• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis bernama Rizka Amalia dilahirkan di Tuban pada tanggal 2 Februari 1991. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Nur Cholis dan Junaidah. Penulis telah menempuh dua pendidikan yaitu formal dan informal secara bersamaan. Pendidikan informal ditempuh di TPQ Al- Hidayah Lajokidul, dilanjutkan di Madrasah Diniyah Al Hidayah Lajokidul, di Madrasah Mualimin Mualimat Kendal Bojonegoro, dan Pondok Pesantren Al Asmanah Bojonegoro. Sedangkan pendidikan formal di tempuh di TK Muslimat NU Lajokidul, dilanjutkan di SDN I Lajokidul, di SMPN I Singgahan dan MAN I Bojonegoro. Studi pendidikan formal dilanjutkan di Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah tergabung ke dalam lembaga struktural Bina Desa BEM KM IPB tahun 2009-2011, aktif menjadi staf administrasi keuangan di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (DPM FEMA) tahun 2011, Direktur Research and Development di Himpunan Mahasiswa Peminat Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) tahun 2012, anggota organisasi daerah Paguyuban Angling Dharmo (PAD) Bojonegoro, asisten mata kuliah sosiologi umum dan asisten mata kuliah ilmu penyuluhan. Selain itu, penulis juga aktif kegiatan luar kampus seperti menjadi peserta Parlemen Pemuda 2011 yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat RI, menjadi pembicara di acara mata mahasiswa TVRI yang tayang pada Januari 2012, dan menulis esai di tabloid inspirasi.

ABSTRAK

RIZKA AMALIA. Struktur dan Strategi Nafkah Pedagang Makanan di Sektor Informal Daerah Suburban Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ARYA HADI DHARMAWAN

Strategi nafkah selalu dilakukan oleh manusia untuk mempertahankan keberlanjutan kehidupan mereka. Sementara itu, penelitian ini memfokuskan kajian pada strategi nafkah salah satu sektor informal yaitu usaha berdagang makanan. Penelitian ini dilakukan karena adanya pembangunan dan industrialisasi. Pembangunan dan industrialisasi ini berdampak pada proses pengkotaan sehingga terjadi pengalihan profesi dari dominasi petani menjadi pedagang makanan di sektor informal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei menggunakan kuisioner dan pendekatan kualitatif menggunakan slip, studi kasus dan observasi sebagai penunjang data-data kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik pekerja sektor informal, struktur nafkah rumah tangga pedagang makanan, strategi-strategi nafkah yang dilakukan oleh pedagang makanan di sektor informal, alasan pedagang makanan berdagang di public area dan cara pengelolaan kapasitas menabung pedagang makanan di sektor informal.

Kata kunci: pembangunan, proses pengkotaan, kapasitas menabung

ABSTRACT

RIZKA AMALIA. Livelihoods Structure and Strategies of food seller in Informal Sector Bogor District Suburban Areas. Supervised by ARYA HADI DHARMAWAN

Livelihood strategies are done by humans to maintain the sustainability of life. Meanwhile, this research is focused on livelihood strategies of food seller in informal sector. The study is conducted because industrialization and development. Affect of this industrialization and development are urbanizing process, so that is make profession conversion of domination farmer become food stall at informal sector. The method used in this study is survey research using questionnaires and qualitative approach using a slip, case studies and observations to support quantitative data. The results of this study is about characteristics of informal sector workers especially in food vendors, the structure of household income, livelihood strategies, the reason to trade in public areas and management saving capacity of informal sector workers.

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini meliputi latar belakang atau alasan kuat dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat. Masing-masing uraian tersebut ditulis dalam subbab-subbab di bawah ini.

Latar Belakang

Industrialisasi merupakan salah satu pemicu proses pengkotaan dan perubahan sosial. Pengkotaan dan perubahan sosial ini berpotensi pada adanya konflik dan sengketa, yang berkaitan dengan ketidakseimbangan distribusi resiko dan manfaat industri pada masyarakat sekitar industri. Salah satu bentuk industri adalah industri jasa pendidikan yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut PPW-LPPM (2002) dalam Tan (2006) menyatakan bahwa kehadiran IPB di Dramaga telah mendorong urbanisasi dan perubahan sosial. IPB mempunyai andil besar membawa masyarakat desa-desa lingkar kampus yang sebelumnya homogen petani dan didominasi oleh komunitas-komunitas Suku Sunda menjadi masyarakat suburban yang kian heterogen. Wilayah Lingkar Kampus (WLK) merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan ruang terpenting di pinggir Kota Bogor.

Daerah suburban merupakan sebuah kawasan yang masyarakatnya telah terperangkap dalam suatu transformasi meninggalkan pertanian tetapi masih belum didominasi oleh kegiatan-kegiatan industrial, maka dari itu banyak masyarakat di daerah suburban yang mencari nafkah pada sektor informal yang tidak teratur. Ketidakteraturan ini terlihat bagaimana pekerja sektor informal khususnya pedagang makanan yang mengambil public area seperti pinggir jalan atau trotoar, dan menjual makanan yang tidak bersih.

Menurut McGee (1971) sektor informal merupakan objek eksploitasi dari kaum sirkuit atas. Pada dasarnya sektor informal ini menopang dan melayani kaum sirkuit bawah tetapi faktanya juga menopang eksistensi kaum sirkuit atas. Oleh karena itu, harga barang yang ditetapkan oleh sektor informal menjadi tinggi, kemudian hal ini, dapat mempengaruhi pendapatan dan tabungan mereka. Selain itu, menurut Hart (1973) sektor informal merupakan pelarian orang desa yang tidak tertampung pada sektor pertanian. Hart (1973) juga menyatakan bahwa pekerjaan informal menggambarkan luasnya kesempatan memperoleh penghasilan, yang mana terdapat arus pendapatan yang tidak tetap.

Salah satu wilayah yang merupakan daerah suburban adalah di Jalan Babakan, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Jalan Babakan yang berada di Desa Babakan merupakan daerah suburban karena desa Babakan ini dibatasi oleh desa dan kota serta adanya industrialisasi pendidikan, sehingga memungkinkan pembangunan dan proses pengkotaan. Menurut data dan profil Desa Babakan (2010) menyatakan bahwa Desa Babakan mempunyai luas wilayah 334.384 ha luas, batas sebelah utara adalah Desa Ciherang Kecamatan Dramaga, sebelah selatan adalah Desa Dramaga kecamatan Dramaga, sebelah timur adalah Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat, dan sebelah barat adalah

2

Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea. Desa Babakan dimungkinkan menampung keberadaan para migran, karena masyarakatnya mempunyai mobilitas spasial yang tinggi. Selain itu, di Desa Babakan terdapat industrialisasi pendidikan yaitu keberadaan Institut Pertanian Bogor yang memberi faktor penarik masyarakat di luar Desa Babakan untuk berusaha di sektor informal. Oleh karena itu, di Jalan Babakan yang terletak di Desa Babakan merupakan kawasan yang banyak menampung sektor informal khususnya pedagang makanan yang tidak teratur. Maka dari itu, penelitian ini akan menganalisis sejauhmana pedagang makanan berstrategi dalam mengeksistensikan kehidupan mereka.

Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang diteliti yaitu adanya industrialisasi pendidikan yang merupakan salah satu pemicu proses pengkotaan dan perubahan sosial. Proses pengkotaan dan perubahan sosial ini berpotensi pada adanya konflik dan sengketa, yang berkaitan dengan ketidakseimbangan distribusi resiko dan manfaat industri pada masyarakat sekitar industri. Salah satu bentuk industri adalah industri jasa pendidikan yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berdampak pada pengalihan profesi dari dominasi petani menjadi pekerja sektor informal.

Salah satu sektor informal yang banyak ditemukan di sekitar IPB adalah pedagang makanan, biasanya pedagang makanan mendirikan usahanya di public area seperti jalan, dan trotoar. Keberadaan public area yang menyediakan konsumen potensial mengakibatkan para pedagang makanan mempertahankan

public area untuk tempat berjualan. Keberadaan pedagang makanan yang mengambil public area secara ilegal mengakibatkan sektor informal ini selalu berhadapan dengan petugas-petugas ketertiban. Oleh karena itu, pedagang makanan ini selalu mempunyai strategi agar tidak ada pengusiran. Maka dari itu, perlu diketahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh para pekerja sektor informal khususnya pedagang makanan di Jalan Babakan untuk mempertahankan kehidupan?

Selain adanya pengusiran dari para petugas ketertiban, sektor informal ini juga mendapat beberapa tekanan dari pihak-pihak penguasa lahan seperti preman. Preman ini biasanya juga secara langsung meminta beberapa uang. Beberapa kendala dan tekanan ini tidak membuat sektor informal khusunya pedagang makan untuk pergi dari public area, bahkan sektor informal khususnya pedagang makanan selalu mengakar di public area. Sebenarnya sebab-sebab apa yang membuat para pekerja sektor informal khususnya pedagang makanan bertahan?

Sektor informal merupakan sektor usaha luas yang bisa dimasuki oleh siapa saja, sehingga sektor ini melekat pada para pencari pekerjaan atau mereka yang hanya sekedar tidak ingin menganggur karena sumber nafkah yang mereka miliki berkurang atau bahkan mereka yang sudah tidak mempunyai sumber nafkah lagi. Pada kenyataannya sektor informal seperti berdagang makanan banyak dimasuki oleh orang-orang yang justru banyak memiliki sumber nafkah yang berlimpah. Menurut McGee (1971) sektor informal pada dasarnya melayani kaum sirkuit bawah tetapi faktanya juga menopang eksistensi kaum sirkuit atas. Oleh karena itu, harga barang yang ditetapkan oleh sektor informal menjadi

3 tinggi, kemudian hal ini yang dapat mempengaruhi pendapatan dan tabungan mereka. Maka dari itu, menarik untuk diketahui sejauhmana para pekerja sektor informal khususnya pedagang makanan mengelola surplus pendapatan (kapasitas menabung) mereka?

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Menerangkan strategi yang dilakukan oleh pedagang makanan di Jalan Babakan untuk mempertahankan kehidupan.

2. Menerangkan sebab-sebab pedagang makanan bertahan menjadi pedagang makanan di Jalan Babakan.

3. Menerangkan cara pengelolaan surplus pendapatan pedagang makanan di Jalan Babakan

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak, antara lain:

1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan tentang strategi nafkah pekerja sektor informal khususnya para pedagang makanan di daerah suburban. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga menambah khazanah literatur kajian mengenai strategi nafkah khususnya strategi nafkah pedagang makanan di sektor informal daerah suburban.

2. Bagi pemerintah Kabupaten Bogor, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi yang bermanfaat untuk memberikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait keberadaan sektor informal khususnya pedagang makanan.

5

BAB II

Dokumen terkait