia akibat meningkatnya permintaan akan rupiah. Capital Inflow kemudian akan meningkatkan NAB reksadana syariah.