• Tidak ada hasil yang ditemukan

Riwayat Hidup

Dalam dokumen Sejarah Filsafat Yunani Sm1Md2 doc (Halaman 88-92)

PLATON Riwayat Hidup

1. Riwayat Hidup

Aristoteles15 lahir pada olimpiade XCIX atau ke 99 yaitu tahun 383 SM di Stageira - Chalcidice dekat dengan perbatasan Macedonia. Ayahnya bernama Nicomacus dan berprofesi sebagai tabib di istana raja Amyntas di Macedonia. Raja Amyntas adalah bapak raja Filippus dan Filippus merupakan ayah kaisar Alexander Agung. Kiranya dapat dipastikan bahwa Aristoteles dan keluarganya berada selama beberapa waktu di Pellas, sebuah tempat di mana terdapat istana raja Amyntas. Mengenai apakah sang ayah mengajari juga Aristoteles ilmu ketabiban kiranya sulit diperkirakan mengingat bahwa ayahnya wafat ketika Aristoteles masih sangat muda.

Ketika menginjak usia 18 tahun (365 SM), Aristoteles berangkat menuju Athena untuk melengkapi dan menyempurnakan pembinaan spiritual-ilmiah dan bersekolah di Akademia platonis. Di sekolah inilah Aristoteles mematangkan dan memperkokoh panggilan nurani dan pengabdian diri pada dunia filosofis secara definitif. Aristoteles tinggal di Akademia selama kurang lebih 20 tahun sampai sang maestro Platon mangkat.

Mengenai peran atau jabatan formal Aristoteles di Akademia tidak ada berita apapun, kecuali bahwa dia memberikan pelajaran di bidang retorika dan terlibat dalam diskusi-diskusi seputar tema-tema yang menjadi pokok

perhatian Akademia platonis. Mengingat bahwa Platon berada di Siracusa pada waktu Aristoteles masuk ke Akademia, dapat diperkirakan bahwa formasi awalnya di bidang spiritual dan intelektual ditangani dan dipengaruhi juga oleh seorang ilmuan terkenal Akademia masa itu, Eudoxos.

Keberadaan sekian lama di Akademia kiranya turut mematangkan pemikiran Aristoteles. Di satu sisi Aristoteles menerima prinsip-prinsip pemikiran platonis dan membelanya dari sekian banyak serangan, di sisi lain juga ia mulai melakukan pendekatan kritis dengan mengkritik misalnya, teori dunia ide dan bergerak ke arah lain. Sikap dan pendekatan kritis tersebut terungkap secara implisit dalam kehadiran Aristoteles di dalam dialog platonis berjudul Parmenides, sebuah dialog yang melawan teori dunia ide seakan-akan mengantisipasi kritik-kritik sejenis dalam Metafisika. Ketika Platon wafat pada tahun 347, Aristoteles merasa tiada lagi alasan buat tinggal lebih lama di Akademia. Sebab selain alasan kepemimpian di mana Akademia dipimpin oleh Speusippos, Aristoteles juga berbeda pandangan dengannya mengenai doktrin-doktrin platonis. Maka Aristoteles meninggalkan Athena dan berangkat ke Asia Kecil.

Kepindahan ke Asia Kecil membuka sebuah lembaran baru dan sekaligus decisif bagi hidup dan permenungan filosofis Aristotelian. Bersama seorang teman ternama di Akademia, Xenocrates, Aristoteles mula-mula menetap di kota Assos yang terletak di pantai Troades. Di kota itu Aristoteles mendirikan sebuah sekolah bersama dengan dua orang platonis, Herastos dan Koriskos yang berasal

dari kota Scepsi. Keduanya menjadi dewan penasehat Hermeias, seorang politikus ulung dan bangsawan serta penguasa di Atarneos dan di Assos. Di Assos Aristoteles menetap selama kurang lebih tiga tahun. Selanjutnya ia berpindah ke Mytilene di pulau Lesbos atas dorongan Teofrastus yang berasal dari pulau tersebut dan terutama karena Hermeias ditangkap dan dibunuh oleh tentara Parsi. Diperkirakan bahwa selama di Assos Aristoteles memberikan beberapa pelajaran filosofis, sementara di Mytilenes lebih pada penelitian ilmu-ilmu alam, biologi dan zoologi bekerjasama dan sekaligus didukung oleh Teofrastus. Hasil riset itu dikumpulkan dalam karya yang berjudul Sejarah Binatang (Historia Animalium). Selama tinggal di sini, Aristoteles menikahi putri angkat Hermias bernama Pythias. Dari perkawinan ini Aristoteles mendapat seorang putri yang juga diberi nama Pythias

Tahun 342 SM terjadi sebuah perubahan besar dalam hidup Aristoteles. Raja Filippus dari Macedonia memanggil dan memintanya agar mendidik putranya, Aleksander yang masih berusia 13 tahun. Mengingat bahwa ayahnya telah bekerja di istana sebelumnya, secara pasti dapat dikatakan bahwa Filippus mengenal dengan sangat baik Aristoteles dan pengenalan sang raja diperkuat oleh informasi dari Hermias yang memiliki keterkaitan politik dengan kerajaan Macedonia. Sayang sekali bahwa hal ihwal seputar relasi keduanya dan pengaruh spiritual- filosofis Aristoteles terhadap Aleksander Agung tidak banyak diketahui. Aristoteles tinggal di istana Macedonia mungkin hingga Aleksander Agung diangkat menjadi raja sekitar tahun 366 atau malah 340 SM ketika sang kaisar

sibuk dengan urusan politik dan militer dan mulai mencurigai Aristoteles terlibat dalam konspirasi untuk menjatuhkan dirinya. Kecurigaan itu terungkap dalam ancaman sang kaisar lewat surat-surat dan eksekusi terhadap cucu Arisoteles bernama Callisthenes karena dianggap sebagai seorang pengkhianat. Kiranya, satu hal yang pasti adalah ketidaksukaan Aristoteles terhadap keyakinan Aleksander Agung yang menganggap dirinya sebagai titisan dewa. Situasi yang sulit tersebut mendorong Aristoteles meninggalkan Macedonia dan kembali ke Stageira.

Tahun 334/335, akhirnya Aristoteles kembali ke Athena dan ia menyewa beberapa bangunan dekat kuil Apollos Lyceus. Karena terletak di dekat kuil tersebut sekolah Aristoteles dinamakan Lyceum. Aristoteles memiliki sebuah cara unik dalam melangsungkan pengajaran: ia mengajar sambil berjalan-jalan di taman sekitar bangunan, sehingga sekolah Aristoteles disebut juga dengan peripatos (berjalan-jalan) dan para muridnya disebut peripatetici. Peripatos kemudian menjadi saingan bagi Akademia platonis dan selanjutnya menenggelamkannya secara menyeluruh. Periode ini menjadi masa tersubur bagi Aristoteles dan sekaligus waktu pematangan serta pengsistematian permenungan filosofisnya dan karya-karya ilmiah lainnya. Setelah isterinya Pythias meninggal dunia, Aristoteles menikah lagi dengan Herpyllis dan mendapat seorang putera yang diberi nama Nicomacus, seperti ayah Aristoteles.

Kehidupan Aristoteles berubah drastis ketika Aleksander Agung meninggal dunia. Perubahan itu terkait

erat dengan reaksi anti Macedonia oleh orang-orang Yunani dan Aristoteles tentu saja ikut terimbas oleh sikap semacam ini, mengingat bahwa dirinya memang berasal dari daerah Macedonia dan terutama pernah menjadi guru bagi sang kaisar Aleksander Agung. Untuk menghindari hal ihwal yang dapat mengancam dirinya Aristoteles mengungsi ke Chalcis, di Euboea di mana ia memiliki harta benda warisan ibundanya. Sementara itu, administrasi dan kepengurusan Lyceum Peripatos diserahkan kepada Theophrastus. Aristoteles meninggal tahun 322 SM.

Dalam dokumen Sejarah Filsafat Yunani Sm1Md2 doc (Halaman 88-92)

Dokumen terkait