39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES
Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, utang pihak berelasi, beban akrual, pinjaman bank jangka panjang, sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk operasi
Kelompok Usaha. Kelompok Usaha juga
mempunyai berbagai aset keuangan seperti kas dan bank, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan setoran jaminan yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya.
The financial liabilities of the Group consist of short-term bank loans, trade payables, other payables, due to a related party, accrued expenses, long-term bank loans, obligation under fincance lease and consumer finance. The main purpose of these financial liabilities is for the operations of the Group. The Group also has various financial assets such as cash and banks, time deposits, trade receivables, other receivables and security deposits which arise directly from operations.
Kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk tidak
melakukan lindung nilai atas instrumen
keuangannya.
The Group’s policy is that no hedging in financial instruments shall be undertaken.
Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko kredit dan risiko likuiditas. Direksi Kelompok Usaha menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.
The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, credit risk and liquidity risk. The Group’ Board of Directors reviews and approves the policies for managing these risks which are summarized below.
a) Risiko suku bunga a) Interest rate risk
Risiko suku bunga atas nilai wajar atau arus kas adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman jangka panjangnya. Fluktuasi suku bunga mempengaruhi biaya atas pinjaman baru dan bunga atas saldo
Fair value and cash flow interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Group is exposed to the risk of changes in market interest rates relating primarily to their short- term and long-term bank loans. Interest rate fluctuations influence the cost of new loans and the interest on the floating interest rate loans of the Group.
RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)
a) Risiko suku bunga (lanjutan) a) Interest rate risk (continued)
Kebijakan Kelompok Usaha terkait dengan risiko suku bunga adalah dengan mengelola beban bunga melalui kombinasi pinjaman dengan suku bunga tetap dan variabel. Kelompok Usaha mengevaluasi perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga mengambang dari pinjaman bank sejalan dengan perubahan suku bunga yang relevan di
pasar uang. Berdasarkan penilaian
manajemen, pembiayaan baru akan ditentukan harganya pada suku bunga tetap atau mengambang.
The Group‘s policies relating to interest rate risk are to manage interest cost through a mix of fixed and variable rate debts. The Group’s evaluate the fixed to floating ratio of its short- term bank loans and long-term loans in line with movements of relevant interest rates in
the financial markets. Based on
management’s assessment, new financing will be priced either on a fixed or floating rate basis.
Pada tanggal 31 Desember 2015, berdasarkan analisa sensitivitas, jika tingkat suku bunga pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang lebih tinggi/lebih rendah 50 basis poin, dengan seluruh variabel-variabel lain tidak berubah, maka rugi sebelum beban pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 akan lebih tinggi/lebih rendah sebesar Rp4.427.312.973, terutama akibat beban bunga pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang dengan tingkat bunga mengambang yang lebih tinggi/lebih rendah.
At December 31, 2015, based on a sensitivity analysis, had the interest rates of short-term and long-term bank loans been 50 basis points higher/lower, with all other variables held constant, loss before tax expense for the year ended December 31, 2015 would have been Rp4,427,312,973 higher/lower, mainly as a result of higher/lower interest charges on floating rate short-term and long-term bank loans.
b) Risiko mata uang b) Foreign exchange risk
Risiko mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Eksposur Kelompok Usaha terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari utang usaha dari pembelian dalam mata uang asing dan pinjaman bank dalam mata uang asing.
Foreign exchange risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Group’s exposure to exchange rate fluctuations results primarily from trade payables on purchases in foreign currency and bank loans in foreign currency. Apabila terjadi penurunan/penguatan nilai tukar
mata uang Rupiah terhadap mata uang asing yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2015, maka utang dalam mata uang asing akan
meningkat/berkurang dalam mata uang
Rupiah.
If there is weakening/strengthening of Rupiah exchange rate as at Desember 31, 2015,
payable in foreign currency will
39. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
b) Risiko mata uang (lanjutan) b) Foreign exchange risk (continued)
Untuk mengelola risiko mata uang, Kelompok Usaha tertentu menandatangani kontrak swap valuta asing. Kontrak ini dicatat sebagai transaksi yang tidak ditetapkan sebagai lindung nilai dimana perubahan nilai wajar dibebankan atau dikreditkan langsung pada laba atau rugi periode berjalan.
To manage foreign exchange rate risks, the Group entered into foreign exchange swap contracts. These contracts are accounted for as transactions not designated as hedges wherein the changes in the fair value are charged or credited directly to profit or loss for the period.
Pada tanggal 31 Desember 2015, berdasarkan analisa sensitivitas, jika nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah/menguat sebesar 8%, dengan seluruh variabel-variabel lain tidak berubah, maka rugi sebelum beban pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 akan lebih tinggi/lebih rendah sebesar Rp13.440.887.798, terutama
sebagai akibat dari kerugian/keuntungan
selisih kurs atas penjabaran kas dan bank, piutang usaha pihak ketiga, setoran jaminan, utang usaha pihak ketiga dan utang jangka panjang dalam Dolar AS.
At December 31, 2015, based on a sensitivity analysis, had the exchange rate of Rupiah against the US Dollar depreciated/appreciated by 8%, with all other variables held constant, loss before tax expense for the year ended December 31, 2015 would have been Rp13,440,887,798 higher/lower, mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the
translation of cash and banks, trade
receivables third parties, security deposits, trade payables third parties and long-term loans denominated in US Dollar.
c) Risiko kredit c) Credit risk
Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak plain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang dihadapi Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan.
Credit risk is the risk that one party of financial instruments will fail to fullfill its obligations and will result in a loss to other party. The credit risk faced by the Group arises from the credit given to the customers.
Kelompok Usaha melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan.
The Group transaction only with recognized and creditworthy third parties. It is the Group’ policy that all customers who wish to deal on credit terms are subject to credit verification procedures. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts. There is no significant concentration of credit risk.
RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)
c) Risiko kredit (lanjutan) c) Credit risk (continued)
Analisa umur piutang usaha - pihak ketiga adalah sebagai berikut:
The aging analysis of trade receivables - third parties are as follows:
31 Desember/December 31,
2015 2014
Lancar dan belum mengalami
penurunan nilai 48.331.020.619 100.135.969.393 Current and not impaired
Telah jatuh tempo namun tidak
mengalami penurunan nilai: Past due but not impaired:
1 - 30 hari 8.002.352.259 13.693.498.518 1 - 30 days
31 - 90 hari 22.764.427.480 7.481.607.675 31 - 90 days
91 - 120 hari 14.970.315.482 3.129.040.045 91 - 120 days
121 - 365 hari 32.309.356.323 10.383.417.611 121 - 365 days
lebih dari 365 hari 3.543.680.615 2.425.435.790 more than 365 days
Telah jatuh tempo dan mengalami
penurunan nilai: Past due and impaired:
lebih dari 365 hari 5.353.579.773 7.472.688.373 more than 365 days
Total 135.274.732.551 144.721.657.405 Total
Penyisihan kerugian penurunan nilai (5.353.579.773) (7.472.688.373) Allowance for impairment losses
Neto 129.921.152.778 137.248.969.032 Net
Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya yang mencakup kas dan bank, deposito berjangka dan kas yang dibatasi penggunaannya, risiko kredit yang dihadapi Kelompok Usaha timbul karena wanprestasi dari counterparty. Kelompok
Usaha memiliki kebijakan untuk hanya
menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimal eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4, 5 dan 6.
With respect to credit risk arising from other financial assets, which comprise cash and banks, time deposits and restricted cash, the Group’s exposure to credit risk arises from default of the counterparty. The Group has a policy to place the investments in banks with a high credit ratings. The maximum exposure to credit risk is equal to the carrying amounts as disclosed in Notes 4, 5 and 6.
39. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
39. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
d) Risiko likuiditas d) Liquidity risk
Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Kelompok Usaha
menunjukkan bahwa pendapatan jangka
pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.
The liquidity risk is defined as a risk when the cash flow position of the Group indicate that the short-term revenue is not enough to cover the short-term expenditure.
Kebutuhan likuiditas Kelompok Usaha secara historis timbul dari kebutuhan untuk membiayai aktivitas bisnis Kelompok Usaha.
The Group’s liquidity requirements arise from general funding of Group’s business activities.
Dalam mengelola risiko likuiditas, Kelompok Usaha memantau dan menjaga tingkat kas dan
bank yang dianggap memadai untuk
membiayai operasional Kelompok Usaha dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Kelompok Usaha juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo pinjaman jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen fasilitas kredit.
In managing of liquidity risk, the Group monitors and maintains a level of cash on hand and bank deemed adequate to finance the Group’ operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. The Group also regularly evaluates the projected and actual cash flows, including their long-term loan maturity profiles, and continuously assess conditions in the financial markets to maintain flexibility in funding by keeping committed credit facilities available.
Kegiatan ini meliputi pinjaman bank dan pinjaman pihak berelasi. Kelompok Usaha
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
mengelola risiko likuiditas dengan menjaga saldo kas yang cukup.
These activities may include bank loans and due to related party. The Group adopts
prudent liquidity risk management by
maintaining sufficient cash balances.
Tabel di bawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2015.
The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities as of December 31, 2015.
Nilai wajar
Di bawah 1 Di atas 5 31 Desember 2015/
tahun/Within 1-2 tahun/ 3-5 tahun/ tahun/Over Total/ Fair value
1 year 1-2 years 3-5 years 5 years Total December 31, 2015
Liabilitas jangka pendek Current liabilities
Pinjaman bank
jangka pendek 313.937.309.700 - - - 313.937.309.700 313.937.309.700 Short-term bank loans
Utang usaha 91.720.197.086 - - - 91.720.197.086 91.720.197.086 Trade payables
Utang lain-lain 18.886.202.227 - - - 18.886.202.227 18.886.202.227 Other payables
Utang pihak berelasi 566.342.735 - - - 566.342.735 566.342.735 Due to a related party
Beban akrual 27.329.535.943 - - - 27.329.535.943 27.329.535.943 Accrued expenses
Utang jangka panjang
jatuh tempo dalam Current maturities
satu tahun: of long term debts:
Pinjaman bank 392.063.881.242 - - - 392.063.881.242 392.063.881.242 Bank loans
Obligation under finance
Sewa pembiayaan 15.502.760.283 - - - 15.502.760.283 15.502.760.283 lease
Pembiayaan
konsumen 570.011.631 - - - 570.011.631 570.011.631 Consumer finance
RISIKO KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)
d) Risiko likuiditas (lanjutan) d) Liquidity risk (continued)
Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan berdasarkan pada undiscounted cash flows