1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5.
Persentase peningkatan penerimaan PAD
Persentase peningkatan penerimaan pendapatan daerah
Opini Laporan keuangan BPK
Penilaian Evaluasi SAKIP
Jumlah wajib pajak yang mendapatkan kemudahan pelayanan melalui Drive Thru, Gerai Samsat, Samsat Payment Point, dan Samsat Keliling yg berstandar ISO 9001-2000
12 % 5,00 % WTP CC 200 % 7,98 % 10,95 % WTP* CC* 200 % 66,5 219 100 100 100
Berdasarkan pengukuran pencapaian sasaran strategis 44 yaitu “Terwujudnya pengelolaan keuangan (pembiayaan, pendapatan, belanja)
dan asset daerah yang transparan, akuntabel, inovatif dan tertib” dengan
indikator kinerja yang dapat dicapai sesuai target yang ditetapkan sehingga Capaian kinerja Sasaran Strategis ini sebesar 117,10% atau tercapai dengan kualifikasi Sangat Baik. Sasaran Strategis ini didukung oleh beberapa SKPD yaitu Dinas Pendapatan Daerah, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada Tahun 2015, target pendapatan daerah tidak tercapai sebagaimana yang direncanakan, baik dari kelompok PAD, Dana Perimbangan, maupun Pendapatan lain-Lain yang sah. Meskipun tidak mencapai target, namun dari sisi jumlah, pendapatan daerah tetap mengalami peningkatan. Total pendapatan daerah pada tahun 2015 tercapai sebesar Rp. 6,105 Triliun lebih,
SASARAN STRATEGIS 44
Terwujudnya pengelolaan keuangan (pembiayaan, pendapatan, belanja) dan asset daerah yang transparan, akuntabel, inovatif dan tertib
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan vi
atau meningkat sebesar Rp.602 Miliar lebih (10,95%) dibandingkan realisasi TA.2014 yang sebesar Rp.5,503 Triliun lebih.
Peningkatan penerimaan PAD tidak dapat tercapai dipengaruhi oleh penerimaan sektor pajak daerah yang memberi kontribusi rata-rata sebesar 89 % per tahun, sehingga apabila pajak daerah tidak tercapai maka dapat dipastikan PAD tidak akan tercapai. Dari lima jenis pajak yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dapat mencapai target, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP) dan Pajak Rokok (PR) tidak mencapai target.
Upaya memaksimalkan penerimaan pendapatan daerah terus dilakukan melalui peningkatan instensitas dan efektifitas program intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan aspek kewenangan, potensi daerah, aspek keadilan dan kepatutan, serta kemampuan masyarakat. Untuk meningkatkan kemampuan keuangan Daerah, pemerintah daerah perlu mengedepankan sumber-sumber pembiayaan yang potensinya besar untuk menjadi fokus program dan kegiatan. Dilihat dari struktur APBD Provinsi Sulawesi Selatan, penerimaan yang bersumber dari Pajak Daerah, yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok merupakan sumber pendapatan primadona bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan karena mampu memberi kontribusi sekitar 89% terhadap PAD atau 49 % terhadap APBD.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah, beberapa strategi yang perlu dilakukan antara lain:
1. Penyesuaian regulasi sebagai dasar hukum pemungutan dan penguatan pengelolaan pemungutan;
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan vi
3. Penggalian potensi pendapatan baru sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan, terutama di luar pajak dan retribusi daerah;
4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pendapatan daerah dengan memanfaatkan sistem informasi yang berbasis teknologi informasi; 5. Mendorong pembentukan sistem pembayaran pendapatan daerah yang
langsung ke bank/lembaga keuangan;
6. Meningkatkan koordinasi, kerjasama dan dukungan antar SKPD yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah;
7. Meningkatkan evaluasi, monitoring dan pengawasan atas pengelolaan pendapatan daerah;
8. Meningkatkan partisipasi dan peranan Pihak Ketiga penyediaan biaya pembangunan daerah;
9. Khusus untuk Pajak Daerah, peningkatan pengelolaan pajak dilakukan melalui a. meningkatkan intensitas dan efektivitas penagihan tunggakan pajak; b. meningkatkan kemudahan pembayaran pajak melalui: Peningkatan
kapasitas sistem on line pembayaran pajak, Samsat Keliling, Samsat Delivery Order, peningkatan efektivitas drive thru, penyederhanaan sistem dan prosedur pembayaran pajak.
c. meningkatkan informasi dan komunikasi perpajakan daerah;
d. meningkatkan efektivitas koordinasi dan keterbukaan antar instansi yang terkait dengan pelayanan perpajakan daerah.
e. Meningkatkan efektivitas pemanfaatan Electronic Tax Payment (e-payment) dan secara bertahap menghapuskan system pembayaran pajak yang face to face dengan fiscus.
f. Pembentukan PPNS pajak daerah dan juru sita pajak daerah
Terkait opini laporan keuangan BPK, Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan mendasarkan pada UU No. 15 tahun 2004 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik setiap tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap Neraca, Laporan Realisasi Angaran, Laporan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan vi
Arus Kas, dan catatan atas Laporan Keuangan. Opini yang dihasilkan atas pemeriksaan ini secara bertingkat terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar dengan Pengecualian (WDP) dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pencapaian indikator ini belum dapat dilaporkan karena belum ada hasil dari BPK demikian halnya dengan capaian penilaian evaluasi SAKIP.
Perbandingan capaian sasaran untuk 2 (dua) tahun sebelumnya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel III-88
No. Indikator Kinerja
Realisasi Capaian (2013-2015) 2013 2014 2015 1. 2. 3. 4. 5.
Persentase peningkatan penerimaan PAD
Persentase peningkatan penerimaan pendapatan daerah
Opini Laporan keuangan BPK
Penilaian Evaluasi SAKIP
Jumlah wajib pajak yang mendapatkan kemudahan pelayanan melalui Drive Thru, Gerai Samsat, Samsat Payment Point, dan Samsat Keliling yg berstandar ISO 9001-2000 16,43 % 9,74 % WTP CC 200 % 18,32 % 13,06 % WTP CC 200 % 7,98 % 10,95 % WTP* CC* 200 %
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan vi Tabel III-89
No Indikator Kinerja Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5.
Ratio ketaatan terhadap RTRW
Ratio RTH per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
Persentase program dalam APBD yang responsif gender
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah yg dijadikan acuan perencanaan provinsi
Persentase program RPJMD yang diakomodir dalam RKPD 0,63 % 20 % 37 SKPD dan 6 Kab/kota 4 Dokumen 94 % 0,63 % 20 % 40 SKPD dan 3 Kab/kota 4 Dokumen 100 % 100 100 100 100 106,38
Berdasarkan pengukuran pencapaian Sasaran Strategis 45 yaitu “Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan yang
berkualitas, responsif gender dan memperhatikan kearifan lokal “dengan 2 (dua) indikator kinerja yang capaiannya mampu melebihi target yang ditetapkan sehingga capaian Sasaran Strategis ini sebesar 101,27 % atau tercapai dengan kualifikasi Sangat Baik. Sasaran Strategis ini menjadi tanggung jawab beberapa SKPD Provinsi Sulawesi Selatan.
Ratio ketaatan terhadap RTRW 0,63% telah dilakukan melalui kegiatan peyusunan rencana teknis ruang kawasan yaitu penyusunan revisi RTRW provinsi, dan RTR kawasan strategis provinsi (KSP) kawasan laha pangan berkelanjutan, RTR KSP kawasan terpadu pusat bisnis, sosial, budaya dan pariwisata Centre point of Indonesia (COI), RTR KSP pengembangan budidaya