BAB V PENUTUP
B. Saran
Agar penghayatan kaul kemiskinan terus bertumbuh dan berkembang dengan baik dan benar, maka para Bruder MTB perlu:
1. Mau secara terus menerus mempelajari dan mendalami visi-misi dan
spiritualitas Kongregasi, serta ada kesediaan melatih diri memperdalam hidup doa dengan senantiasa menggali sumber-sumber hidup melalui Kitab Suci sehingga semakin mampu menginternalisasikan nilai-nilai Injil dalam hidup sebagai seorang religius.
2. Para Bruder MTB senantiasa peka terhadap tantangan zaman dan mampu
menetukan pilihan hidup sesuai dengan karya Roh Allah. Maka harus berusaha agar pengaruh perkembangan zaman yang dirasa serba memudahkan jangan samapi menghalangi perjumpaan dengan Kristus. Semua sarana yang
dimiliki dipakai sebagai sarana perjumpaan dengan Tuhan bukan sebagai tujuan hidup.
3. Sebagai seorang religius Fransiskan, para Bruder MTB diharapkan mampu
memancarkan kasih yang penuh persaudaraan tanpa memandang latar belakang orang yang ada di sekitarnya tetapi melihat mereka sebagai saudara dalam Kristus. Hidup miskin di tengah orang miskin sehingga mampu menghayati kemiskinan secara transparan dan menurut tata nilai dan peraturan yang ditentukan yakni Anggaran Dasar dan Konstitusi.
4. Mengikuti pembinaan yang diprogramkan secara rutin baik sebagai yunior, medior, maupun senior. Dengan pembinaan secara rutin para Bruder MTB diajak untuk berefleksi agar siap menghadapi tuntutan dan tantangan zaman yang semakin berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Susanto, F.X. SJ (2000). Katekese Dalam Konteks Pastoral Gereja. (Seri Puskat 370). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.
Agudo, Philomena FMM. (1988). Aku Memilih Engkau. Yogyakarta: Kanisius
Anam, Alex. OFM Cap. (2002). Pertobatan Sebagai Panggilan Hidup
Fransiskus. Perantau No. 2. Jakarta. SEKAFI.
Anggaran Dasar Dan Cara Hidup Saudara-Saudarai Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus Assisi. (1984). Jakarta: SEKAFI.
Bergant, Dianne. CSA, Karris, J. R. OFM. (2002). Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Bigaroni, Marino. OFM. (2003). Legenda Perugia. Jakarta: SEKAFI.
Bram. MTB. (2002). Spiritualitas Kongregasi Bruder-Bruder MTB. Rohani No. 8. Yogyakarta: Kanisius.
Bruyan FIC. (1984). Solider Dengan Kaum Miskin. Rohani No. 4. Yogyakarta: Kanisius
Darminta, J. SJ. (1975). Hidup Berkaul. Yogyakarta: Kanisius. ____________. (1981). Persembahan Cintaku. Yogyakarta: Kanisius.
____________. (1995). Hidup Religius Hidup Gerakan Roh. Yogyakarta:
Kanisius.
____________. (1997) . Religius Dan Evangelisasi Dalam Kemiskinan.
Yogyakarta: Kanisius.
Dermawan, Hardijantan. (1997). Sekularisme Sebagai Tantangan Zaman. Rohani No.8. Yogyakarta: Kanisius.
Drost, J. SJ. (1997). Modernisasi atau Kolektivisasi?. Rohani No.12. Yogyakarta: Kanisius.
Esser, Kajetan. OFM (2001). Karya-Karya Fransiskus Dari Assisi. Terj. Ladjar. L. Leo. OFM. Jakarta: SEKAFI.
Groonen, C. OFM. (2000). Kisah Ketiga Sahabat. Jakarta: SEKAFI.
_______________. (1988). Mariologi Teologi Dan Devosi. Yogyakarta: Kanisius. Hadisumarta, F.X. O.Carm. (1980). Kaul Kemiskinan: Apa Artinya Bagi Kita.
Rohani No. 10. Yogyakarta: Kanisius.
Harjawiyata, Frans. OCSO. (2003). Rela Berbagi Untuk Dijadikan Lepas Bebas Oleh Kristus. Perantau No. 6. Jakarta: SEKAFI.
Heryatno Wono Wulung, F.X. (Penyadur). (1997). Shared Christian Praxis. (Seri Puskat 356). Yogyakarta: Lembaga Pengambangan Kateketik Puskat.
Huber, Th. SJ. (1981). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius.
Jakobs, Tom. (1986). Hidup Membiara, Makna dan Tantangannya. Yogyakarta: Kanisius.
Kongregasi Untuk Tarekat Hidup Bakti Dan Serikat Apostolik. (2002). Bertolak Segar Dalam Kristus: Komitmen Hidup Bakti Yang Dibaharui Di Milenium Ketga
Konstitusi Bruder-Bruder Maria Tak Bernoda. (1997). Huijbergen.
Konsili Vatikan II. (1967). Perfectae Caritatis. Terj. R. Hardawiryana, SJ.
Jakarta: Dep. Dok Dan Penerangan, KWI.
________________. (1993). Konstitusi Lumen Gentium Tentang Gereja. Terj. R. Hardawiryana, SJ. Jakarta: Obor.
Kusbiantoro, Teguh. O.Cram. (1995). Dimanakah Engkau Allah?. Rohani No. 5. Yogyakarta: Kanisius.
Ladjar, L.L. OFM. (1993). Inti Hidup Religius. Yogyakarta: Kanisius. Lalu, Yosef. Pr. (2005). Katekese Umat. Jakarta. KWI
Mangunhardjana, A. (1986). Pembinaan: Arti Dan Metodenya. Yogyakarta:
Kanisius
.Moloney, F.J.SVD, Suharyo, I. Pr. (1988). Menjadi Murid Dan Nabi.
Yogyakarta: Kanisius.
Papo, Jakob. (1987). Memahami Katekese. Ende: Nusa Indah.
Paulus VI, Paus. (1994). Evangeli Nuntiandi, Mewartakan Injil: Imbauan
Apostolik Tentang Karya Pewartaan Injil Dalam Zaman Modern.
Terj. J. Hadiwikarta, Pr. Jakarta: Dep. Dok an Penerangan, KWI. Powell, John. (1997). Visi Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.
Sebastian, F. (1984). Keterlibatan Kaum religius Bagi Kaum Miskin. Rohani No. 4. Yogyakarta: Kanisius.
Seta, Hendrikus. OFM. (2003). Kemiskinan Sebagai Jalan Menuju
Kesempurnaan. Perantau No.3. Jakarta: SEKAFI.
Setyakaryana. J. SJ. (1997). Arah Katekese Di Indonesia. Yogyakarta: Puskat. Soenarya, A. SJ. (1984). Apa Guna Kaul Kemiskinan?. Rohani No. 4. Yogyakarta:
Kanisius.
Sorita, A. E. Nababan. (1966). Iman Dan Kemiskinan. Jakarta: Kinta.
Statuta Bruder-Bruder Maria Tak Bernoda (MTB). (2003). Indonesia
Sudarminta, J. SJ. (1997). Gaya Hidup Modern Sebagai Tantangan Hidup
Religius. Rohani No.12. Yogyakarta: Kanisius.
Sumarno, DS. M. SJ. (2006). PPL PAK Paroki. Manuskrip. Diktat mata kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki, untuk semester V Fakultas Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. SJ. (2007). Saat Jubah Bikin Gerah I. Yogyakarta: Kanisius. Telaumbanua, Martinus. OFM Cap. (1997). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor. Theresia Calcuta, Suster. (1998). Cinta Yang Total. Yogyakarta. Kanisius. Thomas dari Celano. (1981). St. Fransiskus Dari Assisi. Jakarta: SEKAFI.
Tim Penyusun Kamus Pusat embinaan dan Pengembangan bahasa. (1988). Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Vicarii. OFM (1975). Wejangan Santo Fransiskus Dari Assisi. Terj.
Wahyosudibyo. OFM. Ende: Nusa Indah
Yohanes Paulus II, Paus. (1979)). Catechesi Tradendae. Penyelenggaraan Katekese: Anjuran Apostolik Kepada Para Uskup, Klerus dan
Segenap Umat Beriman, Tentang Katekese Masa Kini. Terj. R.
Hardawiryana, SJ. Jakarta: Dep.DOK dan Penerangan, KWI
______________________. (1996). Vita Consecrata, Hidup Bakti: Anjuran
Apostolik Tentang Hidup Bakti Bagi Para Religius. Terj. R.
Hardawiryana, SJ. Jakarta: Dep. Dok dan Penerangan, KWI.
______________________. (2006). Kitab Hukum Kanonik. Edisi Resmi Bahasa Indonesia. Tim Temu Kanonis Regio Jawa. Jakarta: KWI
PAKAILAH DAKU
Seorang tuan menanam pohon bambu dan merawatnya dengan baik sehingga
pohon tersebut bertumbuh dan berkembang dengan baik. Pohon itu sangat bersykur
atas kebaikan tuannya dan berjanji untuk membalas budinya.
Pada suatu hari, tuannya bertanya kepadanya, “Bambu yang kusayangi,
engkau sungguh indah. Tidak sia-sia aku memeliharamu. Sekarang aku bermaksud
memakaimu, “Apakah engkau rela?”
Dengan cepat bambu itu berkata, “Dengan senang hati tuan! Pakailah aku.”
Tuannya berkata, “Kalau kamu mau dipakai, terlebih dahulu aku menebangmu!”
Betapa terkejutnya pohon itu dan berkata, “Oh tuan! Janganlah saya ditebang.
Lihatlah diantara pohon-pohon ini, bukankah saya saya yang paling tinggi dan indah?
Jika ditebang, bukankah saya harus rebah di tanah, dan kedudukan saya menjadi lebih
rendah daripada pohon lainnya?”
Tuannya menjawab, “Jika kamu tidak ditebang, maka aku tidak dapat
memakaimu”. Demi membalas budi tuannya, pohon bambu itu rela membiarkan
dirinya ditebang.
Pada keesokan harinya, tuannya datang dan berkata, “Bambu yang kusayangi,
aku harus membersihkan engkau agar aku dapat memakaimu”. Dengan uring-uringan
pohon itu berkata, “Oh tuan! Engkau sungguh kejam sekali, aku sudah rela ditebang
dan rebah di tanah, aku tidak dapat memegahkan diri seperti dulu lagi. Apa yang
sekarang dapat saya banggakan, adalah daun-daun hijau yang indah ini. Jika engkau
membersihkannya, maka habislah saya! Oh tuan! Saya mohon janganlah dun-daun ini
dibersihkan”. Tuannya berkata, “Jika daun-daunmu tidak dibersihkan, maka aku tidak
dapat memakaimu”. Dengan menahan air mata, bambu itu membiarkan dirinya
dibersihkan.
menjerit bambu itu berkata, “Jika engkau membuang carang-carangku, maka wajahku
akan menyerupai apa? Kasihanilah aku, jangan membuang carang-carangku itu”.
Tuannya berkata, “Jika carangmu tidak dibuang, maka aku dapat memakaimu”.
Dengan perasaan sedih ia membiarkan carang-carangnya dibuang.
Pada hari berikutnya, tuannya datang dan menghampirnya. Dengan berbisik ia
berkata, “Bambuku, sekarang permintaanku yang terakhir. Aku melubangi hatimu
agar aku dapat memakaimu”. Tanpa tertahan lagi, menangislah bambu itu dan
berkata, “Tuan, akarku sudah ditebang, daunku sudah dibersihkan, carangku sudah
dibuang dan sekarang engkau mau melubangi hatiku! Apakah ini tidak keterlaluan
tuan? Mengapa hanya aku yang dipilih dan disiksa?”. Dengan lembut tuannya
menjawab, “Meskipun di kebun ini banyak pohon, tapi aku mau hanya engkau yang
kupakai, agar berkatmu dibagikan kepada orang lain”. Dengan menahan sakitnya, ia
membiarkan hatinya dilubangi.
Setelah dilubangi hati bambu ini, tuannya lalu membawanya ke sumber air.
Ujung atas bambu ditaruh dalam sumber air. Dan ujung lain ditaruh di ladang.
Melalui pohon bambu ini, air disalurkan ke ladang sehingga ladang mendapat
mengairan yang cukup, tanah menjadi subur dan Pak Tani bersukaria kerena
mendapatkan hasil panen yang banyak.
Orang Muda Yang Kaya
Mat 19:16-26
16
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang
harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
17Jawab Yesus: "Apakah
sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik.
Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."
18Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh,
jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
19hormatilah
ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
20Kata
orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih
kurang?"
21Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah,
juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau
akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
22Ketika
orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak
hartanya.
23Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
24