• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan tingkat populasi yang lebih luas yaitu se-Indonesia, sebagai dasar pengembangan model resep baik manual maupun komputerisasi (Electronic Prescriptions/Computerized Physician Order Entry), mengacu pada peraturan perUndang-Undangan yang berlaku di Indonesia.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan antara karakteristik demografi dengan persepsi responden, faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan dan ketidakjelasan resep, keefektifan komunikasi antara apoteker dengan dokter terkait klarifikasi resep, serta variasi penulisan resep yang berpotensi menimbulkan medication error.

3. Perlu dibentuk suatu joint guidelines antara prescribers dan pharmacists

mengenai aturan baku format resep, aturan penulisan resep, dan komunikasi antar profesi.

4. Bagi pengelola rumah sakit, perlu pembentukan suatu kebijakan atau prosedur yang mengakomodasi pencegahan medication error terkait kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep, sesuai dengan perkembangan IPTek dan berpedoman pada peraturan perUndang-Undangan yang berlaku. 5. Perlu diadakan sosialisasi Standard Operating Procedures Farmasis di

Farmasi Rumah Sakit

6. Perlu dilakukan peningkatan sistem keselamatan pasien di rumah sakit dengan penerapan ”no blaming culture”

7. Bagi apoteker yang menjadi dosen pengampu mata kuliah Ilmu Farmasi Kedokteran maupun Ilmu Farmasi Kedokteran Gigi, hendaknya memberikan materi terkait resep, khususnya mengenai kelengkapan dan kemudahan pembacaan tulisan, dengan berpedoman pada peraturan perUndang-Undangan yang berlaku (PerMenKes RI No.26/Menkes/Per/I/1981, KepMenKes RI No. 280/MenKes/SK/V/1981, PerMenKes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, dan KepMenKes R.I. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004).

8. Perlu dilakukan upaya-upaya pemberdayaan konsumen (pasien) untuk semakin tahu dan memahami tentang apa yang menjadi hak dan kewajiban konsumen (pasien) dalam aspek pelayanan resep.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, 79, Granit, Jakarta

Ahmadi, A., dan Sholeh, M., 2005, Psikologi Perkembangan, Cetakan II, PT Rineka Cipta, Jakarta

Anonim, 1981a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 26/MENKES/PER/1981 Tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1981b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 280/MENKES/SK/1981 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1992, Undang-Undang Kesehatan No.23, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1999, Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tentang Perlindungan Konsumen, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004b, Undang-Undang No.29 Tentang Praktik Kedokteran, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004c, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004d, Standar Kompetensi Farmasis Indonesia, 13, 77-142, Badan Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta

Anonim, 2005a, Recommendations to Enhance Accuracy of Prescription Writing, http://www.nccmerp.org/council/council1996-09-04.html, diakses pada 8 Februari 2007

Anonim, 2005b, Nurse and Pharmacist Prescribing Powers Extended, Departement of Health , USA

Anonim, 2006a, Medication Errors, http://www.fda.gov/cder/drug/MedErrors /default.htm diakses pada 8 Februari 2007

Anonim, 2006b, Psychiatry: Why is a doctor's handwriting illegible, http://www.parkhurstexchange.com/qa/A.php?q=/qa/Psychiatry/2006-11-33.qa, diakses pada 15 Januari 2007

Applebaum, R.L., Jenson, D.O., Caroll, R., 1985, Speech Communication, Macmillan, New York

ASHP, 1993, ASHP Guidelines on Preventing Medication Error in Hospitals, 129-136, American Society of Hospital Pharmacists Inc., USA

Azwar, S., 1988, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Azwar, S., 1997, Reliabilitas dan Validitas, Edisi III, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Berwick, 1996, Doctors’ Handwriting...The Plain Truth, British Medical Journal, http://www. medicinenet. Com/script/main/art.asp? articlekey=590rtnership with Microsoft’s Tablet PC launch.iSOFT

Brannon, L., 1996, Gender Psychological Perspectives, 356, Allyn & Bacon A Simon & Schuster Company, United States of America

Christiana, D., 2005, Persepsi Asisten Apoteker terhadap Apoteker Pengelola Apotek dalam Menjalankan Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kota Yogyakarta Periode Desember 2004-Februari 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Cohen, M.R., 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., Medication Error, American Pharmaceutical Association, Washington, DC.

Dean, B., Barber, N., and Schachter, M., 2000, What is a Prescribing Error?,

British Medical Journal,

http://qhc.bmjjournals.com/cgi/content/full/9/4/232#BIBL , 232-237

De Vries, T.P.G.M., Henning, R.H., Hogerzeil, and H.V., Fresle, D.A., 1994,

Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H., 2002, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Edisi I, Cetakan 1, BPFE, Yogyakarta.

Gennaro, A.R., 1985, Remington’s Pharmaceutical Sciences, 17th Edition, Merck Publishing Company, Easton, USA

Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen, Cetakan Pertama, Andi Offset, Yogyakarta.

Hansen, L.B., et al., Pharmacy Clarification of Prescription Ordered in Primary Care: A

Report from The Applied Strategies for Improving Patient Safety (ASIPS) Collaborative, The Journal of the American Board of Family Medicine

http://www.jabfm.org/cgi/content/full/19/1/24, diakses pada 16 Februari 2007

Harding, G., Nettleton, S., and Taylor, K., 1990, Sociology for Pharmacists an Introduction, 56-57, The macmillan Press Ltd, London

Hartini, Y.S., dan Sulasmono, 2006, Apotek: Ulasan Beserta Naskah Peraturan Perundang-undangan Terkait Apotek, 52-54, 56, 253-256, 584- 606, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Hasan, M.I., 2002, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, 60, Ghalia Indonesia, Jakarta

Holt G.A., and Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Feldmann, E.G., (Ed), Handbook of Nonprescription Drugs, 9th Ed., 1-10, APhA, New York

Hughes, C., 2003, Hospital Doctor, BMJ 11:307-348, http://www.studentbmj.com /issues/03/09/careers/324.php. Diakses pada 15 Januari 2007

Hurlock, E.B., 1999, Psikologi Perkembangan, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta

Joenoes, N.Z., 2001, Ars Prescribendi Resep yang Rasional, Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya

Kartono, K., 1977, Psychologi Wanita, Penerbit Alumni, Bandung

Lestari, C.S., 2000, Seni Menulis Resep: Teori & Praktek, 2-3, 6-8, Pertja, Jakarta Lyons, R., Payne, C., Mc Cabe, and M., Fielder, C., 1998, Legibility of

Mönks, F.J., Knoers, and A.M.P., Haditono, S.R., 1994, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai bagiannya, Cetakan IX, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Nawawi, H., 2005, Metode Penelitian Bidang Sosial, Cetakan ke-11, 144, 149-151, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Notoadmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, 93-107, Andi Offset, Yogyakarta.

Pramudiarja, AN.U., 2006, Potensi Medication Error dalam Resep Pediatri di 10 Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari – Maret 2006 dan Persepsi Pembaca Resep yang Menanganinya (Tinjauan Aspek Kelengkapan dan Keterbacaan Resep), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Cetakan 5, 89-107, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta

Pritzker, F., 2006, Reducing Medication Errors: Information for Healthcare Professionals, http://www.rxforsafety.com/physician/index.html, diakses pada 8 Februari 2007

Rahmawati, F., dan Oetari R. A., 2002, Kajian Penulisan Resep: Tinjauan ASPEC Legalitas dan Kelengkapan Resep di Apotek-Apotek Kotamadya Yogyakarta, Majalah Farmasi Indonesia, 13 (2), 86-94

Rantucci, M. J., 1999, Pharmacist Talking With Patients a Guide to Patient Counseling, 30, Williams & Wilkins, Baltimore

Rees, J.A., 2004, The Prescription, in Winfield, A.J., Richards, R.M.E.,

Pharmaceutical Practice, Third Edition, 164-165, 169, 171, Churchill Livingstone, London

Rika, C., 2006, Perkembangan Terkini Patient Safety di Dunia dan Implementasinya bagi Indonesia, PMPK FK-UGM, http://www.mail-archive.com/desentralisasi kesehatan @yahoogroups.com/msg00340.html. Diakses pada 15 Januari 2007

Sarwanto dan Kuntara, 2003, Penentuan Besar Sampel, Medika, 12, 795-800 Sarwono, S., 2004, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,

Cetakan Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Sarwono, S.W., 1983, Teori-teori Psikologi Sosial, 85-87, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Sasanti, A.R., 2003, Persepsi Pria Terhadap Penampilan Wanita, Skripsi, Fakultas PsikologiUniversitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Scott, S.A., 2000, The Prescription, in Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 20th ed, 1691,1693, Williams & Wilkins, USA

Simbolon, R.T., 2005, Persepsi Pembaca Resep Mengenai Resep yang Berpotensi Menyebabkan Medication Error di Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari-Februari 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Siregar, Charles J.P., 2003, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan/Charles J.P.Siregar, Lia Amalia, 1-4, 7, 147, 172, 175, 190-195, EGC , Jakarta

Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian, Cetakan Kelima, 57-61, Penerbit Alfabeta, Bandung

Sungguh, As’ad., 2000, Dua Puluh Lima Etika Profesi, Edisi I, Cetakan I, 110, 126, Sinar Grafika, Jakarta.

Umar, H., 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Cetakan I, 74, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Walgito,B., 1991, Psikologi Sosial (suatu pengantar), Penerbit Andi Offset, Yogyakarta

Wardhani, D.W., 2004, Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Remaja Putri Terhadap Peran Ayah dalam Keluarga, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Widayati, A., Hartayu, T.S., 2006, Kajian Kelengkapan Resep dan Kombinasi Obat Untuk Pediatri Yang Berpotensi Menimbulkan Medication Error Di 10 Apotek Kota Yogyakarta Dan 2 Rumah Sakit Di Yogyakarta, Laporan Penelitian, LPPM USD – Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Woolever, D.R., 2002, The Impact of a Patient Safety Program on Medical error,

University of North Carolina, http://www.ahrq.gov/downloads/pub/advances/vol1/Woolever.pdf. Diakses

pada 15 Januari 2007

Zunilda, S.B., 1998, Pedoman Penulisan Resep/WHO, terjemahan dari “Guide to Good Prescribing” WHO 1994 untuk program obat essensial, 67, ITB, Bandung

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta

Kepada Yth.

Responden (Dokter) di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER, APOTEKER, DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata - mata demi kepentingan penelitian dan akan dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak/ Ibu mendukung penelitian Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007 Peneliti,

Kuisioner Persepsi Dokter Mengenai Aspek Kelengkapan

Resep dan Keterbacaan Resep

Identitas Dokter:

No Pertanyaan Jawaban

1 Nama (dapat tidak diisi) :

2 Umur (th) :

3 Jenis kelamin :

4 Spesialisasi : Umum / Spesialis...

5 Tahun lulus Fakultas Kedokteran :

6 Lamanya praktek (tahun) :

7 Praktek di berapa tempat :

8 Rata – rata pasien /hari /tempat praktek

:

Berikan opini Anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan Anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Resep harus memuat identitas

dokter

2 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

3 Resep harus memuat identitas pasien

4 Resep tidak perlu

mencantumkan jumlah obat

5 Resep harus mencantumkan

aturan pakai 6 Resep tidak perlu

mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10 mg, 20 mg, dll)

7 Resep harus mencantumkan

berat badan dan umur pasien 8 Resep tidak perlu

mencantumkan nama dan alamat pasien

9 Resep harus mencantumkan

tanda tangan dokter 10 Tulisan dalam resep harus

...lanjutan No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) 11 Tulisan dalam resep harus

ditulis tidak jelas

12 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas 13 Tulisan tidak jelas harus

dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter

14 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

15 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali ke dokter

Mohon mengisi jawaban di bawah ini, untuk menyampaikan komentar/pendapat tentang:

1. Aspek kelengkapan resep pada dasarnya meliputi: identitas dokter, tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, kekuatan obat, aturan pakai/cara pakai, nama pasien, umur, alamat, berat badan. Manakah yang dokter anggap tidak penting? Mengapa?

2. Apa pendapat dokter mengenai adanya tulisan dalam resep yang tidak jelas atau tidak terbaca ?

... lanjutan

3. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi ketidaklengkapan penulisan resep?

4. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi ketidakjelasan penulisan resep?

Lampiran 8. Frekuensi Jawaban Kuesioner oleh Responden Dokter No SS S N TS STS K 1. 75% 24% 1% 0% 0% S 2. 0% 0% 0% 42% 58% TS 3. 72% 28% 0% 0% 0% S 4. 0% 0% 1% 31 68% TS 5. 63% 33% 0% 1% 3% S 6. 1% 5% 11% 46% 37% TS 7. 10% 38% 37% 11% 4% S 8. 0% 4% 18% 51% 27% TS 9. 35% 43% 11% 8% 3% S 10. 41% 52% 7% 0% 0% S 11. 0% 0% 7% 52% 41% TS 12. 37% 58% 4% 1% 0% S 13. 1% 0% 4% 51% 44% TS 14. 69% 31% 0% 0% 0% S 15. 0% 11% 9% 52% 28% TS Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju K = Kecenderungan

Lampiran 9. Kuesioner Penelitian Kepada Responden Apoteker

Kepada Yth.

Responden Apoteker di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER, APOTEKER DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata - mata demi kepentingan penelitian dan akan dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak / Ibu mendukung penelitian Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007 Peneliti,

Kuisioner Persepsi Apoteker Mengenai Aspek Kelengkapan

Resep dan Keterbacaan Resep

Identitas apoteker:

No Pertanyaan Jawaban

1 Nama (dapat tidak diisi) :

2 Umur (th) :

3 Jenis kelamin :

4 Tahun lulus Apoteker :

5 Pendidikan terakhir :

6 Lamanya menjadi Apoteker di RS :

7 Rata – rata lembar resep / hari :

Berikan opini Anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan Anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Resep harus memuat identitas

dokter

2 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

3 Resep harus memuat identitas pasien

4 Resep tidak perlu

mencantumkan jumlah obat

5 Resep harus mencantumkan

aturan pakai 6 Resep tidak perlu

mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10 mg, 20 mg, dll)

7 Resep harus mencantumkan

berat badan dan umur pasien 8 Resep tidak perlu

mencantumkan nama dan alamat pasien

... lanjutan No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)

9 Resep harus mencantumkan

tanda tangan dokter 10 Tulisan dalam resep harus

ditulis dengan jelas 11 Tulisan dalam resep harus

ditulis tidak jelas

12 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas 13 Tulisan tidak jelas harus

dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter 14 Jika tulisan dalam resep tidak

dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

15 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali ke dokter

Mohon mengisi jawaban di bawah ini, untuk menyampaikan komentar/pendapat tentang:

1. Aspek kelengkapan resep pada dasarnya meliputi: identitas dokter, tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, kekuatan obat, aturan pakai/cara pakai, nama pasien, umur, alamat, berat badan. Manakah yang Bapak / Ibu Apoteker anggap tidak penting? Mengapa?

2. Jika terdapat resep yang tidak lengkap, tindakan apakah yang Bapak / Ibu Apoteker lakukan?

... lanjutan

3. Dalam 1 bulan terakhir ini, berapa persenkah resep yang tulisannya tidak jelas / tidak terbaca ?

4. Jika terdapat resep yang tulisannya tidak jelas / tidak terbaca, tindakan apa yang Bapak/Ibu Apoteker lakukan?

5. Apakah tiap dokter memiliki kode penulisan resep yang khas di luar aturan baku yang ada, yang sebelumnya telah didiskusikan bersama Bapak/Ibu Apoteker? Jika ada, berikan contoh:

Lampiran 10. Frekuensi Jawaban Kuesioner oleh Responden Apoteker No SS S N TS STS K 1. 85% 15% 0% 0% 0% S 2. 0% 0% 0% 40% 60% TS 3. 85% 10% 0% 0% 5% S 4. 0% 0% 0% 20% 80% TS 5. 85% 15% 0% 0% 0% S 6. 0% 0% 5% 50% 45% TS 7. 45 % 45% 5% 5 % 0% S 8. 0% 0% 0% 45% 55% TS 9. 60% 40% 0% 0% 0% S 10. 90% 10% 0% 0% 0% S 11. 0% 0% 0% 25% 75% TS 12. 80% 20% 0% 0% 0% S 13. 5% 0% 0% 45% 50% TS 14. 55% 45 % 0% 0% 0% S 15. 0% 10% 5% 55% 30% TS Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju K = Kecenderungan

Lampiran 11. Kuesioner Penelitian Kepada Responden Asisten Apoteker

Kepada Yth.

Responden Asisten Apoteker di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER, APOTEKER DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata-mata demi kepentingan penelitian dan akan dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak/Ibu mendukung penelitian Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007 Peneliti,

Kuisioner Persepsi Asisten Apoteker Mengenai Aspek

Kelengkapan Resep dan Keterbacaan Resep

No Pertanyaan Jawaban

1 Nama (dapat tidak diisi) :

2 Umur (th) :

3 Jenis kelamin :

4 Tahun lulus pendidikan (SMF) :

5 Pendidikan terakhir :

6 Lamanya menjadi AA di RS :

7 Rata – rata lembar resep / hari :

Berikan opini anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Resep harus memuat identitas

dokter

2 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

3 Resep harus memuat identitas pasien

4 Resep tidak perlu

mencantumkan jumlah obat

5 Resep harus mencantumkan

aturan pakai 6 Resep tidak perlu

mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10mg, 20mg, dll)

7 Resep harus mencantumkan

berat badan dan umur pasien 8 Resep tidak perlu

mencantumkan nama dan alamat pasien

9 Resep harus mencantumkan

tanda tangan dokter 10 Tulisan dalam resep harus

... lanjutan No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) 11 Tulisan dalam resep harus

ditulis tidak jelas

12 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas 13 Tulisan tidak jelas harus

dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter

14 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

15 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali ke dokter

Mohon mengisi jawaban di bawah ini, untuk menyampaikan komentar atau pendapat tentang:

1. Aspek kelengkapan resep pada dasarnya meliputi: identitas dokter, tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, kekuatan obat, aturan pakai atau cara pakai, nama pasien, umur, alamat, berat badan. Manakah yang Bapak/Ibu Asisten Apoteker anggap tidak penting? Mengapa?

2. Jika terdapat resep yang tidak lengkap, tindakan apakah yang Bapak/Ibu Asisten Apoteker lakukan?

... lanjutan

3. Dalam 1 bulan terakhir ini, berapa persenkah resep yang tulisannya tidak jelas/tidak terbaca ?

4. Jika terdapat resep yang tulisannya tidak jelas/tidak terbaca, tindakan apa yang Bapak/Ibu Asisten Apoteker lakukan?

5. Apakah tiap dokter memiliki kode penulisan resep yang khas di luar aturan baku yang ada, yang sebelumnya telah didiskusikan bersama Bapak/Ibu Asisten Apoteker?

Jika ada, berikan contoh:

Lampiran 12. Frekuensi Jawaban Kuesioner oleh Responden Asisten Apoteker No SS S N TS STS K 1. 91% 7% 2% 0% 0% S 2. 0% 0% 2% 33% 65% TS 3. 87% 11% 0% 2% 0% S 4. 0% 0% 2% 13% 85% TS 5. 89% 9% 0% 2% 0% S 6. 4% 0% 11% 25% 60% TS 7. 44% 38% 16% 0% 2% S 8. 2% 0% 0% 36% 62% TS 9. 56% 29% 13% 2% 0% S 10. 65% 31% 4% 0% 0% S 11. 0% 0% 4% 29% 67% TS 12. 67% 29% 4% 0% 0% S 13. 2% 7% 16% 24% 51% TS 14. 69% 25% 4% 2% 0% S 15. 4% 9% 16% 27% 44% TS Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju K = Kecenderungan

Lampiran 13. Kuesioner Penelitian Kepada Responden Pasien

Kepada Yth.

Responden / pasien di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER, APOTEKER DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata - mata demi kepentingan penelitian dan akan dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak / Ibu mendukung penelitian Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007 Peneliti,

Kuisioner Persepsi Pasien Mengenai Aspek Kelengkapan

Resep dan Keterbacaan Resep

Identitas pasien:

No Pertanyaan Jawaban

1 Nama (dapat tidak diisi) :

2 Umur (th) :

3 Jenis kelamin :

4 Pendidikan terakhir :

Berikan opini anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Tulisan dokter dalam resep

yang saya peroleh, tidak jelas dan tidak terbaca

2 Resep harus memuat identitas dokter

3 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

4 Resep harus memuat identitas pasien

5 Resep tidak perlu

mencantumkan jumlah obatnya, cukup nama obatnya saja

6 Resep harus mencantumkan

aturan pakai obat

7 Resep harus mencantumkan

nama pasien

8 Resep harus mencantumkan

berat badan dan umur pasien 9 Resep tidak perlu

mencantumkan alamat pasien

10 Resep harus mencantumkan

... lanjutan No Pernyataan SS (Sangat Setuju) S (Setuju) N (Netral) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) 11 Tulisan dalam resep harus

ditulis dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam pelayanan resep di apotek 12 Tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas agar tidak sembarang orang bisa membacanya

13 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas 14 Tulisan tidak jelas harus

dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter dan agar tidak

Dokumen terkait