Ruang Terbuka dan Tata Hijau Ruang Terbuka

 Karya taman dengan Fasilitasnya; meliputi fungsi-fungsi yang bersifat publik berupa ruang terbuka hijau, plaza, selter, taman bermain yang didalamnya ditempatkan juga sektor informal (PKL). Daerah-daerah yang termasuk kedalam fungsi ini adalah:

 Kawasan Tapak Pader

 Kawasan Pantai Jakat

 Penyempurna Hijau Binaan dengan fasilitasnya, merupakan taman-taman bermain, dan taman hijau dan ruang terbuka publik tempat berinteraksi sosial masyarakat. Daerah- daerah yang termasuk kedalam fungsi ini adalah:

 Taman-taman kota, Lapangan Merdeka

 Taman-taman lingkungan

RPI2-JM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014 5 - 50 lindung, buffer, konservasi alam dan sumber resapan. Daerah-daerah yang termasuk kedalam fungsi ini adalah:

 Hutan-hutan cemara Laut

Tata Hijau

Tata Hijau menerus sepanjang Jalur Jalan Utama, Sekunder dan Lingkungan E. Pembagian Segmen dan Blok

Untuk memudahkan perencanaan, maka kawasan ini dibagi kedalam 3 (tiga) segmen sebagai berikut :

1. Segmen 1

 Meliputi Blok 1.1 sampai dengan Blok 1.13 2. Segmen 2

 Meliputi Blok 2.1 sampai dengan Blok 2.4 3. Segmen 3

 Meliputi Blok 3.1 sampai dengan Blok 3.3 F. Penanganan Dini Bencana Tsunami

Mengingat kawasan pesisir pantai Kota Bengkulu cukup rawan untuk terjadi bencana tsunami maka perencanaan kawasan ini harus memperhatikan factor keselematan warga yang tinggal di sekitar kawasan pesisir pantai, minimal kemudahan dalam melakukan evakuasi dini dan meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh bencana tsunami. Ada beberapa cara penanggulangan secara desain yang dapat diterapkan di perencanaan kawasan pesisir Kota Bengkulu ini, seperti gamabar disamping, yaitu melakukan pembagian zona pada kawasan pesisir dan penggunanan bangunan dengan struktur panggung pada bangunan-bangunan publik.

Pembagian zonasi ini diharapkan akan dapat memecah gelombang tsunami yang masuk ke bagian pesisir pantai yang nantinya diharapkan dengan menerapkan system ini diharapkan kerusakan yang diakibatkan oleh bencana tsunami akan lebih kecil dan dapat mengurangi korban jiwa yang cukup banyak.

5.4.3.2 Rencana Umum dan Panduan Rancangan A. Panduan Segmen 1

Segmen ini diarahkan menjadi kawasan pusat aktifitas wisata kawasan dengan melakukan :

RPI2-JM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014 5 - 51

 Penataan bangunan dan lingkungan mengoptimalkan kondisi eksisting dan meningkatkan daya dukung lingkungan dengan penambahan fungsi komersial campuran (mixed use), perbaikan infrastruktur kawasan, penambahan dan perbaikan fasilitas publik (plaza) dan perbaikan kondisi hunian eksisting maupun rencana baru.

 Penataan lingkungan berupaya mengantisipasi perkembangan di masa datang secara sosial, ekonomi dan lingkungan juga memperhatikan kemudahan mitigasi/evakuasi dini terhadap bencana tsunami.

1) Prinsip

Penataan bangunan dan lingkungan di segmen ini ditujukan untuk menciptakan koridor pesisir pantai yang terdefinisi dengan baik. Orientasi tata bangunan tanggap terhadap bentuk site (pesisir laut) didukung oleh fungsinya campuran (komersial jasa, ruang terbuka hijau dan hunian).

Fungsi-fungsi publik pendukung aktifitas perlu diwadahi di segmen ini, seperti: selter yang terintegrasi dengan fungsi telepon booth, ATM, bangku taman, lampu, perabot jalan lainnya juga pembuatan sistem sarana angkutan umum dan jalur pejalan kaki yang menerus nyaman dan aman.

2) Tata Guna Lahan

Tata guna lahan yang diperbolehkan adalah;

1. Peruntukan perumahan, Bangunan Tunggal Tipe Wisma Besar, Wisma Sedang dan Wisma Kecil. Fungsi hunian untuk umum atau hunian yang disewakan.

2. Peruntukan Campuran Perumahan dan Bangunan Umum. Fungsi yang diperbolehkan pada peruntukan Campuran Perumahan dan Bangunan Umum ini adalah; Campuran Perumahan, Kantor dan Komersial.

3. Peruntukan Ruang terbuka. Fungsi yang diperbolehkan pada peruntukan Ruang Terbuka ini adalah:

 Karya taman dengan Fasilitasnya, merupakan fungsi-fungsi yang bersifat publik berupa ruang terbuka hijau, plaza, selter, taman bermain yang didalamn ya ditempatkan juga sektor informal (PKL). Fungsi ini terintegrasi dengan sistem jalur pejalan kawasan.

taman-RPI2-JM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014 5 - 52 taman bermain, dan taman hijau dan ruang terbuka publiktempat berinteraksi sosial masyarakat, dan biasanya diletakan sebagai fasilitas ruang terbuka hunian

 Penyempurna HIjau Lindung dengan fasilitasnya, dimana lokasi ini berada di bagian pesisir (pasir) pantai yang telah di tumbuhi oleh vegetasi eksisting.

3) Intensitas Bangunan

Pengaturan KLB (Koefisien Luas bangunan) dan KDB (koefisien Dasar Bangunan) di buat berdasarkan fungsi yang direncanakan, yaitu :

1. Peruntukan Perumahan

 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 30%

 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 1,0 (satu)

 Garis Sempadan Bangunan : ½ ROW JALAN + 1

(Penentuan GSB ditentukan berdasar pada Peraturan Bangunan Nasional (DPMB) yang dikeluarkan PU)

2. Peruntukan Campuran Perumahan dan Bangunan Umum

 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 30%

 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 1,5 (satu koma lima)

 Garis Sempadan Bangunan : ½ ROW JALAN + 1

(Penentuan GSB ditentukan berdasar pada Peraturan Bangunan Nasional (DPMB) yang dikeluarkan PU)

3. Peruntukan Ruang terbuka

 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 20%

 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 0,2 (nol koma dua)

 Garis Sempadan Bangunan : ½ ROW JALAN + 1

(Penentuan GSB ditentukan berdasar pada Peraturan Bangunan Nasional (DPMB)

4) Sistem Sirkulasi dan Penghubung Sirkulasi Kendaraan

 Standar lebar jalan lingkungan harus memperhatikan faktor keselamatan, yaitu pencapaian mobil pemadam kebakaran dan ambulan

RPI2-JM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014 5 - 53

 Terdapat kemudahan akses dari pemukiman yang ada di sekitarnya

 Lokasi fasilitas pendidikan tidak berada di jalan-jalan utama dan pencapaian maksimum 350 meter dari halte atau pemberhentian angkutan publik yang dapat dicapai dengan berjalan kaki

5) Tata Bangunan

 Bangunan di kawasan ini dianjurkan berupa bangunan tunggal dengan sempadan depan = ½ ROW JALAN + 1

 lantai dasar bangunan harus mempunyai bukaan menghadap ke jalur pejalan kaki

 Atap bangunan dianjurkan menggunakan atap miring dengan bahan dan warna yang serasi

 Mengikuti peraturan bangunan yang berlaku untuk mengatur keamanan bangunan, jarakantara bangunan dsb

 Bangunan harus memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan bagi penghuni dan lingkungan

 Ketinggian peil bangunan maksimum 30 cm dari muka jalan

 Orientasi bangunan harus menghadap jalan

 Basemen diperbolehkan, dengan mengikuti peraturan bangunan yang berlaku

 Tinggi pagar yang diperkenankan hanya setinggi 1 meter berupa pagar transparan.

6) Ruang Terbuka dan Tata Hijau 1. Ruang Terbuka

 Diajurkan untuk membuat ruang terbuka yang juga berfungsi sebagai ruang bersosialisasi masyarakat. Ruang terbuka tersebut dapat berfungsi sebagai lapangan olah raga atau taman umum.

 Halaman muka bangunan turut membentuk ruang terbuka bagi jalan di mukanya.

 Dianjurkan untuk menggunakan bahan menyerap air seperti rassblock

RPI2-JM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014 5 - 54 2. Tata Hijau

 Penataan pohon hijau menerus sepanjang jalur pejalan kaki

 Pohon peneduh dianjurkan disediakan di setiap kapling

 Jenis tanaman yang dipilih untuk pohon peneduh harus mengikuti kriteria yang sesuai

 Pohon peneduh harus berada diantara jalan dengan pedestrian, dengan jarak antar pohon berkisar antara 5 - 8 meter sesuai diameter rata rata tajuk pohon.

7) Tata informasi dan Reklame 1. Tata Informasi Bangunan

 Tata informasi pada bangunan hanya boleh menandakan pemilik gedung atau nama gedung atau penyewa gedung yang paling dominan

 Rancangan tata informasi harus terintegrasi dengan arsitektur bangunan

 Besarannya tidak mendominasi tampak bangunan 2. Reklame

 Tidak diperkenankan untuk memasang reklame pada fasilitas pendidikan dan fasilitas umum.

 Bila terletak pada bangunan komersial, reklame tersebut harus terintegrasi dengan arsitektur bangunan

 Besaran papan reklame tidak mendominasi tampak bangunan

 Rancangan reklame sebaiknya terintegrasi dengan perabot jalan (street furniture) dan fasilitas publik lainnya (jembatan penyebrangan, boks telepon umum, tong sampah, dll.)

 Tiang reklame tidak boleh terletak di trotoar

8) Perabot Jalan (Street furniture)

 Lampu Penerangan jalan , penerangan pejalan kaki, dan penerangan bangunan harus ada di seluruh kawasan

 ianjurkan untuk melengkapi jalur pejalan kaki dengan meletakkan tong sampah, boks, dll. pada t

9) Pedagang Kaki Lima

 Pedagang kaki lima dianjurkan ditempatkan di lokasi tertentu yang tidak mengganggu aktifitas masyarakat dan sirkulasi kendaraan

RPI2-JM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014 5 - 55

 Lokasi kaki lima sebaiknya terencana dan dilengkapi dengan sarana utilitas (saluran air bersih, saluran pembuangan air kotor dan tempat pembuangan sampah)

10) Prasarana Lingkungan

 Drainase

Saluran drainase wajib ada dengan kriteria :

 Harus menerus di sepanjang subkawasan pusat lingkungan dan terintegrasi dengan perencanaan jalan dan sistem drainage di seluruh kawasan

 Saluran drainase terletak di kedua sisi bahu jalan sebaiknya berupa saluran tertutup berbentuk segi-empat dengan kecepatan aliran antara 0,6 – 3,0 m/dtk. Kemiringan disesuaikan sehingga dapat mengalirkan air secepat-cepatnya

 _{Dimensi rata-rata saluran drainase yang diperlukan untuk}

menghindari terjadinya banjir adalah lebar 1 m dengan kedalaman antara 1 hingga 1,5 meter

 Menggunakan sistem saluran tertutup dengan “street inlet” atau lubang bukaan di tepi jalan dengan syarat: Tidak mengganggu jalan dan pejalan kaki, terletak pada elevasi terendah dari arah limpasan, Jumlah street inlet yang diperlukan minimum setiap 50 meter, dilengkapi dengan screen bar sehingga sampah tidak terbawa kedalam saluran, untuk setiap jarak 50 m hingga 100 m diperlukan man hole atau lubang kontrol yang dilengkapi dengan screen bar.

 Persampahan

Tempat pembuangan sampah sementara wajib ada dibeberapa tempat yang memungkinkan

B. Panduan Segmen 2