• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

a. Para pihak yang terkait lebih meningkatkan kinerjanya dalam pengendalian kebakaran hutan.

26

b. Penertiban terhadap praktek pemanfaatan sumberdaya lahan di Provinsi Riau untuk perkebunan kelapa sawit.

c. Menindak pihak-pihak yang telah melakukan pelanggaran hukum terhadap pembakaran hutan di Provinsi Riau, terutama di lahan gambut.

d. Meningkatkan sistem informasi terkait potensi hotspot dan kebakaran hutan sebagai sistem pencegahan secara dini.

e. Meningkatkan sosialisasi dan pendampingan terhadap masyarakat/petani terkait pembukaan lahan tanpa bakar.

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih ES, Kartodihardjo H, Murdiyarso D. 2005. Analisis kebijakan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Jurnal Wacana Insist 20:113-132.

Adinugroho WC, Suryadiputra INN, Saharjo BH, Siboro L. 2005. Manual for the Control of Fire in Peatlands and Peatland Forest. Bogor: Wetlands International.

Anderson IP, Bowen MR. 2001. Fire Zones And The Threat To The Wetlands Of Sumatera, Indonesia. Palembang: Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Selatan.

[Anonim]. 2012. Local weather: history for Pekanbaru, Indonesia in 2009-2011.

[terhubung berkala]. http://www.wunderground.com/history/airport/ WIBB/

2012/9/18/DailyHistory.html? [3 September 2012].

Arifin, Bahri S, Sulistiono R, Haryono D, Suminarti NE, Herlina N, Azizah N.

2010. Klimatologi Dasar. Malang: Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Armi E. 2001. Penyebab dan dampak kebakaran hutan dan lahan areal rawa di Propinsi Lampung. Di dalam: Prosiding Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Aktivitas Sosial Ekonomi dalam Kaitannya Dengan Penyebab dan Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera. Bandar Lampung, 11 Oktober 2001. Bogor: CIFOR. hlm 126-132.

[Bapedal Provinsi Riau] Badan Pengendalian Lingkungan Provinsi Riau. 2009.

Laporan Tahunan Bencana Provinsi Riau. Riau: Bapedal Provinsi Riau.

[BBPPLP] Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 2011. Peta Lahan Gambut Indonesia Skala 1:250.000. Jakarta:

Kementerian Pertanian.

[BNPB] Badan Nasioanl Penanggulangan Bencana. 2009. Laporan harian PUSDALOPS BNPB. [terhubung berkala] http://www.bnpb.go.id/irw/

file/publikasi/163.pdf [16 Mei 2012].

[BPS Provinsi Riau] Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2010. Riau dalam Angka 2010. Pekanbaru: BPS Provinsi Riau.

[BPS Provinsi Riau] Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2011. Riau dalam Angka 2011. Pekanbaru: BPS Provinsi Riau.

Brown AA, Davis KP. 1973. Forest Fire Control and Use. New York, USA:

McGraw-Hill Book Company.

28

Chandler C, Cheney P, Thomas P, Trabaud L, Williams D. 1983. Fire in Forestry: Forest Fire Behavior and Effects. New York, USA: John Wiley and Sons, Inc.

DeBano LF, Neary DG, Ffollot PF. 1998. Fire’s Effect on Ecosystems. New York:

John Willey and Sons, Inc.

[Dishutbun Riau] Dinas Kehutanan dan Perkebunan Riau. 2009. Laporan Perkembangan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau. Pekanbaru: Dishutbun Riau.

Fuller M. 1991. Forest Fire: An Introduction to Wildland Fire Behaviour, Management, Fire Fighting and Prevention. New York: JohnWiley & Sons, Inc.

Hadi M. 2006. Pemodelan spasial kerawanan kebakaran di lahan gambut: studi kasus Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hidayat AD, Kushardono W, Asriningrum, Zubaedah A, Effendy I. 2003.

Laporan Verifikasi dan Validasi Metode Pemantauan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Kekeringan. Jakarta: LAPAN.

[Jikalahari] Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau. 2009. Fakta Kritis: Analisis Tata Kelola Kehutanan di Provinsi Riau. Pekanbaru: Jikalihari.

Kartodihardjo H, Jhamtani H. 2006. Politik Lingkungan dan Kerusakan di Indonesia. Jakarta: Aquinox Publishing.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2010. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Oktober 2010. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011a. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Juni 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011b. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Maret 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011c. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi April 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011d. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Mei 2011. Jakarta: LAPAN.

29

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011e. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Juli 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2011f. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Agustus 2011. Jakarta: LAPAN.

[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2012. Hasil Pemantauan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh. Edisi Januari 2012. Jakarta: LAPAN.

Muslim, Kurniawan S. 2008. Fakta Hutan Dan Kebakaran 2002-2007: Informasi Atas Perubahan Hutan Gambut/Rawa Gambut Riau, Sumatra-Indonesia.

Pekanbaru: Jikalihari.

Peluso NL. 1996. Rich Forest People Poor. Toronto: Toronto University Press.

[PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2012.

Dokumen Sebaran Hotspot di Indonesia tahun 2000-2011. Jakarta: PHKA, Kemenhut-RI.

Sahardjo BH. 2003. Sumber Api: Pengetahuan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Septicorini EP. 2006. Studi penentuan tingkat kerawanan kebakaran hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor:

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susanty SC. 2009. Potensi kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berdasarkan curah hujan dan sumber api [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Suyanto, Chokkalingam U, Wibowo P. 2003. Kebakaran di Lahan Rawa/Gambut di Sumatera: Masalah dan Solusi. Bogor: CIFOR.

Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia: Perilaku Api, Penyebab, dan Dampak Kebakaran. Malang: Bayu Media.

Tacconi L. 2003. Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya, dan Implementasi Kebijakan. Bogor: CIFOR.

[WWF Indonesia] World Wildlife Fund Indonesia. 2010. Fire Bulletin in Year 2009. Buletin WWF Indonesia (5): 2-4. [terhubung berkala]. http://wwf.

cadownloads/fire_bulletin_special_edition_end_of_year_2010_28_jan_11.pdf [21 Mei 2011].

30

[WWF Indonesia] World Wildlife Fund Indonesia. 2011. Fire Bulletin in Year 2010. Buletin WWF Indonesia (6): 2-5. [terhubung berkala]. http://wwf.

cadownloads/fire_bulletin_special_edition_end_of_year_2010_28_jan_11.pdf [21 Mei 2011].

Lampiran 1 Sebaran hotspot tahun 2009-2011 di Provinsi Riau

Kab./ Kota Tahun Hotspot pada bulan

Total Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

Bengkalis

2009 615 268 49 19 57 122 292 184 32 8 17 9 1672

2010 53 81 31 6 27 27 8 9 14 167 22 4 449

2011 6 71 33 27 83 65 149 120 17 16 2 4 593

Kota Dumai

2009 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 0 4

2010 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 0 4

2011 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2

Indragiri Hilir

2009 65 34 10 3 9 30 74 103 7 13 69 2 419

2010 9 14 13 1 14 7 8 0 2 24 3 8 103

2011 1 37 11 13 9 2 24 67 87 4 0 5 260

Indragiri Hulu

2009 10 14 5 13 34 77 231 308 60 20 45 0 817

2010 0 0 5 1 18 4 6 9 26 33 7 5 114

2011 3 26 12 18 19 18 61 79 93 9 7 3 348

Kampar

2009 0 5 4 1 64 48 64 17 6 10 6 0 225

2010 0 2 1 7 19 14 10 13 28 31 14 8 147

2011 0 10 5 22 31 15 84 44 13 19 7 3 253

Kuantan Singingi

2009 1 1 3 0 36 33 39 26 39 12 12 0 202

2010 0 1 0 2 12 5 5 5 7 19 7 3 66

2011 4 13 8 9 27 13 32 39 41 23 2 3 214

Pekanbaru

2009 0 0 11 0 1 1 0 1 0 0 0 0 14

2010 0 0 0 1 5 0 0 1 0 1 0 0 8

2011 0 0 0 1 5 0 0 1 0 1 0 0 8

Pelalawan

2009 177 42 15 9 184 258 283 210 20 23 1 9 1231

2010 19 10 14 5 34 13 17 18 21 48 18 10 227

2011 3 31 22 21 68 37 127 117 80 24 6 11 547

Rokan Hilir

2009 29 150 21 24 539 224 1198 170 43 12 7 2 2419

2010 7 27 18 12 5 11 19 30 62 165 26 5 387

2011 7 29 20 88 119 165 265 116 22 14 2 2 849

Kab./ Kota Tahun Hotspot pada bulan

Total Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

Rokan Hulu

2009 4 65 3 20 41 63 95 50 7 7 4 0 359

2010 0 1 0 1 7 10 5 28 15 43 9 6 125

2011 2 11 4 12 20 34 70 71 11 13 4 0 252

Siak

2009 41 47 13 0 4 35 118 95 8 5 1 3 370

2010 5 9 10 3 5 6 1 8 7 21 6 4 85

2011 0 21 8 6 21 33 39 55 21 4 1 5 214

TOTAL 1061 1021 349 345 1517 1373 3324 1996 789 793 305 114 12987

Sumber: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kemenhut-RI

Lampiran 2 Sebaran bulan kering tahun 2009-2011 (www.wunderground.com)

Tahun Bulan (hari)

Total

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

2009 19 21 4 12 23 20 17 18 15 15 14 4 182

2010 11 17 9 7 13 15 15 17 10 21 14 11 160

2011 7 13 11 8 20 18 23 24 15 8 10 11 168

RATAAN 12.33 17.00 8.00 9.00 18.67 17.67 18.33 19.67 13.33 14.67 12.67 8.67 170.00

Lampiran 3 Curah hujan Provinsi Riau pada tahun 2009-2011 (www.wunderground.com)

Tahun Curah hujan pada bulan (mm) TOTA

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des L

2009 5.13 2.15 9.81 8.64 3.23 3.54 0.99 4.73 5.62 8.30 7.10 13.99 73.23

2010 6.24 5.02 9.79 10.63 8.04 7.09 10.55 5.63 11.00 8.55 5.25 4.52 92.33

2011 6.24 2.49 3.83 8.21 2.40 0.97 0.84 35.11 4.82 5.62 1.24 - 71.79

RATAAN 5.87 3.22 7.81 9.16 4.56 3.87 4.13 15.16 7.15 7.49 4.53 6.17 79.12

Lanjutan Lampiran 1

(Januari) (Februari) (Maret)

(April) (Mei) (Juni)

Lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2009

Legenda:

 Titik panas (Hotspot) Lahan gambut

Lahan mineral

(Oktober) (November) (Desember)

(Juli) (Agustus) (September)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2009

Legenda:

 Titik panas (Hotspot) Lahan gambut

Lahan mineral

(Januari) (Februari) (Maret)

(April) (Mei) (Juni)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2010

Legenda:

 Titik panas (Hotspot) Lahan gambut

Lahan mineral

(Oktober) (November) (Desember)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2010

(Juli) (Agustus) (September)

Legenda:

 Titik panas (Hotspot) Lahan gambut

Lahan mineral

(Januari) (Februari) (Maret)

(April) (Mei) (Juni)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2011

Legenda:

 Titik panas (Hotspot) Lahan gambut

Lahan mineral

(Juli) (Agustus) (September)

(Oktober) (November) (Desember)

Lanjutan lampiran 5 Sebaran hotspot tahun 2009-2011

Tahun 2011

Legenda:

 Titik panas (Hotspot) Lahan gambut

Lahan mineral

Dokumen terkait