• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran : Pengendalian konversi lahan produktif

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

30. Sasaran : Pengendalian konversi lahan produktif

Tabel 3.33 Rencana dan Realisasi Capaian Pengendalian konversi lahan produktif

No Indikator Kinerja Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD (2015) Capaian s/d 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Terfasilitasinya pengelolaan lahan

dalam upaya pelestariannya

3 Terlaksananya peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam

- 75% 89,20% 118,93%

Berdasarkan data pada tabel diatas, dari 3 (tiga) indikator kinerja pada sasaran Pengendalian konversi lahan produktif, hanya 1 (satu) indikator kinerja yang dapat dilakukan pengukuran. Yaitu pada indikator kinerja

Terfasilitasinya pengelolaan lahan dalam upaya pelestariannya konservasi, rehabilitasi dan reklamasi dengan target 200Ha terealisasi 4000Ha yang artinya prosentase keberhasilan sebesar 2.000%. Realisasi keberhasilan tersebut juga melebihi capaian tahun 2014 dan target akhir RPJMD.

Indikator kinerja Terfasilitasinya sarana pengembangan

pelestarian lahan (APPO, rumah kompos), dari target yang ditetapkan 10 APPO 2 rumah kompos terealisasi 5 APPO jadi persentase realisasinya sebesar 50%, hal ini disebabkan karena Keterbatasan Anggaran, solusi masalah tersebut yaitu dengan Pengadaan Alat Mesin Perkebunan (Alsinbun).

Indikator kinerja Terlaksananya peningkatan perlindungan dan

konservasi sumber daya alam dari target yang ditetapkan 75% terealisasi 89,20% jadi persentase realisasinya sebesar 118,93%, keberhasilan tersebut didukung dengan meningkatnya Tanaman Hutan / Tanaman Kayu-kayuan dari

beberapa kegiatan antara lain : DAK Bidang Kehutanan dan

Pendampingannya, Penghijauan Lingkungan, Pembuatan Hutan Rakyat. Program pendukung kinerja tersebut adalah :

- Program Penghijauan Lingkungan

- Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

- Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

80 | No Indikator Kinerja Capaian

2014 2015 Target Akhir RPJMD (2015) Capaian s/d 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Rasio panjang jalan per jumlah

kendaraan

0,00003% 0,01% 0,27% 2.700% 0,012% 2.250% 2 Panjang jalan dilalui roda 4 1.038,47 1.038,471 1.038,471 100%

3 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 Km/jam )

61,85% 55% 55,11% 100,20% 60,70% 90,79% 4 Luas irigasi Kabupaten dalam

kondisi baik

67,41% - - - 88% %

5 Rasio ketersediaan daya listrik 112,93% 80% 112,63% 140,79% 85% 132,51% 6 Persentase Rumah Tangga yang

menggunakan listrik

87,62% 89% 92,06% 103,44% 85% 108,31% 7 Jumlah jaringan komunikasi 182 174 174 100% 21/9 0,43% 8 Jumlah surat kabar nasional 12 12 4 30% 9 44,44% 9 Jumlah surat kabar lokal 12 1 9 900% 9 100% 10 Jumlah penyiaran radio 15 12 10 83,33% 8 125%

Berdasarkan pengukuran indikator kinerja sasaran Sarana dan

Prasarana Kota Berdaya Dukung Ekonomi, Ramah Lingkungan dan Ramah Diffabel, untuk indikator kinerja Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraancapaiannya meningkat dari target 0,01% terealisasi 0,27% karena jumlah kendaraan yang melalui jalan tersebut lebih banyak daripada jalan yang dilalui kendaraan tersebut. Untuk indikator kinerjaPanjang Jalan yang Dilalui Roda 4dari target sebesar 1.038,471 bisa terealisasi 100%. Capaian Indikator kinerja Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik ( > 40 Km/jam ) dari target yang ditetapkan 55% realisasinya melebihi target sebesar 55,11% dengan persentase realisasi sebesar 100,20%, hal ini karena perbaikan jalan sudah dimaksimalkan demi kenyamanan berkendara.

Pengembangan ketenagalistrikan di Kabupaten Wonogiri kondisi 5 tahun terakhir mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari nilai rasio elektrifikasi tahun 2011 sebesar 81,65%, tahun 2012 sebesar 84,44%, tahun 2013 sebesar 87,40%, tahun 2014 sebesar 87,62% dan tahun 2015 sebesar 92,06%. Apabila dianalisis besarnya rata-rata peningkatan setiap tahunnya

sebesar ± 2,3%. Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Kabupaten

melalui pengembangan biogas dengan pemanfaatan limbah ternak sapi di kabupaten Wonogiri belum bisa dikatakan optimal apabila dibandingkan dengan potensi ternak di Kabupaten Wonogiri, hal ini mengingat masih

Desa Panekan, Kecamatan Eromoko.

Pengembangan energi biomassa, dimana tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Wonogiri mendapatkan bantuan tungku biomassa hemat energi dari Ditjen Bioenergi Kementerian ESDM RI dan sebanyak 1.000 (seribu) unit di Kecamatan Pracimantoro, Giritontro, Wuryantoro, dan Manyaran. Berdasarkan hasil analisis penggunaan energi (listrik) dan air di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri yang dilakukan Dinas PESDM melalui kegiatan Pengelolaan dan Pemantauan Pemanfaatan Energi Daerah dengan melakukan pemantauan kepada SKPD se Kabupaten Wonogiri, tahun 2015 pemakaian listrik di Instansi lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan sebesar 2,54%.

Realisasi surat kabar nasional yang beredar tahun 2015 sebanyak 4 (Kompas, Jawa Pos, Tempo, dan Sindo), surat kabar tersebut bukan hanya di Kabupaten Wonogiri saja tetapi sampai luar Jawa. Sedangkan realisasi surat kabar lokal yang beredar tahun 2015 sebanyak 9.

Meningkatnya kondisi jaringan irigasi yang berfungsi Program yang mendukung pencapaian kinerja indikator-indikator di atas adalah :

- Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas

- Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Permasalahan :

- Masih adanya jalan dan jembatan yang rusak. Disamping itu, prasarana jalan dan jembatan yang sudah ada senantiasa membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan. Kurang optimalnya penanganan jalan dan jembatan, terutama disebabkan tidak sebandingnya cakupan obyek yang harus ditangani dengan ketersediaan dana yang ada.

- Masih banyaknya lokasi terpencil yang belum terjangkau listrik dan kurangnya data yang valid lokasi belum berlistrik.

- Belum optimalnya pengelolaan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT)

berbasis potensi lokal (seperti biogas) karena rendahnya pengalokasian anggaran serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang EBT.

82 | - Perbaikan jalan dan jembatan yang rusak, serta pemeliharaan dan peningkatan kualitas bangunan tersebut dan mengoptimalkan penanganan jalan dan jembatan sesuai dengan dana yang tersedia.

- Untuk meningkatkan layanan listrik pada lokasi terpencil yang belum terbangun jaringan listrik, perlu adanya penambahan anggaran APBD Kabupaten Wonogiri untuk kegiatan perluasan jaringan listrik pedesaan dan untuk validitas data lokasi belum berlistrik perlu kegiatan inventarisasi lokasi belum berlistrik dengan berkerjasama dengan pihak dari desa dan kecamatan.

- Untuk mengoptimalkan pengelolaan pemanfaatan EBT diperlukan

penambahan anggaran APBD untuk pengadaan biogas serta perlunya sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi pemanfaatan EBT berbasis potensi lokal.

- Dalam rangka meningkatkan kesadaran aparatur terhadap pelaksanaan

penghematan energi diperlukan sosialisasi dan audit energi pada masing-masing SKPD sehingga dapat diketahui efisiensi dan efektifitas penggunaan energi (listrik) masing-masing SKPD.

32.Sasaran : Pengembangan sumber air yang mudah, murah dan sehat

Tabel 3.35 Rencana dan Realisasi Capaian Pengembangan sumber air yang mudah, murah dan sehat

No Indikator Kinerja Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD (2015) Capaian s/d 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Rumah tangga pengguna air

bersih dan sehat

63,86% 70% 77,48% 110,69% 62% 124,97% 2 Persentase penduduk berakses

air minum

48,45% 70% 61,48% 87,83% 65% 94,58%

Dari pengukuran indikator kinerja sasaran Pengembangan Sumber Air yang Mudah, Murah dan Sehatindikator kinerja yang mencapai target adalah indikator kinerja Rumah Tangga Pengguna Air Bersih dan Sehat

dengan realisasi sebesar 77,48% dari target sebesar 70%, bahkan persentase realisasinya sebesar 110,69% dan dibandingkan dengan capaian tahun 2014 juga melebihi. Sedangkan untuk indikator kinerja Persentase Penduduk

Program yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja tersebut adalah :

- Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Permasalahan :

- Belum optimalnya kinerja prasarana dan sarana air bersih, dan sanitasi lingkungan terutama di lingkungan masyarakat berpenghasilan rendah, - Kurang optimalnya kinerja prasarana dan sarana air bersih di 294

desa/kelurahan.

- Masih perlunya peningkatan kualitas prasarana dasar permukiman

perkotaan yang meliputi prasarana jalan lingkungan, prasarana air bersih lingkungan, serta prasarana sanitasi lingkungan.

Solusi :

- Mengoptimalkan kinerja prasarana dan sarana air bersih, dan sanitasi lingkungan terutama di lingkungan masyarakat berpenghasilan rendah.

- Mengoptimalkan penanganan kebutuhan air bersih di 294 desa/kelurahan.

- Meningkatkan kualitas prasarana dasar permukiman perkotaan, serta prasarana sanitasi lingkungan.

33.Sasaran : Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk ruang interaksi