• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pola interaksi sosial

Manusia sebagai individu hidup dalam sebuah lingkungan sosial, dimana diantara individu saling berkomunikasi dengan sesamanya baik itu secara personal (dengan individu lain) maupun secara kelompok. Komunikasi yang terjalin semata-mata tidak hanya satu arah, tetapi juga saling memberikan respon terhadap satu sama lain. Sehingga dari peristiwa semacam itu muncullah interaksi diantara kedua pihak. Sebagai mahluk sosial, manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain. Hubungan tersebut terjadi karena manusia saling membutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Karena manusia tidak bisa lepas dari manusia lainnya dan tidak bisa melakukan seorang diri. Kecenderungan manusia berhubungan melahirkan komunikasi dengan manusia yang lainnya. Komunikasi terjadi karena saling membutuhkan melalui sebuah interaksi.

Interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial. Sementara itu proses sosial merupakan hubungan antar sesama manusia dalam suatu lingkungan masyarakat yang menciptakan suatu keterikatan kepentingan yang membentuk status sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat, proses sosial merupakan kunci dari kehidupan bermasyarakat karena tanpa adanya proses sosial tidak mungkin adanya jalinan hubungan antar individu itu sendiri. Karena interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial maka interaksi adalah syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar kelompok-kelompok manusia,

maupun antara orang perorangan dengan kelompok individu. Syarat utama terjadinya interaksi sosial adalah terjadinya kontak sosial serta adanya komunikasi.

a. Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang

merupakan awal dari interaksi sosial, dan masing-masing pihak saling bereaksi satu dengan yang lain baik secara langsung maupun tidak. Kontak sosial dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu kontak sosial primer, yaitu apabila kontak sosial terjadi secara langsung atau tatap muka tampa melalui perantara ataupun media. Yang kedua adalah kontak sosial bersifat sekunder dimana kontak sosial terjadi didukung oleh media atau perantara. Individu saling berhubungan dapat menggunakan bahasa gestural atau verbal seperti berjabat tangan dan nongesturan atau nonverbal seperti lambangian tangan dsb.

b. Komunikasi yaitu aksi antara dua individu atau lebih yang melakukan hubungan

yang memberi tafsiran atas pesan yang diberikan oleh masing-masing pihak (setiadi dan usman 2011: 75). Manusia tidak lepas dari individu lainnya, ketika satu individu dengan individu lainnya berhubungan mereka menggunakan bahasa-bahasa, symbol-simbol tertentu sehingga individu lain mengerti.

Dalam komunikasi terdapat empat unsur yaitu:

a. Pengirim (sender) atau yang biasa disebut communicator adalah pihak yang

mengirimkan pesan kepada orang lain.

b. Penerima (receiver) yang biasa disebut communicant adalah pihak yang

menerima pesan dari sender.

d. Media adalah alat / sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikator kepada khalayak. Media digolongkan menjadi 4, yaitu : media antar pribadi, media kelompok, media publik, dan media massa. Umpan balik (feed back) adalah reaksi dari penerima atas pesan yang diterima.

Individu merupakan mahluk sosial sehingga tidak bisa hidup sendiri, maka manusia hidup secara berkelompok yaitu bermasyarakat. Dalam pergaulan hidup manusia didalam masyarakat setiap individu menduduki fungsi yang bermacam-macam, dan dalam keadaan seperti inilah terjadinya interaksi sosial baik antar individu antar kelompok-kelompok manusia yang terdapat didalam masyarakat. Interaksi ini akan jauh jelas terlihat apabila terjadi benturan antara kepetingan kelompok dengan kepentingan perorangan. Berlangsungnya suatu interaksi sosial didukung oleh berbagai faktor antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi. Faktor imitasi merupakan memiliki peranan yang penting dalam interaksi sosial. Faktor imitasi mampu memberikan faktor positif yaitu mendorong seseorang mematuhi kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang berlaku. Sementara itu faktor sugesti terjadi apabila yang memberikan adalah orang yang berwibawa atau seorang pemimpin, dan faktor identifikasi sebenarnya adanya kecenderungan seseorang ingin sama dengan pihak lain. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri secara terpisah, maupun dalam keadaan bergabung.

Bentuk-bentuk interaksi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

a. Kerja sama (corporation)

Kerja sama merupakan usaha bersama antar-manusia untuk mencapai tujuan bersama. Dengan perkataan lain, kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sisosial individu individu atau kelompok-kelompok berusaha saling menolong untuk

mencapai tujuan bersama atau mengoordinasikan kegiatan mereka guna mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan proses sosial yang paling banyak terjadi di masyarakat. Masyarakat yang sangat kompetitif pun tidak akan dapat berjalan jika tidak ada kerja sama di dalamnya. Kerja sama dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa disadari oleh pihak-pihak yang bekerja sama. Kerja sama merupakan suatu bentuk interaksi yang paling pokok, dan merupakan proses utamanya.

Bentuk dan pola interaksi dapat dijumpain pada semua kelompok manusia. Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya, dan kelompok lainnya. Menurut Charles Cooley (dalam Soekanto, 2012: 66), “Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta- fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna”. Kerja sama dapat berupa kerja sama spontan yang merupakan kerja sama serta merta, kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa, kerja sama kontrak merupakan atas dasar-dasar tertentu, dan kerja sama tradisonal merupakan bagian atau unsur dari sistem.

b. Pertikaian (Konflik)

Konflik adalah proses dimana orang atau kelompok berusaha memperoleh sesuatu (imbalan tertentu) dengan cara melemahkan atau menghilangkan pesaing atau kompetitor lain, bukan hanya mencoba tampil lebih baik seperti dalam kompetisi. Menurut Soekonto (2012:91) faktor-faktor permasalahan konflik adalah pertama perbedaan antar orang- perorangan atau antar kelompok yang menimbulkan

benturan-benturan antar individu ataupun kelompok. Kedua perbedaan kebudayaan, yang mempengaruhi pada perbedaan kepribadian seseorang atau kelompok sebab karakter kebudayaan akan mempengaruhi kepribadian manusia. Ketiga bentrokan antar kepentingan, bentrokan atau benturan kepentingan dilatarbelakangi oleh pertentangan hal ini karena adapun kepetingan manusia baik secara individu maupun kelompok beragam. Keempat perubahan sosial, perubahan sosial dapat menimbulkan pertentangan didalam kelompok masyarakat yang diakibatkan karena ketidaksiapan kelompok tersebut terhadap perubahan sosial. Secara garis besar akibat dari konflik sosial adalah pertama bertambahnya solidaritas antar individu dalam kelompok atau retaknya kelompok tersebut, hal ini disebut juga akibat ganda. Kedua perubahan kepribadian seseorang, jika bentuk pertentang terjadi karena dominasi satu individu atau kelompok. Ketiga hancurnya harta benda atau korban manusia (Soekanto, 2012: 95).

Dalam proses interaksi sosial, satu individu memiliki pengaruh terhadap perubahan yang terjadi disetiap lapisan masyarakat, baik itu perubahan ke arah yang lebih maju ataupun tetap. Faktor pendukung terjadinya interaksi adalah kedekatan sosial, dan kedekatan geografis, kedekatan menumbuhkan interaksi yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok sosial. Pembentukan kelompok sosial tidak hanya dipengaruhi oleh kedekatan tetapi juga karena adanya persamaan baik itu terkait dengan kepercayaan, pekerjaaan, usia, tingkat intelejensi,dll. Interaksi sosial terjadi diberbagai lapisan masyarakat, seperti halnya pada masyarakat desa dan masyarakat kota. Dalam masyarakat perkebunan interaksi terjalin antara masyarakat perkebunan maupun dengan masyarakat bukan perkebunan. Masyarakat perkebunan memiliki keterikatan. Selain itu terdapat pengelompokan—pengelompokan didalam

struktur anggota masyarakat perkebunan yang mempengaruhi proses interaksi (Kaus, 2012: 9).

Uraian diatas menjelaskan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara manusia dalam kehidupan sosial yang didorong oleh motif-motif internal yaitu kepentingan dan tujuan. Didalam masyarakat terdapat keberagaman tujuan dan kepentingan maka hal ini menyebabkan terjadinya pola-pola hubungan sosial yang melahirkan pertentangan antar individu maupun kelompok, dimana pola hubungan timbal balik seperti ini menimbulkan pertikaian, perselisihan dan konflik. Proses sosial ini akan menghasilkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif. Serta pola-pola sosial yang yang melahirkan kerja sama antar individu ataupun antar kelompok. Dilatar belakangi oleh sifat manusia sebagai mahluk sosial yang satu dengan yang lain bersifat komplementer (saling membutuhkan). Proses sosial ini akan menciptakan proses sosial asosiatif, yaitu interaksi yang mengidentifikasikan adanya persatuan diantara masyarakat.

Dokumen terkait