BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
C. Saran
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan informan dengan karakteristik yang lebih beragam, misalnya wanita dengan HIV/AIDS yang terinfeksi dari suami, tetapi suami masih hidup. Hal ini berguna untuk melihat apakah ada perbedaan dalam proses pengampunannya terkait dengan kondisi suami.
b. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan lebih banyak informan hingga mencapai kejenuhan data untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam.
c. Selain itu, sebaiknya prosedur pengumpulan data jenis observasi juga digunakan untuk memperkaya temuan. d. Penelitian selanjutnya juga dapat meneliti lebih jauh
mengenai pengaruh religiositas dan kaitannya dengan pengampunan di Indonesia, serta mengenai peran dukungan
sosial bagi pengampunan pada wanita dengan HIV/AIDS yang terinfeksi melalui suami.
2. Bagi Praktisi Psikologi
Penting untuk melakukan pendampingan bagi ODHA untuk memberikan dukungan psikologis yang dapat mencegah ODHA untuk melakukan kesalahan dalam bersikap, misalnya merencanakan untuk bunuh diri, dan lain sebagainya.
3. Bagi Praktisi di Bidang Kesehatan
a. Praktisi di bidang kesehatan sangat perlu untuk memberikan edukasi yang merata terkait dengan isu HIV dan AIDS untuk mencegah munculnya keyakinan- keyakinan yang berdasarkan pada informasi yang kurang tepat. Dengan demikian, diskriminasi terhadap ODHA akan berkurang dan ODHA dapat memberdayakan dirinya dengan lebih lagi.
b. Selain itu, edukasi yang tepat akan membawa masyarakat pada tingkat kesadaran akan kesehatan yang dapat mengurangi kemungkinan melakukan perilaku berisiko, serta meningkatkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan status HIV, terutama dalam kehidupan berumahtangga.
4. Bagi ODHA
a. Merupakan hal yang sangat penting bagi ODHA untuk mencari informasi yang tepat terkait HIV dan AIDS, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil sikap. Pengetahuan yang kurang tepat atau terbatas juga akan memunculkan kecemasan-kecemasan yang tidak tepat, misalnya wanita dengan HIV/AIDS yang khawatir tidak dapat memiliki keturunan lagi karena takut anak yang lahir terinfeksi HIV.
b. Selain itu, ODHA juga perlu untuk bergabung dalam berbagai kelompok pendukung untuk mendapatkan informasi yang tepat dan dukungan untuk memberdayakan diri sendiri.
c. ODHA, khususnya wanita dengan HIV/AIDS yang terinfeksi melalui suami, disarankan untuk melakukan pengampunan terhadap suami guna terbebas dari afek-afek negatif yang diyakini dapat menurunkan kesehatan, serta agar mampu untuk bangkit dan memberdayakan diri sendiri.
5. Bagi Keluarga ODHA
Sangat penting bagi keluarga ODHA untuk memberi dukungan kepada ODHA guna membantu mereka untuk
bangkit dari keterpurukan dan terdorong untuk memberdayakan dirinya sendiri tanpa kecemasan.
6. Bagi Masyarakat Luas
Sangat penting bagi masyarakat untuk mencari dan memperoleh informasi yang benar terkait HIV dan AIDS agar tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHA serta dapat mencegah diri dari penularan HIV.
118
DAFTAR PUSTAKA
American Psychological Association (2015). APA dictionary of psychology (ed. Ke-2; hh. 432, 1138). Washington, DC: Pengarang.
Baumeister, R. F., Exline, J. J. & Sommer, K. L. (1998). The victim role, grudge theory, and two dimensions of forgiveness. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed.),Dimensions of Forgiveness: Psychological Research and Theological Perspectives(hh. 79-104). Philadelphia: Templeton Foundation Press. Bonin, M. F., Norton, G. R., Asmundson, G. J. G., Dicurzio, S. & Pidlubney, S.
(2000). Drinking away the hurt: The nature and prevalence of PTSD in substance abuse patients attending a community-based treatment program. Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry, 31, 56, PII: S0005-7916(00)00008-2.
Creswell, J. W. (2009). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches(ed Ke-3; hh. 175-183, 190-193). Los Angeles: Sage. Creswell, J. W. (2012). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed(ed. Ke-3; hh. 4-5, 20; Fawaid, A., terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Karya asli terbit 2009).
Dawar, T. & Anand, S. (2009). Narratives of women living with HIV/AIDS: An exploration.Indian Anthropologist, 30(1/2), 35-48.
Denham, S. A., Karen, N., Wilson, B. J., Pickering, S. & Boyatzis, C. J. (2005). Emotional development and forgiveness in children: Emerging evidence. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed.), Handbook of Forgiveness (hh. 132). Hove: Routledge.
Enright, R. D. & Coyle C. T. (1996). Researching the process model of forgiveness. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed), Dimensions of Forgiveness: Psychological Research & Theological Perspectives(hh. 143- 147). USA: Templeton Foundation Press.
Enright, R., Knutson, J., Holter, A., Knutson, C. & Twomey, P. (2008). Forgiveness education with children in areas of violence and poverty. Dalam American Psychological Association, Forgiveness: A Sampling of Research Results (hh. 11-12). Washington, DC: Office of International Affairs. (Cetakan pertama 2006).
Freedman, S., Enright, R. D. & Knutson, J. (2005). A progress report on the process model of forgiveness. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed.), Handbook of Forgiveness(hh. 394-395, 399-403). Hove: Routledge.
Global Health Observatory (GHO) data: HIV/AIDS. (2016, 22 Maret). World Health Organization. Diunduh dari http://www.who.int/gho/hiv/en/.
Green, C. W. (2013, Desember). Pengobatan untuk AIDS: Ingin mulai? (hh. 2). Jakarta: Yayasan Spiritia.
Green, C. W. (2014, Desember).HIV & TB(hh. 5). Jakarta: Yayasan Spiritia. Herdiansyah, H. (2014). Metodologi penelitian kualitatif: Untuk ilmu-ilmu sosial
(hh. 106). Jakarta: Salemba Humanika. (Cetakan pertama 2010).
Hidayah, N. (2014). Efektivitas group positive psychotherapy untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis pada orang dengan HIV/ AIDS (ODHA)(Skripsi tidak diterbitkan), Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia.
Holter, A. C., Magnuson, C. M. & Enright, R. D. (2008). Forgiveness is a matter of choice: Forgiveness education for young children. Dalam Lopez, S. J. (Ed.),Positive Psychology: Exploring the Best in People Vol. 3, Growing in the Face of Adversity(hh 69-88). London: Praeger.
Hook, J. N., Worthington, E. L., Jr., Utsey, S. O., Davis, D. E. & Burnette, J. (2012, April). Collectivistic self-construal and forgiveness. Counseling and Values, 57, 109-124.
Keawpimon, P., Songwathana, P. & Chuaprapaisilp. (2010, April). Using reiki for self-healing: The experience of persons living with HIV/AIDS. Malaysia Journal Nursing, 1, 18-36.
Kementrian Kesehatan RI (2014). Situasi dan analisis HIV AIDS. depkes.go.id.
Diunduh dari
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AI DS.pdf pada 21 Maret 2016.
Komisi penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta. (t.t.) Mengenal HIV & AIDS. Yogyakarta:Pengarang.
Lamb, S. (2002).Women, abuse, and forgiveness: A special case. Dalam Lamb, S. & Murphy, J. (Ed.),Before forgiving: Cautionary Views of Forgiveness in Psychotherapy(hh. 155–171). New York: Oxford University Press.
Martin. L. A., Vosvick, M. & Riggs, S. A. (2012, November). Attachment, forgiveness, and physical health quality of life in HIV + adults. Aids Care, 24(11), 1333-1340.
McCullough, M. E. (2001). Forgiveness: Who does it and how do they do it?. Current Directions in Psychological Science, 10(6),194-197.
Moleong, L. J. (2008). Metodologi penelitian kualitatif (ed. Rev.; hh. 92-98). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. (Cetakan pertama 1989).
Murni, S., Green, C. W., Djauzi, S., Setiyanto, A. & Okta, S. (2009, April).Hidup dengan HIV/AIDS(hh. 13-14). Jakarta: Yayasan Spiritia.
Noll, J. G. (2005). Forgiveness in people experiencing trauma. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed.), Handbook of Forgiveness (hh. 364-368). Hove: Routledge.
Origin of HIV & AIDS. (2015, 1 Mei). Global Information and advice on HIV & AIDS. Diunduh dari http://www.avert.org/professionals/history-hiv- aids/origin pada 21 Maret 2016.
Riasnugrahani, M. & Wijayanti, Y. (2011, November). Studi kasus mengenai forgiveness pada wanita dengan HIV/AIDS yang terinfeksi melalui suaminya: Analisis mengenai kaitan forgiveness dengan tingkat kesehatan ODHA. Paper disajikan dalam Prosiding Konferensi Nasional “Pain Management & Quality of Life Fakultas Psikologi Universitas YARSI, 180- 190.
Rusbult, C. E., Hannon, P. A., Stocker, S. L. & Finkel, E. J. (2005). Forgiveness and relational repair. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed.), Handbook of Forgiveness(hh. 193). Hove: Routledge.
Rye, M. S. & Pargament, K. I. (2002). Forgiveness and romantic relationship in college: Can it heal the wounded heart?. Journal of Clinical Psychology, 58(4), 419-441, DOI: 10.1002/jclp.1153.
Saki, M., Kermanshahi, S. M., Mohammadi, E. & Mohraz, M. (2015, Juni). Perception of patients with HIV/AIDS from stigma and discrimination. Iranian Red Crescent Medical Journal, 17(6), DOI: 10.5812/ircmj.23638v2.
Sandage, S. J. & Williamson, I. (2005). Forgiveness in cultural context. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed.), Handbook of Forgiveness (hh. 41-56). Hove: Routledge.
Serba-serbi HIV & AIDS. (t.t.)Serba-serbi HIV & AIDS. Jakarta: dkt Indonesia. Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam
psikologi (hh. 60-67, 123-124, 126-127). Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Sutton, P. M. (t.t.). The Enright process model of psychological forgiveness. couragerc.org. Diunduh dari https://couragerc.org/resource/enright-
process-model-psychological-forgiveness-dr-phil-sutton/ pada 24 Agustus 2016.
Suwartono, Prawasti & Mullet. (2006). Effect of culture on forgiveness: A Southern Asia-Western Europe comparison. Personality and Individual Differences, 42(2007), 513-523, DOI: 10.1016/j.paid.2006.07.027.
Temoshok, L. R. & Chandra, P. S. (2000). Persons living with HIV/AIDS in India. Dalam McCullough, M. E., Paragament, K. I. & Thoresen, C. E. (Eds.), The Meaning of Forgiveness in A Spesific Situational and Cultural Context(hh. 49-50). New York: The Guilford Press.
Temoshok, L. R. & Wald, R. L. (2005). Forgiveness and health in persons living with HIV/AIDS. Dalam Worthington, E. L., Jr. (Ed.), Handbook of Forgiveness(hh. 335-348). Hove: Routledge.
The top 10 causes of death. (2014, May). World Health Organization. Diunduh dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/ pada 22 Maret 2016.
Walton, E. (2005). Therapeutic forgiveness: Developing a model for empowering victims of sexual abuse.Clinical Social Work Journal, 33(2), 196-200, DOI: 10.1007/s10615-005-3532-1.
Zechmeister, J. S. & Romero, C. (2002). Victim and offender accounts of interpersonal conflict: Autobiographical narratives of forgiveness and unforgiveness. Journal of Personality and Social Psychology, 82(4), 675- 686, DOI: 10.1037//0022-3514.82.4.675.
123