• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANITASI/ LIMBAH CAIR DAN PERSAMPAHAN 1) Sanitasi di Kota Tual

B. BIDANG PERHUBUNGAN 1. SUB SEKTOR PERHUBUNGAN LAUT

B.2 SUB SEKTOR PERHUBUNGAN DARAT

1) Prioritas Pembangunan sub sektor Perhubungan Darat di Kab. Maluku Tenggara: 1.1. Pembangunan dan Pengembangan Terminal Kota Langur dan Terminal

Luar Kota, di Kabupaten Maluku Tenggara, untuk menunjang tata transportasi umum di Kei Kecil.

Keberadaan terminal yang sangat vital untuk menghubungkan daerah pelosok daerah produsen dengan sentra-sentra jasa dan perdagangan. Terminal ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat, dan diharapkan dapat menjembatani transportasi rakyat di daratan Kabupaten Maluku Tenggara, namun karena belum dapat berfungsi, berdampak mengganggu aktivitas dan percepatan pertumbuhan ekonomi, pemerintahan dan pendidikan dari masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara.

1.2. Pembangunan dan Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Langgur, dan Elat, Kabupaten Maluku Tenggara untuk menunjang angkutan penyeberangan antara Kai Kecil dan Pulau Kei Besar.

Usulan:

Komisi V DPR RI mendukung program/kegiatan prioritas sub sektir perhubungan darat pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara, yaitu:

1. Pembangunan dan Pengembangan Terminal Kota Langur dan Terminal Luar Kota, di Kabupaten Maluku Tenggara, untuk menunjang tata transportasi umum di Kei Kecil.

2. Pembangunan dan Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Langgur, dan Elat, Kabupaten Maluku Tenggara untuk menunjang angkutan penyeberangan antara Kai Kecil dan Pulau Kei Besa

2) Prioritas Pembangunan sub sektor Perhubungan Darat di Kota Ambon:

1.3. Pengembangan Fasilitas Dermaga Penyeberangan Galala - Poka, Kota Ambon

Masih diperlukannya pengembangan fasilitas di dermaga penyeberangan dan kapal penyeberangan.

Saat ini, akses Galala-Poka, dilayani melalui angkutan penyeberangan di dermaga penyeberangan Galala-Poka, selain akses darat yang mengintari teluk Baguala.

Temuan:

a. Dermaga penyeberangan Galala-Poka, masih ramai digunakan dan merupakan jasa transportasi utama untuk memperpendek jarak Galala-Poka.

b. Fasilitas ruang tunggu memerlukan pengembangan, untuk melayani kapasitas dan kenyamanan pengguna jasa.

c. Jumlah kapal penyeberangan masih terbatas.

d. Perlu kajian integrasi program antara dermaga penyeberangan Poka-Galala dan Jembatan Merah Putih, jika telah selesai pembangunannya

Usulan:

1. Komisi V DPR RI meminta Kementerian Perhubungan untuk mengkaji lebih dalam rencana pengembangan fasilitas di dermaga penyeberangan dan kapal penyeberangan Galala-Poka, agar tidak tumpang tindih dengan program/kegiatan Jembatan Merah Putih. 2. Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan dan pemerintah

daerah untuk segera mengkaji lebih dalam pemberdayaan aset dermaga penyeberangan Galala-Poka sebelum Jembatan Merah Putih siap dioperasikan, termasuk pemberdayaan masyarakat di sisi darat Poka.

3) Pelabuhan Penyeberangan Lainnya

Selain itu, terdapat terdapat titik Pelabuhan Penyeberangan, yaitu:

1. Pelabuhan penyeberangan Wahai terletak di (P. Seram) Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Pelabuhan penyeberangan Wahai direncanakan akan melayani lintas penyeberangan Obi (Provinsi Maluku Utara) – Babang (P. Bacan) Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara – Sorong (Papua Barat) – Fakfak (Papua Barat). Alokasi pendanaan pembangunan dermaga Pelabuhan Penyeberangan Wahai (Provinsi Maluku) adalah sebagai berikut :

Tahun Anggaran APBN

2007 7.500.000.000,-

2008 7.801.462.500,-

2. Pelabuhan Penyeberangan Kisar terletak di Provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Pelabuhan Penyeberangan Kisar direncanakan akan melayani Ilwaki (P. Wetar) Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku – Serwaru (P. Leti) Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Alokasi Pendanaan Pembangunan Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Kisar (Provinsi Maluku) adalah sebagai Berikut :

Tahun Anggaran APBN

2009 6.000.000.000,-

2010 11.600.000.000,-

3. Pelabuhan Penyeberangan Tepa terletak di P. Babar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

Pelabuhan Penyeberangan Tepa direncanakan akan melayani P. Sermata, Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku. Alokasi Pendanaan Pembangunan Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Tepa (Provinsi Maluku) adalah sebagai berikut :

Tahun Anggaran APBN

2007 3.500.000.000

2008 11.001.765.000

2009 12.169.710.000

2010 7.805.857.0 (selesai)

4. Pelabuhan Penyeberangan Nusa Laut terletak di P. Nusa Laut, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku

Alokasi Pendanaan Pembangunan Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Nusa Laut (Provinsi Maluku) adalah sebagai berikut :

Tahun Anggaran APBN

2009 4.841.320.000

2010 7.000.000.000

5. Pelabuhan Penyeberangan Lakor terletak di P. Lakor, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

Pelabuhan Penyeberangan Lakor direncanakan akan melayani P. Moa, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku – P. Sermata, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. Alokasi Pendanaan Pembanunan Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Lakor (Provinsi Maluku) adalah sebagai berikut :

Tahun Anggaran APBN

2009 8.100.000.000

2010 7.000.000.000

6. Pelabuhan Penyeberangan Wailey terletak di P. Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat, provinsi Maluku.

Pelabuhan Penyeberangan Wailey direncanakan akan melayani Haruku (P. Haruku), Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Alokasi Pendanaan Pembangunan Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Wailey (Provinsi Maluku) pada tahun 2010 pembangunan tahap I sebesar Rp. 4.000.000.000,-

7. Pelabuhan Penyeberangan Air Manang terletak di P. Seram, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.

Pelabuhan Penyeberangan Air Manang direncanakan akan melayani Geser (P. Geser), Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Alokasi Pendanaan Pembangunan Dermaga Air Manang pembangunan tahap I tahun 2010 sebesar Rp. 4.000.000.000,-

Sebagai gambaran, saat ini, APBN 2010 yang diterima: a. Program Pembangunan Tahun 2010.

1. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Tepa Tahap IV (selesai) termasuk Supervisi Rp. 7.805.857.000,-

2. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kisar Tahap II termasuk supervisi Rp. 11.600.000.000,-

3. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Nusa Laut Tahap II termasuk supervisi Rp. 7.000.000.000,-

4. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lakor Tahap II termasuk supervisi Rp. 7.000.000.000,-

5. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Wailey Tahap I termasuk supervisi Rp. 4.000.000.000,-

6. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Air Manang Tahap I termasuk supervisi Rp. 4.000.000.000,-

7. Pengadaan/pembangunan Kapal penyeberangan perintis 500 GT lintas Namlea – Sanana Tahap I Rp. 3.500.000.000,-

8. Pengadaan/Pemasangan SBNP di Pelabuhan Penyeberangan Saumlaki, wahai, Ilwaki, larat termasuk desain dan supervisi Rp. 3.500.000.000,-

4) Temuan Lainnya

- Terdapat KMP Bukit Massait (kapal yang disediakan pemerintah pusat), yang berlabuh di sisi jembatan Rosenberg, Kabupaten Maluku Tenggara. - KMP Bukit Massait, tidak mempunyai dermaga penyeberangan.

Usulan:

1. Komisi V DPR RI sangat menyayangkan keberadaan asset kapal penyeberangan yang tidak mempunyai dermaga untuk berlabuh. Untuk itu, Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah dan pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara untuk segera berkoordinasi dalam mencari pemecahan penyelesaian.

2. Terhadap usulan pemerintah untuk pembangunan dan pengembangan sejumlah pelabuhan penyeberangan, maka Komisi V DPR RI meminta pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan agar dapat segera melayani masyarakat, dengan tetap memperhatikan integrasi antar moda sesuai UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, utamanya pada:

a. Pelabuhan penyeberangan Wahai terletak di (P. Seram) Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku;

b. Pelabuhan Penyeberangan Kisar terletak di Provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tenggara Barat;

c. Pelabuhan Penyeberangan Tepa terletak di P. Babar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku;

d. Pelabuhan Penyeberangan Nusa Laut terletak di P. Nusa Laut, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku;

e. Pelabuhan Penyeberangan Lakor terletak di P. Lakor, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku;

f. Pelabuhan Penyeberangan Wailey terletak di P. Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat, provinsi Maluku; dan

g. Pelabuhan Penyeberangan Air Manang terletak di P. Seram, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.

5) Sub sektor Perhubungan Darat di Kota Tual: TERMINAL

Terminal di Kota Tual terdapat 2 unit yaitu Terminal Lodar El dan Terminal Wara yang berjenis tipe C, yaitu terminal yang melayani rute angkutan pedesaan angkutan perkotaan dan terdapat di dua pulau yang berbeda. Terminal Wara melayani angkutan umum pada trayek-treyak dalam Kota Tual. Sedangkan terminal Lodar El melayani Angukutan antar/lintas Kabupaten Kota.

SARANA ANGKUTAN UMUM dan TRAYEK

Rata-rata, sarana angkutan umum yang berkembang di Kota Tual adalah berupa Angkutan Pedesaan dan Perkotaan. Sarana angkutan umum ini berjenis carry atau kijang yang dimodifikasi. Trayek sarana angkutan umum yang terdapat di Kota Tual berjumlah 9 trayek dengan jumlah armada yang beroperasi mencapai 57 Unit. Rute-rute trayek yang ada masih terbatas pada rute-rute tertentu seperti Tual – Tamedan sebanyak 7 unit, Tual- Dullah sebanyak 9 unit, Tual – Fiditan sebanyak 20 unit, Tual – Ohoitel sebanyak 9 unit dan Tual – Taar sebanyak 4 unit. Sedangkan Trayek sarana angkutan umum yang menghubungkan Kota Tual dengan Kabupaten Maluku Tenggara berjumlah 40 trayek dengan jumlah armada yang beroperasi mencapai 382 Unit. Rute-rute trayek yang ada masih terbatas pada rute-rute tertentu seperti Tual-Langgur dan Tual - Perumnas.

TEMUAN

Lokasi terminal angkutan umum belum maksimal mengacu kepada pendekatan transportasi intermoda, sehingga terjadi penumpukan penumpang pada simpul-simpul lokasi peralihan moda, seperti di pelabuhan/dermaga.

Usulan:

Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera menyelesaikan pembangunan Terminal di Kota Tual, yaitu Terminal Lodar El dan Terminal Wara, agar dapat segera melayani rute angkutan pedesaan dan angkutan pada trayek-treyak dalam Kota Tual dan Angkutan antar/lintas Kabupaten Kota, dengan tetap mengacu pada integrasi multimoda sesuai UU No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ.

DERMAGA PENYEBERANGAN ASDP

penyeberangan dan pelabuhan pelayaran nusantara dermaga ini juga melayani pelayaran rakyat dengan rute ke pulau-pulau sekitarnya. Dermaga penyeberangan dilayani oleh 2 (dua) unit kapal Ferry, yakni KMP KORMOMOLIN 850 GT sedangkan KMP LOBSTER 500 GT.

Usulan:

Komisi V DPR RI meminta Pemerintah untuk segera menegaskan fungsi dermaga penyeberangan ASDP Kota Tual yang saat ini bercampur antara fungsi sebagai pelabuhan pelayaran, pelabuhan penyeberangan dan juga pelayaran rakyat, dalam satu pelabuhan.