• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN USULAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOKUMEN USULAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)DOKUMEN USULAN REFORMASI BIROKRASI. KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Sekretariat: Kementerian Riset dan Teknologi Lat. 5 Gedung II BPP Teknologi Jl. MH Thamrin 8, Jakarta 10340.

(2) BAGIAN SATU INFORMASI DASAR Nama Lembaga. Kementerian Riset dan Teknologi Alamat Lembaga. Gedung II BPPT, Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta Pusat Tim Reformasi Birokrasi Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi terdiri dari: Tim Pengarah, dan Tim Pelaksana yang terdiri dari: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota serta Tim Sekretariat. Tim Pelaksana terdiri dari 8 Pokja, yaitu : (1). Manajemen Perubahan; (2). Penataan Peraturan Perundang-undangan; (3). Penataan dan Penguatan Organisasi, (4) Penataan Tatalaksana, (5) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, (6) Penguatan Pengawasan, (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja dan (8). Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi nomor 232/M/Kp/VII/2011 tentang Perubahan Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi. TIM PENGARAH TUGAS : 1. Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi; 2. Menetapkan apa yang harus dicapai baik dalam kualitas hasil, ketepatan waktu dan anggaran; 3. Memastikan keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang telah ditetapkan baik dari kualitas hasil, ketepatan waktu dan anggaran, melalui proses monitoring dan evaluasi berkala. 4. Tugas lain yang dapat menunjang pelaksanaan Reformasi Birokrasi. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 1.

(3) SUSUNAN TIM Ketua Drs. Suharna Surapranata, MT Menteri Negara Riset dan Teknologi 3169963 menristek@ristek.go.id Anggota Prof. Dr. Benyamin Lakitan, M.Sc Deputi Bidang Kelembagaan Iptek 3169286 blakitan@ristek.go.id Prof. Dr. Freddy Permana Zen Deputi Bidang Sumber Daya Iptek 3169218 fpzen@ristek.go.id Prof. Dr. Ir. Syamsa Ardisasmita Deputi Bidang Jaringan Iptek 3169238 syamsa@ristek.go.id Dr. Teguh Raharjo Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek 3169174 teguhr@ristek.go.id Dr. Idwan Suhardi Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek 3169121 idwan@ristek.go.id Dr. Mulyanto Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi 3169919 mulyanto63@ristek.go.id. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 2.

(4) TIM PELAKSANA TUGAS: 1. Melaksanakan arahan Tim Pengarah dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi. 2. Menyusun Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi pada Kementerian Riset dan Teknologi; 3. Menjadi agen perubahan Reformasi Birokrasi pada Kementerian Riset dan Teknologi. 4. Mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan Reformasi Birokrasi sebagaimana dituangkan pada Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi; 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara internal terhadap pelaksanaan RB di Kementerian dan Teknologi SUSUNAN TIM Ketua Dr. Mulyanto Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi 3169919 mulyanto63@ristek.go.id Wakil Ketua Ir. Hari Purwanto, MSc, DIC Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan 3169923 harip@ristek.go.id Sekretaris Mujianto Kepala Biro Umum 3169153 muji@ristek.go.id. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 3.

(5) Wakil Sekretaris Dr. Eng. Hotmatua Daulay, M. Eng. B.Eng Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah 3169240 hdaulay@ristek.go.id. Anggota Dr. Ir. Anny Sulaswatty, M.Eng Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat 3169139 anny-s@ristek.go.id Marsudi, SE Inspektur 3169974 marsudi@ristek.go.id Ir. Farid A Binaruno, M.Eng Tenaga Ahli Kementerian Bidang Perencana 3169103 farid@ristek.go.id Dadit Herdikiagung, SH, M.Soc.Sc Asisten Deputi Legislasi IPTEK 3169289 dadit@ristek.go.id Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng Asisten Deputi Investasi IPTEK 3169229 apuji@ristek.go.id Ir. Ahmad Dading Gunadi, MA Asisten Deputi Relevansi Program Riset IPTEK 3169197 dading@ristek.go.id. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 4.

(6) Drs. Edie Prihantoro, M.Sc Asisten Deputi Iptek Industri Besar 3169171 edie_pri@ristek.go.id Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M. Sc Kepala Biro Perencanaan 3169180 didik@ristek.go.id Djaswadin, SH, M.Si Kepala Bagian Hukum 3169142 wadin@ristek.go.id Ir. Nasrudin Irawan, M.Env.Stud. Kepala Bagian SDM & Organisasi 3169131 nasrudin@ristek.go.id Juhartono, M.Eng Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan 3169118 juhartono@ristek.go.id Dr. Drs. Yohan, M.Si Kepala Bidang Program, Asdep Kompetensi Kelembagaan 3169261 ytiara@ristek.go.id Drs. Endang Wahyudi Kepala Bagian Monitoring dan Evaluasi 3169145 endwahyu@ristek.go.id Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc.Eng Kepala Bidang Riptek Industri Manufaktur, Asdep Produktivitas Riset Iptek Industri 3169182 hendro@ristek.go.id. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 5.

(7) Dadan Nugraha, S.Si, MT Kepala Sub Bidang Perancangan, Bid. Perancangan dan Pemberdayaan 3169251 dadan_n@ristek.go.id Ardiani Damaryanti, S.P., M.S.E., M.Pub.Pol Kepala Sub Bidang Analisis, Bidang Perkembangan Kebijakan Strategis 3169184 ardiani@ristek.go.id Irmawati, SKM, M.Epid Kepala Sub Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang, Bidang Analisis 3169261 irmawati@ristek.go.id Totok Suhartanto, SE Kepala Sub Bagian Pengembangan Pegawai 3169131 totok@ristek.go.id Disamping itu, terdapat Tim Sekretariat sejumlah 9 orang, yang tugasnya membantu/memberikan dukungan teknis kesekretariatan bagi Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 6.

(8) BAGIAN DUA RENCANA UMUM PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI I. LATAR BELAKANG Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) memiliki peran yang sangat penting bagi suatu bangsa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menjawab berbagai permasalahan pembangunan lainnya. Dalam hal peningkatan pertumbuhan ekonomi, tingkat penguasaan Iptek mutlak diperlukan bagi suatu bangsa agar bangsa tersebut memiliki daya saing dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa Indonesia menyadari sepenuhnya pentingnya penguasaan Iptek ini bagi upaya membangun daya saing bangsa untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mewujudkan kesejahteraan bangsa dalam arti luas. Semangat ini tertuang secara jelas dalam konstitusi Negara yang tercantum dalam perubahan keempat UUD 1945 Pasal 31(5) dengan menyatakan bahwa “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Pernyataan ini secara jelas mengukuhkan Iptek sebagai “engine of tomorrow” yang memiliki peran penting bagi pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Namun demikian, disadari pula sepenuhnya bahwa pembangunan Iptek yang dilaksanakan harus sedemikian rupa sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini hanya akan terjadi jika produk-produk Iptek yang dihasilkan bisa didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi permasalahan nyata yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat. Oleh karena itu, Program Kementerian Riset dan Teknologi dirancang untuk meningkatkan peran dan kemampuan Kementerian dalam mendorong dan menghela pembangunan Iptek nasional yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan riil masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 7.

(9) peradaban. Hal ini akan dapat dicapai apabila telah terwujud sebuah sistem yang memungkinkan terjadinya proses inovasi secara menyeluruh. Sistem dimaksud tidak hanya memperkuat proses pengembangan Iptek, tetapi juga harus dapat menjembatani dan mengarahkan agar hasil-hasil pengembangan Iptek ini dapat termanfaatkan oleh pihak-pihak yang membutuhkannya. Oleh karena itu, program pembangunan Iptek pada tahun 2010-2014 diarahkan untuk mewujudkan sebuah Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang berbasiskan kepada Sistem Nasional Iptek (Sisnas Iptek). Lebih lanjut, seiring dengan tantangan global dan lokal yang mendasari semangat pembangunan Iptek di Indonesia sebagaimana yang dijelaskan diatas, serta terkait dengan visi Kementerian Riset dan Teknologi yaitu mewujudkan Iptek untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban, maka Kementerian Riset dan Teknologi merumuskan pula strategi internal yang terjabarkan dalam visi Kementerian guna mengakselerasi capaian visi yang telah ditetapkan. Misi Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan Iptek sebagai basis dalam membangun daya saing, kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional, serta mencapai kemajuan peradaban bangsa. 2. Memperkuat daya dukung Iptek untuk mempercepat pencapaian tujuan negara, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa; serta turut serta menjaga ketertiban dunia. Tugas dan Fungsi Kementerian Riset dan Teknologi Guna mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Kementerian Riset dan Teknologi senantiasa menjalankan roda organisasi sesuai kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Berdasarkan Peraturan Presiden tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang riset dan teknologi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Dalam melaksanakan tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang riset dan teknologi; b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset dan teknologi;. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 8.

(10) c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Riset dan Teknologi; dan d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi Satu hal penting yang menjadi kata kunci pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga-lembaga publik adalah implementasi tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan lembaga tersebut. Kementerian Riset dan Teknologi menyadari sepenuhnya bahwa aspek tata kelola kepemerintahan yang baik merupakan landasan awal bagi kesuksesan tercapainya visi dan misi organisasi. Namun harus diakui pula, tantangan yang dihadapi organisasi sangatlah berat seiring dengan perkembangan lokal dan global yang menuntut organisasi harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan dan trend baru yang terjadi. Secara umum area yang akan menjadi fokus perubahan dilingkungan Kementerian Riset dan Teknologi mencakup perubahan pada pola pikir, perubahan pada sistem dan perubahan pada budaya organisasi. Gambar. 1. Fokus Area Perubahan Ristek. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 9.

(11) Perubahan merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi pola pikir, budaya kerja dan sistem (struktur). Pola pikir (mind set) pegawai Ristek belum sepenuhnya mendukung organisasi yang efisien, efektif, produktif dan professional. Selain itu pegawai belum benarbenar memiliki pola pikir yang melayani masyarakat, belum menghasilkan kinerja yang baik dan belum berorientasi pada hasil (outcome). Budaya kerja (culture set), budaya kerja organisasi saat ini belum berorientasi keluar, minim pemberdayaan, cenderung lambat dalam pengambilan keputusan, masih bersifat tertutup dan belum berintegrasi. Perubahan sistem (System set), belum berfungsinya sistem informasi kinerja secara optimal, mangharuskan sistem beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, baik internal lmaupun eksternal. Perubahan sebagaimana yang diinginkan dalam reformasi birokrasi bukanlah proses yang sederhana. Perubahan berpeluang memunculkan resistensi pada individu didalam organisasi. Transparansi proses, komunikasi dan keterlibatan semua pihak dalam proses perubahan akan dapat mengurangi resistensi. Selanjutnya proses reformasi birokrasi yang dilaksanakan Kementerian Riset dan Teknologi, sepenuhnya mengacu kepada peraturan-peraturan yang mendasari sebagai berikut: 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Paratur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 20 Tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2010-2014. Kondisi Birokrasi Saat Ini dan Permasalahan Yang Dihadapi Cikal bakal pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi telah mulai dilaksanakan pada tahun 2009. Yang menjadi landasan awal perubahan dan reformasi pada saat itu adalah terbitnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi. Di masa tersebut, reformasi diawali dengan dilaksanakannya restrukturisasi organisasi Kementerian Riset dan Teknologi pada akhir Desember 2009 yang dimaksudkan untuk membentuk sebuah struktur organisasi yang ramping, kaya fungsi serta mampu beradaptasi secara cepat dengan perubahan yang terjadi.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 10.

(12) Selanjutnya, berbagai upaya telah ditempuh sebagai awal langkah reformasi. Upaya-upaya yang telah ditempuh ini akan dijelaskan sebagaimana berikut dengan mengacu pada delapan area perubahan yang disyaratkan sebagai bagian dari reformasi birokrasi. Di bidang manajemen perubahan, reformasi dilaksanakan untuk mewujudkan terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen konsistesi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai di Kementerian Riset dan Teknologi. Langkah awal yang telah ditempuh adalah dibuatnya komitmen pelaksanaan reformasi birokrasi yang dijabarkan ke dalam SK Menegristek 207/M/Kp/VII/2010 tanggal 28 Juli 2010 yang telah dirubah dengan SK Menegristek nomor 232/M/Kp/VII/2011 tanggal 20 Juli 2011 tentang Perubahan Tim Reformasi Birokrasi Kemenristek. Disamping itu, di tingkat operasional, komitmen ini ditindaklanjuti dengan ditetapkan PMO Manajemen Perubahan melalui SK Ketua Tim Pelaksana RB Nomor 01/RB/KP/VII/2011 tanggal 21 Juli 2011 tentang Pembentukan Tim Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan Kementerian Riset dan Teknologi. Lebih lanjut, telah dilaksanakan Launching Reformasi Birokrasi Ristek tanggal 28 Oktober 2010 yang dihadiri oleh seluruh pegawai Ristek dan perwakilan dari LPNK dan BKN. Acara launching ini merupakan tonggak awal kesatuan komitmen seluruh pegawai di Kementerian Riset dan Teknologi untuk mewujudkan organisasi yang akuntabel, transparan dan handal. Launching reformasi birokrasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya Dialog Terbuka RB di Kementerian Ristek pada tanggal 18 Mei 2011 dan di Puspiptek Serpong pada tanggal 1 Juni 2011 yang dihadiri oleh seluruh pegawai Kementerian Riset dan Teknologi. Pada acara ini, dilakukan diskusi interaktif antara pegawai dengan tim reformasi birokrasi. Selanjutnya, dalam upaya perubahan budaya kerja salah satunya melalui pelaksanaan absensi sidik jari (finger prints) mulai pertengahan tahun 2010. Diluar capaian-capaian tersebut, masih banyak kendala yang harus segera ditangani sebagai bagian dari reformasi birokrasi yang akan dilaksanakan. Beberapa kendala tersebut antara lain masih adanya resistensi terhadap perubahan di banyak kalangan yang menyebabkan reformasi tidak dapat berjalan dengan cepat sertã belum adanya kesamaan persepsi diantara seluruh pegawai tentang semangat reformasi birokrasi. Untuk butir kedua, salah satu penyebabnya ditengarai adalah masih kurangnya sosialisasi yang dilaksanakan serta belum ditetapkannya strategi sosialisasi yang mampu memberikan motivasi bagi pegawai untuk turut aktif dalam proses perubahan.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 11.

(13) Di bidang penataan peraturan perundang-undangan, saat ini telah tersedia peta permasalahan peraturan perundangan yang diterbitkan Ristek dan LPNK Ristek. Peta tersebut salah satunya mengisyaratkan adanya ketidak-sinkronan peraturan perundangan yang diterbitkan Ristek dan LPNK Ristek dengan UU Keuangan Negara dan UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan penguatan SINas. Dengan demikian, tantangan yang masih dihadapi adalah perlunya upaya harmonisasi beberapa peraturan (seperti UU 18/2002 dgn UU17/2003 dan UU 25/2008 ; PP 20 dgn PP 23 , dan PP 35 PP dgn PP Perpajakan) yang belum sinkron. Di bidang penataan organisasi, sebagaimana yang telah dikemukakan di awal, telah dilaksanakan restrukturisasi organisasi yang dituangkan melalui Permen nomor 03/M/PER/VI/2010 tentang Organisasi dan Tatalaksana. Disamping itu, Kementerian Riset dan Teknologi juga telah memiliki organisasi yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana, pelayanan kepegawaian dan diklat, sesuai Permen nomor 03/M/PER/VI/2010 tentang Organisasi dan Tatalaksana. Namun demikian, terkait penataan organisasi, permasalahan yang masih dihadapi antara lain meliputi belum optimalnya fungsi unit kerja, khususnya pada level eselon III dan IV.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 12.

(14) Gambar 2. Struktur Organisasi Kementerian Riset dan Teknologi. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 13.

(15) Di bidang penataan tatalaksana, telah disusun SOP mulai level eselon I sampai dengan eselon IV. Sementara untuk pemanfaatan e-government di lingkungan Kementerian Riset, telah diaplikasikan Sistem Manajemen Persuratan (SMP), Sistem Manajemen Arsip (SMA), Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Sistem Informasi Keuangan (SIsKa), CPNS Online, dan Sistem Pemantauan K egiatan dan Anggaran - UKMP3. Namun demikian, diluar capaian di bidang penataan tatalaksana tersebut, masih terdapat 2 permasalahan yang akan segera ditindaklanjuti, yaitu permasalahan internal berupa business process dalam organisasi yang belum efisien dari sisi waktu (surat, arsip, dst) dan permasalahan external berupa adanya tuntutan agar segala proses yang bersinggungan dgn publik dilakukan secara transparan disertai ketersediaan mekanisme feedback. Di bidang penataan sistem manajemen SDM aparatur Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen terpenting di Kementerian Riset dan Teknologi yang berperan penting dalam mendukung keberhasilan kinerja. Saat ini, komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi adalah sebagai berikut: Tabel.1 Komposisi SDM Ristek berdasarkan Pendidikan Pendidikan S3 PNS. S2. S1. D4. D3. D1. SLTA. SLTP SD. JML. Jumlah (Org). 38. 111. 254. 2. 21. 2. 298. 62. 53. 841. %. 4,5. 13,2. 30,2. 0,2. 2,5. 0,2. 35,4. 7,4. 6,3. 100. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 14.

(16) Gambar 3. Komposisi SDM Ristek Berdasarkan Tingkat Pendidikan. 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0%. 35.4%. 30.2%. 30.0% 13.2%. 20.0% 10.0%. 4.5%. 7.4%. 0.2%. 2.5%. 0.2%. D4. D3. D1. 6.3%. 0.0% S3. S2. S1. SLTA. SLTP. SD. Pencapaian dibidang SDM salah satunya telah mulai dilakukan penataan system rekrutmen pegawai. Untuk pelaksanaannya, telah disusun Pedoman pengadaan CPNS, Sistem penerimaan CPNS Online, serta uji minat dan bakat sebagai persyaratan wawancara. Disamping itu, Kementerian Ristek juga telah memiliki uraian jabatan structural, Standar kompetensi jabatan secara umum, Penerapan Sistem Penilaian Kinerja melalui penandatanganan Kontrak Kinerja bagi Pejabat Eselon I dan II serta Sistem aplikasi online dgn BKN (NCSIS). Namun demikian, untuk mewujudkan SDM Ristek yang kompeten dan handal, masih terdapat beberapa area yang perlu mendapat pehatian serta membutuhkan penanganan segera, seperti: analisis jabatan belum disusun berdasarkan fungsi dan kompetensi sesungguhnya yang dipersyaratkan, analisis jabatan dan evaluasi jabatan belum digunakan sebagai informasi dalam menentukan formasi kebutuhan pegawai, Tupoksi belum dipahami secara utuh karena belum ada job description, belum tersedianya profil kompetensi jabatan, belum tersedianya sistem penilaian kinerja pegawai, sistem database yang belum sempurna/handal serta belum adanya identifikasi kebutuhan Diklat yang diperlukan bagi pegawai disamping sistem seleksi untuk mengikuti Diklat Teknis.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 15.

(17) Di bidang pelayanan publik, Kementerian Riset dan Teknologi telah melakukan assessment awal serta memiliki Hasil Evaluasi untuk Standard Pelayanan Minimal PP Iptek sebagai BLU. Namun demikian, secara umum Kualitas pelayanan publik masih belum dapat dikatakan optimal. Di bidang penguatan akuntabilitas kinerja, telah dilakukan upaya awal dengan ditetapkannya SK. No. 03/M/KP/I/2010 mengenai Rencana Strategis Kementerian Ristek. Disamping itu, dalam mengembangkan system manajemen kinerja organisasi, Kementerian Riset dan Teknologi telah menerapkan Sistem Pemantauan dan Pengendalian Program (UKMP3) yang ditetapkan melalui SK Menristek no 208/M/KP/VII/2010 ttg Tim Unit Kerja Menteri untuk Pemantauan dan Pengendalian Program. Disamping itu, menyadari pentingnya penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU), maka telah pula ditetapkan SK. No. 03/M/KP/I/2010 ttg Rencana Strategis Kementerian Ristek. Telah ditetapkan SK. No.241F/M/KP/IX/2010 ttg Penetapan IKU.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 16.

(18) II. TUJUAN Secara umum, tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi adalah dihasilkannya produktivitas yang tinggi dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban disertai integritas yang tinggi aparatur pelaksananya. Dalam bentuk sederhana, bahasa tujuan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar. 4. Target Perubahan Reformasi Birokrasi Ristek. Disamping tujuan umum, terdapat tujuan khusus yang ingin dicapai, yaitu terciptanya perubahan-perubahan di 8 (delapan) area reformasi yang meliputi: 1. Manajemen Perubahan: tujuan yang ingin dicapai adalah terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen konsistensi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai di Kementerian Riset dan Teknologi. 2. Penataan peraturan perundangan-undangan: tujuan yang ingin dicapai adalah tercapainya peraturan perundang-undangan yang harmonis dan sinkron disertai pelaksanaan yang efektif dan efisien.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 17.

(19) 3. Penataan dan penguatan organisasi: tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatnya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi serta terhindarkannya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi Penyempurnaan kinerja organisasi dan tata kerja Kementerian Riset dan Teknologi yang telah mengalami reorganisasi pada tahun 2010 yang lalu dan kini menghasilkan organisasi yang cerdas, ramping, kaya fungsi dengan semangat menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan antara satu unit dengan unit lainnya. Penyempurnaan kinerja organisasi dan tata kerja ini ditujukan untuk melahirkan budaya organisasi dan budaya kerja yang berorientasi pada peningkatan kinerja yang semakin membaik dalam perumusan kebijakan di bidang Iptek guna menciptakan hasil yang lebih berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan tanggungjawab yang diembannya 4. Penataan tatalaksana: tujuan yang ingin dicapai adalah terselenggaranya transparansi dan akuntabilitas proses penyelenggaraan pemerintah. Disarming itu perlu juga dipastikan terbangunnya sistem tata laksana yang efektif, efisien, dan transparan melalui penyempurnaan dan peningkatan peran ketatalaksanaan dengan melakukan penataan prosedur standar kerja yang implementatif guna mendukung kinerja lembaga dalam mengelola aktivitas sumber daya yang dimiliki baik sumber daya manusia (SDM), asset (intangible dan tangible) dan perangkat pendukung lainnya melalui proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta pelaporan sebagai upaya untuk melaksanakan pelayanan secara prima 5. Penataan sistem manajemen aparatur: tujuan yang ingin dicapai adalah terciptanya SDM aparatur yang memiliki kompetensi dan berkinerja tinggi. Melalui peningkatan kompetensi SDM ini diharapkan diperoleh SDM yang memiliki profesionalisme kerja dengan mengacu pada standar kompetensi minimal dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas (kejujuran, kesetiaan, komitmen) serta mengembangkan budaya kerja, nilai-nilai kerja dan perilaku positif 6. Penguatan pengawasan: tujuan yang ingin dicapai adalah tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif serta taat pada peraturan serta berjalannya pengelolaan keuangan negara yang andal dan terpercaya Penguatan pengawasan internal guna mewujudkan peningkatan kinerja lembaga dan peningkatan kepatuhan kode etik dan disiplin kerja bagi pegawai Kementerian Riset dan Teknologi. 7. Penguatan akuntabilitas kinerja: tujuan yang ingin dicapai adalah berjalannya sistem akuntabilitas kinerja organisasi yang efektif. 8. Peningkatan kualitas pelayanan publik: tujuan yang ingin dicapai adalah terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman,lebih baik dan lebih terjangkau. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 18.

(20) III. SASARAN Sasaran umum Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi adalah terjadinya perubahan pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set) serta sistem manajemen pemerintahan. Adapun sasaran secara khusus adalah perubahan kelembagaan (organisasi) menuju organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), perubahan budaya organisasi untuk mewujudkan birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi, perubahan ketatalaksanaan untuk mewujudkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai berupa regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif. Adapun di bidang SDM aparatur, hasil yang ingin dicapai adalah terciptanya SDM yang berintegritas, kompeten, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera Sasaran dan keluaran yang dihasilkan dari masing-masing area Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi adalah sebagai berikut: 1. Perubahan Kelembagaan (Organisasi) Guna mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), dilakukan evaluasi tupoksi untuk penajaman fungsi agar terciptanya organisasi dan tata kerja Kementerian Riset dan Teknologi yang lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas pemerintah dan pembangunan di bidang Iptek dengan memperhatikan tatakelola organisasi secara fungsional dengan mengedepankan tugas, fungsi dan kewenangan, serta struktur organisasi yang cerdas, ramping, dan kaya fungsi. 2011 • Evaluasi tupoksi organisasi. 2012 • Penajaman fungsi organisasi. 2014. 2013 • Sosialisasi fungsi. • Organisasi yang efektif dan efisien. 2. Perundang-undangan 2011 • Identifikasi Peraturan Perundangan Yang Tidak Harmonis. 2012 • Harmonisasi dan Sinkronisasi (PP 20 dan PP 35). 2014. 2013 • Deregulasi Peraturan. • RUU SiNas. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 19.

(21) 3. Tatalaksana Tersusun dan terlaksanakannya perangkat sistem, prosedur standar kerja yang jelas, tegas, transparan dan terukur dan sesuai dengan prinsip pemerintahan yang baik dan melakukan prinsip-prinsip e-gov dalam penyelenggaran pemerintahan. Dengan demikian akan tercapai peningkatan kinerja lembaga yang berkualitas, akuntabel, dan taat azas, yang ditunjukkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja dengan kategori Baik dan Laporan Keuangan dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), serta produk kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat dan sesuai prinsip – prinsip Good Governance. 2011 •Elektronisasi/ Digitalisasi dokumen penyelenggaraa n pemerintahan. 2012 •Publishing data dan informasi tentang Kementerian Ristek. 2014. 2013 •Pemanfaatan, perawatan dan pengembangan. •Pengembangan aplikasi dan basis data. 4. SDM Aparatur Tersusunnya kebijakan pembinaan SDM Kementerian Riset dan Teknologi dimulai dari tahap perencanaan, pengembangan karir (promosi, mutasi, rotasi, penugasan di luar unit kerja/lembaga, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi sampai purna tugas) dalam satu alur karir yang jelas, transparan, bebas dari KKN sehingga menghasilkan PNS dengan profesionalisme yang tinggi dan dapat dipercaya (akuntabel). Dalam hal ini perlu didukung oleh perangkat “Assesment Centre”, penegakan disiplin aparatur Kementerian Riset dan Teknologi dalam penetapan reward and punishment menuju pada remunerasi dan sistem informasi kepegawaian terpadu. 2011 • Penguatan unit kerja yang menangani pembinaan SDM Ristek. 2012. 2013. • Kajian Pembentukan Assesment Centre. • Pembentukan Assesment Centre. 2014 • Penguatan Assesment Centre. 5. Pengawasan Terjadinya peningkatan ketaatan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi serta meningkatkan peran aparat pengawasan intern pemerintah dalam melakukan penguatan sistem pengendalian itern, quality assurance. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 20.

(22) dan konsultasi atas pelayanan kepemerintahan sehingga menghasilkan kinerja organisasi yang excellent. 2011 • Membangun SPIP. 2012 • Menerapkan SPIP dan Peningkatan Peran APIP. 2014. 2013 • Menerapkan SPIP dan Peningkatan Peran APIP. • APIP sebagai quality assurance dalam program prioritas. 6. Akuntabilitas Tersusunnya indikator kinerja utama yang digunakan untuk menilai dan menentukan kinerja unit kerja di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi dalam dalam mengemban tugas, fungsi dan kewenangannya serta tersedianya sistem akuntabilitas kinerja yang digunakan dalam memantau dan mengevaluasi capaian kinerja unit kerja. 2011. 2012. • Model UKM P3. • Model UKM P3 berbasis elektronik. 2014. 2013 • Lakip berkategori baik. • Lakip berkategori baik. 7. Pelayanan Publik Puspiptek dan PP Iptek sebagai wahana litbang dan peragaan iptek 2011. 2012. • Penyusunan SPM di Puspiptek dan PP Iptek. • Implementasi. 2014. 2013 • Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pelayanan. • -Peningkatan peran stakeholder dalam pelayanan. 8. Mind Set dan Culture Set Aparatur Terciptanya budaya kerja yang menjunjung tinggi profesionalitas, pelayanan publik dan nilai-nilai moralitas yang tersirat dalam kode etika Pegawai Negeri Sipil.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 21.

(23) IV. AGENDA DAN PRIORITAS Secara umum, cetak biru pelaksanaaan reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi digambarkan sebagai berikut: Gambar. 5. Blue Print Pelaksanaan RB Ristek. Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi akan diwali dari aspek organisasi melalui kegiatan peninjauan kembali tupoksi lembaga. Kementerian Riset dan Teknologi telah melakukan restrukturisasi organisasi pada pertengahan tahun 2010 yang lalu. Untuk itu, yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan monitoring dan evaluasi untuk menilai kinerja struktur baru tersebut. Gambaran nyata kondisi organisasi hasil penilaian itu kemudian menjadi salah satu dasar dalam penajaman tugas pokok dan fungsi organisasi selanjutnya. Terkait dengan redefinisi visi dan misi organisasi, telah dilakukan review terhadap visi, misi hingga renstra lembaga pada tahun 2010. Proses restrukturisasi organisasi yang dilakukan pada pertengahan tahun 2010 dilakukan dengan pula mempertimbangkan berbagai aspek dan hasil evaluasi terhadap visi dan misi lembaga, yang pada akhirnya diharapkan menghasilkan struktur organisasi yang lebih sesuai dengan tuntutan kondisi terkini. Selanjutnya, menyangkut penataan SDM aparatur, kegiatan analisa jabatan yang diikuti kegiatan evaluasi jabatan sudah dilakukan. Pada tahun 2011 ini dilakukan ulang menggunakan pedoman Factor Evaluation System (FES) sebagai dasar dalam pemeringkatan jabatan (Job Grading). Sedangkan dalam aspek Tatalaksana sejak tahun 2007 telah dilakukan penyusunan proses bisnis utama.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 22.

(24) Capaian di ketiga aspek tersebut diatas diharapkan pada akhirnya bermuara dan menjadi ujung tombak dalam pencapaian profil tahun 2014, yaitu pada upaya penguatan aspek pengawasan, akuntabilitas kinerja serta peningkatan pelayanan publik melalui raihan opini WTP, nilai LAKIP serta kualitas pelayanan. Penguatan aspek pengawasan adalah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Disamping itu, melalui program penguatan akuntabilitas kinerja, Kementerian Ristek telah menetapkan target capaian nilai baik dari semula CC. Upaya pencapaian ini dilakukan diantaranya melalui elektronisasi sistem LAKIP yang terintegrasi ke semua unit kerja. Lebih lanjut, upaya perbaikan akan dilakukan pada aspek pelayanan publik yaitu melalui pembenahan dan peningkatan pelayanan yang oleh unit kerja terkait. Berdasarkan cetak biru tersebut serta dengan mengacu pada uraian rinci tentang program dan kegiatan reformasi birokrasi sebagaimana yang telah disampaikan pada bagian terdahulu, maka ditetapkan prioritas program dan kegiatan dalam reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi adalah sebagai berikut: 1. Penyelarasan fungsi-fungsi eksisting melalui penataan proses bisnis pada setiap unit kerja guna menghindari adanya tumpang tindih tupoksi antar unit kerja, sesuai dengan Permen.PAN & RB Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana (Business Process). Restrukturisasi yang telah dilakukan didasari pada semangat menciptakan struktur yang ramping dan kaya fungsi. Guna mewujudkan hal ini, penajaman fungsi dan tugas pokok menjadi agenda utama dalam reformasi birokrasi. Kegiatan ini menjadi prioritas utama karena berdasarkan cetak biru reformasi birokrasi yang ditetapkan di Kementerian Ristek, aspek ini akan menjadi prime mover (penggerak utama) – dengan kata lain, keberhasilan di program lain akan sangat dipengaruhi oleh kondisi awal di aspek ini. 2. Penataan SDM Aparatur. Agenda reformasi di area ini diarahkan utamanya untuk mewujudkan peningkatan disiplin pegawai, pengembangan kompetensi dan Penyempurnaan sistem E-recruitment (audit sistem Erecruitment). Sebagai salah satu dari empat komponen utama agenda reformasi birokrasi yang dilaksanakan di Kementerian Riset Dan Teknologi, penataan/reformasi di bidang sumber daya manusia memegang peranan yang penting mengingat SDM adalah aktor utama yang melaksanakan reformasi birokrasi sekaligus menjadi obyek reformasi birokrasi. Disamping menetapkan prioritas program, hal penting lainnya dari penyusunan roadmap ini adalah bagaimana sejumlah program dan kegiatan yang telah direncanakan saling berkaitan satu sama lain dan dalam milestone tertentu secara bersama mampu mendukung perubahan yang akan dituju. Dari sini terlihat bahwa pelaksanaan satu program/kegiatan tidak dapat terlepas dari program/kegiatan lain. Untuk itu sangat penting dalam proposal ini disampaikan penjelasan bagaimana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan saling berkaitan satu sama lain. Integrasi antar program dan kegiatan Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan teknologi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 23.

(25) Gambar. 6. Integrasi antar program dan kegiatan Reformasi Birokrasi. Berbagai langkah reformasi birokrasi yang mencakup program, kegiatan hingga tahapan sebagaimana dijelaskan dalam bagian terdahulu yang dilakukan di Kementerian Riset dan Teknologi merupakan program yang melembaga, berkesinambungan, dan diharapkan bergulir terus tanpa kehilangan momentum reformasi. Untuk itu, guna mendukung program tersebut, Pimpinan Kementerian Riset dan Teknologi telah sepakat untuk memegang komitmen yang kuat agar program reformasi ini dapat bergulir sehingga akan dilahirkan birokrasi yang efisien dan profesional.. V. TENAGA PELAKSANA Kegiatan Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi yang dibentuk melalui Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 207/M/Kp/VII/2010 tanggal 28 Juli 2010 yang telah dirubah dengan SK Menegristek nomor 232/M/Kp/VII/2011. Pengorganisasian Tim Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi mengacu pada Peraturan Menpan nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi. Dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan dan sasaran reformasi birokrasi, maka pengelolaan dan pelaksanaan program reformasi birokrasi disesuaikan dengan peran dan fungsi aparatur masing-masing anggota tim. Berikut adalah tenaga pelaksana Reformasi Birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi serta tanggungjawab program yang diemban:. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 24.

(26) Nama / Jabatan. Jabatan Dlm Tim. Email. Tanggungjawab Pelaksanaan Program RB. Dr. Mulyanto Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi. Ketua. mulyanto63@ristek.go.id. Manajemen Perubahan. Ir. Hari Purwanto, Msc, DIC Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Kemananan. Wakil Ketua. harip@ristek.go.id. Penataan dan Penguatan Organisasi. Mujianto Kepala Biro Umum. Sekretaris. muji@ristek.go.id. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur. Dr. Eng. Hotmatua Daulay, M. Eng. B.Eng Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah. Wakil Sekretaris. hdaulay@ristek.go.id. Manajemen Perubahan. Dr. Ir. Anny Sulaswatty, M.Eng Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat. Anggota. anny-s@ristek.go.id. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Marsudi, SE Inspektur. Anggota. marsudi@ristek.go.id. Penguatan Pengawasan. Ir. Farid A Binaruno, M.Eng Tenaga Ahli Kementerian Bidang Perencana. Anggota. farid@ristek.go.id. Quick Wins. Dadit Herdikiagung, SH, M.Soc.Sc Asisten Deputi Legislasi IPTEK. Anggota. dadit@ristek.go.id. Penataan Peraturan Perundangundangan. Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng Asisten Deputi Investasi IPTEK. Anggota. apuji@ristek.go.id. Penataan Tatalaksana. Ir. Ahmad Dading Gunadi, MA Asisten Deputi Relevansi Program Riset IPTEK. Anggota. dading@ristek.go.id. Penataan dan Penguatan Organisasi. Drs. Edie Prihantoro, M.Sc Asisten Deputi Iptek Industri Besar. Anggota. edie_pri@ristek.go.id. Penataan Peraturan Perundangundangan. Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M. Sc Kepala Biro Perencanaan. Anggota. didik@ristek.go.id. Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Djaswadin, SH, M.Si Kepala Bagian Hukum. Anggota. wadin@ristek.go.id. Penataan Peraturan Perundangundangan. Ir. Nasrudin Irawan, M.Env.Stud. Kepala Bagian SDM & Organisasi. Anggota. nasrudin@ristek.go.id. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur. Juhartono, M.Eng Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan. Anggota. juhartono@ristek.go.id. Penataan Tatalaksana. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 25.

(27) Nama / Jabatan. Jabatan Dlm Tim. Email. Tanggungjawab Pelaksanaan Program RB. Dr. Drs. Yohan, M.Si Kepala Bidang Program, Asdep Kompetensi Kelembagaan. Anggota. ytiara@ristek.go.id. Penataan dan Penguatan Organisasi. Drs. Endang Wahyudi Kepala Bagian Monitoring dan Evaluasi. Anggota. endwahyu@ristek.go.id. Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc.Eng Kepala Bidang Riptek Industri Manufaktur, Asdep Produktivitas Riset Iptek Industri. Anggota. hendro@ristek.go.id. Penguatan Pengawasan. Dadan Nugraha, S.Si, MT Kepala Sub Bidang Perancangan, Bid. Perancangan dan Pemberdayaan. Anggota. dadan_n@ristek.go.id. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Ardiani Damaryanti, S.P., M.S.E., M.Pub.Pol Kepala Sub Bidang Analisis, Bidang Perkembangan Kebijakan Strategis, Asdep Relevansi Kebijakan Riset Iptek. Anggota. ardiani@ristek.go.id. Quick Wins. Irmawati, SKM, M.Epid Kepala Sub Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang, Bidang Analisis, Asdep Kompetensi Kelembagaan. Anggota. irmawati@ristek.go.id. Quick Wins. Totok Suhartanto, SE Kepala Sub Bagian Pengembangan Pegawai, Bagian SDMO, Biro Umum. Anggota. totok@ristek.go.id. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur. Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi sebagaimana dimaksud diatas, merupakan Tim Inti dalam merumuskan grand design dan menyusun rencana dan program pelaksanaan reformasi birokrasi. Namun dalam prakteknya, implementasi reformasi birokrasi akan melibatkan tim manajemen perubahan serta staf di semua unit kerja di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi.. VI. ANGGARAN Perkiraan alokasi kebutuhan anggaran yang berkaitan dengan tunjangan kinerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. kebutuhan anggaran untuk pembiayaan tunjangan kinerja jabatan struktural dari eselon I sampai dengan eselon IV yang berjumlah 238 pejabat, untuk 1 tahun anggaran diperlukan sebesar Rp. 31.317.520.000,-. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 26.

(28) 2. kebutuhan anggaran untuk pembiayaan tunjangan kinerja jabatan fungsional dari eselon I yang berjumlah 576 pemangku, untuk 1 tahun anggaran diperlukan sebesar Rp. 26.950.040.000,3. sehingga total anggaran yang dibutuhkan untuk tunjangan kinerja adalah sebesar Rp. 58.267.560.000,Melihat perkembangan RB Ristek hingga saat ini, diperkirakan capaiannya adalah sebesar 70%, sehingga kebutuhan anggaran tunjangan kinerja pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 40.787.292.000,- (70% x Rp 58.267.560.000,-) akan diperoleh dari optimalisasi DIPA 2011 Kementerian Riset dan Teknologi: 1. penghematan anggaran 10% sebesar Rp. 21.640.000.000,2. penghematan belanja jasa profesi sebesar Rp. 7.000.000.000,3. penghematan belanja perjalanan dinas sebesar Rp. 12.147.292.000,Selanjutnya apabila anggaran tunjangan kinerja dibebankan pada tahun 2012, maka kebutuhan tersebut telah diusulkan dalam alokasi pagu anggaran 2012 Kementerian Riset dan Teknologi. Agenda reformasi birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi mencakup kedalam 8 area/bidang perubahan, yakni Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang-undangan, Penataan Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Dengan demikian garis besar rencana anggaran Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tersusun bagi terlaksananya Reformasi Birokrasi pada ke 8 bidang tersebut. Perkiraan besarnya anggaran setiap tahun untuk ke 8 bidang tersebut adalah ditunjukan oleh Tabel Rancangan Anggaran Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Riset dan Teknologi 2011 – 2014 berikut: Tabel. 2 Rancangan Anggaran Pelaksanaan RB Ristek 2011-2014 PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN. 2011 900,000,000. 2012 500,000,000. PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENATAAN PENGUATAN ORGANISASI PENATAAN TATALAKSANA. -. 50,000,000. 50,000,000. -. 100,000,000. 50,000,000. -. -. -. 50,000,000. 50,000,000. -. -. -. 50,000,000. 100,000,000. 400,000,000. 300,000,000. 100,000,000. 100,000,000. -. -. 200,000,000. 300,000,000. 300,000,000. 300,000,000. -. 900,000,000. 50,000,000. -. -. -. 50,000,000. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR PENGUATAAN PENGAWASAN PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA PENINGKATAN KUALITAS. 2013 2014 350,000,000 250,000,000. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Jumlah 1,650,000,000. - 1,150,000,000. Halaman 27.

(29) PROGRAM PELAYANAN PUBLIK MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN QUICK WINS Jumlah. 2011. 2012 -. 225,000,000. -. 150,000,000. 2013. 2014. Jumlah. 50,000,000 375,000,000 -. -. 650,000,000 150,000,000. 1,550,000,000 1,725,000,000 1,050,000,000 625,000,000 4,950,000,000. [Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 28.

(30) ROADMAP REFORMASI BIROKRASI. KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Sekretariat: Kementerian Riset dan Teknologi Lat. 5 Gedung II BPP Teknologi Jl. MH Thamrin 8, Jakarta 10340.

(31) ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI A. Ringkasan Eksekutif Tuntutan perubahan yang dihadapi Kementerian Riset dan Teknologi sejalan dengan semakin besarnya tantangan dan semakin cepatnya perubahan eksternal khususnya yang berkaitan dengan pengembangan kebijakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) telah memaksa Kementerian Riset dan Teknologi untuk segera menjalankan reformasi birokrasi di lembaganya. Upaya mengantisipasi berbagai tantangan internal dan eksternal ini dilakukan dengan melakukan pembenahan di tiga area utama, yaitu tata organisasi, tatalaksana serta sumberdaya manusia (SDM). Dengan dikeluarkannya Permenpan nomor: PER/04/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi, langkah reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi semakin tertata. Dengan mengacu pada panduan yang dikeluarkan tersebut, ditetapkan tujuan reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi adalah dihasilkannya produktivitas dan integritas yang tinggi disertai tanggungjawab dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh segenap aparatur pelaksana. Sementara sasarannya terbagi kedalam delapan area perubahan yang menjadi focus dalam reformasi birokrasi. Delapan area perubahan yang dimaksud meliputi organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumberdaya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik dan mindset serta culture-set aparatur. Sejak tahun 2010 Kementerian Riset dan Teknologi telah mulai melaksanakan agenda-agenda reformasi birokrasi. Walaupun belum menyeluruh dan tertata dengan sangat baik, perubahan-perubahan telah dilaksanakan di delapan area perubahan sebagaimana tersebut diatas. Di bidang organisasi, pada tahun 2010 telah dilakukan restrukturisasi yang menjadikan struktur lembaga menjadi lebih kaya fungsi dan sesuai dengan tantangan perkembangan Iptek terkini. Kini, diperlukan strategi dan upaya sistematis agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat berjalan secara optimal. Dalam hal tatalaksana, Kementerian Riset dan Teknologi masih harus melakukan banyak pembenahan di area proses bisnis hingga. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 1.

(32) dapat mewujudkan kinerja organisasi yang lebih efisien dan efektif. Namun demikian, berbagai SOP telah disusun dan menjadi pedoman pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Berkaitan dengan aspek pengelolaan sumberdaya manusia (SDM), telah dilakukan berbagai upaya guna menciptakan aparatur Negara yang kompeten, kredibel dan bebas KKN, yang salah satunya diwujudkan dengan pelaksanaan rekrutmen yang transparan dengan memanfaatkan teknolgi informasi. Kedepannya, pembenahan akan terus dilakukan, salah satunya adalah menciptakan system baru dalam reward dan punishment. Sementara di bidang pengawasan, SPIP telah diterapkan, namun masih diperlukan upaya penguatan unit kerja pengawasan dan sistem yang menyertainya. Mengacu pada kondisi birokrasi terkini sebagaimana tersebut diatas, Kementerian Riset dan Teknologi memiliki gagasan untuk melaksanakan reformasi birokrasi dengan mempertimbangkan aspek efesiensi, efektivitas, akuntabilitas sesuai kemampuan, serta sejumlah permasalahan yang dihadapi. Reformasi yang dilaksanakan di delapan area perubahan dijabarkan dalam dokumen usulan dan Roadmap. Area perubahan selanjutnya disebut sebagai program. Setiap program terdiri dari beberapa kegiatan. Secara total, dalam delapan program terdapat 27 kegiatan. Roadmap juga akan menyajikan detil setiap kegiatan yang menyangkut rencana dan waktu pelaksanaan,kriteria keberhasilan, anggaran serta tenaga pelaksana dan penanggungjawab kegiatan. Secara umum, masing-masing delapan area perubahan memiliki tujuan spesifik. Program Manajemen Perubahan bertujuan membangun kesamaan persepsi, komitmen konsistensi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai di Kementerian Riset dan Teknologi. Program Penataan peraturan perundangan-undangan bertujuan mewujudkan peraturan perundang-undangan yang harmonis dan sinkron disertai pelaksanaan yang efektif dan efisien. Program Penataan dan penguatan organisasi: bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi serta terhindarkannya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi. Program Penataan tatalaksana bertujuan mewujudkan transparansi dan akuntabilitas proses penyelenggaraan pemerintah. Program Penataan sistem manajemen aparatur bertujuan menciptakan SDM aparatur yang memiliki kompetensi dan berkinerja tinggi. Program Penguatan pengawasan diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif serta taat pada peraturan serta berjalannya pengelolaan keuangan negara yang andal dan terpercaya. Program Penguatan akuntabilitas kinerja bertujuan untuk mewujudkan berjalannya sistem akuntabilitas kinerja organisasi yang efektif. Program Peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan mewujudkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman,lebih baik dan lebih terjangkau.. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 2.

(33) Garis besar rencana anggaran Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tersusun bagi terlaksananya Reformasi Birokrasi pada kedelapan area perubahan. Perkiraan total besarnya anggaran hingga tahun 2014 untuk kedelapan area perubahan tersebut adalah sebesar Rp. 4.950.000.000,- (empat miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah). Sementara dari segi waktu pelaksanaan, keseluruhan tahapan kerja dalam delapan program reformasi birokrasi dilaksanakan dalam kurun waktu 2010 hingga 2014. Pelaksanaan tahapan kerja Berbagai langkah reformasi sebagaimana dijelaskan dalam roadmap ini yang dilakukan di Kementerian Riset dan Teknologi merupakan program yang melembaga, berkesinambungan, dan diharapkan bergulir terus tanpa kehilangan momentum reformasi. Untuk itu, guna mendukung program tersebut, Pimpinan Kementerian Riset dan Teknologi telah sepakat untuk memegang komitmen yang kuat agar program reformasi ini dapat bergulir sehingga akan dilahirkan birokrasi yang efisien dan professional.. B. Pendahuluan Sebagaimana sebagian besar lembaga publik di Indonesia, tak terkecuali Kementerian Riset dan Teknologi, saat ini dihadapkan pada isu penting dalam administrasi publik berupa hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi, karena birokrasi dianggap korup dan tidak sehat. Salah satu bukti hilangnya kepercayaan ini adalah rendahnya kontribusi Iptek secara agregat terhadap perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pemanfaatkan hasilhasil teknologi di industri maupun masyarakat luas secara umum. Kondisi Birokrasi yang kurang sehat ini salah satunya dapat dilihat dari struktur organisasi yang cenderung besar (gemuk). Disamping itu, beberapa kondisi lain juga dapat teridentifikasi, diantaranya: profesionalisme aparatur masih rendah, segi penganggaran yang cukup menyedot dana besar, sistem pelayanan kepada publik belum optimal, biaya mahal dan memakan waktu lama, pelaksanaan pengadaan barang masih dilakukan secara manual dan tidak transparan, serta perencanaan penganggaran masih belum teritegrasi. Secara lebih spesifik, permasalahan yang dihadapi Kementerian Riset dan Teknologi terkait tatakelola kepemerintahan guna mewujudkan misinya sebagai lembaga pembuat kebijakan Iptek di Indonesia digolongkan kedalam empat area utama, yaitu permasalahan di aspek organisasi, tatalaksana, sumberdaya manusia dan aspek pengawasan.. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 3.

(34) Di bidang organisasi, Kementerian Riset dan Teknologi masih dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan organisasi yang ramping, sarat fungsi dan setiap unit kerjanya dapat bersinergi dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pada tahun 2010 yang lalu, telah dilakukan restrukturisasi yang menjadikan struktur lembaga menjadi lebih kaya fungsi dan sesuai dengan tantangan perkembangan Iptek terkini. Namun demikian, hingga kini pelaksanaan tugas pokok dan fungsi belum dapat berjalan secara optimal. Masih diperlukan upaya terstruktur guna mewujudkan penajaman fungsi dan tugas pokok. Dalam hal tatalaksana, Kementerian Riset dan Teknologi masih harus melakukan banyak pembenahan di area proses bisnis hingga dapat mewujudkan kinerja organisasi yang lebih efisien dan efektif. Pembenahan proses bisnis ini juga harus ditunjang oleh kelengkapan Standard Operational Procedure yang lengkap guna menjamin keakuratan proses bisnis yang dilakukan. Dalam hal pengelolaan sumberdaya manusia (SDM), masih banyak upaya-upaya yang harus dilakukan guna menciptakan aparatur Negara yang kompeten, kredibel dan bebas KKN. Pembenahan akan dilakukan di semua lini, mulai dari rekruitmen, pengelolaan pegawai sebagai asset organisasi, hingga menciptakan system baru dalam reward dan punishment. Sementara itu, di bidang pengawasan, diperlukan penguatan unit kerja pengawasan disertai system yang menyertainya. Mengacu pada serangkaian permasalahan yang telah dikemukakan tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi memiliki gagasan untuk melaksanakan reformasi birokrasi dengan mempertimbangkan aspek efesiensi, efektivitas, akuntabilitas sesuai kemampuan, dan sejumlah permasalahan yang dihadapi. Implementasi reformasi birokrasi merupakan langkah sistematis untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan secara lebih baik menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Implementasi reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi diarahkan kepada penyelesaian berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lemahnya birokrasi dari beberapa aspek meliputi manajemen sumber daya aparatur, struktur organisasi dengan mempertajam fungsi unit-unit kerja yang ada, sistem pelayanan publik, sistem pengawasan, akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan lembaga yang masih bersifat konvensional dan manual.. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 4.

(35) C. Konsolidasi Rencana Aksi Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi C.1. PENCAPAIAN Cikal bakal pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi telah mulai dilaksanakan pada tahun 2009. Yang menjadi landasan awal perubahan dan reformasi pada saat itu adalah terbitnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi. Di masa tersebut, reformasi diawali dengan dilaksanakannya restrukturisasi organisasi Kementerian Riset dan Teknologi pada akhir Desember 2009 yang dimaksudkan untuk membentuk sebuah struktur organisasi yang ramping, kaya fungsi serta mampu beradaptasi secara cepat dengan perubahan yang terjadi. Selanjutnya, berbagai upaya telah ditempuh sebagai awal langkah reformasi. Upaya-upaya yang telah ditempuh ini akan dijelaskan sebagaimana berikut dengan mengacu pada delapan area perubahan yang disyaratkan sebagai bagian dari reformasi birokrasi. Di bidang manajemen perubahan, reformasi dilaksanakan untuk mewujudkan terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen konsistesi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai di Kementerian Riset dan Teknologi. Langkah awal yang telah ditempuh adalah dibuatnya komitmen pelaksanaan reformasi birokrasi yang dijabarkan ke dalam SK Menegristek 207/M/Kp/VII/2010 tanggal 28 Juli 2010 yang telah dirubah dengan SK Menegristek nomor 232/M/Kp/VII/2011 tanggal 20 Juli 2011 tentang Perubahan Tim Reformasi Birokrasi Kemenristek. Disamping itu, di tingkat operasional, komitmen ini ditindaklanjuti dengan ditetapkan PMO Manajemen Perubahan melalui SK Ketua Tim Pelaksana RB Nomor 01/RB/KP/VII/2011 tanggal 21 Juli 2011 tentang Pembentukan Tim Program Managemen Office (PMO) Manajemen Perubahan Kementerian Riset dan Teknologi Lebih lanjut, telah dilaksanakan Launching Reformasi Birokrasi Ristek tanggal 28 Oktober 2010 yang dihadiri oleh seluruh pegawai Ristek dan perwakilan dari LPNK dan BKN. Acara launching ini merupakan tonggak awal kesatuan komitmen seluruh pegawai di Kementerian Riset dan Teknologi untuk mewujudkan organisasi yang akuntabel, transparan dan handal. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 5.

(36) Launching reformasi birokrasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya Dialog Terbuka RB di Kementerian Ristek pada tanggal 18 Mei 2011 dan di Puspiptek Serpong pada tanggal 1 Juni 2011 yang dihadiri oleh seluruh pegawai Kementerian Riset dan Teknologi. Pada acara ini, dilakukan diskusi interaktif antara pegawai dengan tim reformasi birokrasi. Diluar capaian-capaian tersebut, masih banyak kendala yang harus segera ditangani sebagai bagian dari reformasi birokrasi yang akan dilaksanakan. Beberapa kendala tersebut antara lain masih adanya resistensi terhadap perubahan di banyak kalangan yang menyebabkan reformasi tidak dapat berjalan dengan cepat sertã belum adanya kesamaan persepsi diantara seluruh pegawai tentang semangat reformasi birokrasi. Untuk butir kedua, salah satu penyebabnya ditengarai adalah masih kurangnya sosialisasi yang dilaksanakan serta belum ditetapkannya strategi sosialisasi yang mampu memberikan motivasi bagi pegawai untuk turut aktif dalam proses perubahan. Di bidang penataan peraturan perundang-undangan, saat ini telah tersedia peta permasalahan peraturan perundangan yang diterbitkan oleh Kementerian Ristek. Peta tersebut salah satunya mengisyaratkan adanya ketidaksinkronan peraturan perundangan yang diterbitkan oleh Kementerian Ristek dengan UU Keuangan Negara dan UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan penguatan SINas. Dengan demikian, tantangan yang masih dihadapi adalah diperlukannya upaya harmonisasi beberapa peraturan (seperti UU 18/2002 dgn UU17/2003 dan UU 25/2008; PP 20 dgn PP 23 , dan PP 35 PP dgn PP Perpajakan) yang belum sinkron. Di bidang penataan organisasi, sebagaimana yang telah dikemukakan di awal, telah dilaksanakan restrukturisasi organisasi yang dituangkan melalui Permen nomor 03/M/PER/VI/2010 tentang Organisasi dan Tatalaksana. Disamping itu, Kementerian Riset dan Teknologi juga telah memiliki organisasi yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana, pelayanan kepegawaian dan diklat sesuai Permen nomor 03/M/PER/VI/2010 tentang Organisasi dan Tatalaksana. Namun demikian, terkait penataan organisasi, permasalahan yang masih dihadapi antara lain belum optimalnya fungsi unit kerja, khususnya pada level eselon III dan IV. Di bidang penataan tatalaksana, telah disusun SOP struktural untuk eselon I sampai dengan eselon IV. Sementara untuk pemanfaatan e-government di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi, telah diaplikasikan Sistem Manajemen Persuratan (SMP), Sistem Manajemen Arsip (SMA), Layanan. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 6.

(37) Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Sistem Informasi Keuangan (SIsKa), CPNS Online, dan Sistem Pemantauan Kegiatan dan Anggaran - UKMP3. Namun demikian, diluar capaian di bidang penataan tatalaksana tersebut, masih terdapat dua permasalahan yang akan segera ditindaklanjuti, yaitu permasalahan internal berupa business process dalam organisasi yang belum efisien dari sisi waktu (persuratan, pengarsipan) dan permasalahan external berupa adanya tuntutan agar segala proses yang bersinggungan dengan publik dilakukan secara transparan disertai ketersediaan mekanisme feedback. Di bidang penataan sistem manajemen SDM aparatur, salah satunya telah mulai dilakukan penataan system rekrutmen pegawai. Untuk pelaksanaannya, telah disusun Pedoman pengadaan CPNS, Sistem penerimaan CPNS Online, serta uji minat dan bakat sebagai persyaratan wawancara. Disamping itu, Kementerian Ristek juga telah memiliki uraian jabatan structural, Standar kompetensi jabatan secara umum, Penerapan Sistem Penilaian Kinerja melalui penandatanganan Kontrak Kinerja bagi Pejabat Eselon I dan II serta Sistem aplikasi online dgn BKN (NCSIS). Akan tetapi, untuk mewujudkan SDM Ristek yang kompeten dan handal, masih terdapat beberapa area yang perlu mendapat perhatian serius serta membutuhkan penanganan segera, seperti: analisis jabatan yang belum disusun berdasarkan fungsi dan kompetensi sesungguhnya yang dipersyaratkan, analisis jabatan dan evaluasi jabatan belum digunakan sebagai informasi dalam menentukan formasi kebutuhan pegawai, tupoksi (tugas pokok dan fungsi) belum dipahami secara utuh karena belum ada job description, belum tersedianya profil kompetensi jabatan, belum tersedianya sistem penilaian kinerja pegawai, sistem database yang belum sempurna/handal serta belum adanya identifikasi kebutuhan Diklat yang diperlukan bagi pegawai disamping sistem seleksi untuk mengikuti Diklat Teknis. Di bidang pelayanan publik, Kementerian Riset dan Teknologi telah melakukan assessment awal serta memiliki Hasil Evaluasi untuk Standard Pelayanan Minimal (SPM) PP Iptek sebagai BLU. Namun demikian, secara umum Kualitas pelayanan publik masih belum dapat dikatakan optimal. Salah satunya adalah belum lengkapnya SPM untuk unit kerja lain yang juga bertanggungjawab terhadap pelayanan publik, seperti Puspiptek dan unit kerja yang bertanggung jawab dalam tupoksi pelaksanaan kegiatan riset oleh seluruh stakeholder. Di bidang penguatan akuntabilitas kinerja, telah dilakukan upaya awal dalam menjabarkan visi-misi lembaga dengan ditetapkannya SK. No. 03/M/KP/I/2010 mengenai Rencana Strategis Kementerian Ristek. Disamping itu, dalam mengembangkan system manajemen kinerja organisasi, Kementerian Riset dan. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 7.

(38) Teknologi telah menerapkan Sistem Pemantauan dan Pengendalian Program (UKMP3) yang ditetapkan melalui SK Menristek no 208/M/KP/VII/2010 tentang Tim Unit Kerja Menteri untuk Pemantauan dan Pengendalian Program. Disamping itu, menyadari pentingnya penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU), maka telah pula ditetapkan SK. No. 03/M/KP/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Ristek dan SK. No.241F/M/KP/IX/2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU). Diluar beberapa pencapaian terkait penguatan akuntabilitas kinerja tersebut, permasalahan yang masih tersisa antara lain belum terukurnya seluruh kinerja organisasi yang salah satunya ditandai dengan belum adanya system yang mampu mengantisipasi pengukuran secara menyeluruh kinerja di semua lini. Dengan mengacu pada sejumlah permasalahan sebagaimana dikemukakan diatas, maka program Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi diarahkan pada berbagai area perubahan melalui rencana tindak yang dibahas secara detil pada bagian berikut ini.. C.2.. Rencana, Kriteria Keberhasilan, Waktu Pelaksanaan & Tahapan Kerja, Penanggungjawab dan Anggaran di Delapan Program Reformasi. Bagian berikut ini akan menjelaskan secara rinci tentang rencana (program dan kegiatan), kriteria keberhasilan, jadwal kerja, waktu pelaksanaan & tahapan kerja, penanggungjawab dan rencana anggaran terkait rencana aksi yang ditetapkan di delapan area perubahan.. 1.. MANAJEMEN PERUBAHAN. Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk mengubah secara sistematis dan konsisten sistem dan mekanisme kerja organisasi, pola pikir dan budaya kerja individu serta unit kerja di Kementerian Riset dan Teknologi hingga menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran reformasi birokrasi. Secara umum, target, kegiatan serta indikator kinerja dari program Manajemen Perubahan disampaikan dalam tabel sebagai berikut.. NO 1.. PROGRAM/ KEGIATAN Pembentukan tim manajemen perubahan Ristek yang terdiri dari para. OUTPUT Terbentuknya tim manajemen perubahan Kementerian/. TAHAPAN KERJA Penyusunan (pembentukan) Tim Revisi Tim. JADWAL. KRITERIA KEBERHASILAN. Oktober 2010. SK Menteri. Juni 2011. Draft SK Menteri. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. OUTCOMES Terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen konsistesi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program. Halaman 8.

(39) NO. 2.. PROGRAM/ KEGIATAN agen perubahan. Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi Ristek termasuk rencana implementasinya. OUTPUT. TAHAPAN KERJA. JADWAL. Lembaga. Tersedianya dokumen strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi Kementerian/Lembaga. KRITERIA KEBERHASILAN. Penyusunan Tugastugas Tim. Juni 2011. Draft SK Menteri. Pembentukan Tim. Juni 2011. SK Menteri. Sosialisasi Tim. Juli 2011. Pemahaman Tim Kerja. Tim sudah melaksanakan tugas. Oktober 2010 sekarang. Laporan kemajuan Tim Kerja. Pemetaan terhadap pemangku kepentingan dan melakukan asesmen atas pengaruh perubahan masingmasing pemangku kepentingan. Oktober 2010 – Juni 2011. Dokumen Identifikasi terhadap pemangku kepentingan dan pengaruh perubahan masing-masing pemangku kepentingan. Asesmen kesiapan perubahan, termasuk didalamnya identifikasi terhadap penolakan perubahan. Mei dan Juni 2011. Dokumen Analisis kesiapan perubahan. Asesmen terhadap tingkat partisipasi/ dukungan para pemangku kepentingan dan kebutuhan akan komunikasi untuk manajemen perubahan termasuk mengidentifikasi-kan penolakan terhadap perubahan. Juni 2011. Dokumen Analisis tingkat partisipasi dan bentuk komunikasi pemangku kepentingan. Asesmen terhadap organisasi , termasuk struktur, peran (roles), dan tanggungjawabnya. 2010. Dokumen Kajian Organisasi. Asesmen terhadap kemampuan/ kapabilitas dan skills organisasi untuk melaksanakan perubahan. 2011. Dokumen Kajian Kemampuan dan Keahlian Organisasi. Penyusunan strategi manajemen perubahan, rencana dan aktivitas manajemen perubahan. Juni 2011. Dokumen Strategi Manajemen Perubahan. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. OUTCOMES dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai pada Kementerian/Lembaga. Halaman 9.

(40) NO. 3.. PROGRAM/ KEGIATAN. Sosialisasi dan Internalisasi Perubahan. OUTPUT. Terselenggaranya sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi. TAHAPAN KERJA. JADWAL. KRITERIA KEBERHASILAN. Penyusunan strategi dan rencana komunikasi. Juni 2011. Dokumen Strategi Komunikasi. Melakukan sosialisasi manajemen. Oktober 2010. Peningkatan kesadaran pegawai akan pentingnya perubahan. Mengimplementasikan strategi, rencana dan aktivitas manajemen perubahan, termasuk tetap melakukan asesmen secara berkelanjutan terhadap pengarah perubahan pada masing-masing kelompok pemangku. 2011, 2012, 2013, 2014. Mengimplementasikan strategi, rencana dan aktivitas komunikasi agar para pemangku kepentingan secara aktif terlibat, merasa memiliki proses perubahan dan mendorong perilaku dan pola pikir baru yang diharapkan dari proses perubahan serta mengurangi penolakan terhadap perubahan. 2011, 2012, 2013, 2014. Mengimplementasikan struktur organisasi yang baru, termasuk peran dan tanggungjawabnya yang baru untuk mendukung. Juni 2010. Mengimplementasikan strategi dan rencana dan aktivitas pelatihan untuk membekali para staf menjalani periode transisi dengan baik dan mengurangi penolakan. September 2011. OUTCOMES. SK Menegristek tentang Pengangkatan Pejabat. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 10.

(41) NO. PROGRAM/ KEGIATAN. OUTPUT. TAHAPAN KERJA. JADWAL. Mengintegrasikan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi dengan program dan kegiatan reformasi birokrasi sesuai roadmap reformasi birokrasi. September 2011. Memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui asistensi dan fasilitasi yang diperlukan untuk membentuk keterampilan, nilai-nilai, perilaku dan pola pikir baru (termasuk budaya kerja atau budaya organisasi yang baru) yang diharapkan. September 2011. KRITERIA KEBERHASILAN. OUTCOMES. Mengimplementasikan manfaat yang telah dirumuskan agar perubahan dapat dirasakan secara positif oleh pemangku kepentingan. Program Manajemen Perubahan memiliki 3 kegiatan yaitu: Pembentukan tim manajemen perubahan Ristek yang terdiri dari para agen perubahan, Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi Ristek termasuk rencana implementasinya serta Sosialisasi dan Internalisasi Perubahan. 1.1. Kegiatan pembentukan tim manajemen perubahan Ristek yang terdiri dari para agen perubahan memiliki tahapan kerja sebagai berikut:  Penyusunan Tim, akan dilakukan pada bulan Juni 2011 dengan kriteria keberhasilan berupa dihasilkannya Draft SK Menteri.  Penyusunan Tugas-tugas Tim, akan dilakukan pada bulan Juni 2011 dengan kriteria keberhasilan dihasilkannya Draft SK Menteri  Pembentukan Tim akan dilakukan pada bulan Juni 2011 dengan kriteria keberhasilan dihasilkannya SK Menteri  Sosialisasi Tim akan dilakukan pada bulan Juni 2011 dengan kriteria keberhasilan diperolehnya pemahaman Tim Kerja tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing personil. Selanjutnya, Tim akan mulai melaksanakan tugas pada bulan Agustus 2011 dan terus berlangsung hingga sepanjang tahun 2012. Kriteria keberhasilan. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 11.

(42) tahapan ini adalah tersusunnya Laporan kemajuan Tim Kerja dengan rencana anggaran yang dibutuhkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 600.000.000,Untuk kegiatan pembentukan tim secara keseluruhan, penanggung jawab pelaksanaan kegiatan adalah Kepala Biro Umum 1.2. Kegiatan Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi Ristek (termasuk rencana implementasinya), dengan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan Kepala Biro Perencanaan memiliki tahapan kerja sebagai berikut:  Pemetaan terhadap pemangku kepentingan dan melakukan asesmen atas pengaruh perubahan masing-masing pemangku kepentingan, akan dilakukan pada bulan Juni 2011 dengan kriteria keberhasilan dihasilkannya Dokumen Identifikasi terhadap pemangku kepentingan dan pengaruh perubahan masing-masing pemangku kepentingan. Kegiatan ini membutuhkan anggaran sebesar Rp. 50.000.000, Asesmen kesiapan perubahan, termasuk didalamnya identifikasi terhadap penolakan perubahan. Tahapan ini dijadwalkan selesai dilakukan pada tahun 2011 dengan kriteria keberhasilan dihasilkannya Dokumen Analisis kesiapan perubahan. Anggaran yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah sebesar Rp. 50.000.000, Asesmen terhadap tingkat partisipasi/ dukungan para pemangku kepentingan dan kebutuhan akan komunikasi untuk manajemen perubahan termasuk mengidentifikasikan penolakan terhadap perubahan. Dijadwalkan akan terselesaikan pada tahun 2011. Kriteria keberhasilannya adalah dihasilkannya Dokumen Analisis tingkat partisipasi dan bentuk komunikasi pemangku kepentingan.  Asesmen terhadap organisasi, termasuk struktur, peran (roles), dan tanggungjawabnya. Akan diselesaikan di tahun 2011 dengan kriteria keberhasilan dihasilkannya Dokumen Kajian Organisasi  Asesmen terhadap kemampuan/ kapabilitas dan skills organisasi untuk melaksanakan perubahan, akan dilaksanakan pada tahun 2011. Kriteria keberhasilannya adalah dihasilkannya Dokumen Kajian Kemampuan dan Keahlian Organisasi.  Penyusunan strategi manajemen perubahan, rencana dan aktivitas manajemen perubahan. Akan diselesaikan pada tahun 2011 dengan target dihasilkannya Dokumen Strategi Manajemen Perubahan.  Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan diatas adalah Kepala Biro Umum. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 12.

(43) 1.3. Kegiatan Sosialisasi dan Internalisasi Perubahan memiliki tahapan sebagai berikut:  Melakukan sosialisasi manajemen. Tahapan ini telah dilaksanakan pada tahun 2010 yang lalu  Mengimplementasikan strategi, rencana dan aktivitas manajemen perubahan, termasuk tetap melakukan asesmen secara berkelanjutan terhadap pengarah perubahan pada masing-masing kelompok pemangku. Tahapan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan pada tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.  Mengimplementasikan strategi, rencana dan aktivitas komunikasi agar para pemangku kepentingan secara aktif terlibat, merasa memiliki proses perubahan dan mendorong perilaku dan pola pikir baru yang diharapkan dari proses perubahan serta mengurangi penolakan terhadap perubahan. Tahapan akan dilakukan berkelanjutan mulai tahun 2011 hingga 2014.  Mengimplementasikan struktur organisasi yang baru, termasuk peran dan tanggungjawabnya yang baru untuk mendukung. Tahapan ini telah dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2010 yang lalu. Dihasilkan SK Menegristek tentang Pengangkatan Pejabat.  Mengimplementasikan strategi dan rencana dan aktivitas pelatihan untuk membekali para staf menjalani periode transisi dengan baik dan mengurangi penolakan. Tahapan ini akan dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 dengan anggaran sebesar Rp. 75.000.000, Mengintegrasikan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi dengan program dan kegiatan reformasi birokrasi sesuai roadmap reformasi birokrasi. Tahapan ini mulai dilaksanakan pada Agustus 2011.  Memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui asistensi dan fasilitasi yang diperlukan untuk membentuk keterampilan, nilai-nilai, perilaku dan pola pikir baru (termasuk budaya kerja atau budaya organisasi yang baru) yang diharapkan. Tahapan ini akan mulai dilaksanakana pada September 2011 dengan anggaran sebesar Rp. 25.000.000, Mengimplementasikan manfaat yang telah dirumuskan agar perubahan dapat dirasakan secara positif oleh pemangku kepentingan. Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan diatas adalah Kepala Biro Umum. Dengan mengacu pada rencana pelaksanaan kegiatan tersebut diatas, diharapkan akan tercipta perubahan di beberapa area penting sebagaimana yang digambarkan dalam matriks area perubahan sebagai berikut:. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 13.

(44) NO. 1. PROGRAM/ KEGIATAN Manajemen Perubahan. TUJUAN Perubahan mindset pegawai dan culture set organisasi. SASARAN. KRITERIA KEBERHASILAN. KONDISI SAAT INI. Terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi serta keterlibatan seluruh pegawai dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi. Terciptanya critical mass diantara seluruh pegawai sehingga diperoleh kesamaan persepsi tentang reformasi yang harus dilaksanakan serta munculnya komitmen yang kuat disertai keterlibatan seluruh pegawai dalam pelaksanaan seluruh program Reformasi Birokrasi. Belum ada kesamaan persepsi dan komitmen dari pegawai dalam pelaksanaan program RB. OBJEK YANG AKAN DIRUBAH. GAP. STRATEGI. Perlu dibangun critical mass dari seluruh pegawai tentang kesamaan persepsi dan komitmen ttg pelaksanaan RB. 1. Menciptakan agen-agen perubahan yang akan mengawal proses reformasi melalui pembentukan tim manajemen perubahan. Kesadaran dan komitmen pegawai tentang arti penting reformasi birokrasi. 2. Menyusun strategi manajemen dan komunikasi perubahan 3. Melakukan sosialisasi dan internalisasi perubahan. Secara umum, di akhir tahun 2014, outcome yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan ini adalah timbulnya kesadaran dan komitmen pegawai tentang arti penting reformasi birokrasi yang dilanjutkan dengan upaya aktif mereka dalam mendukung dan terlibat secara langsung dalam proses reformasi. Hal ini merupakan kunci penting terjadinya internalisasi nilai-nilai perubahan dalam kerangka reformasi birokrasi. Keseluruhan kegiatan dalam program manajemen perubahan akan dilaksanakan dalam kerangka waktu sebagaimana tercantum dalam matriks berikut ini.. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. Halaman 14.

(45) 2. PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Ristek. Secara umum, target, kegiatan serta indikator kinerja dari program Penataan Peraturan Perundang-undangan disampaikan dalam tabel berikut ini.. NO 1. PROGRAM/ KEGIATAN Penataan Berbagai Peraturan PerundangUndangan Yang Dikeluarkan / Diterbitkan Oleh K/L. JADWAL. KRITERIA KEBERHASILAN. OUTPUT. TAHAPAN KERJA.  Teridentifikasinya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Kementerian/ Lembaga. Melakukan identifikasi peraturan perundangan yang dikeluarkan/diterbitkan. Maret 2011. Identifikasi jenis peraturan perundangan yang dikeluarkan.  Tersedianya peta peraturan perundangan-undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron di lingkungan Kementerian/Lembaga masing-masing serta lainnya. Menyusun peta peraturan perundangan-undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron di lingkungan Ristek serta lainnya. Mei 2011. Identifikasi peraturan perundangan yang tidak harmonis dan tidak sinkron. [Roadmap Reformasi Birokrasi - Ristek]. OUTCOMES Tercapainya peraturan perundang-undangan yang harmonis dan sinkron dan pelaksanaannya yang efektif dan efisien. Halaman 15.

Referensi

Dokumen terkait

07 Jumlah perkara peradilan agama yang diselesaikan melalui sidang terpadu dalam pemberian identitas hukum 7. Kegiatan 1053 Peningkatan Manajemen Peradilan

Faktor utama dalam penyemprotan insektisida agar efektif menurunkan populasi wereng cokelat adalah: 1) Air di pertanaman dikeringkan sebelum aplikasi karena wereng cokelat

Akan tetapi khalifah ‘Umar ibn Abdul ‘Azi > z dalam kebijakannya tidak melibatkan kaum perempuan periwayat hadith untuk membukukan hadith-hadith yang mereka ketahui dengan

default atas piutang. For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition,

Dengan bermaksud untuk menghasilkan film animasi 2 dimensi yang baik maka diperlukan software animasi seperti Adobe Flash CS5 serta software pendukung seperti Adobe Premiere

[r]

Disarankan agar dilakukan pengujian aktivitas antibakteri gel ekstrak bulbus bawang tiwai terhadap bakteri penyebab jerawat yang lain yaitu Propionibacterium acne

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Amelia