BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN
6.3 Saran
Memperhatikan hasil penelitian dan adanya beberapa keterbatasan seperti yang telah disampaikan dalam penelitian ini, maka bagi lembaga dan penelitian selanjutnya perlu memperhatikan beberapa saran berikut ini:
1. Kantor akuntan publik disarankan melakukan perekrutan calon auditor dengan menggunakan pihak jasa psikolog, sehingga kantor akuntan publik dapat mengetahui karakteristik interpersonal tiap auditor yang mampu mendukung dalam menjalankan visi dan misi yang dimiliki oleh kantor akuntan publik.
2. Kantor akuntan publik perlu melakukan pengawasan dan mengontrol prosedur yang dilakukan auditor dalam menjalankan prosedur pengauditan agar perilaku penyimpangan yang dimungkinkan akan dilakukan oleh auditor dapat diminimalisir bahkan dicegah.
3. Kantor akuntan publik disarankan memberikan kesejahteraan pada para auditor agar keinginan dalam berpindah ruang lingkup kerja pada auditor mampu diminimalisir sehingga perilaku penyimpangan dapat dicegah.
4. Kantor akuntan publik perlu menghadirkan kegiatan yang dapat meningkatkan nilai-nilai positif pada karakteristik interpersonal diri
77
auditor sehingga auditor dimampukan bekerja sesuai prosedur dan mendukung visi serta misi kantor akuntan publik.
5. Auditor disarankan untuk lebih memahami pedoman etika dalam pengauditan sehingga auditor melakukan pengauditan secara profesional.
6. Penelitian selanjutnya mengukur dysfunctional audit behavior sebaiknya tidak hanya menggunakan persepsi dari auditor saja, tetapi juga menggunakan persepsi dari supervisor, pimpinan atau atasan auditor sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.
7. Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian ini dengan melibatkan auditor pemerintah lainnya seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) yang merupakan auditor internal pemerintah atau yang lainnya sehingga dapat dijadikan generalisasi secara keseluruhan.
8. Penelitian selanjutnya perlu ditambahkan metode wawancara langsung pada masing-masing responden dalam upaya mengumpulkan data jika memungkinkan, sehingga dapat menghindari kemungkinan responden tidak objektif dalam mengisi kuesioner. Dan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang mempengaruhi dysfunctional audit behavior seperi waktu pemeriksaan, diskriminasi perbedaan gender, etika profesi dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggarini , N.W.D. (2011). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Akuntan Public Terhadap Profesionalisme Akuntan Publik. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Jawa Timur.
Anita, R. Rita, A. dan Zulbahridar, (2016), Analisis Penerimaan Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior : Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor, Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 2; 114-128, Universitas Riau.
Arens, A.A, Randal, J.E dan Mark S.B., (2008). Auditing and Assurance Services An Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
_______, (2011). Jasa audit dan assurance pendekatan terpadu (adaptasi Indonesia) Jakarta: Salemba Empat.
Ariani, W. A. A. A. (2009). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Kerja pada Kinerja Auditor. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Arumsari, A. L. (2014). Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Tesis Program Magister Akuntansi, Universitas Udayana, Denpasar.
Ashari, R. (2011). Pengaruh Keahlian, Independensi, Dan Etika Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Makassar.
Budi, S. dkk. (2008). Internal Auditor dan Dilema Etika. From www.akuntan.com (21 April 2019).
De Angelo, L.E., (1981). Auditor size and Auditor quality. Journal of Accounting and Economics, Vol 3 (3), pp 183 – 199.
Demir, T. (2011). International Journal of Public Administration. New York: Feb
79
Donnelly, D.P., Quirin, J.J, and O’bray, D. (2003). Auditor Acceptance of Dusfungtional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors’
Personal Characteristics, Behavioral Research In Accounting: February 2003, Vol 15, No 1, pp 87-110.
Efendy, M.T. (2010). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Semarang.
Egan, T. M, Baiyin, Y and Kenneth R B., (2004). The Effects of Organizational Learning Culture and Job Satisfaction on Motivation to Transfer Learning and Turnover Intention.
Fachrurrozi, A., (2012), Pengertian Auditor., Mei 01st 2012 from http://capungtempur.blogspot.com/2012/05/pengertian-auditor.html.
Fiedler, F.E., (1964), A Contingency Model of Leadership Effectiveness, Vol 1, pp 149-190.
Ghozali , I. (2009). Ekonometrika (Teori, Konsep, dan aplikasi dengan SPSS 17).
Semarang: Universitas Diponegoro.
Goleman, D. (1999). Working with Emotional Intelligent, Bantam Book, New York.
Goleman, D. (2005). Emotional Intelligence, alih bahasa T.Hermaya, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2007). Emotinal Intelligence: Kecerdasan Emosional. Mengapa EI lebih Penting daripada Iq. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hall, R. (1968). Professionalism and Bureaucratization, American Sosiological Review, 33: 92-104.
Harini, D. Agus W dan Indah A, (2011), Analisis Penerimaan Auditor Atas Dysfungctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Individual Auditor, Jurnal Akuntansi dalam SNA XIII Purwokerto.
Hudiwinarsih, G. (2009). Auditors’ experience, competency, and their independency As the influencial factors in professionalism. Journal of Economics, Business and Accountancy Ventura Volume 13, No. 3, December 2010, pages 253 – 264 Accreditation No. 110/DIKTI/Kep/2009.
Jayanti, A.A.A S. (2011). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja pada Profesionalisme Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali, Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.
Kalbers, L.P and Timothy J. F. (1995). Professionalism and its consequ-ences: a study of internal auditors, Auditing: Journal of Practic and Theory, Vol. 14 No. 1.
Kelley, T. and Margheim, L. (1990). The Impact of Time Budget Pressure, Personality and Leadership Variabel on Dysfunctional Behavior. Auditing:
A Journal of Practice and Theory. Vol 9. No. 2. pp. 21-41.
Kurniawan, E. (2011). Pengaruh Gender, Etika Profesi dan Hirarki Jabatan terhadap Profesionalisme Auditor. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. From
http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/15690/1/
Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi, Edisi 10. Yogyakarta: Andi
Malone, C., and Roberts. R. (1996). Factors Associated with the Incidence of Reduced Audit Quality Behaviours. Auditing: A Journal of Practice &
Theory.15, 49-64.
Mardiasmo. Dkk. (2002). Analisis Hubungan Kultur Akuntan Publik dengan Kreativitas. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. 2 (1) : 115-142.
Maryanti, P, (2005). Analisis Penerimaan Auditor Atas Dysfungctional Audit Behavior: Pendekatan Karakteristik Individual Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa). Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi, Vol 5. No. 2. pp. 213-225.
Mowday, R. T, Richard M. S, Lyman W. P, (1979), The Measurement of Organizational Commitment, Journal of Vocation Behavior, 14: 224-247.
Mowday, R. T., Porter, L. W and Steers, R. M, (1982). Employee-organization linkages: The psychology of commitment, absenteeism, and turnover. New York: Academic Press.
Mulyadi. (2008). Auditing. Edisi Keenam. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Otley, D. T., and Pierce, B. J. (1996). Audit Time Budget Pressure: Consequence and Antecendents. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 9 No. 1. pp. 31-58.
Otley, D. T., (1980). The contingency theory of management accounting:
achievement and prognosis. Readings in Accounting for Management Control, pp 83–106.
Paino, H, Smith, M. and Ismail. Z, (2012), Auditor accepteance of dysfunctional behaviour : an Explanatory model using individual factors, Journal of
81
Rotter, J. B., (1966). Generalized expectancies for internal versus external control of reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied, 80 (1), pp 1-28.
Solar, D. and Dieter, B., (1971), Machiavellianism And Locus Of Control: Two Conceptions Of Interpersonal Power, 29: 1079 – 1082.
Spector, P. E. (1982). Behavior in organizations as a function of employee’s locus of control. Psychological Bulletin, 91: 482–497.
————. (1988). Development of the work locus of control scale. Journal of Occupational Psychology, 61: 335–340.
Tett, R. P., and John P. M., (1993). Job Satisfaction, Organizational Commitment, Turnover Intention and Turnover: Path Analyses Based On Meta-Analytic Findings, 46: 259-293.
Corporate Culture, alih bahasa Helmi Mustofa, Bandung: Mizan Media Utama.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2006). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba.
Keputusan Sekjen Badan Pemeriksa Keuangan. (2009). Human ResourceManagement Plan. Jakarta.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (TAP MPRRI) Nomor: X/MPR/2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan MPR-RI.
Terkini, Riau., (2014), Oknum PNS Kesra Pangkas Rp 1 Juta Setiap Penerima .,
December 13th, 2014 11:58 from
http://riauterkini.com/sosial.php?arr=84924&judul.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 17 tahun 2005 tentang upaya nyata untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolan keuangan Negara.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TURNOVER INTENTION DAN KINERJA AUDITOR TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT
BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA
AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK WILAYAH MEDAN
DAN PEKANBARU
LAMPIRAN I: KUESIONER PENELITIAN 2019
P R O G R A M S T R A T A - 2 A K U N T A N S I F A K U L T A S E K O N O M I D A N B I S N I S U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
No (Diisi oleh peneliti):………..
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara Kantor Akuntan Publik
Dengan Hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Strata Dua (S2) Universitas Sumatera Utara, Medan – Sumatera Utara yang sedang menyusun tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Science (M.Si), dengan ini saya :
Nama : Edwin Jonathan Panjaitan Nim : 1770-1-7034
Jurusan : Akuntansi
Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap. Kuesioner ini akan dijadikan data dalam penelitian saya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk membacanya dengan teliti dan menjawabnya dengan lengkap. Segala informasi yang diperoleh dari kuesioner ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis.
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terima kasih.
Mohon maaf atas waktu Bapak/Ibu/Saudara yang telah saya gunakan.
Hormat Saya, Peneliti
Edwin Jonathan Panjaitan
KUESIONER PENELITIAN
A. BIOGRAFI RESPONDEN
Nama Responden :__________________________
Umur : _______ tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki / Perempuan
(coret yang tidakperlu)
Tingkat Pendidikan : SMA / D3 / S1 / S2 / S3
(coret yang tidakperlu)
Posisi / Jabatan anda saat ini : __________________________
Berapa lama anda bekerja sebagai auditor : __________________________
B. PernyataanKuesioner
Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat , maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Netral (N)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
KUESIONER I
DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR
NO URAIAN PERNYATAAN JAWABAN
STS TS N S SS
01 Saya menerima Auditor melakukan premature sign-off jika:
a
Auditor percaya tahapan audit selanjutnya hingga tahapan audit selesai tidak akan menemukan sesuatu yang salah jika diselesaikan.
b
Audit sebelumnya tidak menemukan adanya masalah pencatatan atau sistem klien.
c
Pengawas audit tidak setuju (over time) dalam setiap penugasan dan memberikan tekanan untuk segera menyelesaikan tahapan audit.
d Auditor percaya bahwa tahapan audit tidak diperlukan.
02 Saya menerima auditor merubah atau mengganti prosedur audit (altering / replacement of audit procedure) dalam suatu penugasan jika:
a Auditor percaya bahwa prosedur audit semula tidak diperlukan.
b
Audit sebelumnya tidak menemukan adanya masalah pada bagian ini dengan sistem klien.
c Auditor tidak percaya prosedur semula akan menemukan suatu kesalahan.
d Auditor dibawah tekanan waktu untuk menyelesaikan audit.
03 Saya menerima auditor melakukan underreporting of time (URT) jika:
a
URT meningkatkan kesempatan bagi auditor untuk mendapatkan promosi dan kemajuan.
b URT meningkatkan penilaian kinerja.
c URT tersebut disarankan oleh pengawas menengah mereka.
d
Auditor lain juga melakukan URT dan URT ini dilakukan agar bisa bersaing dengan auditor lain.
KUESIONER II LOCUS OF CONTROL
NO URAIAN PERNYATAAN JAWABAN
STS TS N S SS
01 Pekerjaan dilakukan seseorang untuk menghasilkan uang .
02
Dalam kebanyakan pekerjaan, seseorang dapat memperoleh yang diharapkannya seperti yang dia rencanakan sebelumnya.
03
Suatu tugas dapat dikerjakan dengan baik apabila didukung dengan perencanaan yang baik.
04
Jika seorang bawahan merasa tidak puas dengan keputusan yang dibuat atasannya, maka bawahan tersebut sebaiknya tetap melakukan usaha seperti memberi usulan atau masukan kepada atasannya.
05
Jika seseorang mendapatkan uang atau penghargaan, hal tersebut merupakan suatu keberuntungan.
06
Dalam upaya memperoleh suatu pekerjaan atau posisi yang lebih baik, seseorang harus mempunyai anggota keluarga atau teman yang menduduki posisi penting.
07 Promosi dalam karir merupakan suatu keberuntungan.
08
Dalam memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai, kenalan atau teman lebih penting daripada kemampuan yang kita miliki.
09
Untuk dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan seperti uang atau kekayaan, seseorang harus mempunyai kenalan atau teman yang tepat.
10
Untuk menjadi karyawan yang berprestasi diperlukan suatu keberuntungan.
11
Pengaruh yang diberikan karyawan terhadap atasannya lebih besar daripada pengaruh yang dipikirkan karyawan tersebut.
12
Keberuntungan merupakan faktor utama yang membedakan orang yang berhasil dan gagal dalam tugasnya.
KUESIONER III TURNOVER INTENTION
NO URAIAN PERNYATAAN JAWABAN
STS TS N S SS
01
Saya berencana untuk tetap berada di organisasi saya saat ini sampai saya pensiun.
02
Saya berencana untuk tetap berada di organisasi saya saat ini, setidaknya (paling lama) dua tahun lagi.
03
Saya berencana untuk tetap berada di organisasi saya saat ini, setidaknya (paling lama) lima tahun lagi.
04
Saya memiliki pekerjaan alternatif ketika saya akan keluar dari pekerjaan saya yang sekarang ini.
KUESIONER IV KINERJA AUDITOR
NO URAIAN PERNYATAAN JAWABAN
STS TS N S SS
01
Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor, maka kinerjanya semakin professional.
02
Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam bidangnya, kinerjanya semakin baik dan professional.
03
Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan profesinya.
04
Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiap pertemuan para auditor.
05
Saya akan tetap bekerja sebagai auditor, walaupun gaji saya dipotong untuk keperluan tugas auditor.
06
Masalah pribadi yang saya hadapi tidak akan mempengaruhi kualitas pekerjaan saya.
07
Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik sebagai auditor.
Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja.
10 Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini.
11
Saya berlangganan dan membaca secara sistematis jurnal auditing dan publikasi lainnya.
KUESIONER V KOMITMEN ORGANISASI
NO URAIAN PERNYATAAN JAWABAN
STS TS N S SS
01
Saya menjalani masa karir hingga selesai di perusahaan karena merasa senang.
02
Saya akan berbicara pada rekan kerja saya bahwa organisasi tempat saya bekerja adalah organisasi yang bagus.
03
Saya menganggap permasalahan perusahaan menjadi permasalahan saya juga yang harus saya cari jalan keluarnya.
04 Ruang lingkung kerja saya membuat saya merasa cepat untuk beradaptasi.
05 Perusahaan telah menjadi keluarga kedua bagi saya.
06
Saya menemukan kesamaan antara nilai-nilai diri saya dengan nilai-nilai organisasi.
07
Selama saya bekerja, saya selalu mendapatkan keuntungan dari perusahaan.
08 Saya merasa bersalah bila keluar dari perusahaan.
09 Saya bekerja lebih giat karena memiliki banyak hutang pada perusahaan.
10 Saya merasa lama mendapatkan pekerjaan bila keluar dari perusahaan.
11 Saya akan mendapatkan hambatan untuk keluar dari perusahaan.
12
Saya merasa mencari pekerjaan lebih susah daripada bertahan pada perusahaan ini.
Kritik dan Saran:
...
...