• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN CATATAN/REFLEKSI PENELITIAN

Dalam dokumen Gambar 3.1. Skenario Tindakan (Halaman 77-89)

Peneliti : Maria Fransisca Andanti

Kolaborator : Budi Utomo Ditthisampanno, Ph.D. Observer : Katman, S.Ag., M.Pd.

1. Tanggal : 1 Mei 2019 Exploring

Peneliti

a. Tema penelitian : pusat bahasa

b. Jumlah pusat bahasa di Perguruan Tinggi Buddha (PTB) hanyalah satu pusat bahasa. Satu PTBN memiliki lembaga bahasa berupa UPB, cek di halaman web. Setelah menghubungi mahasiswa, UPB tersebut tidak aktif. Fokus penelitian kemudian menuju pusat bahasa di STIAB Smaratungga, Smaratungga Language Centre (SLC). c. Pustaka tentang pusat bahasa yang tersedia: Language

Centre: Their Roles, Function, and Management oleh David Ingram (2001) dan Language centres in Higher Education: Facing the challenge oleh Ruane (2003). d. Pusat bahasa adalah sinergi dan pemusatan sumber daya

kebahasaan di dalam satu organisasi. Pusat bahasa pada umumnya bertujuan untuk pengembangan linguistik terapan, peningkatan pendidikan kebahasaan, dan penerapan (kadang pengembangan dan pengawasan) kebijakan bahasa di institusi, negara, atau daerah yang mereka layani. Pusat bahasa, pada dasarnya, bisa dan tidak mencakup pengajaran bahasa. Jadi pusat bahasa berbeda dengan pusat pengajaran bahasa karena pusat bahasa berpusat pada linguistik terapan yang mencakup penelitian, konsultasi, dan pengajaran, bukan cuma

414

pengajaran bahasa saja. Namun, penelitian harus menjadi kegiatan utama karena meningkatkan status pusat bahasa itu sendiri.

e. Pusat bahasa juga didirikan sebagai respon atas kebutuhan global, sehingga pusat bahasa berkembang tidak menjadi milik institusi tetapi ada yang daerah, kawasan, bahkan negara.

f. Tujuan lain pendirian pusat bahasa adalah penyediaan subsidi silang bagi kegiatan pusat bahasa dan institusi. g. Tujuan selanjutnya adalah meningkatkan kualitas

pengajaran dan penguasaan bahasa di institusi yang bersangkutan.

h. Pendirian pusat bahasa juga dapat menciptakan rasionalisasi sumber daya. Memusatkan pengajaran bahasa di universitas di satu pusat bahasa akan membuat pengelolaan sumber daya kebahasaan menjadi efisien. i. Pendirian pusat bahasa bertujuan untuk menghasilkan

pendapatan dan meningkatkan reputasi universitas.

j. Cakupan pusat bahasa harus memperhatikan area yang dilayani oleh pusat bahasa, apakah pusat bahasa merupakan milik institusi, daerah, atau negara. Pusat bahasa juga harus mampu menampung sejumlah staf kebahasaan profesional dan staf non-kebahasaan profesional dalam bidang keuangan, publikasi, dan teknologi informasi.

k. Pusat bahasa memiliki badan pengatur atau penasehat yang menetapkan prioritas, menyetujui program dan strategi, dan mewakili minat dari berbagai area yang kebutuhannya direspon oleh pendirian pusat baasa tersebut. Namun harus diperhatikan bahwa badan tersebut harus memiliki anggota-anggota yang sesuai dengan tugas mereka, memiliki pengetahuan tentang lapangan dan beberapa pemahaman praktis tentang syarat manajemen

415

pusat bahasa, atau jika mereka memang manajer murni, mereka harus bersedia untuk mendengarkan pendapat ahli dari pusat bahasa atau penasehat lain yang sesuai.

2. Tanggal: 11 Juni 2018 Analyze

a. Profil: anak lembaga STIAB Smaratungga yang menjalankan kegiatan dalam bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bidang bahasa dan budaya.

b. Visi: Menjadi Lembaga dan Pengembangan Ilmu Bahasa sebagai pengejawantahan Darma dan pelayanan kepada sesama.

c. Misi: Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan kebahasaan yang berkualitas berbasis pada nilai kearifan dan sumber daya lokal, melaksanakan penelitian dalam memberikan sumbangsih untuk ilmu pengetahuan, penggalian budaya bangsa melalui pendidikan kebahasaan, melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan didasari rasa tanggung jawab terhadap ilmu dan budaya warisan leluhur yang adiluhung.

d. Motto: Calibrate your words. e. Tidak ada sasaran institusi.

f. Program-program yang dilaksanakan oleh SLC: 11 program bahasa, 1 program bahasa untuk S2.

g. Program pengabdian masyarakat: Smaratungga Mengajar, ATO, Ampelpedia.

h. Observer: Ampelpedia tidak bisa dikatakan sebagai penelitian karena tujuan utamanya adalah melatih mahasiswa menulis dan menyumbangkan ensiklopedia tentang Ampel.

416

j. Program Bahasa Inggris Bersertifikat untuk mahasiswa S1 menjadi syarat kelulusan mahasiswa, program studi S2 tidak ada.

k. Tidak ada kegiatan konsultasi kebahasaan.

l. Kegiatan lain bersifat promosi seperti Layar Tancep, SLC Potluck Party.

m. Observer: Sebenarnya ada banyak program bahasa di luar Bahasa Inggris seperti Bahasa Korea, Bahasa Perancis, dan Bahasa Jerman, namun dalam jenis kegiatan pelatihan singkat.

n. Kegiatan penerjemahan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris.

o. Keuangan SLC: bergantung pada donatur Buddhis, donatur non-Buddhis berperan lebih banyak di program yang lebih umum seperti Ampelpedia, tetapi keberadaan donatur Buddhis tidak bisa dihindari. Dana operasional SLC adalah rata-rata Rp 3.500.000,00 per tiga bulan.

p. SLC hanya dijalankan oleh satu tenaga profesional dalam bidang bahasa. Staf mahasiswa menjadi pilihan yang harus diambil direktur karena yang bersangkutan membutuhkan tenaga pembantu.

q. Tidak ada tupoksi tugas Direktur. Ada tata tertib SLC Buddy yang dikeluarkan oleh Direktur.

r. Observer: Agak riskan bagi pengelola karena harus berbagi informasi kepada mahasiswa. Apakah mahasiswa bisa dipercaya?

s. Peneliti: Sering tidak dapat dipercaya karena bagaimanapun juga mereka tetaplah mahasiswa. 3. Tanggal: 3 September 2018

a. Melihat pada perbandingan antara teori pusat bahasa dan bagaimana SLC berjalan, SLC belum memenuhi kualifikasi sebagai pusat bahasa.

417

b. Kolaborator: Saya melihat SLC justru lebih banyak berperan dalam pengajaran Bahasa Inggris saja ya. Padahal, pusat bahasa itu seharusnya menjadi pusat berbagai kegiatan bahasa di institusi. Nah, sekarang gimana caranya SLC bisa menjadi pusat bahasa, bukan pusat pengajaran bahasa saja, sesuai desain awal. Potensi SLC sebenarnya ada, terutama di bahasa-bahasa Dharma, seperti Bahasa Pali dan Bahasa Sansekerta. Belum banyak yang menggeluti bidang itu.

c. Observer: Masalah yang dihadapi SLC sangatlah kompleks, maka perlu membatasi permasalahan apa dulu yang mau diatasi, peran apa dulu yang bisa dikembalikan.

4. Tanggal : 12 Desember 2018 a. Analisis kinerja SLC meliputi:

Kinerja Aktual Kinerja yang Diinginkan Penyebab Dari 11 program pengajaran bahasa, hanya 1 yang diselenggarakan untuk Prodi S2 Menyelenggarakan program pengajaran bahasa ke seluruh prodi Tidak ada pengaturan tentang kegiatan kebahasaan di lembaga induk Dari keseluruhan

program yang telah dilaksanakan sampai dengan bulan Oktober 2018, hanya 1 program yang diselenggarakan untuk Prodi S2 Menyelenggarakan program secara berimbang ke seluruh prodi Tidak ada pengaturan tentang kegiatan kebahasaan di lembaga induk Dari keseluruhan program yang telah dilaksanakan sampai dengan bulan Oktober 2018, 11 program pengajaran Menyelenggarakan program pengajaran, penelitian, dan pengabdian bahasa secara berimbang Kurangnya SDM dalam bidang bahasa dan dana operasional

418 mendominasi Menyelenggarakan program Bahasa Inggris Bersertifikat sebagai syarat kelulusan di Prodi S1 Menyelenggarakan program bahasa yang dimasukkan ke dalam program akademik Prodi S1 dan S2 Tidak ada pengaturan tentang kegiatan kebahasaan di lembaga induk Tidak ada satupun

penelitian kebahasaan yang dilaksanakan Menyelenggarakan penelitian kebahasaan sebagai kegiatan utama Kurangnya SDM dalam bidang bahasa dan dana operasional Tidak ada satupun

kegiatan konsultasi kebahasaan yang dilaksanakan Menyelenggarakan kegiatan konsultasi kebahasaan, terutama di lingkungan institusi induk Ketidakpahaman akan fungsi konsultasi kebahasaan di pusat bahasa Pernyataan Tujuan: menghasilkan panduan yang digunakan untuk memandu pengelolaan SLC sebagai Pusat Bahasa

b. Lack of knowledge and skills menjadi faktor utama permasalahan pengelolaan SLC.

c. Kolaborator: Ini adalah pengalaman institusi induk dalam mengelola pusat bahasa.

d. Peneliti: Ini juga pengalaman pertama pengelola dalam mengelola pusat bahasa.

e. Tujuan-tujuan instruksional: mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pusat bahasa ke dalam program SLC, menyusun program-program secara berimbang sesuai dengan kualifikasi program pusat bahasa, dan menentukan personel yang akan menjalankan program-program SLC.

f. Kesenjangan kinerja: masih harus melaksanakan program pengajaran bahasa secara berimbang ke semua prodi, melaksanakan seluruh program secara berimbang melaksanakan program pengajaran,

419

penelitian, dan pengabdian masyarakat secara berimbang, melaksanakan penelitian, melaksanakan kegiatan konsultasi kebahasaan, melaksanakan fungsi pemegang kebijakan.

g. Rencana penutupan kesenjangan: pelaksanaan Benchmarking dan Analisis SWOT.

h. Kolaborator: Bisakah mencari mitra Benchmarking yang sama-sama pusat bahasa.

i. Observer: Tidak bisa mengerjakan perbandingan yang apple to apple, lebih baik melihat pada institusi induk yang berbasis agama.

j. Penentuan mitra Benchmarking: UPTPB IAIN Salatiga.

5. Tanggal: 11 Januari 2019 Refleksi hasil Benchmarking

a. UPTPB IAIN Salatiga berdiri dua tahun setelah institusi induk berdiri. Hal ini berbeda jauh dengan SLC, di mana SLC baru berdiri 28 tahun sejak institusi induk berdiri.

b. Fokus awal adalah pada program matrikulasi Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

c. Kini, peran UPTPB lebih kepada pengembangan diri civitas akademika dalam bidang Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

d. Kegiatan: pelatihan bahasa, penerjemahan dokumen ke Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, penyediaan informasi beasiswa luar negri, pelestarian budaya lokal, perantara kerja sama antar institusi terutama luar negri, dan penyelenggaraan tes kebahasaan.

e. Kolaborator: ada sasaran, tugas jabatan yang jelas. f. Observer: Benchmarking ini memberikan

420

pengelolaan lembaga bahasa di institusi berbasis keagamaan.

6. Tanggal: 1 Februari 2019

Refleksi Pelaksanaan Analisis SWOT

a. Pendapat dari tiap peserta memperlihatkan pemahaman pusat bahasa adalah masih pada pengajaran dan pelatihan bahasa saja, dibuktikan dengan keinginan mereka ada program kursus. b. Pengalaman pertama dalam mengelola institusi

tidak disadari sebagai item terpenting yang menyumbang pergeseran fungsi pusat bahasa, justru sumber daya yang menjadi faktor paling mempengaruhi menurut peserta.

c. Penentuan desain organisasi SLC sebagai pusat bahasa memperhatikan hasil Benchmarking dan Analisis SWOT.

7. Tanggal: 20 Februari 2018

Penentuan Ragam SOP yang Dibutuhkan SLC

a. Area SOP: direktur, kerja harian, dan kerumahtanggaan dan inventarisasi.

b. SOP Direktur mencakup tiga bidang, yaitu bidang Manajerial Strategis, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Kurikulum Pengajaran Bahasa dan Layanan Kebahasaan.

c. Bidang Manajerial Strategis mencakup penyusunan Renstra, program, penunjukan staf, penunjukan tutor/pengajar/staf ahli dari luar SLC, pemberhentian staf, dan pemberhentian tutor/pengajar/staf ahli dari luar SLC.

d. Bidang Manajemen Keuangan mencakup pengajuan dana operasional berkala, pengajuan donatur untuk program, pelaporan dana operasional berkala, pelaporan

421

pertanggungjawaban program-program SLC, dan honorarium staf, tutor, penerjemah (Translator/Interpreter).

e. Bidang Manajemen Kurikulum Pengajaran Bahasa dan Layanan Kebahasaan mencakup pembukaan kelas Bahasa Inggris Bersertifikat, Pembukaan Kelas Remidi Bahasa Inggris, Penerimaan Jasa Layanan Kebahasaan (Translating, Interpreting), dan penerbitan sertifikat kelas bersertifikat.

f. SOP Kerja Harian mencakup staf dan promosi SLC. Bidang staf SLC mencakup tata tertib, alur pekerjaan staf, dan laporan pekerjaan harian staf. Bidang promosi SLC mencakup promosi di media sosial SLC, promosi program-program SLC, dan alat peraga promosi.

g. SOP Kerumahtanggaan dan Inventarisasi mencakup pengadaan barang elektronik, meubeler, dan sistem TI, inventaris barang habis pakai, perbaikan pengadaan barang elektronik, meubeler, dan sistem TI, peremajaan pengadaan barang elektronik, meubeler, dan sistem TI, dan penomoran inventaris barang.

h. Area yang memungkinkan dikembangkan menjadi contoh SOP adalah program.

i. Observer: area kegiatan pusat bahasa sangatlah beragam, perlu memastikan SOP tentang program dapat mengakomodasi keseluruhan program. j. Design Brief atau Ringkasan Rancangan SOP

Program SLC: Program SLC terdiri dari tiga jenis, yaitu rutin tahunan, insidental, dan tematis. Program Rutin Tahunan diselenggarakan secara rutin setiap satu tahun sekali dan ciri khas SLC. Program Insidental diselenggarakan

sewaktu-422

waktu saja sebagai bentuk respon terhadap kebutuhan lingkungan sekitar SLC dan bergantung kepada peluang dan hibah yang didapatkan SLC. Program Tematis merupakan program yang diselenggarakan berdasarkan tema-tema tertentu dalam bidang bahasa dan budaya.

k. Tiga jenis program dapat dibagi ke kegiatan-kegiatan SLC yang terdiri dari linguistik terapan (penerjemahan dan pengajaran bahasa), konsultasi linguistik, penerapan kebijakan berbahasa, penelitian dan pengembangan, pengabdian kepada masyarakat, pelestarian budaya lokal, dan pergaulan antar budaya ke dalam tiap jenis program.

l. SOP terdiri dari Pendahuluan, Tata Cara Penyelenggaraan Program Rutin Tahunan/Program Insidental/Program Tematis, Ketentuan Tambahan, dan Penutup.

m. Kolaborator: akan merevisi SK Pendirian Pusat Bahasa dan SK Pengangkatan Direktur dan mengeluarkan SK Tupoksi Staf SLC.

8. Tanggal: 1 Maret 2019

Pembahasan Hasil Diskusi dengan Stakeholder a. Penamaan SOP harus mengikuti standar baku. b. SOP yang direvisi: SOP dalam bidang

Manajemen Kurikulum mencakup SOP Penyusunan Kurikulum Program Pengajaran Bahasa dan SOP Peninjauan Program Pengajaran Bahasa sebagai alat evaluasi kurikulum yang telah disusun sebelumnya, SOP Pembukaan Kelas Bahasa Inggris Bersertifikat dan SOP Pembukaan Kelas Remidi Bahasa Inggris bagi Peserta Didik

423

yang Gagal di Kelas Bersertifikat tidak perlu, sebaiknya diubah SOP Pembukaan Kelas Bahasa Bersertifikat, SOP dalam Bidang Kerumahtanggan dan Inventaris menjadi SOP dalam Bidang Sarana Prasarana dan Inventarisasi.

c. Ada pelatihan terhadap staf SLC.

d. Ada bidang jasa layanan konsultasi kebahasaan SLC, yakni proofreading.

e. Di masa yang akan datang, SLC juga diharapkan memiliki layanan konsultasi penulisan artikel ilmiah.

f. Setelah revisi dilaksanakan, direncanakan pelaksanaan Rapat Kerja SLC 2019 untuk mengubah program SLC sesuai dengan SOP tentang Penyelenggaraan Program Rutin Tahunan/Program Insidental/Program Tematis

SLC bernomor

PTB/001/SOP.SLC/STIAB.SMART/II/2019. 9. Tanggal: 15 Maret 2019

Pembahasan Hasil Revisi Program SLC

a. Perlu menambahkan pengertian tentang panitia dalam penyelenggaraan program SLC yang dilakukan berdasarkan kerja sama dengan organisasi atau unit internal STIAB Smaratungga. b. Observer: Perubahan program merupakan awal

pengembalian fungsi SLC sebagai pusat bahasa. Pembentukan badan pengawas dan pengaturan ulang kegiatan kebahasaan sepenuhnya bergantung pada Ketua institusi induk.

c. Kolaborator: Sedang ada perubahan pimpinan Prodi S2 sehingga rapat tentang SLC menunggu

424

rapat dengan yayasan, baru bisa dilakukan di awal tahun ajaran baru.

10. Tanggal: 22 Maret 2019

Pembahasan Diskusi dengan Ahli dan Praktisi Manajemen Pusat Bahasa

a. Rata-rata pusat bahasa milik universitas masih mengalami ketidaklengkapan peran dan fungsi sebagai pusat bahasa.

b. LTC berpusat pada pelatihan karena fakultas-fakultas memiliki pengajar dan kurikulum bahasa. c. Sebaiknya berfokus dahulu kepada SDM karena

SDM yang menentukan pengembangan organisasi. d. Kolaborator: Pengembangan SDM menunggu rapat pimpinan dan pergantian pimpinan dalam jajaran senat institusi induk.

e. Observer: Memang SDM menjadi kunci. Program SLC sudah berubah namun jika tidak didukung dengan SDM yang lengkap, akan sulit untuk mengembalikan fungsi SLC sepenuhnya.

11. Tanggal: 22 Maret 2019

Peneliti telah melaporkan kepada Ketua STIAB Smaratungga dan Ketua Yayasan Buddhayana tentang perkembangan proses dan hasil penelitian. Masukan dari Direktur LTC akan menjadi bahan pertimbangan penentuan kebijakan tentang SLC.

425

LAMPIRAN 27

Dalam dokumen Gambar 3.1. Skenario Tindakan (Halaman 77-89)

Dokumen terkait