perilaku dengan cara persuasif. Selanjutnya siapa saja yang tidak dapat bekerja dengan sistem ini akan tersingkir dengan sendirinya. Untuk memberi motivasi, sekarang kami telah mengiatkan star of the man, pemilihan karyawan terbaik, kemudian diumumkan. Siapa terbaik pilihan karyawan dan siapa terbaik pilihan pasien. Kita bisa memilih secara objektif berdasarkan kepuasan pasien dan berdasar penilaian karyawan sendiri. Bagi karyawan yang terpilih akan mendapatkan penghargaan berupa pengurusan pangkat lebih cepat, atau dipromosikan pada jabatan tertentu, pendidikan, umroh dan ada kemungkinan diberangkatkan haji. Untuk mensejahterakan karyawan, kami sedang merancang untuk menyediakan kaplingan untuk perumahan, bagi karyawan yang belum mempunyai rumah. Alhamdulillah, tahun ini karyawan mendapat bonus yang jumlahnya lebih besar dari jasa pelayanan. Besarnya bonus tergantung dari kompetensi, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Ini salah satu cara untuk merubah pola pikir lama yaitu just in the books
berpikir dalam kotak, kemudian berubah pada cara berikir out of the books . Berikir keluar dari kotak atau kebiasaan yang berlaku selama ini.
Apa buktinya bahwa rumah sakit berpihak pada rakyat ?
Rakyat yang kita layani sebagian besar adalah masyarakat miskin. Diantara bukti keberpihakan ini, konter Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) berdekatan dengan ruang direksi. Konsep ini agar kami lebih mudah, lebih sering dan lebih cepat memberikan pengawasan dan pengambilan keputusan jika ada kekuarangan dalam melayani orang miskin. Bahkan konter untuk jamkesmas tidak bercampur dengan pasien yang lain. Di ruang tunggu jamkesmas kami pun menyediakan dispenser air minum untuk para pasien. Kebetulan ada hamba Allah yang menyumbang sebagai donatur. Kami juga meminta kepada semua pihak untuk memberikan masukan kekuarangan yang ada dalam
pelayanan ini. Karena kami menyadari sebagai pegawai negeri ini harus bekerja sepenuh hati. Itu prinsip kami.
Bagaimana masyarakat yang tidak mempunyai surat keterangan tidak mampu (SKTM) atau Jamkesmas?
Mereka yang tidak mempunyai surat keterangan tidak mampu atau jamkesmas, misalnya seorang gelandangan, maka direktur melakukan intervensi. Itu sudah diaplikaskan. Bahkan bukan hanya pelayanan kesehatan. Tapi juga ada sumbangan pakaian, baju, sarung dll. Saya tidak beretorika, silahkan lihat pelayanan jamkesmasnya.
Bagaimana dengan program Gubernur baru, bahwa kaya-miskin masyarakat Sumsel berobat gratis?
Sebenarnya kita mendukung semua gratis. Tapi dalam hal ini, kami ini akan diaudit oleh pihak internal dan ekternal. Disamping harus melakukan pemeliharaan rumah sakit. Orang yang bekerja juga harus mendapat kesejahteraan. Obat- obatan yang hutang juga harus dibayar. Prinsipnya kami mendukung, tinggal ditindaklanjuti secara teknis dan administrasi, sehingga tidak ada pihak yang terdzalimi atau tertunda pelayanan kesehatannya.
Bagaimana ketersediaan obat Jamkesmas ?
Alhamdulilllah, kemarin sudah digelontorkan lagi. Bahkan kita juga sudah melakukan operasi torak melalui jamkesmas kerja sama dengan tenaga ahli jantung nasional Universitas Indonesia dan RS Persahabatan. Jadi luncuran jamkesmas sudah cukup banyak. Pertama, 5,3 milyar kedua, 9,7 milyar dan ketiga 21 milyar. Tapi ini belum dapat menutupi seluruh jamkesmas kita. Kebutuhan jamkesmas kita itu kira-kira 5 – 10 milyar / bulan.
Sebagai orang pertama di Rumah Sakit ini apa yang telah Anda lakukan untuk sebuah perubahan ?
Saya sebagai pemimpin, juga sebagai guru, pelayan, disainer, konseptor, inovator kadang-kadang juga sebagai operator. Kami bekerjasama, saling menghargai, saling membantu satu sama lain. Mudah-mudahan dengan cara ini menumbuhkan kesadaran seluruh karyawan yang ada. Memang tidak mudah. Tapi secara perlahan perubahan itu sudah mulai kelihatan. Khusus untuk pasien kami melayani secara persuasif, bahkan mulai tahun ini ada tambahan penyuluhan rohani. Buku-buku do’a sudah disediakan, khususnya agama Islam, kami memprioritaskan yang mayoritas. Alhamdulillah saat ini kerohanian sudah diaktifkan kembali. Khusus anak-anak yatim/piatu putra-putri
Tempat pelayanan obat pasien jamkesmas rawat jalan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
karyawan rumah sakit mendapat santuan dari Yayasan Abulyatama. Kita mencoba memanusiakan karyawan dengan kemampuan yang ada.
Bagimana konsep membangun kebersamaan ?
Kami datang bersama-sama awalnya, memelihara, mengelola sama-sama dan sukses bersama- sama. Bukan ilmu kodok berenang. Injak bawahan sikut kiri-kanan dan jilat ke atas. Ini neraka tempatnya. Kita berusaha sama-sama, kemudian sukses bersama dunia-akhirat. Ini yang kita tanamkan bersama. Jabatan ini amanah yang harus dipertanggung jawabkan dimata Allah. Kita tidak perlu petantang- petenteng (sombong red), begitu mati juga tidak ada yang dibawa. Kita harus siap, sebagai pegawai negeri, dimanapun ditempatkan. Kita harus menjaga amanah baik-baik. Bagimana caranya? Yaitu: dengan PDLT. Prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. Kerja sebaik mungkin. Sebab akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah. Bekerja sepenuh hati, loyalitas terhadap bangsa, negara dan rakyat. Tidak tercela, melanggar hukum, norma agama dan norma masyarakat.
Bagaimana cara menggerakan karyawan agar mengikuti anjuran pimpinan ?
Seperti agama saja. Kita mengajak sholat, maka kita harus berwudhu kemudian melaksanakan sholat. Jika ada yang belum mengikuti, kita harus mengajak dengan cara yang baik. Kita membangun hubungan antara pimpinan dan staf seperti mitra, saling menghormati dan menghargai. Bukan bentuk penekanan, apalagi menggunakan komunikasi yang menakutkan. Tapi kita membangun komunikasi yang memanusiakan. Semua mengikuti mekanisme yang telah disepakati. Tidak karena pimpinan lalu duluan, staf belakangan. Tidak. Semua harus mengantri kalau memang harus mengantri.
Kendala apa saja yang ditemui dalam melayani orang miskin ?
Banyak, diantaranya ia memang orang miskin tapi tidak terdata sebagai penduduk miskin, maka k i t a s e b a g a i p i m p i n a n h a r u s mengambil kebijakan. Kami harus berani mengambil risiko. Jadi ada orang miskin itu baru mengurus j a m k e s m a s ny a s e t e l a h m a s u k rumah sakit, ketika mau operasi. Suaminya buruh bangunan, tidak sempat mengurus dan ternyata m e m a n g m i s k i n . M a k a , k a m i memberi kebijakan memudahkan untuk orang miskin. Sebab orang miskin itu, jika tidak kerja, maka juga tidak dapat makan. Berikutnya, ada orang miskin yang tidak tahu hak dan kewajibanya. Haknya mendapat jaminan kesehatan dan kewajibanya mendaftar diri ke RT, RW dst. Kemudian mendadak sakit. Kita juga susah mengidentifikasinya. Seharusnya pemerintah kota/kabupaten yang proaktif mendaftarnya. Berikutnya lagi ada kelompok masyarakat yang meragukan antara miskin dan tidak miskin. Kami mengambil kebijakan diangsur sesuai dengan kemampuan. Mereka tidak mempunyai kartu jamkesmas, tapi dari sisi penampilan seperti orang yang berkemampuan, maka kebijakanya mereka harus mengangsur.
Apa masih ada kendala dalam system veriikasi saat ini ?
Ya… ada kendala karena tidak nyambungnya system rumah sakit dengan jamkesmas. Belum terpadunya system. Ada system rumah sakit, SABMN, SAK, SAI, Cash Mix dan INA – DRG. Mulai 1 Oktober kemarin kita sudah menggunakan INA- DRG. Sedangkan jamkesmas masih menggunakan system konvensional. Tidak ada identitas nama, diagnosa dan tingkatan tindakan. Ini perlu waktu, karena pengerjaanya manual. Butuh waktu dan kerja keras. Kita maunya satu kali memasukan data, dapat digunakan untuk jamkesmas dan askes sekaligus. Jadi terdukung secara system.
Solusi apa yang sudah diambil oleh pimpinan terhadap kendala- kendala tersebut ?
Oh, ya kita sudah mengambil solusi untuk mewujudkan visi dan misi menjadi rumah sakit terbaik dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan research di pulau Sumatera. Jadi kompetitor kita Rumah Sakit Adam Malik (Padang) dan Rumah Sakit Jamil (Medan). Dan tujuan terakhirnya menjadi rumah sakit yang mampu memberi pelayanan kesehatan yang paripurna, sebagai kebanggaan nasional. Untuk itu kami membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun lagi. Insya Allah terwujud. Amin.
Pasien jamkesmas di ruang rawat inap RSUP Moh. Hoesin Palembang
RAGAM