• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana Komersial

Dalam dokumen Khasanah Bahasa Lirik Lagu Anak (Halaman 133-138)

BAB V FUNGSI LIRIK LAGU ANAK – ANAK

5.3. Sarana Komersial

Selain fungsi utamanya sebagai media hiburan, lirik lagu juga memiliki fungsi sertaan lain. Beberapa lirik lagu diciptakan karena ada unsur komersial yang dominan te- tapi tampak sebagai unsur sertaan. Kondisi di luar pen- cip taan lagulah yang menyebabkannya. Sebagai contoh, ke tika sebuah rumah produksi mengeluarkan karyanya be rupa film atau sinetron, dia membutuhkan publikasi untuk me ngenalkan produknya kepada masyarakat. Tentu saja rumah produksi tersebut akan melakukan beberapa usaha, salah satunya yaitu dengan menciptakan soundtrack atau lagu pengiring, yang menceritakan karyanya. Tentu saja, lirik lagu yang tercipta tersebut lebih memuat unsur

komersial daripada sekedar memberikan informasi atau bahkan sekedar menghibur. Dengan mempublikasikan lewat lirik lagui, masyarakat akan lebih beranimo terhadap karya ciptanya. Berikut adalah contoh lagu yang memiliki fungsi komersial.

(90) Judul : Anak Ajaib Penyanyi : Joshua

Blo blo blo blo blo blo blo blo blo blo blo blo Hai, anak ajaib slalu jadi idola

Hai, anak ajaib memang sungguh jenius

Saat orang sedang bersedih kau buatnya tertawa ha... Hai, anak ajaib slalu jadi impian

Hai, anak ajaib slalu banyak teman

Saat orang butuh ditolong kau bagai malaikat Saat orang bersedih kau buatnya tertawa ha... Hai, anak ajaib slalu jadi idola

Hai, anak ajaib memang slalu jenaka (Aaj)

Pada lirik lagu (87) yang berjudul Anak Ajaib, dianalisi bahwa: setting pembawaan adalah panggung atau studio rekaman, tetapi setting isi lirik lagu adalah kehidupan yang ada sinetron dengan judul Anak Ajaib. Diceritakan tentang adanya seorang anak yang ajaib karena kemampuannya yang lebih dibanding anak pada umumnya sehingga banyak memberi bantuan kepada teman-temannya. Yang men jadi penutur adalah penyanyi, dan yang menjadi lawan tutur adalah semua anak terutama konsumen pemirsa sinetron Anak Ajaib. Bagi anak yang belum menjadi penggemar sine-

tron tersebut, diharapkan dapat menggemarinya sehingga meningkatkan tingkat catatan ketertarikan sinetron. Dengan demikian, yang menjadi tujuan penciptaan lirik lagu adalah memberikan sarana publikasi yang dapat pula dikatakan sebagai sarana komersial karena dengan terpublikasinya sinetron Anak Ajaib, berarti tingkat minat masyarakat ter- hadap sinetron tersebut meningkat. Yang menjadi pokok tuturan adalah tuturan langsung penyanyi yang menyam- paikan isi sinetron tentang anak ajaib yang memiliki banyak kelebihan. Nada tutur yang terdapat dalam lirik lagu adalah ceria dan kelucuan yang menunjukkan sikap penyanyi dan anak ajaib yang diceritakan. Sarana tutur adalah tutur an tulis yang dilisankan melalui melodi yang indah. Norma yang berlaku adalah setiap manusia harus saling me no- long sesamanya dan orang yang memiliki sifat baik akan memiliki banyak teman dan disukai. Hal yang terjadi dalam lirik lagu ini sejalan dengan norma yang berlaku. Di tun- jukkan bahwa ada anak ajaib yang selalu menjadi idola dan diimpikan oleh anak-anak karena kepandaiannya, dan kebaikannya. Namun, terdapat hal yang agak berlebihan ketika menyebut anak yang bersifat demikian sebagai anak ajaib karena secara tidak langsung menyiratkan bahwa anak baik itu tidak banyak, jadi, ketika ada anak baik, dia adalah anak ajaib. Namun, pemahaman tersebut akan gugur ketika konsumen dengar melihat sinetron yang diceritakannya. Dalam cerita sinetron, anak ajaib disamping memiliki sifat kebaikan, dia juga memiliki kelebihan yang superior di- banding anak baik lainnya. Kemampuan khusus tersebut tidak dapat dimiliki oleh anak lainnya karena merupakan

suatu mukjizat khusus dari Tuhan. Jenis tuturannya adalah lirik lagu anak-anak. Lirik lagu lain yang memiliki fungsi komersial ini adalah “Si Komo Lewat Tol” yang dinyanyikan oleh Melisa.Berikut dicermati bentuk dan isinya.

(88) Judul : Si Komo Lewat Tol Penyanyi : Melisa

Macet lagi jalanan macet gara-gara si Komo lewat Pak polisi jadi bingung Orang-orang ikut bingung Macet lagi macet lagi, cet Gara-gara si Komo lewat Lewat Thamrin lewat Sudirman Katanya berkeliling kota *

komo si komo he... mau kemana

Saya mau lihat gedung-gedung bertingkat komo si komo he... mau kemana

saya mau lihat pembangunan merata lalalalala weleh weleh weleh

Macet lagi macet lagi Gara-gara si komo lewat Lewat H I lewat Harmoni Terakhir sampai di Monas

** (SKLt)

Pada lirik lagu (88), setting pembawaan lagu adalah panggung atau studio rekaman, sedangkan setting cerita

lirik lagu adalah kota Jakarta yang sibuk dan penuh dengan kemacetan. Hal ini dapat ditangkap dari kalimat “Lewat Thamrin lewat Sudirman/ lewat HI lewat Harmoni”, yang menyebutkan beberapa nama jalan dan tempat, yang secara otomatis orang mengenalnya sebagai wilayah kota Jakarta. Penyanyi lagu adalah penutur langsung dan konsumen dengarnya adalah anak-anak sebagai lawan tutur.

Gambar 19. Si Komo dan Kak Seto.

Tujuan yang termuat dalam penciptaan lirik ini adalah kebutuhan komersial pencipta lirik lagu untuk mem publi- kasikan Si Komo, boneka yang diharapkan men jadi idola anak Indonesia, dibanding kebutuhan untuk meng gam barkan keadaan kota Jakarta. Pokok tuturan adalah tuturan lang sung yang disampaikan oleh penyanyi kepada pen dengar tentang adanya boneka bari Si Komo. Nada tutur dalam lirik lagu ini adalah rasa tidak sabar karena menghadapi kemacetan lalu lintas di dalam kota. Sarana tuturnya adalah tuturan tulis yang dilisankan dalam melodi. Norma yang berlaku dalam tuturan ini adalah bahwa Jakarta adalah ibukota negara

yang sangat padat penduduknya dan selalu penuh dengan kemacetan. Pencipta lirik lagu mencoba berpijak pada animo masyarakat tentang keadaan kota Jakarta. Kondisi ini dimanfaatkan secara komersial dengan memunculkan satu tokoh yang diciptakan untuk diidolakan, berupa ke- hadiran Si Komo. Dalam penggambarannya, Si Komo adalah komodo yang besar, gemuk, dan suka berjalan-jalan di dalam kota sehingga menambah kemacetan lalu lintas yang sudah macet. Pemunculan boneka ini tampak segi ko mersialnya karena tampak berlebihan ketika digam bar- kan komodo, seekor binatang yang kecil dan takut pada keramaian manusia, tetapi tiba-tiba muncul di dalam kota dengan bentuk yang besar dan menyebabkan kemacetan. Jenis tuturan adalah lirik lagu anak-anak.

Dalam dokumen Khasanah Bahasa Lirik Lagu Anak (Halaman 133-138)

Dokumen terkait