• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sektor Ketenagalistrikan

Dalam dokumen prefs guidelines juni2017 rev1 (Halaman 85-90)

Lampiran ini melengkapi uraian pada bab-bab utama pada Buku Panduan untuk memfasilitasi pemahaman serta aplikasi praktis dari Buku Panduan dalam sektor ketenagalistrikan.

K.1. Pendahuluan

Proyek-proyek di sektor ketenagalistrikan biasanya terkait dengan keamanan dan keandalan pasokan, serta keterjangkauan harga bagi para konsumen. Tujuan dari proyek-proyek seperti ini biasanya adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi semakin meningkatnya permintaan atau untuk membangun jalur transmisi atau jaringan pasok untuk menjangkau area-area yang belum terlayani. Komponen utama dari sektor ketenagalistrikan adalah sebagaimana diuraikan dalam Gambar K.1 di bawah ini.

Gambar K.1: Komponen utama pada sektor ketenagalistrikan

Lampiran ini memberikan panduan dalam penyiapan Prastudi Kelayakan untuk proyek-proyek pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara saja. Mencakup enam hal sebagai berikut:

§ Kebutuhan Proyek

§ Analisis Teknis

§ Analisis Keekonomian

§ Analisis Keuangan

§ Analisis Lingkungan dan Sosial

K.2. Kebutuhan Proyek

Memperkirakan tingkat permintaan tenaga listrik yang dihasilkan dari suatu proyek pembangkitan adalah hal yang sangat penting mengingat terbatasnya kemampuan teknologi untuk menyimpan tenaga listrik. Prastudi Kelayakan harus mampu menganalisis tingkat permintaan dan pasokan tenaga listrik untuk dapat menetapkan tingkat permintaan tenaga listrik yang dibangkitkan dari Proyek.

Permintaan tenaga listrik datang dari pengguna akhir yang pada umumnya adalah rumah tangga serta entitas niaga dan industri. Beberapa faktor utama yang menentukan tingkat permintaan adalah:

§ Populasi: Jumlah penduduk adalah faktor yang secara langsung berkaitan dengan tingkat permintaan energi listrik. Prastudi Kelayakan harus mampu menganalisis jumlah populasi serta karakteristiknya, serta perkiraan pertumbuhan atau perubahan populasi selama masa hidup proyek.

§ Pembangunan Ekonomi, terkait dengan perkiraan sekarang serta masa depan tentang standar kehidupan masyarakat yang ada di area yang dilayani. Standar hidup memiliki kaitan langsung dengan tingkat konsumsi listrik.

§ Pengembangan industri dan jasa, yang terkait dengan konsumsi tenaga listrik oleh industri dan non-rumahtangga.

§ Kondisi cuaca dan iklim, hal ini juga penting mengingat bahwa tingkat permintaan akan tinggi selama musim panas untuk keperluan mesin penyejuk ruangan. Perubahan iklim akan berdampak pada tingkat permintaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu maka Prastudi Kelayakan harus mempertimbangkan potensi perubahan-perubahan atas kondisi cuaca dan iklim.

§ Sistem penetapan tarif, hal ini penting untuk dapat menetapkan tingkat konsumsi serta saat ada pemberlakuan tarif di luar beban puncak (off peak)

§ Kehilangan daya pada saat transmisi, hal ini dapat berdampak kepada total permintaan tenaga listrik.

Pada saat melakukan perkiraan tingkat permintaan, PJPK harus secara khusus memberikan perhatian kepada pertumbuhan permintaan, marjin cadangan, tingkat keseringan dan durasi mati listrik (outage), kemungkinan hilangnya daya apabila proyek ini tidak dikerjakan, serta kemampuan populasi yang menjadi target untuk membayar. Prastudi Kelayakan harus dapat memberikan justifikasi yang cukup untuk proyeksi kenaikan konsumsi energi listrik. Oleh karena itu, perlu juga dilakukannya analisis terhadap survei pasar.

Prastudi Kelayakan harus dapat mengukur pasokan tenaga listrik saat ini dan masa yang akan datang yang disediakan oleh proyek-proyek lainnya baik yang saat ini sudah beroperasi maupun yang sedang dalam tahap persiapan. Informasi yang diperlukan mencakup:

§ Energy mix dari semua stasiun pembangkit tenaga listrik yang ada berdasarkan jenis sumber (misalnya: hidro, diesel, batubara, tenaga angin, solar, lain-lain) baik pada tingkat regional maupun nasional serta total kapasitas terpasangnya.

§ Daftar terkini tentang proyek-proyek pembangkit tenaga listrik yang telah diusulkan atau yang sedang dibangun beserta kapasitasnya masing-masing.

§ Kebijakan pemerintah yang terkait dengan penggunaan atau penghentian penggunaan jenis sumber energi tertentu dan bahan bakar tertentu (misalnya: tenaga air/hydropower)

Dari analisis permintaan dan penawaran, Prastudi Kelayakan harus mampu menyeimbangkan faktor permintaan dan penawaran untuk dapat menetapkan tiga skenario permintaan (rendah/low, dasar/base dan tinggi/high) yang terkait dengan proyek. Untuk masing-masing skenario tersebut, informasi berikut ini harus disediakan:

§ Jumlah pelanggan berdasarkan kategorinya (rumah tangga, industri/komersial, pertanian, lain- lain) serta kelas voltase (rendah, menengah, tinggi, d.l.l.)

§ Perkiraan jangka panjang atas permintaan (kWh) dan pola beban puncak (MW)

§ Pola naik turunnya permintaan berdasarkan musim. Kurva durasi beban serta faktor beban

K.3. Analisis Teknis

Analisis teknis harus mampu memberikan informasi yang mencukupi tentang karakteristik teknis dari proyek dalam rangka penyiapan penawaran tendernya.

§ Me-review semua aspek dari disain teknis awal serta standar-standar yang diusulkan, lalu menegaskan kecukupan/kelayakan dari kriteria disain, syarat permintaan dan faktor-faktor sosial dan lingkungan, termasuk pemindahan penduduk

§ Menguraikan detail-detail dari disain dan standar konstruksi yang berlaku di lokasi di mana semua ini berada

§ Membandingkan kriteria disain yang diusulkan dengan standar industri dan best practices yang berlaku secara internasional. Mengukur belanja modal untuk proyek-proyek baru (misalnya, dalam bentuk $/kW terpasang untuk pembangkitan atau manajemen permintaan; $/kVA untuk substation dan $/km untuk jalur transmisi dan distribusi), lalu membandingkan besaran biaya- biaya ini dengan standar yang berlaku di industri/regional. Menganalisis biaya material dan belanja modal.

§ Mengukur ketersediaan dari, dan mengidentifikasi sumber-sumber rantai pasokan teknologi energi (misalnya, apakah pasar teknologi telah siap, ketersediaan suku cadang, layanan purna jual dan logistik, jaminan-jaminan), pemeliharaan atas sistem, mekanisme anti pencurian/anti-theft mechanisms, cara pemungutan penerimaan, penagihan dan layanan pelanggan. Semua teknologi dan standar yang diadopsi pada sistem pembangkitan tidak boleh bersifat ‘unique’ atau milik pribadi/proprietary

§ Mengukur apakah proyek akan dapat diselesaikan dalam waktu singkat, termasuk semua kontinjensi, manajemen konstruksi dan pembangunan jalan akses, jika diperlukan.

§ Memasukkan hasil analisis untuk trafo beserta perlengkapan pendukungnya yang diperlukan, dan kapasitas transmisi yang akan menghantarkan energi ke titik-titik distribusi

§ Mengukur ketersediaan batubara dan jalur kereta yang diperlukan

§ Mengukur ketersediaan air pendingin

§ Mengidentifikasi risiko-risiko proyek yang pokok; lalu mengkuantifikasi sejauh mungkin besaran dampak dari semua risiko dimaksud terhadap biaya, jadwal waktu serta kualitas proyek yang dihasilkan.

K.4. Analisis Keekonomian

Proyek pembangkitan tenaga listrik tidak membutuhkan suatu metodologi yang khusus untuk mengukur besaran manfaat ekonomi netto. Proyek dapat menghasilkan berbagai manfaat dan biaya yang berbeda-beda sebagaimana diuraikan dalam Section ini.

Biaya Langsung

Ini mencakup belanja modal dimuka serta biaya operasi dan pemeliharaan yang terkait dengan proyek. Daftar rinci tentang biaya-biaya dimaksud dianalisis pada Section 0.

Biaya Tak Langsung

Biaya tak langsung pada proyek pembangkit tenaga listrik berkaitan dengan faktor-faktor eksternal sosial dan lingkungan. Biaya-biaya dimaksud dapat mencakup biaya-biaya yang terkait dengan dampak negatif terhadap udara, air dan tanah. Juga dapat mencakup biaya dampak negatif eksternal lain-lain yang tidak dapat dihindarkan seperti misalnya hilangnya tanah berpijak, rusaknya pemandangan yang indah.

Manfaat Langsung

Manfaat yang paling khas dari suatu proyek pembangkit tenaga listrik adalah meningkatnya pasokan tenaga listrik untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Proyek pembangkit tenaga listrik akan meningkatkan pasok tenaga listrik bagi para pelanggan yang masih belum memiliki sambungan listik atau yang tidak mendapatkan pasokan listrik secara cukup. Ketidakcukupan pasok tenaga listrik dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi, dari segi produksi maupun penjualan, bagi para pelanggan segmen bisnis, komersial serta industri. Kemauan membayar para pelanggan bisa menjadi dasar yang baik dalam menghitung manfaat ini. Manfaat dimaksud bisa juga mencakup terhindarnya biaya-biaya yang terkait dengan opsi-opsi energi alternatif, misalnya: sumber tenaga yang dihasilkan oleh peralatan sendiri (misalnya genset keluarga). Biaya- biaya yang bisa dihindarkan dimaksud mencakup biaya investasi untuk opsi-opsi alternatif.

Manfaat tak langsung

Proyek pembangkit tenaga listrik akan membawa manfaat bagi para pelanggan rumah tangga dan industri dari segi berkurangnya keseringan dan durasi dari kejadian mati listrik/power outage. Manfaat bagi pelanggan rumahtangga termasuk membaiknya kualitas udara ruangan (karena mereka telah meninggalkan penggunaan bahan bakar kayu dan beralih ke listrik), dan lain sebagainya.

K.5. Analisis Keuangan

Analisis keuangan untuk suatu proyek pembangkitan tenaga listrik berlaku sama sebagaimana pada sektor lainnya. Biaya-biaya tetap pada sektor ketenagalistrikan sering kali tinggi, dan oleh karena itu time horizon untuk proyek KPBU ketenagalistrikan memiliki rentangan 25 sampai 30 tahun, termasuk masa pembangunan, sehingga tersedia waktu yang cukup untuk menutup ongkos/recovery.

K.5.1. Belanja Modal (CAPEX)

Umumnya, belanja modal untuk proyek-proyek pembangkitan tenaga listrik mencakup:

§ Pekerjaan sipil: bangunan-bangunan operasional, jalur akses, d.l.l.

§ Peralatan: ketel/boiler, turbin, generator, kontrol, perlengkapan penanganan batubara, pasok air dan pengolahan air, dan lain sebagainya

§ Penyambungan atau koneksi ke jaringan utilitas yang relevan

Mengingat bahwa aset-aset ini biasanya memliki masa hidup yang lebih pendek, maka biaya penggantiannya harus juga dimasukkan ke dalam belanja modal/capital expenditures. Biaya investasi proyek harus disajikan per kapasitas terpasang (USD/KWH) agar dapat dibandingkan dengan proyek-proyek lain yang sejenis.

K.5.2. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (OPEX)

Biaya operasional dan pemeliharaan biasanya mencakup biaya-biaya tetap dan variabel. Biaya-biaya yang paling relevan adalah:

§ Biaya Variabel: biaya-biaya yang terkait dengan batubara, perlengkapan habis pakai/consumable tools dan bahan-bahan kimia, komponen dan suku cadang, perbaikan, pemeliharaan dan biaya konsultan; biaya-biaya yang terkait dengan pembuangan limbah (termasuk limbah padat dan limbah cair)

§ Biaya Tetap: biaya-biaya overheads umum, biaya tenaga kerja, asuransi, biaya-biaya perbaikan dan pemeliharaan berkala tetap, asuransi dan pajak

Perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan dan masa hidup aset harus sesuai dengan disain enjiniring.

K.5.3. Penerimaan

Sumber penerimaan keuangan berasal dari para pengguna/users. Penerimaan harus didasarkan pada sejumlah skenario konsumsi dan tarif yang berbeda. Besaran tarif dan harga satuan dapat tergantung kepada banyak faktor seperti misalnya tingkat konsumsi, waktu atau timing konsumsi (selama jam beban puncak atau di luar beban puncak) serta golongan pengguna.

K.6. Analisis Lingkungan dan Sosial

Berbagai tahap dalam siklus hidup suatu proyek stasiun pembangkit tenaga listrik, mulai dari pembangunan sampai operasionalnya semuanya akan menghasilkan gas-gas rumahkaca (GHG) serta bahan-bahan polutan. Prastudi Kelayakan harus dapat memberikan analisis yang detil tentang potensi dampaknya serta tindakan- tindakan mitigasi yang diusulkan beserta biaya-biayanya selama siklus hidup proyek. Untuk proyek yang berani untuk meminjam uang dari lembaga-lembaga pembiayaan internasional, maka prinsip-prinsip Equator juga harus diberlakukan.

PJPK harus memberikan perhatian khusus pada sejumlah isu yang umum termasuk namun tidak terbatas kepada:

§ kepemilikan tanah serta hak lewat atau right of way,

§ terdampaknya area-area yang sensitif (area lindung, taman-taman, rawa-rawa, dan lain sebagainya)

§ pengolahan air limbah, dan

§ mekanisme yang dibuat untuk meningkatkan kualitas air limbah, dampak pemanasan atas sumber air, program penghutanan kembali, dan lain sebagainya.

K.7. Analisis Hukum

Bab tentang analisis hukum harus memberikan perhatian khusus pada hal-hal sebagai berikut:

§ Aspek hukum dan kelembagaan dari perjanjian jual beli tenaga listrik

§ Segala perizinan lingkungan yang diperlukan, kemampuan untuk mendapatkan perizinan dimaksud serta biaya untuk mendapatkannya

§ Kelayakan secara hukum dari rencana kenaikan tarif yang diusulkan

K.8. Analisis Risiko

Ada sejumlah risiko khas yang terkait dengan proyek-proyek pembangkitan tenaga listrik. Daftar di bawah ini mencakup risiko-risiko khusus yang terkait dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara.

§ Disain / Rancangan: Inovasi-inovasi baru pada teknologi produksi tenaga listrik dapat menjadikan teknologi yang digunakan di proyek pembangkit menjadi obsolit.

§ Bahan Bakar:

– Adanya gangguan dalam pasokan batubara

– Kualitas batubara berada di bawah standar

– Naiknya harga batubara

§ Tingkat Permintaan

– Dispatch berada di bawah tingkat ketersediaan

– Kurang memadainya analisis tentang kondisi iklim yang mempengaruhi tingkat permintaan energi untuk keperluan heating dan/atau cooling

Daftar yang berisi risiko-risiko khusus yang terkait dengan proyek-proyek pembangkitan tenaga listrik serta prinsip-prinsip alokasi risiko-nya dapat ditemukan pada sumber-sumber informasi public sebagai berikut.

§ Pedoman PT PII tentang Alokasi Risiko

http://www.iigf.co.id/Website/Publication.aspx?rowid=24

§ Prinsip-Prinsip Penyama (Equator): kerangka manajemen risiko yang telah banyak diadopsi oleh banyak institusi finansial untuk mengetahui, menilai, dan mengatur risiko sosial dan lingkungan pada suatu proyek.

Dalam dokumen prefs guidelines juni2017 rev1 (Halaman 85-90)

Dokumen terkait