• Tidak ada hasil yang ditemukan

risk management

Dalam dokumen Krakatau Steel Annual Report 2013 (Halaman 85-97)

Untuk meningkatkan kemampuan Perseroan mengatasi permasalahan lingkungan internal maupun eksternal yang semakin komplek, maka pada tahun 2008 Perseroan mulai menerapkan konsep manajemen risiko. Melalui manajemen risiko, Perseroan secara proaktif mengidentiikasi potensi masalah yang kritis bagi kelangsungan bisnis Perseroan dan segera melakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, Perseroan membentuk Unit Pengelola Manajemen Risiko (UPMR) yang selanjutnya disebut Divisi GCG & Manajemen Risiko.

To improve the Company’s ability to address the increasingly complex internal and external issues, in 2008 The Company began to apply the concept of risk management. Through risk management, the Company expects to proactively identify potential critical problems for the Company’s business sustainability and perform mitigation measures as required. To conduct these functions, the Company established the Risk Management Unit (UPMR), which is called Risk Management Division.

Sebagai Kerangka Kerja (Framework) penerapan manajemen risiko, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. telah menetapkan manual implementasi manajemen risiko yang disusun mengacu pada standar Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO) dan saat ini diupayakan untuk implementasi Manajemen Risiko sesuai standar ISO31000. Tahap sosialisasi telah dilakukan terhadap karyawan level manajerial melalui pelatihan in house, seminar internal, mentoring implementasi, sosialisasi melalui media intranet dan lainnya. Untuk melengkapi implementasinya di lapangan, telah disusun buku saku penerapan manajemen risiko yang didistribusikan kepada jajaran pimpinan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. mulai tingkat Superintendent ke atas atau Key Person yang diberikan wewenang untuk mengelola Manajemen Risiko di unit kerja.

Risik adalah suatu potensi kejadian yang berpengaruh negatif terhadap pencapaian visi, misi, sasaran dan target Perseroan maupun unit organisasi. Manajemen Risiko adalah upaya untuk meminimalkan pengaruh negatif dari berbagai sumber risiko yang dihadapi dalam kegiatan bisnis agar tujuan perusahaan dapat tercapai

As the framework for risk management, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. has established the implementation of a risk management manual that is prepared with reference to the rules and standards of the Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO), which is currently in the process for implementation of Risk Management according to ISO31000 standards. The socialization phase has been implemented for the managerial level staf through in-house training, internal seminars, implementation mentoring, dissemination through the media intranet, and other activities. To facilitate its application in the ield, a risk management handbook has been formulated and distributed to the leadership ranks of PT Krakatau Steel (Persero) Tbk at the Superintendent level and above, or to Key Persons that have been authorised to manage risk in their respective units.

A risk is a potential event that negatively afects the achievement of the vision, mission, goals and targets of the Company or organizational unit. Risk Management is an attempt to minimize the negative efects from the various sources of risks facing the Company’s business activities so that objectives can be achieved optimally.

secara optimal. Divisi GCG & Manajemen Risiko Perseroan bertanggung jawab untuk memfasilitasi penerapan analisis dan pengendalian risiko yang dilakukan di seluruh unit organisasi serta memantau bahwa analisis dan pengendalian risiko di masing-masing unit kerja telah dilakukan dengan efektif, eisien dan konsisten.

Agar pelaksanaan implementasi manajemen Risiko di Perseroan berjalan sesuai standard kebijakan Divisi GCG&RM, maka telah diatur dalam Work Instruction (WI) yakni: WI Analisis dan Pengendalian Risiko, WI Monitoring dan WI Pelaporan Risiko.

Untuk mendukung pelaksanaan manajemen Risiko di seluruh unit kerja, maka Divisi GCG & RM sebagai unit pengelola risiko perusahaan telah menyediakan infrastruktur sebagai sarana bimbingan/pelatihan, sosialisasi serta mentoring dengan kompetensi Instruktur yang cukup memadai.

Sampai saat ini, telah teridentiikasi sebanyak 617 risiko yang teregistrasi di seluruh unit kerja. Seluruh risiko yang teridentiikasi tersebut telah tersistem dalam database risiko yang ada dalam Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMARIS) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

The Risk Management Division is responsible for ensuring that analysis and management of risk have been conducted for all units of the organization and to ensure that the analysis and management of risk have been implemented in an efective, eicient and consistent manner at each operational unit.

To ensure that the implementation of Risk Management in the Company has been conducted according to the standards set by the GCG & Risk Management Division, Work Instructions (WI) have been issued. These include the: Analysis and Risk Management WI, the Monitoring WI and the Risk Reporting WI.

To support the implementation of Risk Management in all operational units, the GCG & RM Division has prepared the infrastructure as a means to guide/ train, socialize and mentor through very competent instructors.

To date, 741 risk factors have been identiied, which are spread throughout almost all work units All the risks identiied are recorded in a database of existing risks in the PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Risk Management Information System (SIMARIS).

manaJemen kinerJa Working Management risk baseD auDit

smks

BISNIS PROSES Business Process CONTEXT DIAGRAM Diagram Context PROSEDUR/WI Procedure/WI PROYEK/SPOT PROGRAM Project/Spot Program

iDentifikasi & Pengukuran risiko

identification & Risk Measurement

PengenDalian risiko

Risk Management

monitoring PengenDalian risiko

Monitoring of Risk Management NO

JENIS RISIKO Risk Type

TINGKAT RISIKOrisk level

Peluang Kejadian Probability Nilai Dampak Impact Value Tingkat Risiko Risk Level NO JENIS RISIKO Risk Type Tingkat Risiko Risk Level Rencana Pengendalian plan management PIC NO JENIS RISIKO Risk Type Pengendalian Risiko Risk Management PIC Status

Pada tahun 2009, Perseroan menggabungkan fungsi GCG dan Risk Management ke dalam satu divisi struktural, yaitu Divisi GCG & Risk Management. Penggabungan kedua fungsi tersebut semakin mengintegrasikan penerapan manajemen risiko sebagai salah satu pilar penting praktik Good Corporate Governance Perseroan.

Penerapan manajemen risiko di Perseroan antara lain melalui kegiatan:

• Sosialisasi penerapan manajemen risiko telah dilakukan baik di Internal Perseroan, ataupun di anak perusahaan Grup PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dengan tujuan dapat lebih bersinergi dalam penerapan manajemen risiko di lingkungan Grup PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Untuk itu, secara berkala dilakukan pertemuan bulanan forum GCG Risk Management FMR-KSG. • Analisis risiko unit kerja yang terintegrasi menjadi

representasi pelaporan Risiko Perseroan dan sebagai dasar pengambilan keputusan strategis bagi Jajaran Manajemen yang dituangkan dalam materi RKAP tahunan.

• Mentoring penyusunan analisis risiko dengan prioritas pada kegiatan utama proses bisnis Perseroan.

• Pembuatan database risiko Perseroan (Sistem Informasi Manajemen Risiko PTKS – SIMARIS) Berbasis Web dan telah di resmikan pada tgl.19 Nov 2013 oleh Direktur SDM & Umum di Hotel Permata Cilegon. • Analisis risiko pada proyek-proyek strategis

perusahaan dan anak perusahaan.

• Analisis risiko spot terkait dengan kondisi aktual di unit unit kerja antara lain Revitalisasi dll.

• Analisis risiko mengenai aspek lingkungan, kesehatan dan kesehatan kerja.

• Menerapkan Integrated Management System (IMS) dengan cara melengkapi Key Performance Indikator (KPI) Sasaran Kerja Unit dengan Key Risk Indicator (KRI) dalam rangka memitigasi pencapaian kinerja. Risiko bisnis yang dihadapi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. sebagai perusahaan baja terpadu diklasiikasikan ke dalam empat jenis risiko, yaitu:

1. Risiko Strategis, yaitu risiko-risiko yang bersifat strategis bagi pengembangan perusahaan, seperti: pengembangan teknologi, kebijakan pemerintah, rencana investasi, pengembangan produk baru, dan lain-lain.

In 2009, the Company merged the functions of Corporate Governance and Risk Management into a single structural division, which is the Division of Corporate Governance & Risk Management. Merging these two functions resulted in further integrating risk management as one of the important pillars of good corporate governance practices of the Company. The implementation of risk management in the Company, among others, are done through the following activities: • The dissemination of risk management implementation

internally in the Company, including the PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Group’s subsidiaries have been conducted. Monthly meeting forums are conducted regularly by the PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Group Risk Management to further accelerate risk management implementation in the Group,

• Risk analysis for unit and corporate risks are conducted as a representation of the Company risk reporting and as a base for strategic decisions by Management which is included in the annual Work Plan and Budget (WPB) material.

• Through mentoring the preparation of risk analysis by prioritizing the main activities of the Company. • Though preparation of the Company’s risk database

(System Information Risk Management PTKS - SIMARIS).

• Through risk analysis of strategic Company projects (blast furnace project, SAP, Revitalization, etc.). • Through spot risk analysis associated with the

actual conditions facing the Company.

• Conducting risk analysis of environmental, health and occupational health aspects.

• Implementing an Integrated Management System (IMS) by completing the Key Performance Indicators (KPI) for the Unit Work Targets with Key Risk Indicators (KRI) in order to mitigate the performance achievements.

The business risks faced by PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. as an integrated steel company are classiied into four types of risk, these are:

1. Strategic risks, i.e. risks that are strategic for the development of the company, such as technology development, government policies, investment plans, new product development, etc.

2. Risiko Operasional, yaitu risiko yang terjadi akibat kegagalan atau tidak memadainya proses pengendalian mutu proses bisnis.

3. Risiko Finansial, yaitu risiko yang secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan kerugian dalam bidang keuangan.

4. Risiko Lingkungan, yaitu risiko yang berdampak pada kerusakan lingkungan, pencemaran lingkungan, gangguan sosial kemasyarakatan, reputasi perusahaan, dan lain-lain.

Berdasarkan sumbernya, risiko dapat berasal dari luar (eksternal) maupun dalam (internal) Perseroan. Secara ringkas, risiko tersebut adalah sebagai berikut:

risiko eksternal

Risiko Ekonomi

Industri baja adalah industri penghasil bahan baku untuk memenuhi kebutuhan baja dasar untuk industri hilir, terutama industri infrastruktur, property, otomotif, aneka mesin dan peralatan. Karena itu, kinerja bisnis PT Krakatau Steel sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi secara umum. Untuk mengantisipasi gejolak perekonomian seperti yang terjadi pada Tahun 1997, Perseroan telah mengambil langkah- langkah strategis untuk mengantisipasi berbagai skenario kejadian yang dapat berdampak negatif terhadap kelangsungan bisnis Perseroan.

Risiko Kelangkaan Bahan Baku

Sebagian besar bahan baku utama PT Krakatau Steel, yaitu bijih besi dan scrap, masih berasal dari impor sehingga terdapat risiko kelangkaan bahan baku produksi. Upaya-upaya yang dilakukan Perseroan untuk meminimalkan dampak negatif dari risiko kelangkaan bahan baku tersebut, antara lain:

• Bersinergi dengan BUMN lain, membangun pabrik pengolahan bahan baku lokal di Kalimantan Selatan bekerjasama dengan ANTAM membentuk perusahaan patungan PT Meratus Jaya Iron & Steel (PT MJIS). • Pada tahun 2012, PT Krakatau Steel membentuk

Anak Perusahaan PT Krakatau Natural Resources (PT KNR) sebagai langkah strategis guna mendukung Perusahaan dalam menjamin pasokan dan pengadaan bahan baku yang memasok PT MJIS sehingga menjamin kelangsungan produksi khususnya dalam hal ketersediaan bahan baku.

2. Operational Risk, the risk of loss due to the failure or inadequacy of the quality control of business processes.

3. Financial risk, i.e. risk that directly or indirectly lead to inancial losses.

4. Environmental risk, i.e. risk that impacts on environmental degradation, environmental pollution, social disruption, the company’s reputation, etc.

According to the source, risks can be derived from outside (external) or inside (internal) factors of the Company. In summary, these risks are:

eXternal risks Economic Risk

The steel industry is an industry that produces raw materials to meet the needs of basic steel for downstream industries, particularly for the infrastructure, property, automotive, various machinery and equipment industries. Therefore, the performance of PT Krakatau Steel is strongly inluenced by general economic growth. To anticipate the economic turmoil as what happened in 1997, the Company has taken strategic steps to anticipate various scenarios of events that could adversely afect the Company’s business continuity.

Raw Materials Scarcity Risk

Most of the major raw materials of PT Krakatau Steel, namely iron ore and scrap, still come from imports so that there is the risk of shortages of raw materials for production. The eforts by the Company to minimize the negative impact of the risk of scarcity of raw materials, include among others:

• Synergize with other state-owned enterprises in building a local raw material processing plant in South Kalimantan (PT Meratus Jaya Iron & Steel). • In 2012 PT Krakatau Steel, established a subsidiary,

PT Krakatau Natural Resources (PT KNR), as a strategic move to support the Company in securing the supply and procurement of raw materials so as to ensure production continuity, especially for availability of raw materials.

• Mendorong berdirinya scrap processor lokal untuk menunjang pemenuhan kebutuhan bahan baku scrap. • Bekerja sama dengan lembaga riset universitas dan

pihak swasta dalam penelitian untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi bahan baku lokal.

• Memperluas jaringan pemasok untuk mensuplai kebutuhan bahan baku secara jangka panjang.

• Perbaikan database dan mengevaluasi kinerja pemasok.

• Membangun sistem insentif bagi pemasok yang terbukti loyal mendukung kegiatan bisnis Perseroan.

Risiko Kelangkaan Energi (Gas dan Listrik)

Energi merupakan input utama industri baja setelah bahan baku. Guna meminimalkan dampak negatif dari risiko kelangkaan energi, Perseroan melakukan upaya sebagai berikut:

• Persiapan, penjajakan dan pendekatan yang intensif dengan PT Pertamina dan PT PGN (sebagai pemasok minyak dan gas) serta PT PLN (sebagai pemasok listrik) untuk mendapatkan LTA/MOU sebesar kebutuhan Perseroan.

• Menggalakkan program internal untuk eisiensi energi melalui program eisiensi di segala bidang.

• Mengkaji kemungkinan penggunaan teknologi alternatif yang tidak berbasis gas (non oil gas-based).

Risiko Kerusakan dan Kehilangan Aset

Untuk mengendalikan risiko kerusakan dan kehilangan aset, Perseroan melakukan upaya upaya sebagai berikut: • Mengembangkan Sistem Manajemen Pengamanan

Perusahaan (SMP-KS) sebagai upaya preventif dan protektif terhadap kerusakan maupun kehilangan aset milik Perseroan.

• Mengasuransikan seluruh aset dan properti Perseroan yang memiliki risiko kerugian yang disebabkan oleh kerusakan, kebakaran, kehilangan dan penyebab lain yang dimungkinkan dijamin oleh perusahaan asuransi. • Mengasuransikan seluruh barang (kargo) yang

berada dalam perjalanan (pengangkutan) dengan memperhatikan term of delivery yang disepakati dengan pihak penjual atau pembeli.

• Encourage the establishment of a local scrap processor to support the needs of scrap raw materials.

• Working closely with university research institutes and the private sector in research to maximize the utilization of local raw materials.

• Expand the network of suppliers for Long term supply of raw materials.

• Improving the database and evaluating the performance of suppliers.

• Establish incentives for loyal suppliers who have proven track records in supporting the Company’s business activities.

Energy Scarcity Risk (Gas and Electricity)

Energy is a major raw material requirement of the steel industry. In order to minimize the negative impacts of the risk of energy shortages, the Company has initiated the following:

• Preparation, assessment and intensive communications with PT Pertamina, PT PGN (as a supplier of oil and gas) and PT PLN (the electricity supplier) to get the LTA/MOU for the needs of the Company.

• Promote an internal program for energy eiciency through eiciency programs in all operational areas. • Assess the possibility of alternative technologies

that are non oil-gas based. Risk of Damage and Loss of Assets

To control the risk of damage and loss of assets, the Company has initiated the following:

• Develop the Company Management Security System (SMP-KS) as prevention and protection against damage or loss of the Company’s assets. • Insure all assets and property of the Company, which

are exposed to the risk of loss due to damage, ire, loss and other possible causes are insured.

• Insure all goods (cargo) that are in transit (transport) with respect to the agreed terms of delivery by the seller or buyer.

• Mengasuransikan seluruh proyek konstruksi dan erection yang dikerjakan oleh pihak kontraktor dengan memperhatikan kontrak yang berlaku.

• Mengasuransikan seluruh kemungkinan risiko kerugian yang akan terjadi terhadap diri dan aset pihak ketiga yang berada di lokasi kantor dan areal pabrik milik Perseroan.

Risiko Fluktuasi Nilai Tukar

Sistem nilai tukar mengambang yang diperlakukan pemerintah sejak Agustus 1997 membuat pergerakan kurs rupiah terhadap mata uang asing, termasuk dolar Amerika Serikat, sulit diperkirakan. Kemungkinan rupiah terdepresiasi terhadap dolar atau valuta asing keras lainnya sangat terbuka. Bagi Perseroan, depresiasi rupiah akan sangat mempengaruhi struktur biaya, mengingat ketergantungan yang cukup besar pada bahan baku impor.

Untuk mengendalikan risiko ini, Perseroan melakukan upaya berikut:

• Menetapkan kebijakan lindung nilai, khususnya untuk transaksi perdagangan.

• Menetapkan harga jual disesuaikan dengan perubahan kurs.

Risiko Persaingan Usaha

Industri baja Indonesia relatif terbuka. Permintaan tak mengakibatkan pembatasan yang signiikan terhadap impor produk baja sehingga pasar baja nasional sangat terbuka bagi pasok baja internasional.

Untuk mengendalikan risiko ini, Perseroan melakukan upaya:

• Meningkatkan cost competitiveness di segala bidang. • Memastikan ketepatan dan kecepatan dalam menangani

klaim konsumen.

• Memenuhi on time delivery dan kualitas yang sesuai dengan permintaan.

• Membentuk jaringan distributor.

• Melakukan customer gathering yang dilaksanakan setiap tahun untuk mempererat hubungan Perseroan dengan para konsumen, sekaligus meningkatkan loyalitas para konsumen terhadap Perseroan.

• Insure all contracted construction and erection projects undertaken by contractors.

• Insure all possible losses that might occur to the assets themselves and third parties who are located at the oice and factory areas owned by the Company.

Risk of Exchange Rate Fluctuation

The floating exchange rate system that is implemented by the Government since August 1997 made the Rupiah exchange rate movements against foreign currencies, including U.S. dollars, difficult to predict. The possibility of the Rupiah depreciating against the dollar or other hard foreign currencies is very real. For the Company, the depreciation of the rupiah will greatly affect the cost structure, given its substantial dependence on imported raw materials.

To control this risk, the Company initiated the following efforts:

• Established a hedging policy, particularly for trade transactions.

• Established sale prices adjusted for exchange rate changes.

Business Competition Risk

Indonesia’s steel industry is relatively open. Demand does not make significant restrictions on imports of steel products so that the national steel market is very open to international the steel supply.

To control this risk, the Company initiated the following:

• Improve cost competitiveness in all areas.

• Ensure accuracy and speed in handling consumer claims.

• Meet on time delivery and quality demands. • Establish a network of distributors.

• Conduct annual customer gatherings to strengthen the Company’s relationships with customers, while also enhancing customer loyalty.

• Melakukan survei kepuasan konsumen yang dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Perseroan, sekaligus untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu ditingkatkan secara terus-menerus.

Risiko Peraturan Internasional

Pasang surut globalisasi, yang antara lain ditandai oleh peningkatan peran World Trade Organization (WTO), melahirkan berbagai peraturan baru yang membuat persaingan bisnis terhadap seluruh rantai produksi, dari pengadaan bahan baku sampai distribusi dan penjualan produk menjadi semakin ketat.

Untuk meminimalkan dampak buruk dari liberalisasi pasar ini, Perseroan melakukan upaya sebagai berikut:

• Secara reguler melakukan kajian dampak peraturan internasional terhadap Perseroan.

• Mengusulkan solusi kepada Kementerian BUMN maupun departemen teknis terkait untuk melindungi kepentingan industri baja nasional.

Risiko Kebijakan Pemerintah

Tren liberalisasi perdagangan dunia, bersama kondisi makro sosial ekonomi domestik, mempengaruhi kebijakan pemerintah, misalnya terhadap privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak negatif yang mungkin timbul, Perseroan melakukan berbagai upaya antara lain:

• Melakukan kajian dampak kebijakan pemerintah terhadap Perseroan dan menindaklanjutinya.

• Mengusulkan solusi kepada Kementerian BUMN dan Departemen Teknis terkait untuk melindungi kepentingan industri bagi nasional.

Risiko Internal

• Risiko Operasi Pabrik

Untuk mengendalikan risiko kemungkinan gangguan operasi pabrik, Perseroan melakukan upaya berikut: - Melaksanakan program predictive maupun

preventive maintenance secara konsisten.

- Melakukan kajian harian, mingguan dan bulanan terhadap kinerja operasi fasilitas produksi.

- Mengkaji dan melaksanakan program revitalisasi untuk menjamin keandalan operasi fasilitas produksi.

• Conduct annual customer satisfaction surveys to determine the level of customer satisfaction with the Company’s products, and to determine aspects that need to be improved on an on-going basis.

Dalam dokumen Krakatau Steel Annual Report 2013 (Halaman 85-97)