• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Setelah melihat hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

V.B.1 Saran Praktis

a. Bagi individu yang mengalami kecacatan akibat kecelakaan agar lebih

terbuka mengenai apa yang mereka rasakan dan pikirkan berkaitan dengan kondisi mereka terhadap keluarga dan teman-teman agar tidak larut dalam kesedihan melihat kondisinya yang terbatas.

b. Bagi individu yang mengalami kecacatan akibat kecelakaan agar dapat

menerima diri mereka baik menerima keterbatasan fisik yang kini dialami maupun belajar menerima stigma dan perlakuan negatif dari orang-orang

disekitarnya karena penerimaan diri seseorang dapat mempengaruhi kualitas

psychological well-beingnya dengan tetap berpikir positif.

c. Bagi individu agar lebih menggali hal-hal positif seperti minat-minat pribadi terhadap sesuatu hal dan belajar mengembangkannya.

d. Bagi keluarga diharapkan memberi dukungan emosional bagi individu yang

cacat, mendampingi individu dalam segala keterbatasannya, mendukung cita-citanya serta memberikan motivasi agar mereka tidak merasa sebagai individu yang terasing dengan keterbatasan fisiknya.

e. Bagi lingkungan sosialnya, diharapkan mejaga hubungan pertemanan

dengan individu yang cacat akibat kecelakaan dengan dukungan emosional dan motivasi yang positif agar individu tetap bersemangat menjalani hari-harinya, tidak mengucilkan dan mencemooh kondisi orang-orang yang cacat.

V.B.2. Saran Penelitian Selanjutnya

a. Teori menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi psychological well-being seseorang. Karena dalam penelitian ini peneliti tidak menemukan responden perempuan maka disarankan agar penelitian selanjutnya dilakukan kepada perempuan untuk melihat dan membandingkan perbedaan psychological well-beingnya.

b. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian pada individu yang mengalami kecacatan pada kakinya dan tidak pada anggota tubuh yang lain. Pada penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian pada

berbagai jenis kecacatan, misalnya cacat pada tangan, wajah atau anggota tubuh yang lain karena peneliti mendapat informasi dari beberapa responden bahwa perbedaan anggota tubuh yang mengalami kecacatan akan akan ditanggapi berbeda pula oleh setiap individu.

c. Disarankan agar melakukan pengambilan data dari orang-orang disekitarnya yang memberikan dukungan sosial bagi individu yang cacat karena kecelakaan.

d. Disarankan agar meneliti mengenai trait yang dimiliki oleh individu yang mengalami kecacatan akibat kecelakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Burns, George W. (2010).Happiness, Healing, Enhancement.United State of America:John Wiley & Sons, Inc.

Hurlock, B. E. (2004). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Lahey, Benjamin. (2004). Psychology An Introduction (8th ed.).University of Chicago: McGraw Hill.

Moleong, L.J. (2005). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Monks, F.J., dkk. (1999). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai

bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta; Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI

Radler, C. (2000). Phases of Adaptation and Individuals with Physical Disabilities. [on-line]

http://www.suite101.com/article.cfm/counseling_and_the_disabled/34695. Diakses tanggal 23 Maret 2010

______ (1999). Going Beyond The Disability: Eliminating Stereotype. [on-line] Diakses tanggal 23 Maret 2010

Ryff, D (1989). Happiness is everything, or is it? Journal of Personality and Social Psychology, 57. 1069-1081.

Ryff, D. & Singer, K. (2006). Know Thyself and Become What You Are: A Eudaimonic Approach to Psychological Well-Being. Journal of Happiness Studies, 9. 13-19

Ryff, C. D. & Keyes, C. L. (1995). The Structure of Psychological Well-Being

Sarafino, E.P. (2006). Health psychology: Biopsychosocial interaction (5th ed.). New York: McGraw Hill.

Shadily, Hasan. (1993). Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

_____ (1993). Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan 1992. Jakarta; Sinar Grafika Jakarta

_____(1997). Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat. [on-line]

Maret 2010

_____ (1997). World Health Organization. [on-line].

_____(1990).Americans of Disabilities Act. [on-line

Diakses tanggal 19 Maret 2011.

LAMPIRAN A

Pedoman Wawancara

Dimensi-dimensi Psychological Well-Being

1. Dimensi Penerimaan Diri :

a.Bagaimana perasaan individu ketika pertama kali divonis cacat?

b.Bagaimana respon keluarga dan teman-temannya mengetahui hal tersebut? c.Bagaimana individu menanggapi respon dari lingkungan tersebut?

d.Bagaimana individu memandang dirinya sendiri. Apa kelebihannya? Apa

kekurangannya?

e.Bagaimana individu menjalani hidupnya?

f. Apa yang selanjutnya dilakukan oleh keluarga dan teman-teman

terhadapnya?

2. Dimensi Hubungan Positif Dengan Orang Lain :

a.Bagaimana hubungan individu dengan keluarga, teman, sahabat, (dan

pasangan) sebelum dan sesudah terjadi kecelakaan?

b.Bagaimana individu menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya terhadap

orang lain?

c.Bagaimana ia menerima perhatian dari orang lain sebelum dan sesudah

terjadi kecacatan?

d.Apa saja bentuk perhatian yang diterimanya?

e.Kendala-kendala apa saja yang dihadapi ketika berhubungan dengan orang

lain?

3. Dimensi Otonomi :

a.Bagaimana individu mengatur perilakunya sendiri?

b.Bagaimana individu menentukan nasibnya sendiri sesuai dengan

kemampuannya?

d.Keputusan-keputusan bagaimana yang ia putuskan sendiri dan keputusan-keputusan seperti apa yang membutuhkan bantuan orang lain?

4. Dimensi Penguasaan Lingkungan :

a.Apa hobi/minat individu sebelumnya? Bagaimana ia melakukannya?

b.Kegiatan-kegiatan yang dahulu dilakukan oleh individu.

c.Adakah perubahan minat/hobi yang terjadi dan bagaimana individu

melakukannya?

d.Bagaimana individu dapat mengatur lingkungannya? Apa kendalanya?

e.Fasilitas apa saja yang mendukung kondisi fisiknya? 5. Dimensi Tujuan Hidup :

a.Apa yang menjadi cita-cita individu sebelumnya dan bagaimana upaya

individu untuk mencapai cita-cita tersebut?

b.Bagaimana dukungan keluarga terhadap cita-citanya?

c.Adakah perbedaan/perubahan cita-cita setelah terjadinya kecelakaan dan

bagaimana upaya yang dilakukan individu untuk mencapai cita-cita tersebut? d.Apa yang menjadi harapan hidup individu?

6. Dimensi Pertumbuhan Pribadi :

a.Keterbukaan responden terhadap pengalaman-pengalaman baru dan

mengembangkan potensi yang dimilikinya.

b.Kegiatan/komunitas apa yang diikuti/dijalani oleh individu untuk

LAMPIRAN B

LEMBAR PERSETUJUAN

WAWANCARA

Informed Consent

PERNYATAAN PEMBERIAN IZIN OLEH RESPONDEN

Judul Penelitian : Psychological Well-Being Pada Individu Dewasa Awal

Yang Mengalami Kecacatan Akibat Kecelakaan

Peneliti : Imelda L.M. Hutapea

NIM : 061301097

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Saya telah diminta dan telah menyetujui untuk diwawancarai sebagai responden dalam penelitian mengenai psychological well-being pada individu dewasa awal yang mengalami kecacatan akibat kecelakaan.

Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian ini beserta dengan tujuan dan manfaat penelitiannya. Dengan demikian, saya menyatakan kesediaan saya dan tidak berkeberatan memberi informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada saya.

Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian saja.

Medan,

LAMPIRAN C

Lembar Observasi

Responden penelitian :

Tanggal/Hari wawancara :

Wawancara ke :

Waktu wawancara :

Hal-hal yang diobservasi :

1. Penampilan fisik responden

2. Setting wawancara

3. Sikap responden pada pewawancara

4. Sikap responden selama wawancara

5. Hal-hal yang mengganggu wawancara

Dokumen terkait