• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

a. Bagi pemerintah pusat dan daerah :

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar memberikan perlindungan terhadap ibu menyusui yang bekerja agar hak ibu dan hak bayi dapat terpenuhi dengan melihat kesulitan ibu bekerja melakukan copingagar dapat memperjuangkan ASI bagi anaknya. b. Bagi pihak perusahaan :

Ada baiknya jika penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan regulasi yang jelas bagi karyawan yang menyusui eksklusif agar mereka menjadi lebih tenang baik dalam bekerja maupun dalam memenuhi kebutuhan ASI anaknya.

c. Bagi peneliti selanjutnya :

Penelitian ini hanya meneliti gambaran coping stres pada ibu menyusui dengan kriteria ibu dengan status ekonomi menengah ke atas untuk menghindari alasan pemberian ASI bukan karena kesadaran akan pentingnya ASI. Maka, ada baiknya apabila dilakukan penelitian yang lebih lanjut bagi seorang ibu bekerja yang memutuskan memberi ASI eksklusif dengan status ekonomi menengah ke bawah. Peneliti menduga dengan jabatan yang lebih rendah maka, gambaran coping stres ibu

menyusui yang dihasilkan dapat berbeda dikarenakan semakin terbatasnya waktu dan tempat memompa ASI.

68

DAFTAR PUSTAKA

Association of Registered Nurses of Newfoundland and Labrador, et al. (2006).

Breastfeeding- A Public Helath Priority: Joint Position Paper. Diunduh 6 Maret 2012,

http://www.cpha.ca/uploads/provinces/nlbreastfeedingpaper.pdf Audifax (2008). Re-search: Pengantar untuk “Mencari-Ulang” Metode

Penelitian dalam Psikologi. Yogyakarta: Jalasutra

Carver, C.S, et al. (1989). Assessing Coping Strategies: A Theoretically Based Approach, Journal of Personality and Social Psychology, Volume 56, Nomor 2.1989 (hlm 267-283)

Cooper, C.L, et al. (2001). Organizational Stress: A Review and Critique of Theory Research, and Applications. California: Sage Publication, Inc Hegar, B. (2010). Nilai Menyusui, dalam Suradi,dkk (Penyunting). Indonesia

Menyusui (hlm. 1-12). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

http://www.datastatistikindonesia.com/component/option,com_tabel/kat,1/task,me nu/Itemssid,959/ diakses tanggal 22 November 2011, 9:18WIB

http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf diakses tanggal 4 April 2012, 13.15 WIB

Judarwanto, W. (2009). Permasalahan alergi susu,Children allergy clinic,diakses

tanggal 10 Desember 2011,

http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/01/23/artikel-untuk-professional/

Landy, F.J. & Conte, J.M. (2004). Work In The 21stCentury: An Introduction to Industrial & Organizational Psychology. New York: McGraw Hill Company.

Lawrence RA, Lawrence RM. (2005). Breasfeeding. A guide for the medical profession(Edisi ke-6), Philadelphia: Mosby

Lyons, A.C, Chamberlain K. (2006). Health Psychology: a Critical Introduction, New York: Cambridge University Press

Marnoto, B.W. (2010). Pemberian Susu Formula pada Bayi Baru Lahir, dalam Suradi,dkk (Penyunting). Indonesia Menyusui (hlm. 179-188). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Meutia, Y.R. (2008). Enterobacter sakazakii Isolat Asal Susu Formula dan Makanan Bayi: Karakterisasi Gen 16S rRNA dan Perilaku Bakteri Pasca Rekonstitusi, Institut Pertanian Bogor, diakses tanggal 10 Desember 2011, http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11688 Nairne, J.S. (2003). Psychology The Adaptive Mind (3rd ed), Amerika Serikat:

Thomson Wadsworth

Newman J, Pitman T. (2000). The ultimate breasfeeding book of answer, Toronto: Harper Collins Publisher

Ogden, J. (2007). Health Psychology a Textbook, 4thed, New York: McGraw Hill, Open University Press

Pramudiarja, Uyung. A.N. (2011). Daftar RS Sayang Ibu dan Bayi Terbaik 2011 di 26 Provinsi. detikHealth, diakses tanggal 2 Maret 2012,

http://health.detik.com/read/2011/12/22/070723/1797107/1299/daftar-rs-sayang-ibu-dan-bayi-terbaik-2011-di-26-provinsi

Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.

Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia.

Rejeki, S. (2008). Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah, Media Ners, Volume 2, Nomor 1,Mei 2008 (hlm 1 – 44)

Rigio, Ronald. E. (2003). Introduction to Industrial/Organizational Psychology.

New Jersey: Pearson Education, Inc.

Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta: Trubus Agriwidya ---, (2008). Inisiasi Menyusui Dini, Jakarta: Pustaka Bunda ---, (2009). Panduan Praktis Menyusui, Jakarta: Pustaka Bunda

Sarafino, Edward .P. (2006). Health Psychology. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc

Siregar, Mohamad .A. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Universitas Sumatera Utara, diakses tanggal 06 September 2011, library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin4.pdf Smith, J. (2008). Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research

Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tasya, A (2011). Hak Ibu Menyusui Indonesia, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia,

diakses tanggal 5 Maret 2012, http://aimi-asi.org/2011/08/hak-ibu-menyusui-di-indonesia

Trihono, P.P, dkk (Penyunting). (2011). Menyusui itu Mudah, Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

71

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara : Data Umum / Demografi

:

1) Berapakah usia anda saat ini?

2) Berapakah usia anda saat memiliki anak? 3) Berapakah usia anak anda saat ini?

4) Dimanakah anda bekerja dan apa jabatan anda saat itu?

5) Pada saat anak ke berapakah pengalaman menyusui sambil bekerja ini?

6) Dimanakah anda tinggal pada saat itu?

7) Berapa jarak tempuh dari rumah ke tempat kerja anda?

8) Bagaimanakah anda dapat sampai ke tempat kerja dan sebaliknya dari tempa kerja ke rumah? (Dengan menggunakan kendaraan apa?)

9) Kira-kira berapa jam kerja anda setiap harinya?

Pengalaman Menyusui

Sambil Bekerja

10) Bagaimana pengalaman anda menyusui

eksklusif sambil bekerja?

Stres 11) Apa saja hambatan yang anda temui ketika

memutuskan menyusui sambil bekerja?

Motivasi 12) Mengapa anda tetap memberi ASI eksklusif

yang anda temui?

Coping Stres 13) Bagaimana cara anda mengatasi

tekanan-tekanan tersebut sehingga tetap dapat memberikan ASI eksklusif?

Lampiran 2. Indikator Kriteria Subjek :

No. Kriteria Indikator

1. Subjek bekerja di luar rumah, bukan usaha milik sendiri.

Jenis pekerjaan dan tempat bekerja. Contoh pertanyaan:

- Dimanakah anda bekerja dan apa jabatan anda saat itu? 2. Sudah memiliki pengalaman berhasil

menyusui eksklusif sambil bekerja.

Usia anak saat ini, urutan anak. Contoh pertanyaan:

- Berapakah usia anak anda saat ini

- Pada saat anak ke berapakah pengalaman menyusui sambil bekerja ini?

3. Pengalaman tersebut baru berlalu sekitar 3 tahun yang lalu.

Jumlah anak, usia anak saat ini, urutan anak. Contoh pertanyaan:

- Berapakah usia anak anda saat ini

- Pada saat anak ke berapakah pengalaman menyusui sambil bekerja ini?

4. Ibu bekerja dari kalangan menengah ke atas.

Jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan transportasi pilihan. Contoh pertanyaan:

- Dimanakah anda bekerja dan apa jabatan anda saat itu?

- Dimanakah anda tinggal pada saat itu?

- Bagaimanakah anda dapat sampai ke tempat kerja dan sebaliknya dari tempa kerja ke rumah? (Dengan menggunakan kendaraan apa?)

Lampiran 3. Data Verbatim Wawancara Subjek 1 Subjek 1 (34 Th)

21 Maret 2012

No. Refleksi Cuplikan Transkrip Analisis awal

(Padatan Faktual)

1. Ok halo mbak Wenta… (hehehe)

2. Ya, halo juga

3. Aku ijin ngerekam dulu ya mbak?

Buat ini aja sih, supaya saling tahu kalau direkam… (hehehe) kayak gitu. Ini aku mau tahu biodata mbak Wenta bisa sambil cerita misalnya, umurnya, dulu kuliah dimana?, udah gitu… kerja dimana…

4. Biodata? Saya sekarang umurnya

berarti sekarang 34, terus dulu kuliah aku kuliah di Tarki… Tarakanita LPK. Terus… ku… hm… Apalagi?

5. Dulu waktu menyusui umurnya?

6. Umurnya… 29… punya anak

pertama. Sekarang anaknya

umurnya udah umurnya 5 tahun. Dia full ASI sampai 2 tahun. Jadi gak saya campur.

7. Oh iya…

8. Terus apalagi ya?

9. Kerja dimana?

10. Kerja, pertama saya kerja di

Indofood ini saya baru pindah ke Primatek. Pertama saya kerja di

Indofood, waktu nyusuin juga di Indofood.

11. Heeh, trus sebagai apa mbak di situ?

12. Bogasari, sebagai… sekertaris

buat presiden direktur.

13. Jam kerjanya waktu itu?

14. Jam kerjanya dulu jam 8 sampai

jam 5. Tapi saya pulangnya selalu telat sekitar jam 6 sampai jam 7.

15. Berarti itu sekarang anak

pertama, sekarang dah punya anak lagi?

16. Belum…

17. Oh belum… baru satu-satunya

itu… (hehehe) anak laki-laki atau perempuan?

18. Laki.

19. Oh… Laki. Yap yap. Eee waktu itu tinggal dimana ya mbak?

20. Tinggalnya di Pademongan.

21. Kantornya di?

22. Tanjung Priok.

23. Wow… trus jarak dari kantor

sampai rumah?

24. Gak terlalu jauh sih gak terlalu

jauh. Kalau pagi mungkin sekitar 30 menit udah dari rumah ke kantor dah sampai. Kadang 20 lah… 20 sampai 30. Kalau misalnya pulangnya agak muter

mungkin sekitar 45 menit.

25. Naik apa biasanya mbak?

26. Bawa mobil sendiri.

27. Oh… ehehee.. terus kenapa sih memilih untuk menyusui eksklusif? 28.  Planning  Keinginan menjadi ibu yang baik dengan menyusui anakanya secara eksklusif  Hambatan: ketidakleluas aan subjek menyusui karena harus bekerja pula.

Oh, karena gini pertama sebelum saya punya anak saya ikut yang ASI for baby terus ikut juga milis sehat gitu. Dari situ saya tahu, misalnya gini, apa yang bagus buat baby tuh apa… mereka kan suka diskusi tuh ASI

tuh bagus… Apa… segala

macem. Dari situ saya gabung yang ASI for baby cuma sebentar ya sebelum saya punya anak. Terus kemudian saya ketemu tuh yang namanya AIMI. Nah dari situ kan ditanyain ada yang mau jadi pendiri gak buat AIMI. Baru daftar gitu loh waktu itu. Jadi tuh saya daftar dan saya pengen gitu punya keinginan buat nyusuin anak. Karena dulu mama saya nyusuin anak tuh Cuma sampai maximum 2 bulan deh. Anak-anak nih kan ada 6 ya? (heem) semua ada yang 1 bulan ada yang 2 bulan.. maximum pokoknya 2

Dari keikutsertaan subjek dalam milis ASI for baby dan AIMI,

pengalamannya yang hanya disusui oleh ibunya hanya 2

bulan, dan

pengetahuannya mengenai ASI dari beberapa refrensi yang dibacanya, membuat subjek tertarik dan bertekad untuk menyusui eksklusif secara penuh. Meskipun subjek harus bekerja.

bulan deh. Gitu… jadi saya pikir kan gini anak itu, maksudnya menurut refrensi yang saya baca , maksudnya susu yang biasa tuh yang formula itu gak bisa mengcover semua kebutuhan dia. Semua mau kalsium atau protein, apapun itu. Dengan ASI tuh dia bisa nyesuain dengan umurnya. Jadi umurnya berapa, berapa persen kalisum yang dibutuhkan tuh dah langsung di produksi

sesuai dengan kebutuhan

bayinya. Dari situ saya tertarik dan berusaha harus fully. Even saya harus ngantor.

29.  Planning  Bentuk usaha / perencanaan yang dilakukan subjek untuk memenuhi kebutuhan ASI anaknya dengan memikirkan management ASI perahnya.

Trus sebelumnya saya mesti stok ASI berapa liter dah saya hitung-hitung… pokoknya gitu. Supaya

mencukupi karena anaknya

minumnya banyak banget…

sehari kalo ditinggal dia waktu 3 bulan pertama bisa 8,5 literan… berarti kan saya harus meres sekitar 850 ml setiap hari. Targetnya harus segitu.

Sebelumnya, subjek telah memikirkan, management ASI perharinya demi mencukupi kebutuhan anaknya.

ada dukungan gak sih? Kayak harus diambil, atau apa?

31. Oh gak. Dulu….

32. Atau mbak Wenta yang minta?

33.  Active Coping  Bentuk usaha subjek meyakinkan pihak rumah sakit demi dapat menyusui anaknya.

Iya kita yang minta. Trus mereka juga ya gitu. Gak mendukungnya karena. Apa ya? Dia akan bilang gini waktu hari-hari pertama ASI gak bakal keluar… pokoknya saya bilang… saya mau full ASI, anak ini gak usah dikasih apa-apa. Gitu… sampai… pokoknya gini perawatnya selalu bilang ini 3 hari pertama gak di kasih apa-apa nanti bayinya kenapa-apa-kenapa-apa

gimana. Tapi saya masih

berusaha nyusuin. Misalnya jadi kalau anaknya nangis suruh kasih ke saya. Sampai bilangnya gini kalau anaknya nangis kalau malam gak akan saya bawa ke kamar. Karena saya di VIP ya jadi saya minta di bawa ke kamar rooming in, trus diancemnya gini nanti kamu ganti popoknya sendiri ya… karena malem-malem ntar gak ada suster yang bisa dibangunin ya. Kalau di ruang anak kan ada suster yang stand by. Udahlah gak pa pa saya bilang.

Subjek berkeras untuk memberikan

ASI eksklusif

kepada anaknya

pada pihak rumah sakit dan berusaha

untuk tetap

menyusui anaknya.

34. Hahaha itu di rumah sakit masih

35.  Kepercayaan bahwa bayi mampu bertahan 3 hari tanpa asupan apapun.  Keinginan untuk mendapat pengakuan  Bentuk usaha subjek yang dibuat agar anaknya dapat menyusui eksklusif.

Itu kan ceasar saya gak lahirin normal dulu ceasar kan trus kan sakit kan. Trus saya kesel tapi saya mau buktiin anak itu tuh gak pa pa.

Keinginan subjek untuk membuktikan bahwa bayi mampu bertahan 3 hari

tanpa asupan

apapun dan subjek mampu menyusui.

36. Waktu itu IMD mbak?

37. Aku IMD cuma sebentar sekali.

Karena saya juga udah gimana ya. Tapi anak saya cuma nyedot sebentar trus langsung dibawa susternya.

38. Tapi sukses kan setidaknya…

39. Ya…

40. Ya dapetlah… (hehehe) e…

gimana sih bisa certain pengalamannya waktu nyusuin sambil kerja? Segala macem hambatannya.

41.  Active coping  Ungkapan perasaan subjek bahwa menyusui sambil bekerja lelah dan repot.  Bentuk usaha subjek memanfaatka n tiap kesempatan untuk memerah demi memenuhi kebutuhan ASI anaknya.

Nah kalau nyusuin sambil kerja tuh repot banget. Bener banget itu capek dan repot. Apalagi kalau misalnya kayak saya kan gak bisa stand by. Saya gak bisa meres jam, jam berapa. Meres aja kan mestinya jam nya sama. Supaya produksinya juga bisa teratur. Ini tuh gak bisa. Jadi kalau bos nya manggil ya loe mesti ada gitu. Karena posisinya juga sekertaris kan. Jadi setiap saat loe mesti stand by di situ. jadi aku tuh usahanyanya gini. Jadi kalau bisa ada jam-jam yang meres saya bisa teratur ya teratur. Pasti gini kalau jam makan siang kan saya bisa pergi kan saya pasti meres jam makan siang, trus pagi-pagi sebelum saya kerja, trus sore sekitar jam 4 an itu tergantung bos nya ada apa gak kan… jadi kadang sometimes saya harus meresnya di bawah kolong meja. Itu meja gede gitu. Di bawah kolong meja saya narohnya.

Menyusui sambil bekerja itu lelah dan repot. Subjek harus secara teratur

memerah agar

produksi ASI nya tidak terganggu. Akan tetapi, hal ini

tidak mungkin dilakukanya, sehingga subjek berusaha mengatur kesempatan untuk memerah ASI hingga harus memerah di kolong meja kerjanya.

42. Itu pake yang manual atau?

43.  Active coping

 Usaha yang dilakukan subjek untuk memenuhi

Saya manual pake tangan. Jadi saya berusaha pake baju yang ada bukaan di depan gitu. Jadi dengan cepat gw mesti meres

ASI secepat mungkin gitu.

Subjek harus

memerah ASI

dengan cepat

menggunakan

kebutuhan ASI anaknya dengan memanfaatka n kesempatan memerah ASI kapan saja dimana saja.  Gambaran pekerjaan subjek yang mengharuska nnya selalu siap di tempat.  Tidak adanya fasilitas dari perusahaan.

Soalnya begitu dipanggil gw harus segera… ee jadi harus ke ruangannya. Emang deket sih.. dia kan di dalam. Jadi kan kedengeran kalo dipanggil. Jadi gw meresnya harus di kolong meja. Soalnya kalau ada dia stand by di situ kitanya gak ada dia kan bakal marah kan… Even misalnya gini, saya juga gak enak… ee.. sebenernya dia gak pa pa sih karena expert ya, dia ngerti gitu kita harus nyusuin kita udah bilang kita nyusuin sampe dua tahun ya, gitu… eee… Tapi dia gak ngelarang sih. Cuman kitanya gak enak minta ijin, “Eee, gw mau meres ASI nih!” Kan dianya cowok gitu jadi ga enak. Jadi kalo misalnya dia gak ada, saya berusaha gak..gak meres di bawah kolong meja, tapi itu juga itu meresnya di gudang, gudang file, jadi kalo misalnya dia ada ya

saya dibawah kolong meja,

meresnya kayak gitu.

kolong mejanya

atau di gudang karena pekerjaan subjek

mengharuskannya selalu siap berada di tempat.

44. Tapi fasilitasnya sendiri,

dukungan dari kantor sama sekali ga ada ya..?

45. Gak ada. Karena mereka belum

aware juga ya kayak begitu kan artinya, apa sih… Saya kan di Bogasari, yang bikin tepung, tahu

kan? 46. He-eh tahu. 47.  Pandangan subjek bahwa tempatnya bekerja tidak mendukung ASI.

Nah itu kan campur (tempat subjek bekerja menjadi satu dengan pabrik tepung milik perusahaan) sama pabrik trus orang-orangnya itu juga… ck, gak support lah untuk ASI. Kalo loe jelasin..ee.. capek

Tempat bekerja

subjek yang

menjadi satu

dengan pabrik

tepung, serta orang-orang di dalamnya tidak mendukung ASI. 48. Hahaha, kenapa? 49.  Gambaran bahwa perusahaan tempat subjek bekerja adalah perusahaan besar dengan banyak anak usaha.  Pandangan subjek bahwa perusahaan tempatnya bekerja tidak mendukung program ASI.

Ya, karena mereka besar ya trus

company itu (subjek

menggambarkan bahwa

perusahaanya besar dengan

banyak anak usaha) jadi trus..ee.. dia gak terlalu bener care. Dan

Indofood (induk perusahaan

tempat subjek bekerja) itu

sebenernya kan dia ada

aliansinya itu yang maksudnya salah satu anak perusahaannya tuh adalah susu formula buat anak.

Induk usaha subjek

memiliki anak

usaha yang

bergerak dalam

bisnis produksi dan

penjualan susu

formula untuk

anak-anak, sehingga

perusahaan subjek tudak begitu peduli dengan pemberian ASI.

50. Iya ya bener bener. Loh itu, ee...Ada gak sih cuti setelah melahirkan?

51. Oh ada. 52. Berapa lama? 53.  Fasilitas cuti melahirkan yang diberikan perusahaan.

Waktu saya itu masih dapat tiga

bulan, tiga bulan setelah

melahirkan. Nah sekarang,

prosedur mereka, satu bulan sesudah dan satu bulan sebelum.

Subjek

mendapatkan cuti tiga bulan setelah melahirkan.

54. Wow.. Itu kalo tiga bulan setelah melahirkan, ee.. udah boleh cuti, nyetok ASI gak?

55.  Active coping  Bentuk usaha / perencanaan yang dibuat subjek untuk memenuhi kebutuhan ASI sebelum ia kembali bekerja.

Nyetok waktu itu. Jadi pas bulan ketiga, kan bulan pertama kedua masih,ee.. masih penyesuaian sama bayinya. Bulan ketiga itu udah harus stok, udah saya itung nih sehari misalnya harus minum berapa. Saya stok kurang lebih pokoknya hari itu saya tinggalin, ee.. mulai hari perama saya ninggalin dia tuh saya ada stok sekitar empat liter, setiap hari saya stok.

Sejak bulan keiga,

stok ASI sudah

mulai dihitung agar

saat ditinggal

bekerja, stok tetap mencukupi.

56. Hmm jadi ada target ya mbak

tiap hari, harus…

57.  Active coping  Perencanaan subjek untuk memenuhi kebutuhan ASI eksklusif.

Saya nargetin diri saya sendiri kalo enggak dia pasti akan campur ASI, ehh dia akan campur formula, gitu…

Subjek membuat

target agar bayinya

dapat ASI

eksklusif.

banyak.. pas lagi banyak kerjaan dah gitu kayak misalnya mau nyusuin aja mesti ngumpet mau merah aja mesti ngumpet-ngumpet dan lain sebagainya gitu, ada perasaan kayak gimana gitu mungkin terganggu dan risih atau kayak gimana, mengganggu produksi ASI nya sendiri gak mbak? 59.  Suppression of competing  Bentuk usaha yang dilakukan untuk penyediaan ASI dengan membuat target harian memerah ASI untuk mengatur stok ASI perah.

Nah, waktu itu kan orang-orang selalu bilang itu akan menggangu produksi kita ASI kan..? Tapi bisa ya, pokoknya saya punya target gitu satu hari kalo di kantor aja, saya harus meres sampai 450 sampai 500 ml. Nah kalo target itu kagak tercapai saya akan nambah frekuensi meres ASInya. Itu gak mengganggu saya supaya gak dapet itu pokoknya setiap hari saya pulang harus bawa segitu. Karna kalo misalnya malem saya udah sampai di rumah trus saya mesti meres lagi, itu kalo misalnya yang di kantor gak sampai 500 atau 450, saya nombok nantinya. Hitunganya gitu. (hehehehe) iya jadi gua totally, jadi nanti pulang gua meres lagi 350 gitu, atau 400 itu kan usaha keras karena ASI saya gak kayak orang lain yang

Subjek membuat

target harian dalam

memerah ASI

untuk mengatur

stok ASI

misalnya sekalai meres bisa berapa ratus gitu. Maksimum saya meres 80 eh gak ding gak 80 paling dikit 100 kurang lebih 120 deh. 120 aja misalnya dari totally saya nyusuin dia 2 tahun paling berapa kali doang sekali meres.

Bisa kebayang gua mesti

ngumpulin berapa ratus. Mesti berapa kali gua meres gitu.

60. Tapi berarti gak pernah punya masalah sama produksi ASI nya dong mbak? Maksudnya tiap hari selalu terpenuhi?

61. Setiap hari?

62. Heeh itu selalu terpenuhi sesuai target mbak Wenta kan?

63.  Suppression of competing.  Bentuk usaha subjek untuk memenuhi kebutuhan ASI dengan mengejar stok ASI perah harian serta mengejar kebutuhan anaknya dengan menyusui

Heem ada dimana masa bayi tuh namanya growth spurt dia tuh akan pertumbuhan cepet buat bayi. Saat itu mereka akan minum ASI lebih dari biasanya. Pokoknya ada umur 6 bulan 9

bulan gitu. Mereka minum

ASInya tambah banyak gitu. Nah itu kejar-kejaran sampai stok ASI habis gitu. Jadi setiap hari harus dapet 850 gitu. Kalo gak dapet gitu dia dikurangin minumnya.

Kurangin dikit gitu. Ntar

pulangnya dia kayak pembalasan gitu. Minumnya lebih banyak. (hehehe)

Di masa growth spurt, subjek kejar-kejaran memenuhi stok ASI perahnya. Jika target tidak mencukupi, maka jatah ASI perah yang diberi kepada

anaknya akan

dikurangi dan

kebutuhan itu

dikejar kembali saat

Dokumen terkait