• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.4. Gambaran Kelurahan Petisah Tengah

4.4.2. Sejarah Singkat Kelurahan Petisah Tengah

Sejarah mengenai berdirinya Kelurahan Petisah Tengah sampai saat ini belum ada secara tertulis, hanya saja penulis mendapatkan informasi melalui wawancara dengan staf kelurahan diperoleh bahwa awalnya kelurahan ini merupakan kuburan Cina dan pada tahun 1983 mulailah berdiri pemukiman sampai sekarang ini hingga termaksud kedalam pemukiman yang cukup padat penduduk. Pada awal suku Melayu mendominasi pada saat itu, namun hingga sekarang suku Cina berganti menjadi penduduk yang dominasi atau paling banyak menempati pemukiman di kawasan Kelurahan Petisah Tengah. Kehadiran Pasar Petisah menjadi pemicu besar yang meningkatkan terjadinya mobilitas

para pendatang untuk menetap di Kelurahan Petisah Tengah. Kata Petisah Tengah sendiri merupakan istilah penyebutan oleh etnis Cina untuk Guru Patimpus yang datang berkunjung ke daerah mereka.

4.4.3. Komposisi Pengunaan Lahan

Luas wilayah ±127 hektar yang dimiliki oleh Kelurahan Petisah Tengah digunakan sebagai lahan pemukiman tentunya, lahan pekuburan, lahan pekarangan, lahan pekarangan, lahan taman, lahan perkantoran, dan lahan prasaarana umum. Luas lahan dapat dilihat dalam penyajian tabel dibawah ini.

Tabel 4.8. Komposisi Penggunaan Lahan

No

Penggunaan Lahan

Luas (Ha) Persentase (%)

1 Permukiman 13 10

2 Kuburan 0,5 0,3

3 Pekarangan 3 2

4 Taman 0,5 0.3

5 Perkantoran 12 9,4

6 Prasarana Umum 100 78

Jumlah 127 100

Sumber data : Kantor Lurah petisah Tengah

Jika melihat tabel di atas maka dapat diketahui penggunaan lahan pada prasarana umum memakan tempat yang paling banyak yaitu 100 ha.

Luas 100 hektar tersebut sudah termasuk ke dalam penggunaan lahan untuk prasarana transportasi, prasarana pemerintah, prasarana peribadahan,

prasarana olahraga, prasarana pendidikan, prasarana kesehatan, prasarana perdagangan (pasar, plaza atau pusat perdangan), serta prasarana hiburan atau wisata (perkantoran, perhotelan serta apartemen).

4.4.4. Komposisi Penduduk

Kelurahan Petisah Tengah merupakan kelurahan yang lumayan padat karena didiami oleh jumlah penduduk yang banyak yang berjumlah 9.407 jiwa dengan berbagai usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan berbagai suku bangsa. Hal ini akan dijelaskan melalui rincian-rincian yang ada di bawah ini.

Tabel 4.9. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1 Laki-laki 7915 49,7

2 Perempuan 7437 50,3

Jumlah 15352 100

Sumber data : Kantor Kelurahan Petisah Tengah

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kelurahan petisah tengah, jumlah penduduk kelurahan petisah tengah pada data kantor kelurahan terakhir september 2010 adalah 15.332 jiwa yang terdiri atas 7.437 jiwa laki-laki dan 7.915 jiwa perempuan. Dapat dilihat bahwa jumlah warga perempuan pada kelurahan petisah tengah lebih besar jumlahnya dari laku-laki, hal ini mengingat bahwa fakta mengatakan bahwa jumlah perempuan di duniaa memang lebih besar ketimbang laki-laki. Dapat dilihat juga bahwa warga perempuan dan warga lakilaki memiliki selisih sekitar 478 orang.

Tabel 4.10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

1 0-6 Tahun 1618

2 7-10 Tahun 1781

3 11-16 Tahun 1965

4 17-55 Tahun 9158

5 56 tahun ke atas 830

Jumlah 15352

Sumber data : Kantor Kelurahan Petisah Tengah

Dapat dilhat bahwa dari keterangan tabel diatas jumlah usia penduduk yang produktif masih lebih unggul karena jumlahnya yang besar, kemudian disusul oleh penduduk usia terbanyak kedua adalah usia 11-16 tahun yang merupakan usia remaja, selanjutnya usia terbanyak ketiga ditempati oleh anak-anak yang berusia 7-10 tahun, selanjutnya di posisi keempat ditempati oelh usia balita 0-6 tahun, dan yang terakhir dan usia yang paling sedikit adalah ditempati oleh penduduk yang berusia tua/manula/lansia yakni berusia 56 tahun keatas.

Tabel 4.11. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan.

Jumlah Total 15352

Sumber data : Kantor Kelurahan Petisah Tengah

Melalui tabel komposisi dari suku bangsa tersebut dapat diketahui dan dilihat bahwa Suku Melayu yang dulunya mendominasi Kelurahan ini mulai berkurang seiring waktu. Jumlah suku bangsa yang mendominasi adalah Cina (Tionghoa), disusul Jawa, Mandailing dan Minang sebagai pendatang yang akhirnya menetap di Kelurahan Petisah Tengah. Suku bangsa Cina yang mendominasi Kelurahan Petisah Tengah adalah efek dari adanya pengaruh ekonomi, orang Cina yang lihai dalam berdagang juga mempengaruhi pola pembentukan keadaan rumah di seluruh kawasan yang terdapat di wilayah Medan pada umumnya dan Kelurahan Petisah Tengah pada khususnya, yakni bentuk rumah yang sekaligus menjadi toko alias ruko (rumah toko) sehingga tidak ada model rumah yang dapat dikatakan berbau atau berbentuk etnik di Kelurahan Petisah Tengah.

Rumah biasanya menjadi identitas bagi setiap orang danidentitas yang tampak pada Kelurahan Petisah Tengah terlihat dari jajaran ruko

yang mendominasi jalan-jalan di seluruh Kawasan Kelurahan Petisah Tengah. Namunruko yang ada tidak semuanya menjadi milik penduduk yang berasal dari suku Cina saja, melainkan dari suku-suku yang lain.

Selain itu alasan banyaknya pilihan penduduk di perkotaan yang menggunakan ruko adalah karena alasanekonomi, kepraktisan serta penghematan penggunaan lahan yang semakin terbatas dan bernilai tinggi.

Keberagaman penduduk di kota seperti yang ada di Kelurahan Petisah Tengah terlihat juga melalui komposisi penduduk berdasarkan Agama. Suku bangsa yang beragam juga membentuk keberagaman dalam hal agama. Agama merupakan bagian dari sistem religi / kepercayaan dalam kehidupan masyarakat yang termasuk ke dalam unsur kebudayaan.

Berikut data mengenai komposisi penduduk Kelurahan Petisah Tengah berdasarkan Agama yang tersaji di seperti dibawah ini :

Tabel 4.12. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama No Agama Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1 Islam 5085 31,5

2 Katolik 2709 17,6

3 Protestan 1236 7,2

4 Buddha 5874 40,8

5 Hindu 448 2,9

Jumlah 15352 100

Sumber data : Kantor Kelurahan Petisah Tengah

Dari tabel diatas maka dapat diberikan penjelasan bahwa penduduk yang beragama Buddha merupakan kaum mayoritas yang berada di

Kelurahan Petisah Tengah. Mereka yang beragama Buddha adalah kebanyakan penduduk yang beretnis Tionghoa. Etnis terbanyak untuk kawasan Petisah sendiri memang dikuasai oleh mereka etnik Cina yang banyak menguasai bidang perdagangan / pertokoan di sekitar kawasan Kecamatan Medan Petisah, khususnya Kelurahan Petisah Tengah, disusul agama Islam yang datang dari etnis Jawa, Minang serta Mandailing yang menempati urutan kedua sebagai penduduk terbesar di Kelurahan Petisah Tengah. Selanjutnya disusul penduduk yang beragama Katolik, Protestan, dan Hindu. Mereka yang beragama Hindu kebanyakan datang dari para penduduk beretnis India Tamil yang juga banyak menghuni kawasan Kecamatan Petisah, termasuk Kelurahan Petisah Tengah.

Selain itu sektor pekerjaan juga mendasari kehidupan penduduk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya aspek pekerjaan merupakan bagian dari unsur kebudayaan yakni sistem mata pencaharian. Berikut komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian hidup. melalui tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa kesadaran penduduk Kelurahan Petisah Tengah akan pendidikan sangat tinggi.

Tabel 4.13. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan

Jumlah (Jiwa) 1 Karyawan Pemerintah/ABRI 73 2 Pedagang / Pengusaha 2046

3 Nelayan -

4 Buruh dan Tani 1154

5 Karyawan Swasta 1732

6 Pensiun Pegawai Negeri 125 7 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 105

8 Pengangguran 197

9 Fakir Miskin 25

10 Lain-lain 9884

Jumlah 15341

Sumber data : Kantor Kelurahan Petisah Tengah 4.4.5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang terdapat di Kelurahan Petisah Tengah cukup banyak, terlebih di karenakan Kelurahan Petisah Tengah masih tergolong ke dalam bagian dari kawasan yang cukup maju dan produktif di tengah kota Medan. Sarana dan prasarana yang ada dapat menunjang serta mendukung aktivitas masyarakat. Sarana dan prasarana memang salah satu faktor yang menandai cirri khas sebuah kota. Kelengkapan yang memadai akan fasilitas umum serta cukup beragam dan mampu menjadi pilihan yang beragam bagi masyarakat luas, diterima dari adanya sarana dan

prasarana yang tersedia dan hal itu dengan mudah dapat ditemui di kota.

Berikut sarana dan prasarana yang terdapat di Kelurahan Petisah Tengah : 1. Sarana Transportasi

Wilayah Kelurahan Petisah Tengah merupakan wilayah yang strategis, padat, dan menjadi salah satu sentra dari pusat perdagangan di Kota Medan. Hingga jalur-jalur yang menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya dapat dengan gampang dilalui dengan adanya sarana dan prasarana transportasi yang dapat dilalui dengan jalur darat melaui jalanan-jalanan di Kota Medan pada umumnya dan Jalanan di wilayah Kelurahan Petisah Tengah pada khususnya. Angkutan kota di Medan yang cukup beragam, hampir kebsnyakan memiliki trayek yang opetasionalisasinya melewati wilayah Kelurahan Petisah Tengah. Sarana transportasi di Kota Medan identik dengan sebutan

“Sudako”, ada juga jasa angkutan becak, baik “Betor” sebutan untuk becak mesin, ada juga becak dayung. Selain itu Taksi juga menjadi salah satu angkutan Kota Medan yang banyak lalu lalang terlebih di wilayah yang tergolong besar seperti Kelurahan Petisah Tengah. Sayangnya meskipun wilayah Kelurahan Petisah Tengah ini dialiri dan dilewati oleh aliran 2 sungai besar di Medan yakni Babura dan Deli, akan tetapi tidak dapat dijumpai sarana transportasi sungai di Kelurahan ini, maupun di cakupan wilayah besar kota Medan lainnya.

2. Sarana Perdagangan

Sebagai salah satu bagian dari wilayah Medan yang terkenal sebagai tempat pusat perdagangan maka Kelurahan Petisah Tengah dihinggapi oleh tempat-tempat perbelanjaan terbesar dan terkenal di seluruh Kota Medan. Sebut saja salah satunya adalah “Pasar Petisah” sebagai salah satu pasar tradisional yang sudah tertata dengan apik dengan ikon fashionnya, maka pusat perbelanjaan yang terkenal dengan penjualan pakaian ini pun nyaris padat dan ramai setiap hari. Selain itu Kelurahan Petisah Tengah menjadi sarang toko. Toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan banyak di peroleh dari Kelurahan Petisah Tengah dan seperti yang sudah dipaparkan sebelumya maka tidak heran ruko-ruko menghiasi jajaran Kelurahan Petisah Tengah hampir sepenuhnya.

3. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Petisah Tengah ada tiga unit SMA, tiga unit SMP, satu unit SD, dua unit TK, dan satu unit Perguruan Tinggi. Sarana pendidikan yang cukup terkenal dari Kelurahan ini adalah adanya Sekolah swasta setingkat SMA yang cukup diperhitungkan keberadaannya di Kota Medan, yakni SMA Santo Thomas

1. Banyaknya pilihan sekolah di Kelurahan ini, semakin memudahkan masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Petisah Tengah ini untuk menempuh pendidikan. Hanya saja tidak tertutup kemungkinan bahwa orang-orang luar yang tidak berdomisili di Kelurahan Petisah Tengah juga bersekolah di kelurahan ini,

sebaliknya masyarakat Kelurahan Petisah Tengah juga tidak tertutup kemungkinan bersekolah di luar Kelurahan Petisah Tengah, mengingat Kota Medan memiliki banyak sekali sekolah dan jalur pendidikan lainnya, baik formal maupun informal.

4. Sarana Peribadahan

Dengan tingkat heterogen yang tinggi, terbukti dari penyediaan komposisi penduduk berupa tabel sebelumnya, maka sejalan dengan beranekaragamnya agama yang dianut oleh masyrakat Kelurahan Petisah Tengah maka terdapat pula rumah-rumah peribadahan dari seluruh agama yang ada yaitu ; delapan Mesjid, 2 Musholla bagi umat Islam, empat Gereja bagi umat Kristen dan Katolik, lima Vihara bagi umat Buddha, 2 Kuil bagi umat Hindu yang kesemuanya terpencar di berbagai wilayah di Kelurahan Petisah Tengah.

5. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Petisah Tengah adalah lima unit rumah sakit, diantaranya Rumah Sakit Mahayati, Rumah Sakit Materna, Rumah Sakit Sri Ratu, Rumah Sakit Sarah, dan Rumah Sakit Gleni. Satu unit Puskesmas, tigs unit poliklinik, sepuluh apotek, empat posyandu, tigs unit spotek, dan sepuluh tempat praktek dokter. Olah karena banyaknya pilihan yang menjadi wadah penampung masalah kesehatan bagi masyarakat maka semakin mempermudah masyarakat unttuk memperoleh layanan perobatan.

6. Sarana Olahraga

Sejumlah lapangan olahraga juga di dapat dijumpai di Kelurahan ini yaitu : sebuah lapangan bola, sebuah lapangan bulu tangkis, dua buah lapangan volli, dan dua buah lapangan basket. Walaupun fasilitas olahraga ada, namun sebagian dari masyarakat Kelurahan Petisah Tengah masih ada saja yang kurang berminat untuk memanfaatkan sarana dan prasarana tersebut.

7. Sarana Air Bersih

Untuk kebutuhan air, PAM menjadi pilihan utama bagi masyarakat Kelurahan Petisah Tengah. Meskipun ada sungai, namun berhubung kondisi dan keadaan sungai di Medan seperti Babura dan Deli sudah kurang baik dan tidak layak untuk di minum karena telah tercemar oleh limbah pabrik serta limbah rumah tangga, sampah serta sudah beralih fungsi sebahagian dari lahannya sebagai pemukiman. Namun untuk penduduk yang tinggal di pinggiran sungai, masih ada beberapa KK (Kepala Keluarga) yang masih tergantung dari air sungai.

8. Sarana Akomodasi, Hiburan atau Wisata

Sarana hiburan serta dapat dijadikan sebagai bagian dari akomodasi dan wisata dapat dengan mudah ditemui di Kelurahan ini. Sebuah hotel berbintang empat, dua hotel berbintang tiga, sebuah hotel berbintang dua, sebuah apartemen mewah menjulang tinggi yang terkenal “Cambridge Apartemen”, 20 diskotik, 20 bilyar, 20 karaoke, dan 20 restaurant, serta masih banyak lagi

tempat-tempat jajanan dari yang besar sampai yang kecil bertebaran di Kelurahan ini.

4.5. Gambaran Umum Kampung Kubur

Kampung kubur merupakan salah satu lingkungan dari enam belas lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.

Adapun betas-batas wilayah dari Kampung Kubur ini adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan lingkungan II Jalan Diponegoro 2.Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Kejaksaan

3.Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan S. Parman 4.Sebelah Barat berbatsan dengan Sungai Babura 4.6. Sejarah Kampung Kubur

Sejarah Kampung Kubur dimulai pada 1873 saat dibuka perkebunan tembakau di Deli. Tahun 1873 ini rombongan pertama orang Tamil yang datang ke Medan sebanyak 25 orang, mereka dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang pengusaha tembakau keturunan Belanda. Temabkau inilah yang membuat Tanah Deli menjadi termasyur di dunia internasional. Oleh sebab itu semakin banyak saja para buruh dan tenaga kerja yang didatangkan dari India untuk bekerja di Tanah Deli baik sebagai buruh perkebunan, sopir, penjaga malam serta buruhburuh bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta lembu. Tahun 1874 ada 22 perkebunan yang memakai pekerja bangsa China sebanyak 4,476, Tamil 459 orang dan Jawa 316 orang. Kebanyakan orang Tamil dari India Selatan menetap di kampung Madras, karena penghuninya berwarna kulit hitam maka disebut juga sebagai kampung Keling. Dahulunya Kampung Kubur ini adalah bagian dari Kampung Madras yang dihuni oleh warga India Muslim yang berasal dari Tamil sejak 1887. Para warga India ini menetap di Kampung Madras untuk

bekerja di Industri Perkebunan Deli. Masyarakat juga mengatakan jika Kampung Kubur adalah wakaf pemberian Pemerintah Belanda bagi orang-orang berdarah India yang beragama Islam. Dari situlah kemudian pemukiman ini terbentuk.

Awal dinamakan Kampung Kubur karena ada area pekuburan milik India muslim di pemukiman padat penduduk tersebut. Lokasi perkebunan ini letaknya berada tepat dibelakang Masjid Gaudiyah. Masjid ini terletak di Jalan Zainul Arifin yang dibangun oleh warna India Selatan yang beragama Islam pada 1887. Sehingga dari sinilah asal muasal diberi nama Kampung Kubur.

4.7. Luas Wilayah

Luas wilayah Kampung Kubur sekitar 127 hektar terdiri dari luas pemukiman sekitar 13 hektar, kuburan sekitar 0,5 hektar, pekarangan sekitar 3 hektar, taman sekitar 0,5 hektar dan prasarana umum sekitar 100 hektar.

4.8. Kependudukan

Jumlah penduduk Kamapung Kubur tahun 2014 adalah 1.093 jiwa yang terdiri dari 270 Kepala Keluarga. Laki-laki sebanyak 560 jiwa dan perempuan 533 jiwa.

4.8.1. Penduduk Berdasarkan Agama

Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama yang ada di Kampung Kubur adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah (Jiwa)

1 Islam 592

2 Kristen 125

3 Hindu 289

4 Budha 87

Sumber data :Kantor Lurah Petisah Tengah 2013

Tabel diatas menunjukkan bahwa agama Islam terdiri dari 592 jiwa, Kristen terdiri dari 125 jiwa, Hindu terdiri dari 289 jiwa, Budha terdiri dari 87 jiwa.

4.8.2. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Adapun jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kampung Kubur adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 PNS 80

2 Pegawai Swasta 38

3 Pedagang 402

4 Buruh 97

Sumber data : Kantor Lurah Petisah Tengah 2013 4.8.3. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Adapun data yang dibuat mengenai fasilitas sarana dan prasarana di Kampung Kubur adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16. Jumlah Sarana dan Prasarana No Fasilitas Jumlah (Unit)

1 Masjid 2

2 Posyandu 1

3 TPU 1

4 Lap. Badminton 1

5 Lap. Tenis 1

Sumber : Data Kantor Lurah Petisah Tengah 2015 4.8.4. Organisasi sosial dan budaya

Organisasi sosial budaya yang ada di Kampung Kubur ini terdiri dari Organisasi PKK, Majelis Taklim, Remaja Masjid dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Masyarakat kampung Kubur memiliki beberapa organisasi sosial budaya yang mereka bentuk sebagai wadah bersosialisasi, baik itu organisasi pemuda ataupun organisasi yang berhubungan dengan keagamaan. Dengan adanya organisasi ni diharapkan mempererat persaudaraan dan tolong menolong di masyarakat Kampung Kubur.

4.8.5. Struktur Pemerintah Kampung Kubur

Kampung Kubur merupakan 1 dari 16 Lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah. Kelurahan Petisah Tengah yang dikepalai oleh Bapak M.

Agha Novrian, S.STP. M.Si. Sedangkan Kepala Lingkungan I atau Kampung Kubur dikepalai oleh Ibu Emmy Taruman.

Skema 4.2. Struktur Pemerintahan Kampung Kubur

Kepala Lurah Petisah Tengah

Warga Kampung Kubur Kepala Lingkungan I

kampung Kubur

BAB V ANALISIS DATA

5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

5.1.1. Pengantar

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan utama yaitu:

1. Penelitian dilakukan atau diawali dengan melakukan observasi ke Kampung Kubur Kelurahan Petiah Tengah Kecamatan Medan Petisah.

Observasi yang dilakukan merupakan partisipasi aktif peneliti di lapangan bersama Kepala Lingkungan dan masyarakat Kampung Kubur. Adapun lokasi yang telah di observasi peneliti dilakukan di Jalan Zainul Arifin Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah.

2. Melakukan wawancara mendalam dengan Kepala Lingkungan di Kampung Kubur dan tiga orang masyarakat Kampung Kubur mengenai upaya masyarakat Kampung Kubur dalam menghilangkan stigma negatif Kampung Narkoba menjadi Kampung Sejahtera di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengan Kecamatan Medan Petisah.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan diperoleh dari berbagai data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut, diteliti, ditelaah, maka selanjutnya adalah mengadakan kategorisasi perbandingan-perbandingan sebelum akhirnya menarik kesimpulan. Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 orang, dengan komposisi 3 orang informan

utama, dan 1orang informan kunci. Pada informan utama dan informan kunci dilakukan wawancara yangmendalam untuk memperoleh data mengenai upaya masyarakat Kampung Kubur dalam menghilangkan stigma negatif Kampung Narkoba menjadi Kampung Sejahtera di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengan Kecamatan Medan Petisah..

Informan utama dalam penelitian ini adalah 3orang masyarakat yang berdomisili di Kampung Kubur dan mengetahui bagaimana situasi dan keadaan Kampung Kubur. Informan kunci dalam penelitian ini adalah 1 orang yaitu Kepala Lingkungan Kampung Kubur.

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian

5.2.1. Informan Utama I : Ibu Rumah Tangga

Nama : Immah Hida

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/5 Februari 1967

Usia : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Informan utama yang pertama adalah seorang ibu rumah tangga berusia 59 tahun bernama Imma Hida. Ibu Immah merupakan warga asli di Kampung Kubur. Beliau mempunyai 3 orang anak, 2 perempuan dan 1 orang laki-laki yang masih bersekolah. Ibu immah tidak bekerja, namun beliau memiliki warung kecil-kecilan di depan rumahnya. Beliau sudah lama mengetahui bahwa di Kampung Kubur dahulunya banyak terdapat pemakai dan pengedar Narkoba dan bahkan sampai Kampung Kubur bias disebut Kampung Narkoba.

“Bagi saya biasa saja. Karena memang benar adanya, itu memang fakta dan tidak bias dipungkiri. Tapi apapun kata orang-orang diluar sana tentang kampung kami ini, ‘tak apa, itu hak mereka. Kampung ini kotor bukan karena ulah orang-orang yang ada didalam kampung ini saja, orang dari luar juga masuk dan bermain di kampung ini, jadi kampung ini rusak dan namanya jelek juga karena perbuatan orang dari luar kampung ini.”

Sebernarnya didalam keluarga ibu Immah tidak ada seorang pun anggota keluarga yang terlibat didalam lingkaran narkoba. Hanya saja banyak pengaruh dan dampak negatif yang dating dari lingkungan, khususnya dari luar lingkungan Kampung Kubur. Keluarga ibu Immah juga mengetahui akan keadaan kondisi di lingkungan Kampung Kubur, sehingga beliau dan masyarakat lainnya juga punya upaya dalam mengatasi stigma negatif tentang kampung mereka.

“Ya upaya kami masyarakat disini ada, seperti mengusir dan marah terhadap tindakan para pemakai yang memakai narkoba dilingkungan kampung kami. Kadang kami laporkan juga ke Polisi biar di grebek. Ibu-ibu di kampung ini juga sering buat pengajian, supaya lingkungan ini kami doakan semakin baik. Dan kami di kampung ini juga sering buat kegiatan gotong royong setiap sore dan bahkan ramai kami yang kumpul.”

Selain upaya masyarakat Kampung Kubur, mereka juga tetap mendapat pengawasan dari pemerintah kota Medan, khususnya bagian

Kepolisian jikalau ada laporan mengenai sekumpulan pemakai narkoba d area Kampung Kubur, maka Kepolisian akan segera melakukan penggerebekkan ke lokasi perkumpulan pemakai narkoba.

“Ada. Sekarang ini Polisi lagi sering-seringnya melakukan razia rutin disini guna mensterilkan kampung ini. Hampir setiap malam itu polisi disini keliling. Sama aksi gotong royong kebersihan lingkungan itu pun program pemerintah.”

5.2.2. Informan Utama II : Pedagang

Nama : Ayudiah

Tempat/Tanggal Lahir : Asahan/ 20 April 1968

Usia : 49Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak pernah sekolah

Informan pertama yang kedua merupakan seorang pedagang di Kampung Kubur. Seorang kepala rumah tangga yang memiliki 2 orang anak laki-laki

Informan pertama yang kedua merupakan seorang pedagang di Kampung Kubur. Seorang kepala rumah tangga yang memiliki 2 orang anak laki-laki