• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

A. Ringkasan Eksekutif

Tuntutan perubahan yang dihadapi Kementerian Riset dan Teknologi sejalan dengan semakin besarnya tantangan dan semakin cepatnya perubahan eksternal khususnya yang berkaitan dengan pengembangan kebijakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) telah memaksa Kementerian Riset dan Teknologi untuk segera menjalankan reformasi birokrasi di lembaganya. Upaya mengantisipasi berbagai tantangan internal dan eksternal ini dilakukan dengan melakukan pembenahan di tiga area utama, yaitu tata organisasi, tatalaksana serta sumberdaya manusia (SDM).

Dengan dikeluarkannya Permenpan nomor: PER/04/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi, langkah reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi semakin tertata. Dengan mengacu pada panduan yang dikeluarkan tersebut, ditetapkan tujuan reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi adalah dihasilkannya produktivitas dan integritas yang tinggi disertai tanggungjawab dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh segenap aparatur pelaksana. Sementara sasarannya terbagi kedalam delapan area perubahan yang menjadi focus dalam reformasi birokrasi. Delapan area perubahan yang dimaksud meliputi organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumberdaya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik dan mindset serta culture-set aparatur.

Sejak tahun 2010 Kementerian Riset dan Teknologi telah mulai melaksanakan agenda-agenda reformasi birokrasi. Walaupun belum menyeluruh dan tertata dengan sangat baik, perubahan-perubahan telah dilaksanakan di delapan area perubahan sebagaimana tersebut diatas. Di bidang organisasi, pada tahun 2010 telah dilakukan restrukturisasi yang menjadikan struktur lembaga menjadi lebih kaya fungsi dan sesuai dengan tantangan perkembangan Iptek terkini. Kini, diperlukan strategi dan upaya sistematis agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat berjalan secara optimal. Dalam hal tatalaksana, Kementerian Riset dan Teknologi masih harus melakukan banyak pembenahan di area proses bisnis hingga

[ R o a d m a p R e f o r m a s i B i r o k r a s i - R i s t e k ] Halaman 2 dapat mewujudkan kinerja organisasi yang lebih efisien dan efektif. Namun demikian, berbagai SOP telah disusun dan menjadi pedoman pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Berkaitan dengan aspek pengelolaan sumberdaya manusia (SDM), telah dilakukan berbagai upaya guna menciptakan aparatur Negara yang kompeten, kredibel dan bebas KKN, yang salah satunya diwujudkan dengan pelaksanaan rekrutmen yang transparan dengan memanfaatkan teknolgi informasi. Kedepannya, pembenahan akan terus dilakukan, salah satunya adalah menciptakan system baru dalam reward dan punishment. Sementara di bidang pengawasan, SPIP telah diterapkan, namun masih diperlukan upaya penguatan unit kerja pengawasan dan sistem yang menyertainya.

Mengacu pada kondisi birokrasi terkini sebagaimana tersebut diatas, Kementerian Riset dan Teknologi memiliki gagasan untuk melaksanakan reformasi birokrasi dengan mempertimbangkan aspek efesiensi, efektivitas, akuntabilitas sesuai kemampuan, serta sejumlah permasalahan yang dihadapi.

Reformasi yang dilaksanakan di delapan area perubahan dijabarkan dalam dokumen usulan dan Roadmap. Area perubahan selanjutnya disebut sebagai program. Setiap program terdiri dari beberapa kegiatan. Secara total, dalam delapan program terdapat 27 kegiatan. Roadmap juga akan menyajikan detil setiap kegiatan yang menyangkut rencana dan waktu pelaksanaan,kriteria keberhasilan, anggaran serta tenaga pelaksana dan penanggungjawab kegiatan.

Secara umum, masing-masing delapan area perubahan memiliki tujuan spesifik.

Program Manajemen Perubahan bertujuan membangun kesamaan persepsi, komitmen konsistensi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai di Kementerian Riset dan Teknologi. Program Penataan peraturan perundangan-undangan bertujuan mewujudkan peraturan perundang-undangan yang harmonis dan sinkron disertai pelaksanaan yang efektif dan efisien. Program Penataan dan penguatan organisasi: bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi serta terhindarkannya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi. Program Penataan tatalaksana bertujuan mewujudkan transparansi dan akuntabilitas proses penyelenggaraan pemerintah. Program Penataan sistem manajemen aparatur bertujuan menciptakan SDM aparatur yang memiliki kompetensi dan berkinerja tinggi. Program Penguatan pengawasan diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif serta taat pada peraturan serta berjalannya pengelolaan keuangan negara yang andal dan terpercaya. Program Penguatan akuntabilitas kinerja bertujuan untuk mewujudkan berjalannya sistem akuntabilitas kinerja organisasi yang efektif. Program Peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan mewujudkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman,lebih baik dan lebih terjangkau.

[ R o a d m a p R e f o r m a s i B i r o k r a s i - R i s t e k ] Halaman 3 Garis besar rencana anggaran Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tersusun bagi terlaksananya Reformasi Birokrasi pada kedelapan area perubahan. Perkiraan total besarnya anggaran hingga tahun 2014 untuk kedelapan area perubahan tersebut adalah sebesar Rp. 4.950.000.000,- (empat miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah).

Sementara dari segi waktu pelaksanaan, keseluruhan tahapan kerja dalam delapan program reformasi birokrasi dilaksanakan dalam kurun waktu 2010 hingga 2014. Pelaksanaan tahapan kerja

Berbagai langkah reformasi sebagaimana dijelaskan dalam roadmap ini yang dilakukan di Kementerian Riset dan Teknologi merupakan program yang melembaga, berkesinambungan, dan diharapkan bergulir terus tanpa kehilangan momentum reformasi. Untuk itu, guna mendukung program tersebut, Pimpinan Kementerian Riset dan Teknologi telah sepakat untuk memegang komitmen yang kuat agar program reformasi ini dapat bergulir sehingga akan dilahirkan birokrasi yang efisien dan professional.

B. Pendahuluan

Sebagaimana sebagian besar lembaga publik di Indonesia, tak terkecuali Kementerian Riset dan Teknologi, saat ini dihadapkan pada isu penting dalam administrasi publik berupa hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi, karena birokrasi dianggap korup dan tidak sehat. Salah satu bukti hilangnya kepercayaan ini adalah rendahnya kontribusi Iptek secara agregat terhadap perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pemanfaatkan hasil-hasil teknologi di industri maupun masyarakat luas secara umum.

Kondisi Birokrasi yang kurang sehat ini salah satunya dapat dilihat dari struktur organisasi yang cenderung besar (gemuk). Disamping itu, beberapa kondisi lain juga dapat teridentifikasi, diantaranya: profesionalisme aparatur masih rendah, segi penganggaran yang cukup menyedot dana besar, sistem pelayanan kepada publik belum optimal, biaya mahal dan memakan waktu lama, pelaksanaan pengadaan barang masih dilakukan secara manual dan tidak transparan, serta perencanaan penganggaran masih belum teritegrasi.

Secara lebih spesifik, permasalahan yang dihadapi Kementerian Riset dan Teknologi terkait tatakelola kepemerintahan guna mewujudkan misinya sebagai lembaga pembuat kebijakan Iptek di Indonesia digolongkan kedalam empat area utama, yaitu permasalahan di aspek organisasi, tatalaksana, sumberdaya manusia dan aspek pengawasan.

[ R o a d m a p R e f o r m a s i B i r o k r a s i - R i s t e k ] Halaman 4 Di bidang organisasi, Kementerian Riset dan Teknologi masih dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan organisasi yang ramping, sarat fungsi dan setiap unit kerjanya dapat bersinergi dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pada tahun 2010 yang lalu, telah dilakukan restrukturisasi yang menjadikan struktur lembaga menjadi lebih kaya fungsi dan sesuai dengan tantangan perkembangan Iptek terkini.

Namun demikian, hingga kini pelaksanaan tugas pokok dan fungsi belum dapat berjalan secara optimal. Masih diperlukan upaya terstruktur guna mewujudkan penajaman fungsi dan tugas pokok.

Dalam hal tatalaksana, Kementerian Riset dan Teknologi masih harus melakukan banyak pembenahan di area proses bisnis hingga dapat mewujudkan kinerja organisasi yang lebih efisien dan efektif. Pembenahan proses bisnis ini juga harus ditunjang oleh kelengkapan Standard Operational Procedure yang lengkap guna menjamin keakuratan proses bisnis yang dilakukan.

Dalam hal pengelolaan sumberdaya manusia (SDM), masih banyak upaya-upaya yang harus dilakukan guna menciptakan aparatur Negara yang kompeten, kredibel dan bebas KKN. Pembenahan akan dilakukan di semua lini, mulai dari rekruitmen, pengelolaan pegawai sebagai asset organisasi, hingga menciptakan system baru dalam reward dan punishment.

Sementara itu, di bidang pengawasan, diperlukan penguatan unit kerja pengawasan disertai system yang menyertainya.

Mengacu pada serangkaian permasalahan yang telah dikemukakan tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi memiliki gagasan untuk melaksanakan reformasi birokrasi dengan mempertimbangkan aspek efesiensi, efektivitas, akuntabilitas sesuai kemampuan, dan sejumlah permasalahan yang dihadapi.

Implementasi reformasi birokrasi merupakan langkah sistematis untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan secara lebih baik menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Implementasi reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi diarahkan kepada penyelesaian berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lemahnya birokrasi dari beberapa aspek meliputi manajemen sumber daya aparatur, struktur organisasi dengan mempertajam fungsi unit-unit kerja yang ada, sistem pelayanan publik, sistem pengawasan, akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan lembaga yang masih bersifat konvensional dan manual.

[ R o a d m a p R e f o r m a s i B i r o k r a s i - R i s t e k ] Halaman 5

C. Konsolidasi Rencana Aksi Program

Dokumen terkait