• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAL-USUL DAN AGAMA INDIA TAMIL DIKOTA

2.4 Sistem Keluarga Pada Etnil India Tamil

.Namun bealakangan ini ciri-ciri tersebut tidak begitu tampak. Seiring berjalannya waktu terjadi pula perubahan pada diri etnik Tamil. Penyebabnya antara lain karena terjadinya perkawinan campuran pada etnik lain dan proses adaptasi sosial.

Keluarga merupakan unit dasar dan terkecil dalam struktur masyarakat India Tamil. Tujuan mendirikan keluarga adalah untuk mendapatkan teman hidup yang mendukung secara fisik dan rohani serta untuk mendapatkan anak sebagai penerus. Dalam masyarakat India Tamil, sistem keluarga yang biasa dilakukan adalah keluarga

bersama (joint- family). Keluarga bersama dibentuk oleh keanggotaan semua anggota

pria yang seketurunan, istri-istri serta anak-anak mereka yang masih belum menikah. Anak perempuan yang sudah menikah akan menjadi anggota keluarga suaminya dan jumlah anggota keluarga bersama adalah tidak terbatas .

8

Sistem keluarga ini didukung oleh semangat kepentingan bersama dan harta benda keluarga merupakan milik bersama. Perpaduan keluarga dipelihara dengan nilai kasih sayang yang murni dan kepentingan setiap anggota keluarga. Umumnya sebuah pernikahan diatur oleh orangtua, juga jodoh bagi anggota keluarga dipilih oleh mereka. Permasalahannya adalah masih ada pernikahan yang tidak berdasarkan percintaan yang direstui oleh keluarga . Dalam pernikahan ini, saran dari orang tua dapat dimanfaatkan terutama jika terjadi perselisihan antara anggota keluarga .

2.5 Adat Istiadat Etnik Tamil Di Kota Medan

Keanekaragaman etnis dan budaya ini terdapat di kota-kota besar, salah satunya adalah di kota Medan. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia setelah kota Jakarta dan Surabaya. Besarnya kota Medan merupakan dampak dari industri perkebunan di Sumatera Timur pada masa lalu yang menjadi daya tarik bagi para pendatang.

Sebagaimana etnik lainnya, etnik Tamil juga memiliki serangkaian upacara sendiri untuk merayakan berbagai peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya.

“Menurut kegiatan etnik Tamil dalam pelaksanaan upacara-upacara sepanjang Upacara tersebut biasanya berhubungan dengan tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat. Upacara tersebut pada dasarnya berfungsi untuk memaparkan sistem atau tataran yang ada (pengetahuan lokal etnik Tamil yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Hindu dan budaya Tamil). Namun menurut wawancara langsung dengan Pastor Moses (September, 2012) :

pada pesta perkawinan. Adanya suatu kebiasaan yang dilakukan para leluhur dengan menempatkan sipengantin dan kerabat dekat para undangan lainnya pada tikar. Dan saat acara makan mereka menggunakan daun pisang bukanlah piring seperti yang zaman sekarang dipergunakan. Menurut generasi Tamil sekarang ini sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang segalanya sudah serba praktis dengan konsep pernikahan yang menyediakan pelaminan dan berhadap-hadapan dengan tamu dengan makanan yang sudah dipersiapkan sehingga tidak perlu repot lagi untuk menyediakan daun pisang dan tikar”.

2.6 Upacara Ritual India Tamil

Etnik Tamil mengenal proses daur hidup tersebut dengan memberikan upacara atau prosesi seremonial yang terkait dengan tingkatan dalam daur hidup, berikut adalah upacara tamil :

Walai Kappu (upacara kelahiran), upacara ini dilaksanakan pada seorang wanita yang telah menikah pada kehamilan 7 bulan atau

Pathinaru (upacara tolak bala), yaitu upacara buang sial. Upacara ini dilakukan pada bayi saat umurnya hari ke-16 setelah kelahirannya, dan inti dari upacara ini adalah penyucian bayi serta memohon keselamatan kepada dewa untuk sang bayi semasa hidupnya, dan acara ini juga sebagaian pemberian nama untuk sang bayi.

9. Dalam pelaksanaannya akan diundang kerabat-kerabat dekat saja.

Waisuki Wanthepenn/Sadengesathe (upacara akil balik), ini merupakan upacara yang dilakukan pada seorang gadis remaja yang baru pertama kali memasuki masa akil balik. Para teman dan kerabat akan hadir pada upacara ini dan tamu biasanya membawa hadiah kepada si gadis. Tetapi hadiah yang paling diperhatikan

isinya adalah hadiah dari Atteh dari sekian banyak hadiah yang ada. Mereka akan bangga bila Atteh mampu memberikan hadiah seperti perhiasan emas (cincin atau kalung). Inti dari upacara ini adalah suatu tradisi yang dilakukan etnik India Tamil untuk memohon kekuatan atau restu agar diberi perlindungan untuk menjauhkan si gadis dari pengaruh buruk.

Niscchayam (upacara lamaran), sebelum upacara melamar, wakil laki-laki akan mendatangi pihak pihak perempuan untuk menanyakan kesediaan memberikan anak gadisnya untuk dijadikan menantu. Upacara lamaran akan diadakan ditempat perempuan, selanjutnya akan dilangsungkan kegiatan kedua yaitu: Parisam, jangka waktu antara melamar dan upacara tunangan biasanya 3-6 bulan. Tenggang waktu ini sengaja dipersiapkan karena memberikan kesempatan bagi keluarga perempuan untuk berfikir apakah laki-laki tersebut cocok dengan anak gadis mereka. Walaupun Niscchayam sudah dilangsungkan maka keluarga perempuan berhak membatalkannya jika merasa anak gadisnya tidak cocok dengan laki-laki tersebut.

Parisam (upacara tunangan), inti dari acara ini adalah menyerahkan mas-kawin dan pengumuman kepada kerabat dan sanak saudara mengenai pelaksanaan puncak. Upacara ini biasanya dilangsungkan di Kuil, namun bisa juga dilangsungkan dirumah perempuan jika hanya dengan acara yang sederhana. Dalam upacara ini pihak laki-laki harus membawa seperangkat barang-barang untuk tunangannya, hantaran yang dibawa oleh pihak laki-laki terdiri dari jumlah gajil mulai dari 5, 7, atau 9 talam, adapun isi dari talam tersebut yaitu:

Talam pertama: berisikan bubuk cendana, kumkum atau kungemam,

kembang, sirih 2 lembar, pinang 2 potong, kunyit kering 1 potong dan sebuah jeruk nipis.

Talam kedua: berisikan pakaian sari dan baju, perhiasan, sisir, cermin, dan alat kecantikan lainnya.

a. Talam ketiga: berisikan sirih, pinang, kunyit kering. b. Talam keempat: berisikan gula pasir, gula batu, permen. c. Talam kelima: berisikan jeruk nipis.

d. Talam keenam: berisikan apel. e. Talam ketujuh: berisikan anggur.

f. Talam kedelapan: berisikan pisang 5,7, atau 9 sisir. g. Talam kesembilan: berisikan kelapa 5,7, atau 9 sisir.

Talam yang sudah disediakan kemudian dibawa dengan cara meletakkan dipundak kawan wanita dari pihak laki-laki menuju tempat upacara. Acara tersebut nantinya akan dipimpim oleh Pandita dengan membaca ikrar dari pihak laki-laki dan pihak perempuan dengan memegang talam no 1, selanjutnya talam no 2 akan diberikan pada pihak perempuan untuk dipakaikan oleh calon pengantin kepada pihak laki-laki. Sedangkan talam 4 dan 8 disediakan untuk disantap tamu yang hadir.

Calon pengantin wanita setelah dihias akan dibawa ketempat upacara untuk mendapatkan restu dari para tamu. Pihak laki-laki memberikan 1 buah kelapa, 2 lembar sirih, 2 potong pinang dan kunyit 1 potong kepada pengantin wanita. Pada

upacara ini, santapan atau hidangan yang disediakan merupakan dari pihak perempuan.

Tirumanam scarnta (upacara perkawinan), dalam pernikahan etnis Tamil ini juga mempunyai upacara dalam acara. Urutan acara yang meliputi adalah:

Pertama, Mapillai Thol(h)an akan menuntun mempelai pria kemimbar pernikahan, sesudah mengelilingi mimbar pernikahan sekali searah jarum jam, mempelai pria akan duduk. Mempelai pria dan Thol(h)an-nya akan diberi Vibuthi Prasadam kemudian Thol(h)an akan mengalungi mempelai pria dengan Seeyakkai Maalai. Mempelai pria akan diberi pavitram kemudian dikenakan dijari manis tangan kanannya. Setelah itu dilakukan Pillaiyar Pooja oleh Pandita.

Kedua, mempelai wanita sesampainya di tempat acara berlangsung didampingi oleh manamakal kemudian diiringi mengelilingi mimbar pernikahan satu kali dan dipersilahkan duduk dipelaminan.Upacara benang suci (Manggalaya), orang tua kedua mempelai diminta untuk duduk berhadap-hadapan dengan anaknya, Thaali

yang suci berupa kain akan dililitkan pada kelapa dan dibawa mengelilingi tamu, kemudian Pandita akan memberikan Thaali kepada mempelai pria yang nantinya akan dikalungkan dan mengikatkannya pada leher pengantin wanita sebanyak 3 ikatan sambil mengikuti ketti melam9

Ketiga, mempelai pria mengoleskan tepung cendana dan kungguman pada ketiga ikatan, dan mempelai pria dengan tangan kanannya memutar leher mempelai

wanita kemudian mengoleskan kungguman pottu di dahi mempelai wanita. Setelah

Paanikkiragam kemudian mempelai wanita akan diberi kelapa yang dibungkus dengan kain kuning untuk dibawa pulang.

Keempat, setelah prosesi acara perkawinan selesai maka santap hidanganpun berlangsung dan terdiri dari beraneka jenis makanan, baik vegetarian maupun yang tidak vegetarian, sembari dihibur para pengisi acara yang juga beretnis Tamil seperti lagu dan tari-tarian.

Kelima, setelah acara perkawinan selesai maka wanita dibawa oleh mempelai pria kerumahnya, dan menghiasi rumah dengan dua pohon pisang yang sedang berbuah dan diletakkan pada kedua sudut masuk rumah.

Upacara kematian, pada umumnya dalam ajaran agama Hindu yang dianut oleh etnik India Tamil hanya ada dua upacara yang dilakukan dibakar atau dikebumikan. Hal ini akan dilakukan atas permintaan yang telah meninggal pada masa hidupnya, yang lazim dilakukan dengan cara dibakar, karena etnik India Tamil meyakini badan manusida terbentuk dari 5 unsur alam yaitu api, air, udara, tanah, dan gas sehingga apabila dibakar maka akan mempercepat kembalinya atma mereka kepada unsur tersebut. Adapaun rangkaian upacara kematian adalah:

Penguburan atau Kremasi, jenazah dimandikan terlebih dahulu. Jika laki-laki yang meninggal maka didahi diberi Thiruniru dan pakaian putih, jika yang meninggal perempuan diberi Thirunir didahinya, Sari dan Shanthanam. Kemudian dikalungkan

Malligai dan jenazah diletakkan diruang tamu dan kepala jenazah harus berada diarah selatan. Sedangkan disamping jenazah diletakkan Nalwilaku dan Bathi.

Paal Thetital upacara pengumpulan tulang-tulang sesudah 3 hari dari jenazah tersebut dibakar. Tulang-tulang serta abu dimasukkan kedalam periuk tanah dan setelahnya disiram dengan susu dan air kelapa muda. Untuk penguburan maka seorang pendeta akan meletakkan sebah periuk tanah yang berisi susu yang kemudian dipecahkan oleh anak laki-laki dari yang meninggal tersebut.

Yeddhe yaitu upacara pengiriman doa setelah 7 hari kematiannya.

Karmadi yaitu upacara penyucian diri bagi keluarga setelah 16 hari kematiannya. Upacara ini dipimpin seorang pendeta dilakukan pada pagi hari sebelum terbitnya matahari.

Kawehci yaitu upacara memberikan makanan pada keluarga yang

ditinggalkan. Makanan tersebut dari keluarga dan kerabat yang diberikan untuk menghibur keluarga agar tidak larut dalam kesedihan.

Doa Atma Shanti yaitu upacara yang dilakukan pada setahun setelah meninggalnya sesorang.