• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Setelah melakukan pembahasan dan analisa terhadap permasalahan yang telah dikemukakan dalam tesis ini, maka sebagai saran yang dapat diberikan penulis adalah:

1. Hubungan antara DPRD dengan Kepala Daerah selalu mengalami pasang surut. Hal ini dapat dilihat dari DPRD yang sering lebih dominan terhadap Kepala Daerah (lembaga eksekutif di daerah) dan ada juga Kepala Daerah yang terkadang lebih dominan dari DPRD. Hal ini sangat tergantung kepada peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai pemerintahan daerah. Setiap kali ada perubahan undang-undang yang mengatur pemerintahan daerah, maka yang terjadi di daerah-daerah adalah kedua lembaga pemerintahan di daerah ini selalu mendahulukan mencari bentuk hubungan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta melihat siapa yang lebih dominan atas siapa, dan akibatnya pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi tidak optimal. Agar hal seperti ini tidak terulang lagi, dan dengan melihat kedua lembaga ini yaitu DPRD dan

Kepala Daerah akan selalu ada di setiap penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka sebaiknya hubungan antara kedua lembaga ini diatur secara konstitusional. 2. Jika dihadapkan dengan pertanyaan siapa yang lebih besar peranannya dalam

pembentukan peraturan daerah diantara dua lembaga pemerintahan di daerah yaitu DPRD dan Kepala Daerah, maka jelas di dalam kenyataannya Kepala Daerah dengan perangkatnya yang mendominasi, berdasarkan pertimbangan logis bahwa informasi, keahlian, dan sumber daya atau sarana penunjang lainnya dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah daerah, sehingga pemerintah daerahlah yang lebih mengetahui apa, kapan, dan bagaimana sesuatu perlu diatur dengan peraturan daerah. Dengan demikian, status DPRD lebih tepat ditempatkan sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah yang mempunyai fungsi legislasi (pembuatan peraturan daerah bersama-sama dengan kepala daerah), fungsi penganggaran (budget), dan fungsi pengawasan. Oleh karena itu, diantara ketiga fungsi tersebut, DPRD seharusnya menitikberatkan pada pelaksanaan fungsi pengawasan yang di dalamnya mencakup fungsi sebagai pengendali proses pembentukan peraturan daerah daripada mengutamakan perannya sebagai inisiator seperti yang terjadi sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII, 2002.

Benny K. Harman, Konfigurasi Politik dan Kekuasaan Kehakiman, Jakarta: Elsam, 1997. Bivitri Susanti, Hakim atau Legislator?, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas

Gajah Mada, 2006.

Bivitri Susanti, Binziad Kadafi dan Reny Rawasita Pasaribu, Struktur DPR Yang Merespon Peran dan Fungsi Lembaga Perwakilan, Jakarta, 2005

Brian Z. Tamanaha, On The Rule of Law: History, Politics, Theory, United Kingdom: Cambridge Univesity Press, 2004.

C.F.G. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Bandung: Alumni, 1994.

C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, Cetakan ke III, Jakarta: Rieneke Cipta, 1991.

Frans Magnis Suseno, Etika Politik; Prinsip-Prinsip Model Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia, 1991.

G.J. Wolhoff, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Timun Mas NV, 1955.

Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York: Russel and Russel, 1971. Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Kotan Y. Stefanus, Perkembangan Kekuasaan Kehakiman Pemerintahan Negara

(Dimensi Pendekatan Politik Hukum terhadap Kekuasaan Presiden Menurut Undang-Undang Dasar 1945), Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 1998.

Jimly Asshiddiqie, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Jakarta: Konstitusi Press, 2006.

_______________, Pengantar Hukum Tata Negara, Jilid II, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan RI, 2006.

_______________, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid II, Jakarta: Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2006.

_______________, Perekembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta.

John Locke, Two Treaties of Civil Government, London: J.M. Dent and Sons Ltd, 1960. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik,Cetakan Ke-29, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1989.

_______________, Demokrasi di Indonesia Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila: Kumpulan Karangan Prof. Miriam Budiardjo, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994.

Mohd. Mahfud M.D., Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Bandung: Rieneke Cipta, 2001.

Ni’matul Huda, Lembaga Negara dalam Masa Transisi Demokrasi, Yogyakarta: UII Press, 2007.

Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu, 1987.

R. Kranenburg, Ilmu Negara, Jakarta: Viva Studi, 1967.

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UII Press, 2003. Robert M. McIver, The Modern State, Oxford: Oxford University Press, 1950. Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010. Sir Ivor Jennings, The Law and the Constitution, 4th edition, London: The English

Language Book Society, 1976.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

B. Majalah, Karya Ilmiah dan Jurnal

Bruce Akerman, The New Separation of Powers, The Harvard Law Review, Vol. 113. Denny Indrayana, Komisi Negara: Evaluasi Kekinian dan Tantangan Masa Depan,

Jurnal Yustisia, Edisi XVI Nomor 2, Juli-Desember, Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang.

Flora Nainggolan, Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM, Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009.

H.A. Kartiwa, Good Local Governance: Membangun Birokrasi Pemerintah yang Bersih dan Akuntabel, Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran, 2006.

Marjanne Termorshuizen Artz, The Concept of Rule of Law, Jurnal Jentera Edisi 3, Tahun II, November, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, Jakarta.

Mirza Nasution, Perubahan Pertanggungjawaban Gubernur Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Berdasarkan UUD 1945, Disertasi Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008.

Rudy Hendra Pakpahan, Pengujian Perda Oleh Lembaga Eksekutif dan Yudikatif,

Tesis Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009.

C. Internet

http://www.forum-politisi.org/downloads/Struktur_DPR_-_Bivitri_Susanti_2007-05- 23_024344.pdf.

D. Peraturan Perundang-undangan

Regering Reglement sebutan lazim dari Reglement op Het Beleid der Regering van Nederlandsch-Indie, Stbl. 1854 No. 129 yang ditetapkan tanggal 2 September 1854.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, LN No. 53, TLN No. 4389.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah LN. No. 59, TLN No. 4844.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, LN No. 53, TLN No. 4389

Dokumen terkait