• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

1. Dilakukan kegiatan sosialisasi oleh Dinas Kehutanan tentang hutan adat dan diimplementasikan di lapangan dengan pemancangan batas-batas masing- masing tipe, sehingga masyarakat dapat mengetahui dengan jelas batasan penggunaan areal yang ada di sekitarnya.

2. Peningkatan partisipasi masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan hulu air lempur.

3. Peningkatan peran Lembaga Kerja Tetap (LKT) Daerah Hulu Air Lempur untuk memfasilitasi kepentingan masyarakat karena lunturnya budaya-budaya yang sesuai dengan Tambo Lekuk 50 Tumbi.

53

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff S. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. Ottawa: WDI Publications.

Berrios. 2004. Spatial Analysis of Differences between Forest Land Use and Forest Cover using GIS and Remote Sensing: A Case Study in Telake Watershead Pasir District, East Kalimantan, Indonesia [thesis]. The Netherlands: International Institute for Geo-information Science and Earth Observation.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 1998. Kecamatan Gunung raya dalam Angka Tahun 1998. Sungai Penuh: BPS Kabupaten Kerinci.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Kecamatan Gunung raya dalam Angka Tahun 2008. Sungai Penuh: BPS Kabupaten Kerinci.

Darmawan A. 2002. Perubahan Penutupan Lahan di Cagar Alam Rawa Danau [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Kehutanan. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. www.dephut.go.id [13 Mei 2010]

Departemen Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan. www.dephut.go.id [18Januari 2011]

Departemen Kehutanan. 2011. Tabel Luas Lahan Provinsi Jambi di dalam dan di Luar Kawasan hutan (Ribu ha). http://www.dephut.go.id/ INFORMASI / BUKU2/Rekalkukasi05/Lamp2_prov.pdf, [ 30 Januari 2011]

Direktorat Jenderal Kehutanan. 1986. Pola Penanggulangan Penyerobotan Lahan Hutan. Bogor: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam dan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate Statistic of Indonesia 2003-2005). Jakarta: Departemen Pertanian, Ditjen Perkebunan.

Fakultas Kehutanan IPB. 1986. Pola Penanggulangan Penyerobotan Lahan Hutan. Kerjasama Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

CIFOR. 2008. Belajar Dari Bungo: Mengelola Sumberdaya di Era Desentralisasi. Bogor: CIFOR

FWI/GFW. 2001. Potret Keadaan Hutan Indonesia. Bogor: Forest Watch Indonesia.

Gunawan W. 1999. Persepsi dan Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sinarasa terhadap Pelestarian Sumberdaya Hutan di Taman Nasional Gunung Halimun [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Haris VI. 2006. Analisis Disrtibusi dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh (Studi Kasus di Kota Bogor) [skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kasim B. 1990. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pemukim Liar terhadap Tingkat Penggunaan Lahan di Taman Nasional Ujung Kulon. Skripsi.Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Khalil B. 2009. Analisis Perubahan Penutupan Lahan di Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.

KKI-WARSI/BirdLife. 2004. Potret Hutan Jambi. KKI-Warsi Jambi dan BirdLife Indonesia, Bogor, Indonesia

Lillesand TM dan RW Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. R. Dubhari, penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Lo CP. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moniaga S. 2004. Hak-Hak Masyarakat Adat dan Masalah serta Kelestarian Lingkungan Hidup Indonesia. http: //Komnasham.go.id/publikasi _komnas / wacana Hamnolo. doc [13 Mei 2010]

Nurjanah I. 2005. Zonasi tingkat kerawanan banjir dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan penginderaan jauh di Kabupaten Tangerang, Banten [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Prabowo DA, Nugroho T, Palapa dan Ardiansyah H. 2005. Modul Pengenalan GIS, GPS dan Remote Sensing. Jakarta: Dept. GIS, FWI.

Prahasta E. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung. Informatika.

Pranowo HA. 1985. Manusia dan Hutan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

55

Pusat Studi Lingkungan Unila. 1984. Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam Hubungannya dengan Pelestarian Alam. dalam Rapat Koordinasi Pembinaan Taman Nasional Tingkat Daerah. Tanggal 6-7 September 1984 di Bandar lampung. Balai Konservasi Sumberdaya Alam II Tanjung Karang, Sub Bagian Kawasan Pelestarian Alam Sumatera Selatan I.

Soerianegara I dan A. Indrawan. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut pertanian Bogor. Bogor.

Surata SPK. 1993. Persepsi Seminar Lukis Tradisi Bali terhadap Konservasi Burung [tesis]. Bogor: Jurusan Pengembangan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor.

Tucker CM, Munroe DK, Nagendra H, Southworth J. 2005.Comparative spatial analysis of forest conservation and change in Honduras and Guatemala.

Conservation and Society 3: 174-200.

Utomo WY. 2004. Pemetaan Kawasan Berpotensi Banjir di DAS Kaligarang Semarang dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Wijaya CI. 2004. Analisis Perubahan Lahan Kabupaten Cianjur Jawa Barat menggunakan Sistem Informasi Geografis [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Wiriadinata, S. 1988. Masalah Penyerobotan Lahan: Dalam Penanggulangan Gangguan Terhadap Kawasan dan Tanah Hutan. Kerjasama Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam dengan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

57

Lampiran 1 Panduan Wawancara dengan masyarakat adat

Nama :... Jenis Kelamin : L/P

Umur :... Asal :... Pekerjaan : ...

I. Kondisi Sosial dan Tata Cara Pengelolaan lahan

1. Bagaimana sejarah terbentuknya Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi (Lempur) ? 2. Apa tujuan dibentuknya hutan adat?

3. Bagaimana struktur kelembagaan adat Lempur?

4. Bagaimana hubungan lemabaga adat dengan perangkat pemerintahan desa?

5. Apakah ada kejelasan mengenai batas desa (Penutupan lahan yang terjadi)?

6. Kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh lembaga adat dalam mengelola hutan adat?

7. Apakah lembaga adat dilibatkan dalam manajemen kolaboratif dengan pihak-pihak yang terkait?

8. Bentuk keterlibatan seperti apa yang diinginkan oleh lemabaga adat? 9. Bagaimana harapan lembaga adat terhadap manajemen kolaboratif?

10.Apakah ada status kepemilikan lahan yang masuk dalam kawasan hutan adat?

11.Apakah ada sistem penggunaan dan pengelolaan lahan (kriteria dan persentase pembagian lahan untuk ladang, pertanian, dan permukiman) serta teknologi yang digunakan?

12.Bagaimana proses perizinan proses pembukaan lahan?

13.Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap hasil yang diperoleh dengan kegiatan penggunaan dan pengelolaan lahan yang telah dan saat ini dilakukan?

14.Bagaimana ciri-ciri lahan yang diperbolehkan untuk dibuka (pembukaan lahan di daerah yang memiliki kelerengan tertentu, terkait dengan kesuburan tanah)?

15.Bagaimana daya dukung (ketercukupan) lahan terhadap jumlah penduduk yang ada?

16.Bagaimana tradisi dalam pembagian lahan pada keturunan berikutnya? 17.Bagaimana tradisi peralihan masyarakat jika jumlah penduduk melebihi

kapasitas permukiman yang sudah ada?

II. Pengetahuan Mengenai Hutan Adat

1. Bagaimana status dan luas hutan adat lempur?

2. Apakah masyarakat adat mengetahui peraturan yang ada di hutan adat (kegiatan yang diperbolehkan dan yang dilarang)?

3. Bagaimana tata cara dalam memanfaatkan hasil hutan? 4. Proses pembukaan lahan hutan dan perizinannya?

5. Jumlah maksimum kayu yang diperbolehkan untuk diambil? 6. Kegiatan-kegiatan yang terkait untuk melestarikan hutan?

59

Lampiran 2. Hasil Uji Akurasi

CLASSIFICATION ACCURACY ASSESSMENT REPORT

Image File : d:/data klasifikasi88/88finish.img

User Name : EBAI

Data : Fri Feb 04 18:04:48 2011

ERROR MATRIX

Reference Data

Classified Data Hutan Alam Kebun Kayu

Manis Semak 1 0 0 0 Hutan Alam 0 17 2 0 Kebun Kayu Manis 0 1 2 0 Semak 0 0 3 1 Awan 0 0 0 0 Bayangan Awan 0 0 0 0 Column Total 1 18 7 1 Reference Data

Classified Data Awan Bayangan Awan Row Total

1 0 1

Hutan Alam 0 0 19

Kebun Kayu Manis 0 0 3

Semak 0 0 4

Awan 0 0 11

Bayangan Awan 0 2 2

Column Total 11 2 40

---End of Error Matrix--- ACCURACY TOTAL

Class Name Reference

Totals Classified Totals Number Correct Producers Accuracy User Accuracy 1 1 1 - - Hutan Alam 18 19 17 94.44% 89.47% Kebun Kayu Manis 7 3 2 28.57% 66.67% Semak 1 4 1 100.00% 25.00% Awan 11 11 11 100.00% 100.00% Bayangan Awan 2 2 2 100.00% 100.00% Totals 40 40 34

Overall Classification Accuracy = 85.00%

KAPPA (K^) STATISTICS Overall Kappa Statistics = 0.7832 Conditional Kappa for each Category.

Class Name Kappa

1.0000

Hutan Alam 0.8086

Kebun Kayu Manis 0.5960

Semak 0.2308

Awan 1.0000

Bayangan Awan 1.0000

---End of Kappa Statistics---

CLASSIFICATION ACCURACY ASSESSMENT REPORT

Image File : d:/data klasifikasi2008/2008fix.img

User Name : EBAI

Data : Fri Feb 04 18:32:43 2011

ERROR MATRIX

Reference Data

Classified Data Hutan Alam Kebun Kayu

Manis Semak 3 0 0 0 Hutan Alam 0 31 1 5 Kebun Kayu Manis 0 3 7 0 Semak 0 0 0 0 Lahan Terbuka 0 0 0 1 Column Total 3 34 8 6 Reference Data

Classified Data Lahan Terbuka Row Total

0 3

Hutan Alam 0 37

Kebun Kayu Manis 0 10

Semak 0 0

Lahan Terbuka 0 1

Column Total 0 51

61

ACCURACY TOTAL

Class Name Reference

Totals Classified Totals Number Correct Producers Accuracy User Accuracy 3 3 3 - - Hutan Alam 34 37 31 91.18% 83.78% Kebun Kayu Manis 8 10 7 87.50% 70.00% Semak 6 0 0 - - Lahan Terbuka 0 1 0 - - Totals 51 51 41

Overall Classification Accuracy = 80.39%

---End of Accuracy Totals---

KAPPA (K^) STATISTICS Overall Kappa Statistics = 0.5933 Conditional Kappa for each Category.

Class Name Kappa

1.0000

Hutan Alam 0.5135

Kebun Kayu Manis 0.6442

Semak 0.0000

Lahan Terbuka 0.0000

Dokumen terkait