• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelapisan Sosial Atau Sistem Pengkastaan

ASAL-USUL DAN AGAMA INDIA TAMIL DIKOTA

2.7 Sistem Pelapisan Sosial Atau Sistem Pengkastaan

Seperti telah dikatakan, sesungguhnya imigran India telah berhubungan dengan bumi nusantara sejak era awal Masehi. Melalui orang-orang India inilah berkembang agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Pada awalnya, orang India yang berhubungan adalah kelas Brahmana yang diundang oleh para elit lokal Indonesia.

Mereka diundang karena para elit Indonesia menginginkan pengajaran ilmu-ilmu baru di bidang agama, teknologi, dan ketatanegaraan. Lewat pengaruh India, aneka bentuk kerajaan di nusantara berkembang. Raja lambat-laun dianggap penjelmaan para Dewa. Mulailah kerajaan menjadi sentral (pusat aktivitas raja) wilayah-wilayah sekeliling. Dua bentuk kerajaan yang kental pengaruh India adalah Sriwijaya dan Majapahit. Pengaruh tersebut utamanya berlangsung di lingkup agama, bahasa, dan konsep-konsep ketatanegaraan termasuk filsafat politik.

Sistem pelapisan sosial pada etnik Tamil bersifat tertutup (closed social stratifications), hal ini jelas terlihat dalam sistem perkastaan mereka yang didasarkan pada jenis pekerjaan. Sistem kasta mereka tersebut memiliki ciri-ciri antara lain : bahwa keanggotaan digolongan tersebut berdasarkan kelahiran, perkawinan dengan orang diluar golongan tersebut dilarang dan melarang pergaulan dengan golongan yang lebih rendah. Kemudian setiap golongan memiliki kedudukan sosial yang sangat tajam batasan-batasannya, sehingga etnik Tamil lahir dan mati dalam golongannya dan sepanjang hidupnya tidak dapat dirubah (kodrati).

Kasta menurut Dubois (2002: 15) :

“ The word case is derived from the Portuguese and is used in Europe to designate the different tribes or classes into which the people of India are didided. The most ordinary classification, and at the same time the most ancient, divides them into four main castes. The first and the most distinguished of all is that of Brahmana, or Brahmis; the second in rank is that of Kshatriyas, or Rajahs; the third the Vaisyas, or Landholders and Merchants; and the fourth the Sudras, or Cultivators and Menials.”

Sistem perkastaan pada etnik Tamil, pada umumnya timbul akibat perbedaan asal dan warna kulit, ketika pada tahun 1500 SM bangsa Arya memasuki India10.

Bangsa Arya ini berkulit putih dan berbahasa Sanskerta. Kemudian bangsa Arya menyerang bangsa Dravida dan berhasil menaklukkan bangsa Dravida sehingga akhirnya bangsa Dravida terdesak ke sebelah selatan India. Kulit mereka lebih putih dibandingkan dengan penduduk asli. Dari adanya ras berkulit putih yaitu Arya dan berkulit hitam Dravida, maka penduduk India sampai sekarang ini adalah hasil percampuran keduanya. Warna kulit ini selanjutnya dijadikan dasar penggolongan masyarakat yang disebut kasta. Semakin terang warna kulitnya maka semakin tinggi kastanya, demikian pula sebaliknya. Dari sinilah timbulnya kasta agar keturunan dan warna kulit bangsa Arya tetap terjaga dan tidak bercampur-baur dengan penduduk asli, yaitu bangsa Dravida.

Menurut Harahap 2012 : 21-22 Konsep kasta pada etnik India dianalogikan sebagai tubuh manusia yaitu Kepala, Badan, Perut dan Kaki Menurut urutan kasta pada etnik India Tamil tersusun dari atas kebawah, yaitu sebagai berikut:

1. Brahmana, yaitu kasta para pendeta agama Hindu yang merupakan lapisan tertinggi pada masyarakat.

2. Ksatria, yaitu kasta para bangsawan dan tentara

3. Waisya, yaitu kasta para pedagang dan kasta ini dianggap sebagai kelompok lapisan menengah pada masyarakat

4. Sudra, yaitu kasta yang dimiliki oleh kebanyakan atau rakyat jelata

5. Di dalam sistem kasta terdapat kelompok yang masyarakat yang tidak memiliki kasta atau budak. Adapun mereka yang tidak berkasta disebut kaum Paria.

Kasta pada masyarakat India ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Keanggotaan pada kasta diperoleh karena keturunan atau warisan

2. Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup karena seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila dia dikeluarkan dari kastanya

3. Perkawinan bersifat endogem, artinya harus menikah dengan orang yang punya kasta sama

4. Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas 5. Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta tertentu, terutama nyata dari

nama kasta

6. Kasta diikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan 7. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan

Kepala merupakan saluran buah pikiran, hal ini berarti bahwa golongan ini merupakan Guru dari rakyat yang dianggap sebagai golongan yang tertinggi, mereka inilah yang merupakan golongan Brahmanaatau Brahmin yang termasuk dalam golongan bangsawan dan pendeta. Dalam masyarakat Tamil golongan tersebut lebih dikenal dengan sebutan Pahpah.Badan diasumsikan sebagai golongan yang memiliki

kewibawaan, cinta tanah air serta memiliki bakat untuk memimpin dan mempertahankan negara dan umat manusia berdasarkan Dharmanya, golongan ini disebut Ksatria yang berhak memimpin pemerintahan. Sementara Perut merupakan golongan yang memiliki watak tekun terampil, cermat dan keahlian serta bakat kelahirannya untuk menyelenggarakan kemakmuran negara dan kemanusiaan. Tugas-tugas mereka yang utama adalah mengusahakan pertanian, peternakan dan perdagangan. Mereka ini disebut golongan Waisya, Sedangkan Kaki merupakan golongan pelayan atau pekerja kasar, kuli. Golongan ini biasanya menjadi pelayan bagi golongan-golongan lainnya, mereka disebut

Selain keempat golongan diatas, sebenarnya masih ada golongan dalam perkastaan etnik Tamil yang tidak masuk kedalamnya. Mereka ini disebut dengan golongan

Shudra.

Outcaste yang sering disebut golongan Paria. Mereka adalah pemukul tambur yang terbuat dari kulit sapi. Golongan ini merupakan golongan terendah pada etnik Tamil.Sedangkan sistem pelapisan sosial yang didasarkan pada jenis pekerjaan merupakan aneka warna dalam ajaran agama Hindu. Ini berarti beragam golongan yang muncul berdasarkan jenis pekerjaannya seperti, contoh : kaum Chettiars yang berprofesi sebagai pembunga uang dan pedagang disebut golongan Chetti, yang berprofesi sebagai tukang pangkas disebut Pariari, golongan Bhattar merupakan golongan yang mempunyai keahlian dalam pembuatan aksesoris atau perhiasaan dari emas. Velllalars dan Mudaliars merupakan golongan petani yang terlibat dalam

Pada etnik Tamil golongan-golongan sosial tertentu yang berhasil dalam perekonomian maka golongan tersebut dapat naik ketingkat atau golongan sosial yang lebih tinggi, seperti golongan Kallen, Marrewen dan Agemudien yang merupakan golongan petani dan pedagang, mereka bisa naik ke level yang lebih tinggi bila berhasil dalam tingkat perekonomian mereka dan akan berubah menjadi golongan Wellalen atau golongan yang setara dengan Pillay (Golongan Bangsawan)11

Golongan .

Paria pada etnik Tamil merupakan golongan terdiskriminasi dan termajinalkan oleh bangsa Arya. Mereka ini adalah Adi-Dravida

Sistem pelapisan sosial pada etnik Tamil pada masa sekarang secara perlahan dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak diterapkan lagi. Meskipun ada golongan-golongan tertentu yang masih menjalankan sistem perkastaan tersebut. menurut mereka itu sudah tidak sesuai lagi dimasa sekarang, bukti bahwa sistem perkastaan itu sudah tidak diterapkan lagi terlihat dari banyaknya individu etnik Tamil yang (unseeable) untuk mengelakkan perbedaan kasta yang mencolok maka banyak dari mereka yang pindah ke agama Kristen Katolik dan Budha. Pada masa sekarang sebagian dari golongan ini sudah lebih baik taraf hidupnya dibandingkan dengan golongan-golongan lain yang terdapat dalam etnik Tamil, seperti diterimanya mereka bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta.

11

melakukan perkawinan antar golongan atau diluar golongan mereka sendiri. Selain itu, golongan Brahmin sudah tidak banyak lagi di masyarakat Tamil, hal ini terlihat dari banyaknya pendeta yang tidak berasal dari golongan