• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEIKSIS TEKS NOVEL AL-KARNAK

D. Rumusan Deiksis

Berdasarkan analisis struktur tersebut, maka dapat di rumusan deiksis bahasa Arab pada sub bab ini, untuk memudahkan pemahaman struktur deiksis dalam novel al-Karnak.

1. Deiksis Persona

Dalam analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibentuk rumusan deiksis persona sebagai berikut:

a. Persona pertama

Pronomina afiksal persona pertama singular

Pronomina leksikal singular ana> memiliki beberapa bentuk pemarkah apabila berafiks pada verba sebagai berikut:

Subjek verba ujaran:

339

Bambang Kaswanti Purwo, Deiksis dalam Bahasa Indonesia, 67.

340

Benny H. Hoed, Kala dalam Novel, Fungsi dan Penerjemahannya, 68. Dan lihat pula Thoyib IM, Kalimat Bahasa Arab (Jakarta: Departemen Agama RI, 1998), 20.

Subjek verba pengujaran:

Verba mud}a>ri’ + prefiks a- {

أ-

} atau u- {

ُا-

} Klausa (6) dan (7).

Objek verba pengujaran:

Verba ma>d}i + sufiks –nun + -i {

ﻰﻧ -

} Klausa (8), (9), dan (10).

Verba perfek feminin singular + infiks t {

ْت

} + sufiks –nun {

ن

}+

–i {

ي

-

}. Klausa (11).

Verba mud}a>ri’ + sufiks –nun +–i {

ﻰﻧ-

}

–i {

ي

-

} Klausa (12), (13) dan (16).

Verba ma>d}i + sufiks –i {

ي -

} Klausa (14) dan (15). Objek verba ujaran:

Verba ma>d}i + sufiks –i {

ي -

} Klausa (17) dan (18). Adapun, pronomina afiksal pada nomina sebagai berikut:

Nomina sa’atun {

ﺔﻋﺎﺳ

} + sufiks –i {

ي

-

} baitun{

ﺖﯿﺑ

}

Frasa (19) dan (20).

Nomina preposisi wara’a {

ءارو

} + sufiks –i {

ي

-

} Verba ma>d}i + sufiks –tu {

ُت -

}

Klausa (1), (2), dan (3).

Verba ma>d}i + sufiks –tu {

ُت

-

} Klausa (4) dan (5).

Frasa (21). Pronomina afiksal pada partikel berikut ini:

Partikel emfatik anna {

ّنأ

} + sufiks –nun + -i {

ﻰﻧ-

}

in {

ْنإ

}

Frasa (22) dan (23).

Partikel preposisi lakin {

ﻦﻜﻟ

} + sufiks –nun + -i {

ﻰﻧ-

} Frasa (24).

li {

ـﻟ

} + sufiks –i {

ي

-

}

lakin {

ﻦﻜﻟ

}

Partikel preposisi min {

ﻦﻣ

} + sufiks –nun + -i {

ﻰﻧ

-

}

‘an {

ﻦﻋ

}

Frasa (25), (26), (27), dan (28).

Pronomina afiksal persona pertama dual

Pronomina leksikal dual nah}nu berinflektif morfologis apabila berafiks dengan verba sebagai berikut:

Subjek verba pengujaran:

Verba mud}a>ri’ + prefiks na- {

- ـﻧ

} Klausa (35), (36), dan (37). Subjek verba ujaran:

Verba ma>d}i + sufiks –na> {

ﺎﻧ -

} Klausa (38) dan (39).

Pada pronomina berafiks pada nomina sebagai berikut:

Nomina preposisi baina {

ﻦﯿﺑ

} + sufiks –na> {

ﺎﻧ-

} Frasa (38).

Pada pronomina berafiks partikel sebagai berikut:

Partikel preposisi lan {

ﻦﻟ

} + sufiks –na> {

ﺎﻧ-

} Frasa (40).

Pronomina afiksal persona pertama plural

Pronomina leksem plural yang berafiks pada verba dapat berinflektif sebagai berikut:

Subjek verba pengujaran:

Verba mud}a>ri’ + prefiks na- {

- َـﻧ

} atau nu- {

- ُـﻧ

} Klausa (41) dan (42).

Sedangkan, pronomina afiksal plural pada nomina sebagai berikut:

Nomina preposisi haulun {

لﻮﺣ

} + prefiks na- {

- ـﻧ

} Frasa (46).

Pronomina afiksal plural pada partikel sebagai berikut:

Partikel preposisi ‘ala> {

ﻰﻠﻋ

} + sufiks –na> {

ﺎﻧ-

}

min {

ﻦﻣ

} Frasa (47) dan (49).

Partikel emfatik anna {

ّنأ

} + sufiks –na> {

ﺎﻧ

-

} Frasa (48).

B. Persona Kedua

Pronomina afiksal persona kedua singular

Pronomina leksikal maskulin anta memiliki inflektif apabila berafiks verba sebagai berikut:

Subjek verba pengujaran:

Verba perfek feminin singular + infiks t {

ْت

} + sufiks –ka {

َك -

} Klausa (55).

Verba ma>d}i + sufiks –ka{

َك-

}

–ta{

- َـﺗ

} Klausa (56), (57) dan (58).

Klausa (59). Objek verba pengujaran:

Verba ma>d}i + sufiks –ka {

َك -

} Klausa (60).

Terdapat pula, pronomina afiksal partikel sebagai berikut:

Partikel preposisi min {

ﻦﻣ

} + sufiks –ka {

َك -

}

la {

ـﻟ

}

Frasa (61) dan (62).

Partikel emfatik anna {

ّنأ

} + sufiks –ka {

َك -

} Frasa (63).

Pada pronomina leksikal anti memiliki inflektif yang berafiks pada verba sebagaimana berikut ini:

Subjek verba pengujaran:

Verba mud}a>ri’ + konfiks ta-ina {

ﻦﯾ

- ـﺗ

} Klausa (64), (65), dan (66).

Objek verba pengujaran:

Verba ma>d}i + sufiks –ki {

ِك

-

} Klausa (67) dan (68).

Sementara, bentuk afiks pronomina pada partikel sebagai berikut:

Partikel emfatik inna {

ّنإ

} + sufiks –ki {

ِك-

} Frasa (69).

Partikel preposisi la {

ـﻟ

} + sufiks –ki {

ِك -

} Frasa (70).

Secara leksikal pronomina plural baik feminin dan maskulin menggunakan antuma>. Berikut bentuk inflektif pronomina tersebut dalam verba:

Subjek verba pengujaran:

Verba ma>d}i + sufiks –kuma> {

ﺎﻤﻛ

-

} Klausa (78).

Sedangkan, pronomina afiksal partikel sebagai berikut:

Partikel emfatik anna {

ّنأ

} + sufiks –kuma> {

ﺎﻤﻛ-

} Frasa (79).

Pronomina afiksal persona kedua plural

Pada pronomina plural antum dan antunna, yang berinflektif apabila melekat pada verba sebagai berikut:

Subjek verba pengujaran:

Verba mud}a>ri’ + konfiks tu-una {

نو - ُـﺗ

} atau ta-una {

- َـﺗ

نو

}

Klausa (80), (81), dan (82). Objek verba pengujaran:

Verba ma>d}i + sufiks –kum {

ﻢﻛ

-

} Klausa (83).

Bentuk infleksi pronomina pada nomina sebagai berikut:

Nomina pelaku majlisun {

ﺲﻠﺠﻣ

} + sufiks –kum {

ﻢﻛ-

} Frasa (84).

Sedangkan pronomina persona kedua plural berinflektif pada partikel sebagai berikut:

Partikel preposisi la {

ـﻟ

} + sufiks –kum {

ﻢﻛ -

} Frasa (85).

Partikel emfatik anna {

ّنأ

} + sufiks –kum {

ﻢﻛ

-

} Frasa (86).

2. Deiksis Waktu

Dalam analisis waktu kebahasan diatas, dapat kita rumuskan berdasarkan kala, keaspekan, dan modalitas sebagai berikut:341

a.Waktu kebahasaan lampau

b. Waktu kebahasaan kini

341

Benny H. Hoed, Kala dalam Novel, Fungsi dan Penerjemahannya, 35.

Nomor Kalimat SRW Keaspekan Modus

89 - 94 P rel 0 P < 0 Pola 3 Perfektif - 95 - 98 P rel R rel 0 P < R < 0 Pola 3 Perfektif - 99 R rel 0 R < 0 Pola 3 Perfektif - 100 - 101 R rel 0 R < 0 Pola 2 Perfektif -

Nomor Kalimat SRW Keaspekan Modus

104 dan 107 P rel 0 P = 0 Pola 1 Imperfektif Indikatif 102, 103, 105, dan 107 P rel 0 P = 0 Imperfektif Indikatif

c. Waktu kebahasaan mendatang

Adapun kesimpulan dari hasil analisis deiksis waktu tersebut adalah sebagai berikut342 :

Bentuk Modus Waktu Kebahasaan Keaspekan

Lampau Kini Mendatang Perfektifitas Imperfektifitas Netral

Mud}a> ri’ Indikatif + + + - + + Subjungtif + - + - + + Jussif + - + + + + Ma>d}i - + - + + - + 3. Deiksis Ruang

Analisis deiksis ruang diatas dapat di rumuskan sebagai berikut:

a. Lokatif

Nomor

kalimat Statis Dinamis Proksimal Distal

118 - 120 + - + -

121 - + - +

342

Zaqiatul Mardiah, “Modus, Aspek, dan Waktu Kebahasaan dalam Bahasa Arab”, 80.

Pola 2

Nomor Kalimat SRW Keaspekan Modus

108 - 112 P rel 0 P > 0 Pola 2 Imperfektif Indikatif 113 P rel R rel 0 P > R > 0 Pola 2 Imperfektif Indikatif 114 P rel 0 P > 0 - P < 0 Pola 3 Imperfektif Subjungtif 115 dan 116 P rel R P > R Pola 2 Imperfektif Subjungtif 117 P rel 0 P > 0 Pola 2 perfektif Jussif

b. Demonstratif Nomor

kalimat Proksimal Distal

122 - 123 + -

c. Temporal

Nomor kalimat

Kala

Lampau Kini Mendatang

124 + - -

125 + - -

126 + - -

127 - + -

128 - - +

Dengan demikian, bab ini menjelaskan bahwa gramatikal (semantik) memperlakukan makna dalam tuturan melalui definisi ungkapan dalam bahasa. Sedangkan, deiksis memperlakukan makna luar tuturan dalam keterkaitan antara penulis, penutur, waktu dan tempat peristiwa komunikasi dalam teks. Oleh karena itu, antara gramatikal dan deiksis memiliki fungsi komplementer dan saling berhubungan untuk memudahkan pemahaman secara subjektif pembaca.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini menunjukkan bahwa deiksis merupakan sarana pragmatik untuk memudahkan pemahaman teks narasi bahasa Arab dalam novel al-Karnak. Hal ini terlihat pada konteks yang melibatkan tindak tutur sebagai kedudukkan referen (acuan) peristiwa, berupa persona, waktu dan tempat. Ketiganya ditandai adanya konjugasi pronomina, kala, dan posisi dalam peristiwa. Pemahaman teks novel al- Karnak dapat diketahui berdasarkan pada 3 (tiga) macam deiksis, yaitu deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis ruang. Pada deiksis persona leksem-leksem yang menjadi bahan pembicaraan adalah bentuk pronominal, nominal dan partikel. Sementara, leksem-leksem yang menjadi bahan pembahasan pada deiksis waktu merupakan leksem adverbial. Pada deiksis ruang membicarakan leksem verbal dan adverbial menempatkan kondisi dan situasi teks narasi pada distal dan proksimal pada lokatif (dinamis dan statis), demonstratif dan temporal pada kondisi kekalaan saat tempat itu menunjukan peristiwa, baik lampau, kini, dan mendatang.

Gramatikal dalam teks narasi ini sebagai fondasi makna dalam- ujaran untuk menunjang pemahaman secara tekstual dan deiksis sebagai menentu makna luar-ujaran secara kontekstual. Deiksis sebagai proses bersifat inferensial untuk memperoleh makna yang dimaksudkan ujaran dalam teks melalui suatu konteks yang holistik. Makna deiksis memberikan hubungan antara bahasa dengan konteks, melalui referen (acuan) pada entitas berbagai konteks sehingga memperoleh pemahaman yang lebih nyata dan jelas pada teks. Hal ini disebabkan penjelasan makna dari ujaran-ujaran yang hakikatnya tergantung pada acuan deiktik pada ciri-ciri tertentu dalam konteksnya. Acuan pada ciri-ciri konteks linguistik ujaran yang lebih luas seringkali merupakan bagian dari makna ujaran.