• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Keikutsertaan kaum pria dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana yaitu pada metode vasektomi masih belum optimal, serta sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat khususnya bagi kaum pria tentang KB vasektomi yang semakin lama semakin menurun intensitas akseptornya, sehingga belum semua masyarakat utamanya kaum pria mengetahui secara mendalam tentang metode tersebut. Oleh karena itu, disarankan sebagai berikut:

1. Sosialisasi program KB yang berkala secara sebulan sekali di berbagai kecamatan. Sosialisasi tidak harus dilaksanakan di balai desa (formal) tapi juga bisa dillaksanakan di rumah warga (nonformal).

2. Peningkatan sumberdaya manusia terutama untuk petugas PLKB baik dari aspek kualitas dan kuantitas yang terkait dengan sosialisasi program KB metode vasektomi kepada masyarakat serta peningkatan sarana dan prasarana

3. Pemberian pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi akan pentingnya melaksanakan program KB khususnya metode vasektomi kepada masyarakat khususnya kaum pria. Sehingga anggapan jika KB itu hanya untuk wanita dapat diatasi.

4. Dikarenakan berbagai alasan dan keterbatasan, penulis merasa penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan sebagai bahan evaluasi peranan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB dalam penanganan angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana dengan metode vasektomi di Kabupaten Situbondo.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku-buku

Abdullah, Syukur. 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar

Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya dalam

Pembangunan”. Ujung Pandang: Persadi.

Arikunto, Suharsimi.2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Arikunto Suharsimi dan Safruddin, Cepi, 2004. Evaluasi Program

Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, 2004. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BKKBN. 2010. Membangun Keluarga Bahagia dan Sejahtera. Jakarta: BKKBN.

Creswell, John W. 2013. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dachlan I, dan Sungsang R. 1999. Skripsi “Lama Tindakan dan Kejadian

Komplikasi pada Vasektomi Tanpa Pisau dibandingkan dengan

Vasektomi Metode Standar”. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.

Dwiwibawa, F.Rudy dan Riyanto, Theo. 2012. Siapa Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan. Yogyakarta: Kanisius.

Fathoni, Abdurrahman. 2011. Metodologi Penelitian dan Tekhnik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineke Cipta.

Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan.

Hasibuan, Malayu SP. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Jallaludin, Rakhmat. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Kothari, CR. 2004. Research Methodology. New Delhi: New Age International.

Lembaga Demografi FEUI. 2007. Dasar-dasar Demografi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.

Manuaba, Chandranita. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta: Kedokteran Egc.

Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetric. Jakarta: EGC. Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Neuman, Lawrance W. 2015. Social Research Methods (Qualitative and Quantitative Approaches, 7th Edition). Jakarta: Indeks.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Ditama. Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kedokteran Eg Subarsono, AG. 2011. Analisis Kebijakan Publik: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Syahrum dkk. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme. Jakarta.

Syaukani, HR dkk. 2009. Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Jakarta: Pustaka Belajar.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta.

Terry, George. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Terry, George. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Widoyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan

Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijono, Djoko. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol. 2. Surabaya: Airlangga University Press.

2. Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota

Keputusan Presiden Nomor 08 Tahun 1970 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2015

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Situbondo Tahun 2012

3. Lain-lain

http://www/bps/go.id/. Jumat, 7 Oktober 2016 http://repository.unej.ac.id/ Sabtu, 8 Oktober 2016

https://www.seputarpengetahuan.com/2016/06/10-pengertian-program- menurut-para-ahli-lengkap.html. Senin, 21 November 2016

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

Berdasarkan Operasionalisasi Konsep yang telah penulis buat menjadi acuan dalam pembuatan pedoman wawancara. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yang artinya wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Dalam penelitian ini teknik yang di gunakan penulis dalam menentukan informan ada dua teknik yaitu teknik purposive sampling dan kuota sampling. Menurut Sugiyono (2014:85) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan kuota sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Dalam pelaksanaan wawancara, yang akan menjadi infoman bagi penulis dalam mengumpulkan data, yaitu :

A. Purposive Sampling

a) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Situbondo

b) Kepala Seksi Pembinaan Kesertaan Ber-KB Dinas Dalduk & KB Kabupaten Situbondo

1. Pelaksanaan program KB di Kabupaten Situbondo

2. Pandangan Bapak/Ibu tentang program KB dengan metode vasektomi

3. Pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di Kabupaten Situbondo

4. Faktor pendorong pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di Kabupaten Situbondo

5. Faktor penghambat pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di Kabupaten Situbondo

6. Program pemerintah dalam hal ini Dinas Dalduk & KB untuk menambah akseptor KB vasektomi dalam rangka pengendalian angka kelahiran di Kabupaten Situbondo

Informan selanjutnya adalah dokter yang menangani masalah vasektomi di Kabupaten Situbondo, dengan daftar pertanyaan sebgai berikut:

1. Pandangan dokter tentang vasektomi 2. Efek samping pasca operasi

Informan berikutnya adallah penyuluh KB di Kecamatan Kapongan dengan daftar pertanyaan sebagi berikut:

1. Upaya apa saja yang dilakukan

2. Kendala apa yang dihadapi di lapangan

B. Kuota Sampling

a) Masyarakat (Pria Bukan Akseptor KB Vasektomi) 1. Pelayanan program KB khususnya pada metode vasektomi 2. Pandangan tentang metode vasektomi

3. Faktor yang menghambat menggunakan metode vasektomi 4. Keinginan untuk menggunakan metode vasektomi

5. Program pemerintah untuk meningkatkan akseptor KB dengan metode vasektomi

b) Masyarakat (Pria Akseptor KB Vasektomi)

1. Pelayanan program KB khususnya pada metode vasektomi 2. Pandangan tentang metode vasektomi

3. Faktor yang mendorong menggunakan metode vasektomi

4. Hal yang dirasakan setelah menggunakan KB dengan metode vasektomi

5. Program pemerintah untuk meningkatkan akseptor KB dengan metode vasektomi

Deskripsi jawaban Kepala Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Situbondo Bapak Marjulis, SE, M.Si, sebagai Informan 1.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan maka diketahui hasil dari wawancara yang dilakukan dengan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Situbondo sebagai informan (1).

No Lingkup Pertanyaan Informan Jawaban

(1) (2) (3)

1 Pelaksanaan program KB di Kabupaten Situbondo

1 Program KB untuk saat ini sudah berjalan dengan baik, sarana prasarana sudah cukup memadai, ada dana yang dialokasikan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sendiri.

Walaupun terkadang dana tersebut terlambat cair.

2 Pandangan Bapak tentang program KB dengan metode vasektomi

1 Metode vasektomi merupakan alat kontrasepsi mantap (kontap), sangat efektif dan efisien dan pelaksanaannya cukup dilakukan 1 (satu) kali dan juga tidak selamanya pelaksanaan program Keluarga Berencana dilakukan hanya untuk wanita saja. Program itu dilakukan kepada pria yang memiliki anak yang cukup (Lebih dari 2) setelah diberikan konseling dan mereka setuju melakukannya. Pemerintah sangat mendukung program tersebut, ada program khusus dari BKKBN untuk meningkatkan jumlah akseptor KB pada metode

vasektomi yaitu pengalokasian dana khusus untuk menunjang pelaksanaan, mulai dari

penyediaan sarana dan prasarana sampai dengan sosialisasi kepada masyarakat.

3 Pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di

Kabupaten Situbondo

1 Pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi belum optimal, bisa dilihat dari masih sedikitnya kaum pria yang ikut berpartisipasi dikarenakan kurangnya

pemahaman mereka terhadap metode ini. Serta masih

terbatasnya jumlah PLKB ditiap kecamatan menjadi kendala dalam mengoptimalkan program vasektomi ini. (1) (2) (3) 4 Faktor pendorong pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di Kabupaten Situbondo

1 Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan program tersebut, seperti

pelayanan mobil KB, pembagian alat kontrasepsi gratis, serta

hadirnya tokoh agamadan akseptor sebagai narasumber dalam

sosialisasi. 5 Faktor penghambat pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di Kabupaten Situbondo

1 Masih kurangnya pemahaman kaum pria terhadap metode vasektomi, rumor yang beredar di masyarakat dan juga anggapan kaum pria jika KB itu hanya untuk wanita saja.

6 Program pemerintah dalam hal ini Dinas Pengendalian

Penduduk & KB untuk menambah akseptor KB vasektomi dalam rangka penanganan angka kelahiran di Kabupaten Situbondo

1 Dalam meningkatkan jumlah akseptor KB vasektomi, kami melakukan penyuluhan tentang manfaat KB melalui Program KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), koordinasi dengan Ponpes Sukorejo, serta pelayanan KB gratis.

Deskripsi jawaban informan Kepala Seksi Pembinaan Kesertaan Ber-KB Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Situbondo Bapak Drs. Nur Abdul Muktas, M.Si sebagai informan (2) sebagai berikut :

No Lingkup Pertanyaan Informan Jawaban

(1) (2) (3)

1 Pelaksanaan program KB di Kabupaten Situbondo

2 Program KB sudah berjalan dengan baik, sarana prasarana penunjang pun sudah memadai, kemudian alokasi dana untuk program KB itu sendiri ada dari pemerintah pusat dan juga ada dari pemerintah daerah sendiri. (1) (2) (3) 2 Pandangan Bapak tentang program KB dengan metode vasektomi

2 Metode vasektomi itu sangat baik dan efektif untuk dilaksanakan bagi kaum pria karena tidak memiliki efek samping dan dampak negatif.

Sangat efektif karena dilakukan hanya satu kali. Dan tingkat keamanannya bisa mencapai 100%. Dan karena vasektomi, kaum pria bisa berpartisipasi dalam pelaksanaan KB, bukan hanya wanita saja

3 Pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di

Kabupaten Situbondo

2 Metode vasektomi masih belum dipahami secara mendalam oleh kaum pria sehingga dalam pelaksanaannya belum optimal. Kendala lainnya adalah semangat untuk mencari akseptor tidak sebesar tahun 2010 dan 2011 sehingga akseptor baru semakin menurun jumlahnya. 4 Faktor pendorong pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di Kabupaten Situbondo

2 Penyediaan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan seperti pelayanan mobil KB, adanya pembagian alat kontrasepsi gratis, dan ada tokoh agama serta

akseptor yang jadi narasumber 5 Faktor penghambat

pelaksanaan program KB dengan metode vasektomi di

Kabupaten Situbondo

2 Kurangnya pemahaman kaum pria terhadap program vasektomi ini, kemudian kaum pria masih beranggapan jika KB itu hanya untuk wanita, serta rumor yang beredar di masyarakat.

6 Program pemerintah dalam hal ini Dinas Pengendalian

Penduduk & KB untuk menambah akseptor KB vasektomi dalam rangka penanganan angka kelahiran di Kabupaten Situbondo

2 Koordinasi dengan Ponpes

Sukorejo dan menghadirkan selalu akseptor sebagai narasumber dalam sosialisasi, pemberian hadiah kepada akseptor, melakukan sosialisasi dan

menyediakan fasilitas bagi akseptor KB vasektomi.

dan KB Kabupaten Situbondo untuk memberikan pelayanan KB vasektomi, dr.Imam, adalah sebagai berikut:

No Lingkup Pertanyaan Informan Jawaban

1 Pandangan tentang vasektomi

3 Vasektomi merupakan kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kelahiran dan tidak bersifat permanen.

2 Efek samping pasca operasi

3 Efek samping jangka panjang tidak ada. Kalau sakit atau perih, itu biasa. Apabila ada keluhan, dinas cepat tanggap untuk mengatasi hal tersebut.

Deskripsi jawaban informan selanjutnya, Penyuluh KB di Kecamatan Kapongan, Ibu Titik, adalah sebagai berikut:

No Lingkup Pertanyaan Informan Jawaban

1 Upaya yang dilakukan untuk menambah

akseptor

4 Sosialisasi ke desa-desa, mengajak PLKB, PPKBD dan Kader KB lainnya untuk membantu sosialisasi 2 Kendala yang

dihadapi di lapangan

4 Kendalanya adalah menghapus pandangan masyarakat tentang haram dan berdampak buruk untuk kesehatan.

Deskripsi jawaban informan masyarakat (pria non-akseptor vasektomi). Adapun pria non-akseptor vasektomi yang diwawancarai adalah sebagai berikut :

1) Bapak Bambang Santoso sebagai informan masyarakat 1 (satu) (IM1)

2) Bapak Saleh sebagai informan masyarakat 2 (dua) (IM2)

3) Bapak Abdurahman sebagai informan masyarakat 3 (tiga) (IM3) 4) Bapak Choirudin sebagai informan masyarakat 4 (empat) (IM4) 5) Bapak Edi sebagai informan masyarakat 5 (lima) (IM5)

No Lingkup Pertanyaan Informan Jawaban

(1) (2) (3)

1 Pelayanan program KB khususnya pada metode vasektomi

IM1 Sudah cukup baik sosialisasi yang diberikan pemerintah. Selalu melakukan sosialisasi dan pelayanan KB gratis kepada masyarakat. Banyak yang sudah tahu tentang vasektomi di daerah saya. Hanya saja untuk

metode vasektomi saya belum berniat untuk mengikutinya. Jadi saya kurang mengetahuinya.

IM2 Sudah baik dengan selalu memberikan sosialisasi tentang program vasektomi tersebut, serta pelayanan KB gratis. Namun saya masih belum berniat karena saya rasa itu tidak perlu bagi saya.

IM3 Cukup baik. Selalu

mensosialisasikan tentang program KB khususnya pada metode

vasektomi, ada juga pemberian pelayanan KB gratis. Namun saya tidak berniat mengikutinya.

IM4 Sudah cukup baik dikarenakan instansi terkait selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya kaum pria tentang vasektomi ini. Hanya saja saya enggan untuk berpartisipasi.

IM5 Sudah baik. Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Situbondo selalu memberikan sosialisasi tentang vasektomi ini dan pelayanan KB gratis bagi masyarakat. Namun saya tidak ingin mengikuti program tersebut. 2 Pandangan tentang

metode vasektomi

IM1 Saya mengetahui program vasektomi dari sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten

Situbondo di balai Kecamatan sepertinya program tersebut bagus tapi saya belum mengetahui secara jelas tentang metode vasektomi tersebut, sehingga saya masih ragu-ragu untuk menggunakan program KB vasektomi tersebut.

IM2 Saya mengetahui program vasektomi dari program acara di sebuah stasiun tv dan kemudian sosialisasi yang pernah dilakukan oleh PLKB di Kecamatan tempat saya tinggal. Saya menilai metode itu bagus untuk saya lakukan dan juga anak saya sudah 3 (tiga) dan tidak ingin menambah lagi. Istri saya sudah tidak menggunakan KB, hanya saja saya belum mengetahui secara mendalam tentang vasektomi itu sendiri, baik kegunaan maupun manfaatnya.

IM3 Saya mengetahui program

vasektomi ini dari sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten

Situbondo. Programnya bagus untuk kaum pria agar bisa berpartisipasi dalam ber-KB. Namun, saya kurang memahami secara pasti tentang metode itu dikarenakan banyak yang

beranggapan vasektomi itu memiliki banyak efek samping

IM4 Saya mengetahui program ini dari sosialisasi KB yang pernah saya ikuti. Programnya bagus, namun saya tidak ingin ikut berpartisipasi karena saya takut akan tindakan operasinya yang menyeramkan karena itu langsung di alat vital.

IM5 Saya mengetahui program ini dari sosialisasi yang diadakan oleh PLKB di kecamatan saya. Menurut saya itu baik hanya saja saya takut akan efek samping yang

ditimbulkan nantinya. 3 Faktor yang

menghambat

menggunakan metode Vasektomi

IM1 Saya tidak menggunakan vasektomi karena saya tidak berminat, lagipula istri saya sudah menggunakan KB dan memang itu sudah menjadi tugas seorang wanita.

IM2 Saya tidak berminat menggunakan metode vasektomi itu. KB itu hanya untuk perempuan. Jadi untuk apa saya repot-repot ikut ber-KB.

IM3 KB itu untuk perempuan, istri saya sudah menggunakan KB dan juga saya juga lebih cenderung

menggunakan kondom.

IM4 Saya takut akan operasinya yang saya rasa itu menyeramkan karena langsung di alat vital, jadinya saya tidak berminat untuk mengikutinya.

IM5 Saya rasa banyak efek samping yang akan ditimbulkan, untuk itu saya tidak berminat.

4 Keinginan untuk menggunakan metode vasektomi

IM1 Saya tidak berniat untuk mengikuti metode ini.

IM2 Saya belum berniat untuk mengikuti metode ini karena itu tidak perlu bagi saya.

IM3 Belum berminat untuk

mengikutinya, lagipula saya lebih cenderung menggunakan kondom.

IM4 Tidak ingin mengikuti program ini karena tindakan operasinya yang menyeramkan.

IM5 Saya masih kurang memahami program ini dan juga saya takut akan efek samping yang

ditimbulkan, jadi saya tidak berminat.

5 Program pemerintah untuk meningkatkan akseptor KB dengan metode vasektomi

IM1 Saya tidak mengetahui program dari pemerintah untuk

meningkatkan akseptor metode ini.

IM2 Yang saya ketahui melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui pemberian pelayanan KB gratis.

IM3 Melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat,

IM4 Pelayanan gratis bagi yang mau ikut KB.

IM5 Ada sosialisasi yang dilakukan oleh PLKB ditiap kecamatan.

Deskripsi jawaban informan masyarakat (pria akseptor vasektomi). Adapun pria akseptor vasektomi yang diwawancarai adalah sebagai berikut :

1) Bapak Suprapto sebagai informan masyarakat 6 (enam) (IM6) 2) Bapak Kardiman sebagai informan masyarakat 7 (tujuh) (IM7)

3) Bapak Wawan sebagai informan masyarakat 8 (delapan) (IM8) 4) Bapak Pandega sebagai informan masyarakat 9 (sembilan)

(IM9)

5) Bapak Yani sebagai informan masyarakat 10 (sepuluh) (IM10)

No Lingkup Pertanyaan Informan Jawaban

(1) (2) (3)

1 Pelayanan program KB khususnya pada metode vasektomi

IM6 Pelayanannya sudah baik. Saya tertarik mengikuti program

vasektomi ini ketika ada sosialisasi dari Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Situbondo dibalai Kecamatan Situbondo. Dan

akhirnya memutuskan untuk mengikutinya.

IM7 Sangat baik. Sosialisasi dan pelayanan KB gratis selalu dilakukan untuk menambah akseptor KB. Terutama pada metode vasektomi yang saya ikuti.

IM8 Pelayanan yang diberikan sudah baik. Sosialisasi untuk program vasektomi selalu dilakukan untuk menambah jumlah akseptornya yang masih sedikit. Saya mengikuti program ini karena saya tertarik. Saya juga diajak oleh teman saya untuk mengikuti KB karena saya rasa anak saya cukup 2 saja.

IM9 Sudah sangat baik karena sosialisasi yang selalu dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk & KB Kabupaten Situbondo untuk menambah jumlah akseptor KB vasektomi yang masih sedikit

peminatnya. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi akseptornya.

(1) (2) (3)

IM10 Sudah baik. Dalam menambah

akseptor KB intstansi terkait selalu intens melakukan sosialisasi dan pelayanan KB gratis kepada masyarakat.

2 Pandangan tentang metode vasektomi

IM6 Sangat bagus untuk kaum lelaki, karena vasektomi itu sangat aman untuk dilakukan, prosedur

pelaksanaannya tidak repot dan tidak sakit, hanya sekitar 15 menit.

IM7 Sangat baik untuk kaum pria yang sudah tidak ingin punya anak lagi, karena tidak memiliki efek samping.

IM8 Vasektomi itu kontrasepsi yang sangat bagus untuk kaum lelaki tapi untuk yang sudah berumur 40 tahun ke-atas karena umur seperti itukebanyakan orang sudah tidak ingin punya anak lagi.

IM9 Vasektomi itu kontrasepsi yang sangat bagus dan aman, tidak ada efek samping yang saya rasakan setelah saya menggunakannya.

IM10 Sangat efektif untuk kaum pria yang

sudah tidak ingin memiliki anak lagi, serta prosesnya aman dan tidak ada efek samping.

3 Faktor yang mendorong

menggunakan metode vasektomi

IM6 Saya menggunakan metode ini karena anak saya sudah 4 (empat), dan saya rasa ini metode yang bagus, lagipula istri saya tidak cocok dengan KB yang biasa dia gunakan.

IM7 Saya menggunakan vasektomi sebagai bentuk rasa sayang saya terhadap istri.

IM8 Saya ikut berpartisipasi dalam metode vasektomi ini karena kesadaran diri kalau saya sudah

memiliki 4 (empat) orang anak, saya tidak ingin menambahnya lagi. Lagipula tidak mesti seorang istri yang ikut KB, saya sebagai suami juga ingin berpartisipasi dalam program pemerintah ini

(1) (2) (3)

IM9 Saya menggunakan metode vasektomi ini karena saya merasa tidak hanya wanita saja yang harus ber-KB, saya pun bisa

berpartisipasi. Lagipula pada saat sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk & KB ada narasumber tokoh agama dan yang sudah menjadi akseptor. Saya pun tertarik dan mengikuti vasektomi ini

IM10 Saya menggunakan metode

vasektomi karena tanggung jawab saya sebagai suami, karena istri saya tidak cocok menggunakan alat kontrsepsi, tidak selalu seorang istri yang harus ikut program KB, saya juga ingin mendukung program pemerintah.

4 Hal yang dirasakan setelah menggunakan KB dengan metode vasektomi

IM6 Saya merasa sangat senang karena bisa ikut berpartisapasi dalam program KB.

IM7 Merasa bahagia karena bisa

mengurangi beban istri saya dalam ber-KB.

IM8 Saya merasa lega dan bahagia bisa berpartisipasi dalam program ini, tidak ada efek samping sama sekali yang saya rasakan.

IM9 Tentunya merasa senang karena saya bisa ikut mensukseskan program dari pemerintah dalam ber-KB.

IM10 Saya sangat senang karena bisa

pemerintah. 5 Program pemerintah

untuk meningkatkan akseptor KB dengan metode vasektomi

IM6 Melakukan sosialisasi secara rutin di tiap kecamatan, pelayanan KB keliling, dan menghadirkan tokoh agama dan akseptor di setiap kesempatan sosialisasi.

(1) (2) (3)

IM7 Ada sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk & KB, pelayanan KB gratis, ada tokoh agama dan akseptor yang menjadi narasumber ketika sosialisasi

IM8 Sosialisasi yang selalu dilakukan secara rutin di tiap kecamatan.

IM9 Melakukan sosialisasi di kantor kecamatan, pelayanan KB gratis

Dalam dokumen PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA D (1) (Halaman 117-141)

Dokumen terkait