• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Berdirinya Gereja Anglikan Holy Trinity di Kota Medan

ASAL-USUL DAN AGAMA INDIA TAMIL DIKOTA

EKSISTENSI GEREJA ANGLIKAN HOLY TRINITY BAGI KESUKUAN INDIA TAMIL DIKOTA MEDAN

3.2 Sejarah Berdirinya Gereja Anglikan Holy Trinity di Kota Medan

Istilah Anglikan juga sering dimaknai untuk menggambarkan orang-orang, lembaga-lembaga, dan Gereja-gereja serta tradisi liturgis dan konsep teologis yang dikembangkan oleh merupakan salah satu dari bagian komuni Anglikan. Gereja Anglikan Holy Trinity ini

berpusat di Singapura dan mempunyai cabang didaerah maupun beberapa negara lain, disetiap ibadah yang dilaksanakan tidak ada yang bernuansa kebudayaan. Hanya di Gereja Anglikan Holi Trinity di Kota Medan satu-satunya menggunakan konsep kebudayaan dalam peribadatannya dengan anggota yang jumlahnya sekitar 73 juta orang12

Dalam praktiknya, Gereja Anglikan bersifat campuran. Beberapa jemaatnya beribadah lebih mirip dengan Gereja Katolik Roma dibandingkan dengan kebanyakan

.

Gereja Protestan. Namun di pihak lain, berbagai bentuk ibadah yang digunakan di sejumlah Gereja Anglikan lainnya sulit dibedakan dari Gereja-gereja Injili yang muncul dari Gerakan Reformasi. Gereja ini memegang banyak bentuk keyakinan teologis yang relatif konservatif, bentuk liturgisnya biasanya tradisional, dan organisasinya mencerminkan keyakinan akan pentingnya hirarki keuskupan yang historis dalam bentuk uskup agung, uskup dan diosis. Dapat dikatakan Gereja Anglikan mengambil sikap menyesuaikan diri dengan semangat zaman.

Demikian juga dengan Gereja Anglikan di Kota Medan. Yang diberi nama dengan Gereja Anglikan Holy Trinity.

12

Avis, Paul. "What is 'Anglicanism'?", dalam The Study of Anglicanism, ed. S. Sykes dan J. Booty (London: SPCK, 1988), hlm. 417-19

Gereja Anglikan Holy Trinity Medan di setiap ibadah tidak monoton, walaupun memakai buku Tata ibadah yang liturgis namun dalam mengaplikasiannya ibadah di Gereja ini menggunakan konsep budaya India.

Pada dasarnya Gereja Anglikan Holy Trinity di kota Medan yang memiliki jemaat suku India Tamil, menggunakan konsep budaya suku Tamil Sendiri baik dari bahasa, pakaian, dan cara berdoa sama seperti agama dan tata cara agama Hindu, tetapi menganut agama kekristenan. Masyarakat Kristen India Tamil di Gereja Holy Trinity Anglikan tetap aktif dalam menjalankan beberapa ritual adat yang menurut mereka itu sesuai dengan ajaran Kristen yang mereka anut. Seperti upacara kematian, yang digabungkan dengan liturgi Gereja Anglikan. Sehingga hubungan antara agama serta adat budaya masih melekat erat walaupun mereka sudah menjadi Kristen.

Dengan kondisi demikianlah hubungan masyarakat Kristen India Tamil dengan sesama sukunya yang masih menganut agama Hindu pun mengalami banyak permasalahan. Karena dianggap suku Tamil Kristen sudah berbeda tujuan ketika menjalankan ritual adat-istiadat. Terlebih lagi permasalahan strata sosial masih sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Tamil kota Medan, mayoritas masyarakat India Tamil masih menggunakan sistem kasta seperti di India. Komunitas yang sering bermasalah juga pada umumnya adalah masyarakat yang berkelas rendah, atau sering mereka sebut sebagai kuli. Permasalahanya adalah ketika komunitas kasta ini sebagian kecil masuk menjadi Kristen, disana ada harapan mereka untuk mengubah baik kehidupan, maupun cara pandang orang lain terhadap mereka yang selama ini hidup dalam kemiskinan, perasaan tidak bebas, tertekan, rendah diri, dianggap manusia kotor, tidak berguna dan bahkan menjadi manusia yang selalu dianggap sebagai manusia kelas rendahan. Permasalahan tersebut menjadi kontroversi yang

mengakibatkan kepada pertikaian, dan pemberontakaan. dapat dikatakan bahwa masyarakat Kristen IndiaTamil sedang mengalami berbagai kesulitan hidup.

Dengan demikian, hal tersebut akhirnya berdampak buruk pada sikap mereka terhadap sesamanya, pelayanannya, dan keluarganya serta pekerjaan mereka sehari-hari. Sikap yang seharusnya terpuji dan bisa dieksplorasikan dengan baik, menjadi sikap yang terkadang menyimpang karena tekanan dari masyarakat sekitar tentang status mereka.13

Menghargai orang lain tanpa memandang warna kulit, status sosial, kedudukan, ras, suku, strata kehidupan, agama dan latar belakang budaya adalah suatu karakter yang patut dihargai. Pimpinan Majelis Gereja Anglikan Holy Trinity Medan adalah Pastor, yang bernama Moses Alegesan seorang keturunan India Tamil

Contohnya, mereka melakukan banyak penipuan, pencurian, dan pemberontakan di kota Medan dan sekitarnya. Di dalam keluarga, terjadi kekerasan khususnya kepada istri, karena perempuan masih dianggap manusia kelas bawah, dan pemahaman ini masih dianut sesuai kebiasaan yang masih ada di India. Sehingga banyak kasus yang selalu mendapat permasalahan pada kaum perempuan dan istri-istri orang India yang datang ke Gereja Holy Trinity Anglikan untuk memperoleh perlindungan dari Pastor/pendeta yang ada, dan mereka mau menjadi Kristen. Karena mereka melihat banyak perubahan dari kaumnya setelah menjadi seorang Kristen. Akan tetapi kembali lagi bahwa keluarga mereka, dan suku asli mereka melihat ini sebagai penyimpangan besar.

13[10]

mengatakan, memuji Tuhan bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya menggunakan tradisi kesenian yang dimiliki masyarakat setempat. Penggunaan kebudayaan asli membuat kebudayaan masyarakat India Tamil agar tidak hilang.

Gambar 3.1 Pastor Moses sedang mendoakan salah satu jemaat di Gereja Anglikan Holy Trinity medan. (Dok.Tabita Pakpahan)

Sebelumnya Pastor Moses dibesarkan dan dididik dalam budaya dan agama Hindu, beliau mengenal ajaran Kristen dimulai ketika dia diajak sahabatnya untuk beribadah di HKBP Sudirman Medan yang dianggap asing oleh beliau. Walaupun saat itu beliau merasa asing tapi ternyata Pastor Moses mulai tertarik dengan ajaran Kristen. Oleh karena ketertarikannya akan ajaran Kristen, Pastor Moses banyak membaca buku tentang ke Kristenan dan akhirnya tahun antara tahun 1978 sampai dengan tahun 1983, Pastor Moses Alegesan yang sebelumnya bernama Alegesan Pandjit pergi ke India untuk belajar Teologi kemudian beliau melanjutkan pendidikan

Teologi di Los Angeles Amerika Serikat dan mengambil program master jurusan seni.

Kurang lebih delapan tahun berada di sana Pastor Moses melihat bahwa kebudayaan India di California School Of Theology dan sekitarnya sangat digemari oleh orang-orang berkulit putih. Hal ini memacu Pastor Moses untuk menerapkan adanya budaya India Tamil yang berupa bahasa maupun musik dan lagu pujian berperan penting dalam suatu ritual beribadah dan memuja Tuhan dalam agama Kristen di Gereja.

Sekarang ini telah berdiri Gereja Anglikan Holy Trinity, yang dibangun di jalan Panglima Nyak Makam nomor 6 Medan Baru, Medan. Pastor Moses Alagesan M.A menjadi salah satu media agama Kristen untuk membangun gereja Anglikan dan memperkenalkan ajaran Kristen kepada warga India Tamil. Sejak 8 (delapan) tahun yang lalu Pastor Moses membentuk dan menggembalakan gereja ini. Gereja ini terbuka untuk semua orang tanpa terkecuali latar belakang kehidupannya. Terbukti jemaat gereja ini terdiri dari segala macam suku dengan perkembangan jumlah jemaat yang cukup pesat. Ternyata perbedaan itu menjadi perhatian dari banyak orang dalam arti positif. Gereja-gereja di kota Medan dan sekitarnya juga telah mengakui keberadaan gereja yang hampir seluruh jemaatnya bahkan terdiri dari orang-orang India. Menurut wawancara dengan pastor moses jemaat menjelaskan :

"Kami justru ingin melestarikan tradisi setempat, kekristenan itu identik dengan budaya walaupun kebudayaan yang dimaksud tidak kompromi. Tuhan memang membuat perbedaan itu sehingga manusia yang sudah berpencar

memuji Tuhan sepanjang prakteknya tidak menyalahi tatanan ibadah pemujaan kepada Tuhan" 14

Menurut Pastor Moses : “Di Medan, tradisi dan budaya Tamil sudah ada sejak berabad-abad lampau. Moses menjelaskan, warga India memasuki Nusantara dalam empat kali gelombang. Pertama pada masa kerajaan-kerajaan Hindu seperti Sriwijaya dan Majapahit. Kedua sekitar abad ke-10 di pelabuhan Barus, Sumatera, untuk berdagang rempah-rempah. Ketiga pada masa pembukaan perkebunan di Sumatera Timur pada abad ke-17 dan 18. Pada gelombang ketiga, beberapa warga India Tamil yang berasal dari Provinsi Tamilnadu, India Selatan, sudah memeluk Kristen. Sedangkan tahap keempat adalah pada abad ke-19 dan 20 saat terjadi hubungan dagang India-Indonesia. Buku Batak Toba: Kehidupan di Balik Tembok Bambu karya Bisuk Siahaan menjelaskan, kebudayaan India sangat erat dengan kehidupan masyarakat Sumatera, khususnya Batak. Pada abad ke-18 permukiman kuno warga Tamil India ditemukan di Lobu Tua Barus.

Hal ini menjadikan Gereja Anglikan Holy Trinity di kota Medan merangkul kekuatan budaya dan seni untuk memberikan harapan dan membicarakan kasih Allah kepada dunia. Hanya di Gereja Anglikan Holi Trinity di Kota Medan ini yang satu-satunya menggunakan konsep kebudayaan dalam ritual beribadahnya. Masyarakat Kristen India Tamil di Gereja Anglikan Holy Trinity tetap aktif dalam menjalankan beberapa ritual adat yang menurut mereka itu sesuai dengan ajaran Kristen yang 14

mereka anut. Seperti upacara kematian, yang digabungkan dengan liturgi gereja Anglikan. Sehingga hubungan antara agama serta adat budaya masih melekat erat walaupun mereka sudah menjadi Kristen. Saat ini diperkirakan ada sekitar 70.000 warga keturunan Tamil India yang bermukim di kota medan. Sekitar satu persennya memeluk agama Kristen, baik Kristen Anglikan maupun Katolik.

Kebaktian Minggu di Gereja Anglikan Holy Trinity Medan dilaksanakan selama duajam, dimulai dari pukul 08.00-10.00 wib, jumlah jemaat yang hadir sekitar 50 orang, 80% diantaranya adalah suku India Tamil, dan 20% sisanya adalah suku batak dan suku Tionghoa.