• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Melalui hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran berikut ini:

1. Semoga penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca tentang sosiologi sastra.

2. Semoga penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca tentang unsur pendukung novel dan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Kakak Batik karya Kak Seto.

DAFTAR PUSTAKA

Ahadah, Ocviyanti. 2009. “Mengejar Matahari karya Titien Wattimena: Tinjauan

Sosiologi Sastra ”Skripsi(Online). http://eprints.ums.ac.id /4336/1/ A3100400 07.pdf. Diakses Tanggal 12 April 2015.

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress.

Hastuti. Dyah. 2011. “Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerpen Emak ingin Naik Haji karya Asma Nadia” Skripsi(Online).https://andynuriman.files. wordpress. com /2011/10/dyahhastuti.pdf. Diakses Tanggal 4 Mei 2015.

Jabrohim (ed). 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

Mulyadi, Seto. 2014. Kakak Batik. Yogyakarta: Bentang Belia.

Nofalinda, Nola. 2014. “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye” Jurnal (Online). http://jurnal.umsb.ac.id. Diakses Tanggal 23 April 2015.

Nurdiana. Rizki Ayu. 2010. “Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata: Tinjauan Semiotik” Skripsi(Online). http://eprints.ums.ac.id /7071/. Diakses Tanggal 14 April 2015.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Parmini, Ni Kadek, I Nengah Suwandi, Ida Bagus Sutresna. 2014. “Analisis Nilai

Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata” e-Journal (Online).www.portalgaruda.org. Diakses Tanggal 12 April 2015.

Priyatno, Bambang Sidik. 2009. “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan dan Ciri-Ciri Pribadi Sukses dalam Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata” Skripsi (Online).http://repository.uinjkt.ac.id/. Diakses Tanggal 15 April 2015. Ratna, Nyoman Kutha. 2003.Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Waluyo, Herman J. 2002. Pengkajian Cerita Fiksi. Solo: Universitas Sebelas Maret Press.

Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi. Bandar Lampung: Garudhawaca.

Yusanfri, Yosefinus. 2013. ”Analisis Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata” Skripsi(Online).library.uwp.ac.id/digilib /files /disk1/3yosefinus-119-1-06100000-1.pdf.Diakses Tanggal 4 Mei 2015.

LAMPIRAN 1

Sinopsis Novel Kakak Batik Karya Seto Mulyadi

Adi harus menerima kenyataan tidak lulus ujian SIPENMARU Fakultas Kedokteran Universitas Bima Sakti Surabaya. Berbeda dengan Ari kembaran Adi yang lulus di Fakultas Kedokteran. Menjadi dokter adalah cita-cita keduanya, tetapi nasib mereka berbeda. Bu Martinah dan Ari tetap mendukung dan memotivasi Adi agar tidak menyerah dan tetap semangat untuk mencoba lagi tahun depan. Adi berusaha tetap tegar dan menyembunyikan kepedihannya atas kegagalan itu di hadapan ibunya, Ari dan siapapun dengan tetap tersenyum dan bersikap ramah seperti biasanya; bernyanyi dan bersenda gurau.

Adi tahu tidak akan betah hidup tanpa aktivitas. Dia tiba-tiba bertekad mengadu nasib ke Jakarta dan memutuskan pergi tanpa sepengetahuan ibunya karena dia tahu ibunya pasti akan melarang keras keinginannya.

Di Jakarta, ia tinggal sekamar dengan Mas Tirta di rumah Mas Dimas (kakak Mas Tirta). Mas Tirta adalah orang yang dikenal Adi pada perjalanan pertamanya ke Jakarta. Selama hampir dua bulan ia mencari pekerjaan namun tidak ada kantor- kantor yang membuka lowongan pekerjaan. Ia juga memberanikan diri menawarkan jasa ke dalam hotel-hotel mewah dengan jabatan terendah sekalipun, tetapi dia tetap ditolak dengan tegas.

Namun Adi tidak berputus asa. Ia tetap berusaha, dan akhirnya menemukan pekerjaan sebagai tukang parkir di sebuah toko. Ketika toko sudah tutup Adi

menyempatkan diri bekerja sebagai kuli panggul para pelanggan pasar di daerah Tanah Abang. Adi sangat gigih mempertahankan hidupnya di Jakarta.

Sesekali Adi masih menulis untuk majalah Ceria yang pernah dia lakoni

ketika masih SMA. Adi selalu mencantumkan namanya dengan sebutan “Kak Adi” di setiap tulisannya sehingga dia akrab dipanggil dengan sebutan “kak” di kantor

majalah Ceria. Di situlah awal pertemuannya dengan Inna, perempuan yang dikaguminya dan akhirnya menjadi pacarnya setelah berhasil membebaskan Inna dari kekuasaan Dhika yang dijodohkan oleh orang tua masing-masing karena masalah utang.

Adi berani memutuskan berhenti menjadi tukang parkir dan kuli panggul dan lebih memilih menjadi kuli bangunan meskipun pekerjaannya lebih keras. Ia dengan tekun memecah batu dan mengaduk semen. Ia tidak langsung percaya sepenuhnya dengan penilaian rekan-rekan kerjanya terhadap Pak Bondan (pengusaha bangunan) yang pelit dan terlalu penuh perhitungan. Setiap hari ia selalu memakai baju batik, sampai-sampai Bejo (rekan kerjanya) melihatnya seperti mau pergi kondangan.

Kecintaannya terhadap dunia anak-anak memberikan dampak yang positif bagi orang lain. Terutama kepada Arya, anak kecil yang ditemukannya menangis di sebuah sudut gelap ketika pulang bekerja. Ia mengantarkan anak itu ke panti asuhan di Jalan Kramat Sentiong meskipun sudah lelah dan memperjuangkan anak itu agar bisa tinggal di panti tersebut. Saat libur, ia tidak bermalas-malasan. Ia tetap mengambil kesibukan di rumah, membereskan buku-buku dan majalah-majalah

sambil membaca-baca. Dari sinilah ia menemukan alamat bapak dan ibu Dibyo Mangunkusumo, tokoh yang sangat dia kagumi sejak kecil. Mereka berdua adalah sosok bersahaja yang sangat mencintai dunia anak-anak. Adi kagum dengan penampilan mereka yang sederhana dan program-program mereka di sebuah stasiun televisi yang selalu menyiarkan acara anak-anak.

Tentu saja Adi tidak mau membuang kesempatan itu. Di tengah kesibukannya bekerja, ia menyempatkan diri menemui pak Dibyo dan meminta bergabung sebagai pengasuh di Kebun Kanak-Kanak di Taman Asri. Usahanya membuahkan hasil. Bapak dan ibu Dibyo menerima Adi dengan senang dan memperkenalkannya sebagai asistennya kepada para orangtua siswa. Selain itu, Adi juga diangkat sebagai guru tetap di Kebun Kanak-Kanak. Untuk menyeimbangkan waktu bekerjanya, ia meminta ijin kepada Pak Bondan agar diberi kelonggaran waktu untuk bekerja paruh waktu, meskipun kemungkinan besar gajinya akan dipotong. Ternyata ketika kontrak kerjanya sudah habis, Pak Bondan memberikan bonus kepada Adi karena kesungguhannya bekerja.

Setelah kontraknya sebagai kuli bangunan habis, ia mengambil kesempatan bekerja sebagai pembantu rumah tangga sekaligus pengasuh anak yang menderita sakit polio di keluarga Bu Winata. Ia tetap mampu membagi waktunya di rumah dan sebagai guru TK. Di samping itu, Adi juga tetap menulis untuk majalah Ceria. Adi pun pamit kepada Mas Tirta untuk tinggal di rumah Bu Winata dan tidak lupa ia mengucapkan terima kasih atas kebaikan Mas Tirta selama ini kepadanya.

Hal yang tidak pernah dipikirkan Adi sebelumnya, Pak Dibyo menyarankannya mencoba jurusan Psikologi di Universitas Nusantara. Batin Adi bertanya-tanya hendak mengikuti saran Pak Dibyo atau niatnya menjadi seorang dokter. Cita-citanya menjadi seorang dokter, membuatnya tak henti mencoba mengikuti SIPENMARU Fakultas Kedokteran di Universitas Nusantara dan untuk kedua kalinya Adi gagal.

Adi pun dengan berat hati mengubur niatnya menjadi dokter dan mengikuti ujian SIPENMARU Fakultas Psikologi Universitas Nusantara sesuai saran Pak Dibyo. Benar saja, Adi LULUS.

Menggeluti dunia anak-anak sekaligus mahasiswa bidang Psikologi bukan berarti langkah Adi berjalan mulus. Ia mendapatkan banyak kesulitan dan ia sempat putus asa karena tidak lulus ujian lisan, padahal ujian tulis dan tugas-tugasnya mendapatkan nilai yang sangat bagus sehingga ia tidak masuk kuliah dan mendapat surat peringatan DO (drop out). Dukungan dari orang-orang dekatnya, terutama dukungan Inna membuatnya bangkit dan kuliah kembali sampai memperoleh gelar sarjananya.

Di tengah berbagai kesulitan yang dihadapi itu, Adi mampu bertahan dan membuktikan tekatnya untuk meraih kesuksesan. Keseharian dengan anak-anak yang dilandasi dengan kasih sayang dan ketulusan, membuat Adi semakin digemari

selalu memakai stelan batik dalam berbagai kesempatan. Baginya, batik harus menjadi kebanggaan karena telah ada sejak zaman Majapahit.

Perjuangannya dalam hidup dan keteguhannya menggeluti dunia anak-anak itu pun akhirnya terbayar. Ia meraih Penghargaan Anak Muda Berprestasi dan Kreatif dari Pemerintah. Berkat penghargaan ini, kondisi ekonominya yang waktu itu serba keterbatasan menjadi lebih terbantu. Namun penghargaan itu ia buktikan tidak menjadikannya lalai dan mengendorkan perjuangannya dalam dunia anak-anak. Hal ini dibuktikannya dengan dedikasinya selama ini yang terus konsen dalam memberikan kontribusinya lewat lembaga Komisi Nasional Perlindungan Anak.

LAMPIRAN 2

Biografi Seto Mulyadi

Dr. Seto Mulyadi, Psi. Msi. atau yang biasa dikenal sebagai Kak Seto adalah seorang psikolog yang telah lama mengabdikan diri pada dunia anak-anak di tanah air. Beliau lahir di Klaten, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1951. Cita-citanya menjadi dokter kandas karena tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Sementara kembarannya Kresna diterima di kedokteran dan kakaknya Makruf masuk Akabri. Ketidakpuasan dalam dirinya karena gagal menjadi dokter membuat Kak Seto nekat meninggalkan rumah dan pergi ke Jakarta. Dengan uang sekadarnya, Subuh, 27 Maret 1970, ia pun berangkat tanpa pamit, hanya meninggalkan surat kepada ibunya. Ketertarikannya dengan acara "Taman Indria" yang diasuh Bu Kasur di TVRI membuat beliau lansung mencari rumah Bu Kasur, dengan niat ngenger (berguru). Tapi saat itu yang ada hanya Pak Kasur. Beliau langsung mengatakan bahwa ia adalah calon mahasiswa UI dan mau membantu Pak Kasur menjadi 'cantrik' (istilah dalam pewayangan yang menunjukkan peran sebagai asisten, sering tanpa diupah, hanya untuk menggali pengalaman dari seorang kstaria). Tidak digaji juga tidak apa-apa. Setelah setahun menjadi 'cantrik', Kak Seto berhak mendapatkan gaji seperti guru-guru lain di sekolah Pak Kasur. Kak Seto semakin memantapkan diri di jalurnya tersebut terlebih Pak Kasur selalu menjadi pendorong baginya untuk tetap menekuni dunia anak-anak.

Kecintaan Kak Seto pada anak-anak, membuatnya mengabdikan diri pada dunia anak-anak. Atas pengabdiannya Kak Seto telah dianugerahi sejumlah penghargaan. Antara lain Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden RI (1987), The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International (1987), Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar (1987) dan The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children's Day Foundation & Unicef (1989). Kemudian, walau tak pernah terlintas dalam benaknya, sejak 1998, Kak Seto dipercaya menjadi Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA).

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2301-sahabat-anak-anak

Dokumen terkait