• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

C. Saran

Saran ini ditujukan kepada pengajar bahasa Indonesia dan peneliti selanjutnya yang menggunakan novel Keberangkatan karya Nh. Dini objek penelitian. Bagi pengajar, diharapkan novel Keberangkatan karya Nh. Dini dapat dijadikan suatu alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA, selain itu pengajar diharapkan memperhatikan tiga aspek penting dalam memilih bahan pengajaran sastra yaitu aspek bahasa, aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa karena hal tersebut akan menentukan apakah bahan tersebut cocok untuk siswa dalam tingkatan tertentu. Selanjutnya bagi peneliti berikutnya, novel Keberangkatan karya Nh. Dini ini masih mempunyai masalah-masalah lain yang dialami tokoh utama maupun tokoh tambahan yang menarik untuk diteliti dengan menggunakan kajian lainnya.

113

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 1977. Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Diharja, Prapta. 2012. Pengkajian Apresiasi Prosa. Yogyakarta: PBSID Universitas Sanata Dharma.

Dini, Nh. 1977. Keberangkatan. Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya

Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fakih, Mansour. 2012. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hermawatiningsih, Marietta Sri. Nilai Feminis Tokoh dalam Novel Trilogi Jendela-jendela, Pintu, dan Atap Karya Fira Basuki. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Jabrohim (ed). 1994. Pengajaran sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ___________. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita. Kountor, Rony. 2003. Metode Penelitian : untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin, dkk. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar Pemahaman dan Pengembangan). Jakarta: Pt. Bumi Aksara.

______________. 2007. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konkestual. Jakarta: Pt. Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rendi, Oktavianus. 2011. Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang. Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Saraswati, Ekarini. 2003. Sosiologi Sastra: Sebuah Pemahaman Awal. Malang: UKM Press.

Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Sastra Feminis: Perempuan dalam Karya-karya Kuntowijaya. Yogyakarta: Citra Pustaka.

Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Cetakan III. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

_____________. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita. Bandung: Nuansa.

Sugihastuti dan Suharto. 2010. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan. 2007. Gender & Inferioritas Perempuan: Praktik Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wahyuningtyas, Sri dan Wijaya Heru Santosa. 2011. Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.

Waluyo, Herman J.1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

116

SINOPSIS NOVEL KEBERANGKATAN

Elisa merupakan seorang gadis indo bernama lengkap Elisabet Frisart yang merupakan keturunan dari keluarga Frisart. Ia mempunyai keluarga yang tidak harmonis dengan segala permasalahan yang dimulai dari Ibu Elisa. Elisa memiliki tiga saudara, yaitu kakak Elisa yang telah pergi dari rumah, adik perempuan yang bernama Silvi dan adik laki-laki bernama Teo. Ayah Elisa yang ternyata bukan ayah kandung Elisa selalu mengalah dan takut terhadap segala perintah Ibu Elisa oleh karena itu jika Ibu Elisa mengingini barang kepunyaan Elisa, ia selalu diam saja dan tidak berani melerai. Elisa tidak dapat menerima perlakuan Ibu terhadap dirinya dan adik-adiknya sehingga ia lebih memilih untuk pergi dari rumah dan bekerja di perusahaan penerbangan menjadi pramugari.

Ketika keluarganya memutuskan untuk kembali ke negeri Belanda karena bangsa pribumi mulai tidak menyukai bangsa Belanda yang disebabkan dendam atas perlakuan bangsa Belanda semasa penjajahan, Elisa memilih untuk tetap tinggal di Indonesia karena ia merasa sudah dewasa dan sudah dapat menentukan hidupnya sendiri. Selain itu, Elisa juga merasa sebagai warga Indonesia tulen karena sudah terbiasa bergaul dengan warga Indonesia di pemondokan dan ditempat ia bekerja.

Suatu ketika, Elisa berkenalan dengan seorang lelaki bernama Sukoharjito yang merupakan seorang pegawai protokol di istana negara dan juga merupakan saudara Lansih, salah satu teman Elisa. Setelah mengenal beberapa waktu, kemudian Elisa jatuh cinta terhadap Sukoharjito dan merekapun sering pergi ketempat-tempat anak muda yang berpasangan biasa berkumpul. Pada suatu

malam setelah kembali dari sebuah pesta Sukoharjito secara tidak langsung mengajak Elisa untuk berhubungan badan dengan cara meraba-raba bagian kewanitaan Elisa, namun Elisa menolaknya karena ia memegang prinsip bahwa keperawanannya akan ia serahkan kepada suaminya jika sudah menikah. Setelah setahun berpacaran, tidak ada tanda-tanda bahwa Sukoharjito akan menikahi Elisa. Memang Sukoharjito sudah mengajak Elisa untuk berkunjung ke rumah orang tuanya, namun dia tidak pernah menunjukkan hasrat untuk menikahi Elisa yang ada hanyalah hasrat nafsu yang ditunjukkan Sukoharjito kepada Elisa.

Sewaktu Elisa mengunjungi sebuah pesta dengan teman-temannya, ia dipertemukan dengan salah satu kerabat Sukoharjito dan memberitahukan bahwa Sukoharjito akan segera menikah dengan kemenakan ajudan Presiden dikarenakan wanita tersebut telah hamil terlebih dahulu sebelum menikah. Betapa sakitnya hati Elisa mendengar kabar tersebut. Lansih mengatakan betapa beruntungnya Elisa tidak bernasib seperti perempuan itu. Walaupun Elisa merupakan wanita keturunan indo, ia mencoba menjaga adat istiadat yang ada di Indonesia.

Selain masalah percintaan, pikiran Elisa juga dihantui rasa penasaran siapa Ayah kandungnya yang sebenarnya karena sewaktu Elisa belum lahir Ibu Elisa merupakan petualang cinta dan sering berganti-ganti pasangan tidur. Dalam cerita, Elisa mencoba mencari tahu siapa Ayah kandungnya dan pada akhirnya ia dapat menemukan Talib yang merupakan seorang pelukis dan sewaktu muda diangkat menjadi anak oleh suami dari Ibu Elisa. Pada akhirnya Talib jatuh cinta pada Ibu Elisa sehingga setelah itu lahirlah Elisa dan dirawatlah Elisa oleh Talib sewaktu masih tinggal di Surabaya sebelum pindah ke Jakarta.

Setelah patah hati karena perbuatan Sukoharjito yang menghamili kemenakan ajudan Presiden, Elisa sempat putus asa terhadap kehidupannya dan sempat berpikiran untuk bunuh diri. Namun pada suatu hari Gail mencoba untuk mendekati Elisa dan mencoba menghibur Elisa agar tidak putus asa hanya karena masalah percintaan, hingga pada akhirnya mereka menjadi teman yang sangat dekat seperti berpacaran. Gail menaruh perasaan terhadap Elisa dan di saat mereka hendak menjalin asmara, Elisa memutuskan untuk pergi ke Belanda karena ia merasa sudah tidak dapat hidup di Indonesia dan ingin menemui keluarganya sehingga hal tersebut membuat Gail menjadi patah hati. Sebelum Elisa berangkat menuju Belanda, Gail menitipkan bunga dan seberkas surat yang juga berisikan kartu nama Gail dan uang seratus dolar sebagai sesuatu yang menyakinkan Gail bahwa Elisa akan membeli perangko dan menuliskan surat kepada Gail sesampainya di Belanda.

BIODATA PENULIS

Vincentius Herbangun lahir di Wonosobo pada 27 September 1989. Memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Kapencar pada tahun 1994, kemudian melanjutkan di SDN Kapencar I dan selesai pada tahun 2002. Selanjutnya melanjutkan pada tingkat sekolah menengah pertama di SMP Santa Maria Bulu Temanggung dan selesai pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pada tingkat sekolah menengah atas di SMA Bruderan Purworejo dan selesai pada tahun 2008.

Tahun 2008, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Lulus pada tahun 2013 dengan skripsi berjudul Citra Wanita Tokoh Utama dalam Novel Keberangkatan karya Nh. Dini dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

Dokumen terkait