• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, Pendidikan Agama Katolik sangat berguna dalam mendukung perkembangan iman siswa. Dengan demikian, penulis menyampaikan saran guna meningkatkan pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di sekolah sehingga iman siswa semakin bertumbuh dan berkembang. Saran tersebut di antaranya:

Pertama, sekolah perlu menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai seperti ruang doa sebagai sarana atau tempat siswa-siswi mengenal Tuhan lebih dekat, buku-buku pegangan siswa dan buku-buku lainnya yang menunjang terlaksananya Pendidikan Agama Katolik di sekolah.

Kedua, sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan iman dan dapat diikuti oleh seluruh siswa bukan hanya terbatas pada siswa yang beragama Katolik saja agar membentuk iman siswa-siswi semakin bertumbuh dan berkembang serta berkepribadian yang baik. Kegiatan-kegiatan

tersebut antara lain: kegiatan sosial, kegiatan amal, rekoleksi, retret, live in di daerah-daerah terpencil yang jauh dari perkotaan sehingga siswa-siswi dapat mengalami dan merasakan kehidupan mereka yang kurang beruntung dan terpinggirkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Dariyo. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Canfield, Jack & Mark Victor Hansen. (2002). Chicken Soup for the Teachers Soul.

Kisah-Kisah untuk Membuka Hati dan Menyalakan Kembali Semangat Para Pendidik (terjemahan Rina Buntaran). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dapiyanta, FX. (2008). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di

Sekolah. Yogyakarta: USD.

Tim Penyusun. (2012). Direktori Kenangan 50 Tahun Yayasan Prayoga Padang. SMP Yos Sudarso Padang.

Groome, Thomas H. (2010). Christian Religious Education. Pendidikan Agama Kristen. Berbagi Cerita dan Visi Kita (terjemahan Daniel Stefanus). Jakarta: Gunung Mulia.

Heryatno Wono Wulung, FX. (2008). Diktat Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Yogyakarta: USD.

________________________ (2008). Pokok-Pokok Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Yogyakarta: USD.

________________________ (2012). Secercah Lentara Kehidupan. Kisah-kisah Inspiratif Para Pewarta Iman. Yogyakarta: Kanisius.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II. (1993). Gravissimum Educationis (Dokumen Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor.

________________ (1993). Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor.

Lembaga Alkitab Indonesia. (2012). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: LAI.

Mintara Sufiyanta, A. (2010). Sang Guru Sang Peziarah: Spiritualitas Guru Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.

_________________ (2012). Jalan Sang Guru: Spiritualitas Guru Kristiani. Jakarta: Obor.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pusat Musik Liturgi. (2012). Madah Bakti. Semarang: Percetakan Bina Putera. Riduwan. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Sabbag, Nancy. (1998). The Blessing of Love, Mother Teresa. Anugerah-anugerah

Cinta, Ibu Teresa (terjemahan Wahyudi Sunarwan, L. & R.Aj. A.M. Tyasningwulan Ardiniwati). Yogyakarta: Kanisius.

Tim Penyusun. (2016). Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Afra Siauwarjaya & Huber, Th. (1987). Mengenal Iman Katolik. Jakarta: Obor. Staf Dosen Program Studi Pendidikan Agama Katolik. (2012). Pedoman Penulisan

Skripsi. Yogyakarta: USD.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

________ (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Website Resmi “Dinas Pendidikan Kota Padang” disdik.padang.go.id dan diknas-padang.org. accessed on August 21, 2017.

Website Resmi “Yayasan Prayoga Padang” www.prayogapadang.or.id dan prayoga.pdg@gmail.com serta SMP Yos Sudarso Padang yossudarsoblue@yahoo.com. accessed on August 21, 2017.

[5]

KUESIONER PENELITIAN Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : Perempuan/ Laki-laki 1. Petunjuk Pengisian Angket

a) Mohon bantuan dan kesediaan siswa/i untuk menjawab seluruh pernyataan yang tersedia.

b) Bacalah dengan seksama pernyataan-pernyataan yang tersedia sebelum anda menjawab.

c) Berilah tanda silang (X) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Misalnya:

NO PERNYATAAN SS S TS STS

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah sangat menyenangkan.

4 3 2 1

2. Ada empat (4) alternatif jawaban yang tersedia untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam tabel, yaitu:

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

[6]

NO PERNYATAAN SS S TS STS

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pendidikan Agama Katolik mempunyai kedudukan yang sama dengan mata pelajaran lainnya seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Bahasa, IPA, IPS dan lain-lain.

4 3 2 1

2 Pendidikan Agama Katolik hanya sebatas mengejar prestasi akademis.

4 3 2 1 3 Pendidikan Agama Katolik terikat pada

kurikulum dan waktu yang tersedia serta taat akan aturan sekolah.

4 3 2 1

4 Pendidikan Agama Katolik memperkembangkan kejujuran, kepekaan, kebijaksanaan dan hati nurani siswa.

4 3 2 1

5 Pendidikan Agama Katolik merupakan mata pelajaran yang sangat menarik dan mudah dimengerti.

4 3 2 1

6 Guru Pendidikan Agama Katolik mengenal dan dekat dengan masing-masing siswa secara personal.

4 3 2 1

7 Guru Pendidikan Agama Katolik menghormati kebebasan, hak dan tanggung jawab siswa.

4 3 2 1

8 Guru Pendidikan Agama Katolik mengasihi siswa tanpa membeda-bedakan.

4 3 2 1

9 Guru Pendidikan Agama Katolik memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif pada saat proses belajar mengajar di kelas.

4 3 2 1

10 Guru Pendidikan Agama Katolik tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mensharingkan pengalaman mereka.

4 3 2 1

11 Saya semakin mampu memahami inti materi-materi Pendidikan Agama Katolik.

4 3 2 1

[7]

kehadiran Allah melalui refleksi atas pengalaman hidup yang dialami.

14 Saya semakin peka dan peduli serta mampu menjalin relasi dengan baik terhadap orang tua, guru, teman dan sesama.

4 3 2 1

15 Saya semakin giat dan bersemangat menghayati iman dan mewujudkan Kerajaan Allah melalui persaudaraan, kegembiraan, perdamaian, cinta kasih dan nilai-nilai positif lainnya.

4 3 2 1

16 Saya semakin aktif dalam kegiatan di Gereja seperti misdinar, koor, PIR, SEKAMI, lektor, pemazmur, dsb.

4 3 2 1

17 Suasana kelas dijiwai oleh semangat kebebasan dan cinta kasih Injili pada saat proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

4 3 2 1

18 Tersedianya fasilitas yang memadai pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

4 3 2 1

19 Saya mengulang kembali materi Pendidikan Agama Katolik jika disuruh oleh guru dan orang tua di rumah.

4 3 2 1

20 Saya malas dan mengantuk saat mengikuti pembelajaran PAK.

[14]

1. Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum mengajar? Jelaskan jawaban anda!

2. Apakah menurut anda Pendidikan Agama Katolik di sekolah sudah berhasil? Jika sudah, apa sebab-sebabnya? Jika belum, apa sebab-sebabnya?

3. Menurut pengamatan anda adakah perbedaan sikap antara siswa yang beragama Katolik dengan siswa yang beragama lain? Mengapa demikian?

4. Mengapa Pendidikan Agama Katolik di sekolah perlu menekankan perkembangan iman siswa daripada penguasaan materi Pendidikan Agama Katolik?

5. Apakah anda melihat bahwa siswa sudah terlibat aktif dalam kegiatan Gereja? Apakah penyebabnya? Bagaimana cara guru PAK memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan Gereja?

6. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam proses pembelajaran PAK di sekolah?

7. Apa yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam proses pembelajaran PAK di sekolah?

8. Apa yang diharapkan oleh sekolah dari anda sebagai guru Pendidikan Agama Katolik? Jelaskan jawaban anda!

[15]

1. Persiapan yang Bapak Budi lakukan sebelum mengajar antara lain persiapan materi, RPP, silabus serta kelengkapan lainnya yang diperlukan. Selain itu berdoa adalah hal yang paling penting.

2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di sekolah sudah berhasil. Berhasil dalam artian berdasarkan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sudah berhasil atau memenuhi target. Tetapi soal hasil bahwa itu bisa mengubah perilaku anak menjadi lebih baik dirasa belum berhasil.

3. Tidak ada perbedaan sikap antara siswa yang beragama Katolik dengan siswa yang beragama lain. Bandel ya bandel, baik ya baik. Tetapi masih dalam batas yang wajar. Agama tidak bisa dijadikan tolak ukur perbuatan siswa. Tetapi pada umumnya dalam pergaulan dan pertemanan di lingkungan sekolah, sangat terlihat bahwa mereka menunjukkan sikap saling menghargai teman-teman yang berbeda agama dan keyakinan serta bersikap sopan terhadap guru. Tentu saja hal ini dilatarbelakangi oleh keluarga di rumah, terutama peran orang tua.

4. Pendidikan Agama Katolik di sekolah perlu menekankan perkembangan iman siswa daripada penguasaan materi. Bapak Budi berpendapat bahwa perkembangan iman siswa tidak hanya dilihat atau diukur dari penguasaan materi atau perkembangan akademik saja tetapi dilihat juga dari sikap dan perbuatannya sehari-hari. Pendidikan Agama Katolik perlu lebih mengutamakan perkembangan iman siswa daripada penguasaan materi. Akan tetapi, bukan berarti materi Pendidikan Agama Katolik diabaikan karena materi Pendidikan Agama Katolik dapat mendukung proses perkembangan iman siswa.

5. Bapak Budi melihat siswa-siswi sudah terlibat aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja. Kebetulan letak Gereja Paroki berada satu kompleks dengan sekolah sehingga mudah sekali untuk mengajak siswa-siswi terlibat dan sebagainya. Bapak Budi memotivasi dengan cara mengajak siswa-siswi agar terlibat aktif dalam kegiatan Gereja. Mungkin ada masalah-masalah sedikit karena adanya unsur paksaan, tetapi selalu berusaha menjelaskan dan memberikan pemahaman betapa pentingnya terlibat aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja.

6. Faktor-faktor pendukung dalam proses pembelajaran PAK di sekolah antara lain guru-guru yang 98% beragama Katolik, letak sekolah yang berada satu kompleks dengan Gereja Paroki, banyaknya kegiatan rohani di sekolah dan Gereja sehingga siswa-siswi dapat terlibat langsung di dalamnya.

[16]

dengan perkembangan iman anak mereka serta masih adanya siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

8. Yang diharapkan oleh sekolah dari guru Pendidikan Agama Katolik yaitu melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik agar dapat mengubah perilaku siswa-siswi menjadi lebih baik sesuai dengan iman yang dianutnya dan yang terpenting siswa-siswi berani memilih yang baik meskipun mengandung resiko.

[20]

1. Setelah wawancara; bersama Guru PAK 2. Perkenalan; menyapa para siswa

[21] Yakobus 1: 27 “Pendengar dan Pelaku Firman”

27. Ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah, Bapa Kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia”.

Yakobus 2: 14-17 “Iman Tanpa Perbuatan Pada Hakikatnya Adalah Mati”

14. Apakah gunanya, saudara-saudaraku, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

15. Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,

16. dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?

17. Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Lagu “Matahari Bersinar T’rang” Matahari bersinar t’rang

Burung berkicaulah senang

Harum semerbaklah bunga di taman Semuanya mengajar kepada kita Dan memuji nama Allah Yang Esa 2x Lagu “Buka Semangat Baru” Hello teman semua

Ayo kita sambut hari baru t’lah tiba

Apa yang kurasakan kuingin engkau tahu dan berbagi bersama REFF: Buka kita buka hari yang baru

Sebagai semangat langkah ke depan Jadi pribadi baru

Buka kita buka jalan yang baru Tebarkan senyum wajah gembira Dalam suasana baru

Bukalah bukalah semangat baru Bukalah bukalah semangat baru Bukalah bukalah semangat baru

[22] Bersamamu teman semua

Karna ini saatnya kita nyanyi bersama REFF:....

Dengarkan hatimu, pastikan pilihanmu

Esok Mentari kan datang, bawa sejuta harapan Kita jumpa di sana, berbagi bersama

Dan kita tahu, Pelangi yang satukan kita Lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia”

Hari ini kurasa bahagia

Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita Tanpa memandang diantara kita

Bergandengan tangan Dalam kasih dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau saudaraku, kau sahabatku Tiada yang dapat memisahkan kita Kau saudaraku, kau sahabatku Tiada yang dapat memisahkan kita Lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara” Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara Sekarang dan selamanya Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus saling mengasihi Dalam Yesus saling mengasihi Dalam Yesus saling mengasihi Sekarang dan selamanya Dalam Yesus saling mengasihi Dalam Yesus saling memaafkan Dalam Yesus saling memaafkan Dalam Yesus saling memaafkan Sekarang dan selamanya

[23] Dalam Yesus saling melayani

Sekarang dan selamanya Dalam Yesus saling melayani Lagu “Sayonara”

Sayonara sayonara sampai berjumpa lagi Sayonara sayonara sampai berjumpa lagi Buat apa susah buat apa susah

Susah itu tak ada gunanya Buat apa susah buat apa susah Susah itu tak ada gunanya

Dokumen terkait